Bianca tak akan membiarkan Arjuna bersama sang tunangan. Dia memaksa ikut bergabung dengan mereka.
"Kalian tunggu di sini aku ganti pakaian dulu!" Ujarnya dan segera berlalu menuju kamarnya kembali.
Di dalam kamar dia menggerutu karena merasa Arjuna tak lagi memperhatikannya.
Sebab, dia berharap seharusnya sejak awal Arjuna mengatakan padanya bahwa lelaki itu akan pergi berwisata. Bukan malah menyembunyikannya.
Di ruang tamu, Rita yang merasa tak enak karena anaknya itu akan mengganggu Arjuna, lantas meminta sahabat putrinya itu segera meninggalkan Bianca di rumah.
"Kalian pergi aja, ngga usah peduli-in Bianca, lagian Tante masih kangen sama dia, mau ngobrol banyak," dustanya.
Keysha tersenyum senang karena di bantu oleh ibunda Bianca itu, berbanding terbalik dengan Arjuna yang takut sang sahabat akan marah dan membencinya nanti.
"Tapi Tante—"
"Udah yuk Jun, keburu dateng Bianca-nya!" Sergah Keysha lantas menarik paksa sang tunangan menuju mobil mereka.
Arjuna memilih mengikuti keinginan sang tunangan. Dan meninggalkan Bianca, dia berpikir mungkin benar ibunda sahabatnya itu ingin menghabiskan waktu dengan anak gadisnya.
Bianca yang sedang berias, terkejut saat mendengar deru mobil sahabatnya yang akan meninggalkan pekarangan rumahnya.
Dia langsung berlari meski riasannya berantakan dan belum selesai.
"Juna!!"
Tapi dia di cekal oleh sang ibu dengan kuat, Rita berkata agar Bianca membiarkan keduanya menghabiskan waktu bersama.
"Bi, kamu kan baru dateng, belum juga kita ngobrol, masa kamu mau pergi gitu aja," rayu Rita berusaha membuat Bianca mengerti.
"Mamah yang biar in mereka pergi!" Amuknya.
"Udah Bi, yuk kita ngobrol, lagian Mamah mau ketemu kamu, kalo ada temen-temen kamu ngga leluasa kita berbincang. Masa iya tamu di cuekin?"
"Ishh ... Mamah ini! Aku ngga bisa biarin mereka berduaan—"
"Loh kok kamu gitu Bi? Kamu ngga suka sahabat kamu bahagia? Arjuna selalu dukung kamu, kok Mamah liat kamu malah ngga seneng gitu sama Keysha?"
Bianca melipat tangannya di dada dan memainkan kuku jarinya.
"Emang aku ngga seneng barang yang aku miliki di miliki orang lain! Aku ngga bisa lepas in Arjuna begitu aja, aku ngga suka perhatian dia terbagi!" Ujarnya pongah.
"Ya ampun Bi, kok kamu gitu? Ngga baik Bi, lagi pula Arjuna bukan barang. Dia juga pantas bahagia, kamu sendiri sudah punya Rizal kenapa masih mengharapkan perhatian Arjuna?"
Rita tak habis pikir dengan pemikiran sang putri yang ingin mengikat hati dua pria di sisinya. Rita merasa Bianca terlalu serakah, dia khawatir anaknya itu malah akan kehilangan dua lelaki itu pada akhirnya.
"Rizal ngga kaya Arjuna Mah! Mamah tau itu kan?"
"Kenapa kamu mau sama dia? Kamu tau kalo Arjuna itu cinta sama kamu? Tapi kamu? Jangan terlalu serakah, bisa jadi kamu kehilangan keduanya!" Nasehat Rita.
"Mamah diem aja, aku ngga bakal kehilangan keduanya, aku udah janji kok sama diri sendiri, kalo nanti aku benaran udah nikah sama mas Rizal, aku pasti lepas in Arjuna,"
"Kapan? Kamu sebagai perempuan malah yang selalu merengek minta di nikahi Rizal, tapi mana hasilnya?"
"Mamah malah ngga yakin hubungan kalian berlanjut sampai ke jenjang pernikahan."
Bianca yang kesal dengan prediksi sang ibu memilih berlalu dan meninggalkan wanita yang telah melahirkannya itu ke kamar.
Dia menggerutu, berkata jika sang ibu membohonginya dengan berkata ingin berbincang, yang pada kenyataannya, menurut Bianca justru sang ibu hanya mengajaknya berdebat.
Di dalam kamar, Bianca mencoba menghubungi Arjuna tapi tak membuahkan hasil. Panggilannya tak mendapat respons dari sang sahabat.
Bianca sangat kesal, dia mencengkeram erat ponselnya dan melemparnya ke ranjang, selanjutnya ia merebahkan diri.
.
.
.
Arjuna dan Keysha saat ini sedang berjalan bergandengan di sebuah pantai di daerah tempat tinggal ibunda Bianca.
Hati Arjuna terasa hangat, dia masih belum tau apa dia mencintai Keysha atau belum, tapi dia menyukai kedekatan itu.
Arjuna tahu jika Keysha sedang berusaha menarik perhatiannya. Dia tak mempermasalahkan hal itu, karena ia sendiri tak tahu cara untuk mendekatkan diri dengan sang tunangan.
Keduanya berbincang tentang masa lalu, Keysha bertanya berapa mantan pacarnya dahulu.
Dengan malu, Arjuna mengakui jika ia sama sekali belum pernah berpacaran. Dan wanita yang dekat dengannya hanya Bianca.
"Juna ... jujur deh, perasaan kamu ke Bianca itu sebenernya kaya apa?"
Keysha sudah menyiapkan hati jika ternyata Arjuna memang mencintai sahabatnya sendiri.
Dia bukan perempuan bodoh yang tak bisa melihat tatapan memuja sang tunangan terhadap Bianca sahabatnya itu. Dia bahkan sudah bisa menebaknya saat Bianca mengacau acara pertunangan mereka. Keysha sadar Bianca bukan wanita biasa.
"Emm ... kalo aku jujur kamu marah ngga?"
"Aku lebih suka kejujuran meski terkadang menyakitkan," ucap Keysha yakin.
"Dia cinta pertamaku, tapi aku ngga pernah ungkapin perasaanku karena takut buat dia ngga nyaman."
Arjuna melirik sang tunangan yang tampak sekali menghela napas panjang. Kejujurannya pasti sedikit menyakiti hati wanita pilihan ibunya itu. Tapi Arjuna merasa dia harus jujur jika ingin memulai suatu hubungan, dia hanya berharap jika Keysha tak menyerah padanya.
"Kamu marah?"
"Emm ... sedikit cemburu sebenernya," jawab Keysha jujur dan tersenyum.
Keysha lantas berkata, apa dia boleh menggeser posisi Bianca di hati Arjuna. Arjuna lantas berhenti melangkah, saat ini keduanya saling berhadap-hadapan. Arjuna menyelipkan anak rambut Keysha ke telinga, tentu saja membuat gadis itu merona dan salah tingkah.
"Aku berharap kamu ngga nyerah sama aku, mau kan kamu sabar ngadepin aku? Terlebih mungkin aku akan sering nyakitin kamu karena Bianca," jujurnya.
Meski Keysha tak tahu sejauh mana ia akan kuat di nomor dua kan oleh sang tunangan tapi ia bertekad akan meluluhkan hati Arjuna.
Baginya, membuat lelaki itu jatuh cinta padanya adalah tantangan tersendiri.
Di bawah langit senja, dengan ragu-ragu Arjuna mendekatkan wajahnya hendak mencium Keysha.
Keysha yang tau apa yang akan di lakukan sang tunangan lantas memejamkan mata, Arjuna yang melihatnya berpikir bahwa dia di izinkan untuk menyentuh gadis itu.
Itu adalah ciuman pertama bagi keduanya. Ciuman hangat yang tiba-tiba jadi memanas karena sebuah hasrat yang tak boleh mereka salurkan saat ini.
Arjuna berhenti dengan menyatukan kening mereka, napas mereka saling memburu. Tak di pungkiri rasa bahagia mereka rasakan juga saat itu.
Dia lantas menyeka bibir Keysha dengan ibu jarinya. Bibir berwarna pink itu sekarang sedikit bengkak, dan peronanya juga memudar karena ulahnya.
"Sory ...." Ucap Arjuna malu-malu.
"Apaan sih! Ayo makan, aku laper Juna," ajak Keysha.
Keduanya memilih makan hidangan laut tak jauh dari bibir pantai. Arjuna juga sudah memesan kamar untuk mereka menginap malam ini. Esok pagi keduanya akan kembali ke kota.
Terlena dengan Keysha Arjuna melupakan sang sahabat yang masih berusaha menghubunginya. Arjuna sendiri sengaja mematikan dering ponselnya karena permintaan sang tunangan.
Di rumah Bianca, gadis itu bertambah sangat murka saat panggilannya benar-benar di abaikan sang sahabat.
Karena amarah yang membuncah, Bianca akhirnya melempar ponselnya ke dinding hingga benda itu pecah berantakan.
Dia berteriak frustrasi dan membuat ibu beserta adiknya datang ke kamarnya.
"Kenapa Bi?" Tanya Rita khawatir.
"Aku benci Keysha! Aku mau menyingkirkan perempuan itu Mah!" Pekiknya.
"Sabar Bi, kamu ngga boleh gitu, ya ampun Bi ...." Rita berusaha menangkan sang putri yang menangis histeris tak tau kenapa Bianca sampai semarah itu, hanya karena sahabatnya pergi bersama tunangannya.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Nurdihana
kalo didunia nyata, bianca dh aku cemplungin ke sumur, ngeselin bgt
2022-04-02
1