"Lepasin!!" Arjuna memberontak dari pitingan Roni. Dari segi bela diri tentu saja Roni jauh di atas Arjuna.
Roni melepaskan pitingannya dan menyentak kasar tubuh mantan atasannya itu, hingga Arjuna terjerembap jatuh ke depan.
"Silakan duduk," ucap Roni santai sambil membereskan kerah bajunya.
Arjuna dengan geram berkata mengapa Roni bisa menduduki jabatannya. Apa kecurigaannya benar jika selama ini Roni memang berniat mengambil alih kepercayaan orang tuanya, dan menggeser posisinya.
Roni balas menyindir Arjuna, jika memang lelaki itu merasa lebih berhak duduk di kursi Manajer di bawah kepemimpinan Ayahnya sendiri, lantas apa yang Arjuna lakukan untuk perusahaan ayahnya itu.
Roni bahkan membuka semua dosa dan kesalahan Arjuna yang membuat lelaki itu bungkam seribu bahasa.
Dia yang bukan ahli waris bahkan harus mengerjakan hal yang seharusnya di lakukan Arjuna sebagai anak pemilik perusahaan.
"Kamu sebaiknya tanyakan kepada orang tua mu kenapa memilih aku. Bukan menimbulkan keributan yang menjatuhkan harga dirimu sendiri."
Roni lantas memberitahu jika sebenarnya orang tua Arjuna sendiri sudah memecat dirinya. Bahkan dia yang meminta agar Arjuna tetap bekerja meski hanya jadi karyawan biasa.
"Apa! Aku jadi karyawan biasa?"
"Terserah, kamu mau silakan kembali kemeja kerjamu, kalo menolak, silakan angkat kaki dari perusahaan ini."
"Ron ... aku yakin bisa rebut kembali kepercayaan orang tuaku, kita liat aja nanti."
"Silakan berjuang Pak Arjuna."
Arjuna melangkah dengan marah hendak meninggalkan ruangan yang dulunya adalah miliknya itu. Saat sudah di ambang pintu langkahnya terhenti akibat ucapan Roni.
"Saat di kantor bersikaplah layaknya karyawan biasa, tak akan ada yang menghormati mu meski mereka tau kau anak pemilik perusahaan ini, sebab ibumu sudah mengumumkan sudah menghapus namamu di ahli waris."
Arjuna tak menoleh, ia kembali membanting pintu ruangan Manajer, dan bertanya kepada mantan sekretarisnya di tempatkan di mana dia sekarang.
Siska lantas memberitahu bagian kerja Arjuna saat ini, Arjuna menggeram kesal, sebab jabatannya berada paling rendah di perusahaan.
Namun hal itu yang membuat Arjuna tak patah semangat, dia akan membuktikan kepada orang tuanya jika ia sudah berubah dan akan serius bekerja.
Saat Arjuna duduk di meja kerjanya yang hanya di sekat oleh bilik-bilik di setiap mejanya, mata semua karyawan menatapnya penasaran.
Lelaki rupawan yang dulu sangat di agung-agungkan oleh para karyawan wanita harus di singkirkan oleh asisten pribadinya.
Tapi mereka tak ada rasa iba, sebab kelakuanya hampir membuat mereka kehilangan pekerjaan, sebab perusahaan tempat mereka bekerja hampir gulung tikar akibat ulahnya.
"Kenapa kalian natap saya begitu?"
"Kasian kamu Juna, makanya jangan belagu, untung ada pak Roni, kalo engga, kena PHK pasti kita ..." ucap salah satu pegawai di sana.
"Maksud kalian apa? Ingat ya saya masih boss kalian, liat saja jika posisi saya sudah kembali saya akan pecat kalian."
"Silakan saja, kalo pak Roni lengser, kami juga akan mengundurkan diri, kamu pikir kamu hebat!" Ketus pegawai wanita yang dulu juga sangat memuja Arjuna.
Arjuna menggeram kesal, ternyata dirinya benar-benar sudah tak di hargai lagi sebagai anak pemilik perusahaan.
Bahkan mereka semua memperlakukan Arjuna semena-mena, seperti memintanya memfotokopi, mengangkat beberapa kardus berisi sampel makanan.
Saat jam istirahat, Arjuna menatap iri Roni yang sedang berjabat tangan dengan salah satu koleganya, dia mendengar Roni di puji-puji oleh koleganya perusahaannya itu.
"Makan ... jangan ngelamun, bentar lagi jam masuk kantor," ujar salah satu karyawannya.
Nasib karyawan biasa Arjuna tak bisa semaunya sendiri dalam bekerja, bahkan pihak HRD berkata Arjuna bisa di pecat jika berlaku semaunya.
Semua karyawan sudah kembali ke tempat kerja mereka, Arjuna juga sudah sibuk melakukan tugasnya, hingga ponselnya berdering dan tertera nama Bianca di sana.
Saat akan mengangkat panggilan sahabatnya, semua mata mengarah padanya.
"Apa?" Ujarnya kesal.
"Arjuna, matikan ponsel kamu, trus kembali bekerja. Saya mau berkas itu ada di meja saya jam 2 ini!" Ucap atasan Arjuna.
Arjuna melirik jam mahal di pergelangan tangannya, berkas yang di minta atasannya untuk segera di kerjakan tinggal 15 menit lagi.
Dengan lemas, Arjuna mematikan panggilan Bianca, dan kembali fokus mengerjakan tugasnya. Sebab dia sudah menandatangani surat kontrak kerjanya.
Perusahaannya benar-benar tak main-main terhadap dirinya, bahkan sang ibu bisa saja membuatnya susah mendapatkan pekerjaan, tentu saja membuat Arjuna takut kehilangan pekerjaan di perusahaannya sendiri.
Selesai melakukan pekerjaannya, Arjuna bergegas ke luar gedung perkantoran dan memesan ojek Online agar bisa mengantarnya menuju kos kos-an yang sudah dia incar dari kemarin.
Arjuna melihat-lihat, kamar di sana, dia merasa cocok, pemukiman yang tak terlalu padat penduduk, dan juga harga yang lumayan terjangkau, Arjuna memutuskan untuk tinggal di sana.
Setelah proses pembayaran selesai, Arjuna memutuskan segera kembali ke apartemen Bianca untuk mengambil kembali barang-baranya.
Untungnya di kos kos-an yang ia sewa, memiliki fasilitas lengkap seperti TV, AC, dan juga tempat tidur beserta lemari. Arjuna hanya memerlukan bantal dan seprei baru untuk keperluannya, begitu juga alat makan.
Setelah sampai di apartemen Bianca, Arjuan memutuskan membuka ponselnya dan dia baru melihat puluhan pesan yang di kirimkan Bianca akibat dia matikan panggilannya.
Arjuna mengetuk apartemen Bianca, sebab dia tahu jika sahabatnya itu sudah kembali dari pekerjaannya.
Seperti biasa Bianca mengacuhkan dirinya. Sebenarnya Arjuna sangat lelah dan lapar, dia ingin segera beristirahat sejenak, tapi karena Bianca merajuk dirinya pasti harus berusaha menenangkan gadis itu.
"Bi ...." panggilnya di layar pipih yang menempel di telinganya. Arjuna memutuskan menelepon Bianca.
"Mau apa kamu? Tadi aja nyuekin aku!" Jawab Bianca ketus.
"Tolong dengerin aku dulu Bi, sumpah aku cape banget Bi, boleh ngga aku istirahat dulu sebentar?" Mohonnya.
"Ngga mau, kamu harus jelasin, kenapa kamu berani-beraninya matiin panggilan aku, trus kenapa ngga bales pesan aku!" Pekiknya.
Arjuna menghela napas, sambil menyandarkan punggungnya di dinding, dia menceritakan kejadian hari ini, setelah selesai bercerita akhirnya Bianca membukakan pintu untuknya.
Wajah Arjuna sangat terlihat sekali kelelahan dan kusam akibat perjalanan yang ia lakukan menggunakan ojek Online, membuat wajahnya terkena debu.
"Ih bau banget sih Jun, mandi sana buruan!" Ucap Bianca sambil memencet hidungnya.
Arjuna pasrah di bilang bau oleh Bianca, sebab dia sadar diri jika bau badannya pasti kurang sedap akibat berbagai kerjaan berat yang tak pernah ia lakukan.
Di kamar mandi, dia mengingat masa lalu, saat dirinya hanya tinggal memerintah orang jika membutuhkan sesuatu. Bahkan dia bisa seenaknya menyuruh Roni tanpa perlu turun tangan.
Dia berpikir apa saat ini ia tengah mendapat karma atas kelakuannya sendiri?
Arjuna menyadari hidup tanpa fasilitas yang di berikan orang tuanya sangat menyusahkan. Tapi ia tak akan menyerah untuk mendapatkan kembali kepercayaan itu.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Tita Dewahasta
bahahahah karyawannya pada balas dendam😂
2021-11-08
1
PermataBenua
selama Bianca msih kamu puja smpe mati juga kmu ttp sengsara bang Jun
2021-08-22
3
®haze razade
untung ngga di di phk
2021-08-22
1