Angela dan Laras kini berada di rumah lama milik Angela di sebuah desa di pesisir pantai kota itu. Rumah ini menjadi saksi bisu kebengisan Young Devil. Dia harus kehilangan semua anggota keluarganya karena bos Young Devil saat itu membumihanguskan desanya karena ada salah satu kelompok masyarakat yang protes kepada tangan kanan Young Devil, Yanze. Mereka tidak terima jika desanya di jadikan tempat berjudi dan perdagangan obat terlarang. Atas dasar itu, para penduduk desa harus menanggung akibat yang begitu berat. Waktu itu Angela berhasil selamat karena bertemu dengan Alex.
Angela menatap sisa-sisa kenangan masa lalu yang terukir di rumah yang kini mulai roboh itu. Meksipun begitu, dia masih bisa masuk kedalam untuk sekedar bersembunyi dari Yanze dan anggota Young Devil untuk sementara waktu.
Dia menatap setiap jengkal memory tentang masa kecil yang indah lewat foto-foto yang tertata rapi di dalam figura yang telah usang karena lama tak tersentuh. Dia mulai menatap foto Ayah dan Ibunya yang sangat Ia rindukan. Hatinya tercabik-cabik kala mengingat peristiwa beberapa tahun silam yang menghancurkan keluarganya.
"Gadis bernama Laras, apakah kau tahu tentang arti kebahagiaan?" Mulut kelu Angela memberanikan diri bertanya kepada Laras.
"Aku tidak begitu tahu arti sebuah kebahagiaan karena hidupku pun telah luput dari hal itu." Jawab Laras sambil mengistirahatkan tubuhnya di lantai rumah Angela yang penuh debu.
"Apa hidupmu juga hancur seperti rumahku ini?" Ucap Angela sembari duduk di sebelah Laras.
"Lebih dari itu, aku merasakan pedihnya di campakkan dan di khianati oleh kekasih dan sahabatku sendiri. Kini aku terperangkap dalam dunia lain yang penuh misteri bersama pria brengsek itu."
Angela kemudian menatap wajah Laras yang terlihat mulai mengeluarkan butiran air dari sudut matanya dengan suara terisak. Ada luka mendalam yang nampak dari suara tangisan itu. Angela mencoba menenangkan sang gadis agar tetap kuat dalam menghadapi kehidupan yang keras dan penuh lika-liku ini.
"Bos Alex itu tidak seburuk dan sejahat seperti yang kau kira. Dia sudah banyak berubah sejak kau hadir di dalam hidupnya. Jika dia mengatakan ingin memintamu menjadi gadisnya, terima saja. Dia seperti anak kecil yang haus akan kasih sayang, sama sepertiku." Hibur Angela sambil merangkul pundak sang gadis.
Laras tidak menanggapi ucapan Angela karena memang belum ada rasa percaya ataupun cinta kepada sang bos mafia karena hatinya masih remuk redam akibat perbuatan kakak beradik itu.
"Gadis bernama Laras, jika kau haus atau lapar, aku akan mengantarmu ke rumah makan favoritku. Jaraknya tidak jauh dari ini." Ucap Angela.
"Terima kasih, tidak perlu repot-repot. Kita di sini saja daripada para penjahat itu melihat kita di luar." Jawab Laras sambil menyeka air matanya.
Angela menuruti permintaan gadis itu, tiba-tiba ponsel miliknya bergetar. Nampak nomor baru terpajang di layar ponsel miliknya. Dia kemudian menerima panggilan dari nomor tersebut.
"Halo, siapa di sana?" Tanya Angela.
"Simpan nomor baruku, aku Alex." Jawab Alex.
"Wah kakakku ada ponsel baru kah? pasti lebih canggih dari milikku." Ucap Angela menggoda bosnya.
"Bukan saatnya untuk bercanda. Berikan ponselmu kepada gadis itu, aku ingin bicara kepadanya." Perintah Alex.
"Apa yang ingin kau bicarakan denganku?"
Suara lembut Laras membuat Alex terkurung dalam rindu yang teramat sangat. Baru beberapa jam saja tidak berjumpa, hatinya telah terkoyak rasa rindu yang menyiksa.
"Aku rindu harum tubuhmu." Jawab Alex terbuai oleh suara Laras.
"Jika tidak ada yang penting, tolong tutup saja panggilan telefonmu." Ucap Laras kesal saat Alex mengucapkan sesuatu yang menurutnya terlalu membosankan untuk di dengar.
Laras mengembalikan ponsel milik Angela, Angela kemudian berbicara kepada bosnya jika sang bos tidak lihai dalam bermain kata-kata. Dia juga mengejek Alex kalau dirinya adalah bos mafia paling membosankan di seluruh dunia.
"Tunggulah, hukuman menantimu." Seru Alex sambil menutup panggilan telefonnya.
Angela tidak takut sedikitpun dengan ucapan Alex karena dia sudah memilki pawang yang mampu mengendalikan sang bos mafia. Angela kini berada di atas angin karena ada Laras yang akan selalu membela dan membantunya lolos dari hukuman. Bos Alex akan menjadi penurut saat di depan Laras, itu hal yang sangat menguntungkan bagi Angela.
* * *
Yanze menyuruh dua anak buahnya untuk mencari gadis bernama Laras Nugraheni di seluruh kota. Sedangkan dirinya mengurus rencana penyerangan tempat persembunyian Richi. Salah satu anak buah Yanze yang mendapat tugas mengintai dari dekat tempat persembunyian itu melaporkan jika hanya ada beberapa anggota Death Angel di sana. Tidak ada Richi maupun Alex. Yanze meminta anak buahnya untuk lebih teliti lagi karena jika ada kesalahan sedikit saja, Death Angel akan dengan mudah memukul mundur mereka.
Tanpa Yanze sadari, pos daruratnya telah di ketahui oleh Willy dan Sam. Yanze terkejut saat mereka menampakkan diri depan matanya.
"Yanze, kau masih saja berulah." Sindir Sam.
"Cih, dua kakak beradik yang rela mati konyol demi bos mafia yang menyebalkan itu. Kalau kalian masih ingin hidup, jangan mengganggu rencanaku." Ucap Yanze dengan kesombongan setinggi langit.
"Yanze, Yanze. mulutmu itu memang hanya mengeluarkan kata-kata sampah tidak berguna. Harusnya kami yang mengatakan itu, enyahlah dari tempat ini sebelum kesabaran kami berdua habis." Perintah Willy yang sudah menyimpan dendam kesumat kepada Yanze.
Tanpa basa basi, Willy mulai menghajar satu persatu anggota Young Devil, mereka melakukan perlawanan namun mampu di tangkis oleh Willy. Semua anggota Young Devil yang berada di pos darurat itu rubuh terkena jurus maut Willy, kini hanya tersisa Yanze. Yanze masih sangat percaya diri mampu mengalahkan kakak beradik itu.
"Kalian beraninya mengeroyokku. Satu lawan satu, baru benar." Ucap Yanze.
"Sayang sekali Yanze, kami tidak akan menuruti keinginanmu. Bos kami yang akan menghabisimu." Ucap Willy dengan senyum menyeringai.
"Kalian curang, mengapa harus Alex? apa kalian tidak berani melawanku? bilang saja kalau kalian takut kepadaku." Jawab Yanze masih penuh percaya diri mampu mengelabui kedua kakak beradik itu agar terpancing emosi.
"Tutup mulutmu, tunggu saja setelah ini, aku jamin kau tidak akan mampu menyombongkan dirimu lagi." Ucap Willy dengan penuh kemenangan.
Yanze di bawa oleh Willy dan Sam menuju tempat dimana Alex sudah menunggu mereka. Tempat yang akan menjadi akhir dari kisah hidup Yanze, pria licik penuh tak tik kotor yang selalu menjadi penghalang Death Angel.
Yanze masih saja tidak bergeming, dia terus menerus memprovokasi Willy dan Sam agar dirinya bisa mendapat celah untuk kabur. Tapi kini usaha Yanze tidak membuahkan hasil. Dia tetap terikat oleh dendam Willy yang akan segera terbalaskan di tangan bos mereka, Alex Fernando.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 451 Episodes
Comments
Kesya Kesya
lanjut thoor
2022-05-29
1
Kenzie
salam
2021-11-30
1
IG: Saya_Muchu
saling support thor
2021-11-15
1