Ancaman Roni.

Di dalam mobil mewahnya Bianca meluapkan kemarahannya dengan memukul-mukul roda kemudi, dia berteriak histeris, hatinya benar-benar hancur, sayangnya dia tak bisa marah, sebab jika melihat status hubungannya dengan Arjuna mereka hannyalah teman dekat.

Penampilan Bianca sangat kacau, rambut awut-awutan, maskara yang sedikit luntur, pipi yang memerah. Bahkan penjaga keamanan di apartemennya tampak shock melihat keadaannya.

"Mbak Bianca ngga pa-pa? Mari mbak saya antar ke atas."

"Ngga usah Pak, saya baik-baik aja," jawabnya sambil melangkahkan kaki, tapi ucapan sang penjaga keamanan membuatnya berhenti sejenak.

"Baru aja Pak Rizal juga dateng mbak."

Bianca menghela napas, dia melanjutkan kembali langkahnya menuju lift dan menekan tombol lantai tempat tinggalnya.

Jika tadi perasaannya di liputi amarah dan kecewa, kali ini perasaannya di liputi kecemasan dan ketakutan.

Tubuh Bianca kembali bergetar, dia berjalan secara perlahan hingga berhenti di depan apartemennya, setelah menekan pas Code rumahnya dia segara masuk.

Terlihat Rizal tengah duduk di sofa, dengan segelas wine di tangannya. Bianca mendekati sang tunangan dan duduk di sebelahnya. Dia merapikan sedikit rambutnya dan berusaha tersenyum.

Rizal menatap sang tunangan dengan sorot mata datar, tapi terlihat sangat menakutkan bagi Bianca.

"Sa—sayang." Bianca mengusahakan senyumannya yang terlihat sekali di paksakan.

Rizal bangkit dengan gerakan mendadak lantas mencekiknya. Bianca memukul-mukul tangan sang tunangan.

"Udah aku bilang, jangan deket lagi sama Juna! Tapi kamu masih ngeyel! Kamu emang bener-bener nantangin aku Bi!"

Wajah Bianca sudah membiru, pasokan oksigennya terhambat, Rizal benar-benar seperti iblis yang akan menghabisi Bianca.

Air mata Bianca sudah mengalir di kedua sudut matanya, menahan sakit yang tiada tara.

Melihat wajah sang tunangan, membuat Rizal tak tega lantas melepasnya, Bianca yang terlepas dari siksaan sang tunangan lantas mendorong kasar tubuh Rizal yang berada di atasnya. Dia terbatuk-batuk, dan segera meminum sisa wine di gelas milik Rizal.

"KAMU MAU BUNUH AKU HAH!!" Teriak Bianca dengan suara tercekat, karena tenggorokannya terasa sakit.

"Maafin aku Bi ...." Rizal lantas memeluk tubuh sang tunangan, tak lama Bianca menangis histeris.

Seperti itulah Rizal, saat marah dia akan meluapkannya secara emosional, meski sebelumnya ia tak pernah melukai tubuh sang tunangan, tapi jika dia marah lelaki itu sering menghancurkan barang yang ada di sekitarnya, tentu saja itu juga membuat Bianca takut.

Namun, hanya sebentar laki-laki itu kembali melepaskan tunangannya, dia menatap murka Bianca dari atas sampai ke bawah.

"Kamu ngerasa cantik dengan pakaian seperti ini hah!"

Bianca kembali menciut, tubuhnya masih bergetar, dia lantas mencengkeram erat ujung gaunnya, berusaha menarik pakaian minim itu lebih ke bawah.

Rizal mengapit dagu sang tunangan. "Kamu seperti wanita panggilan! Ngga bisakah kamu hargai nama besarku? Kamu tunanganku, belajarlah menggunakan pakaian yang sopan!!" Lalu menyentak dengan kasar.

Rizal kembali meninggalkan sang tunangan dengan perasaan terluka. Bianca menaiki tangga menuju kamarnya dengan limbung, segera dia menuju kamar mandi ingin menyegarkan diri.

Di benaknya, sekarang dia merasa sudah kehilangan banyak hal, perhatian sang sahabat yang sepertinya sudah tak akan ada lagi.

Kasih sayang sang tunangan yang berganti dengan tindakan yang lebih kasar.

Dalam aliran air dari shower Bianca menangis histeris, hatinya sangat terluka, dia tak rela melepas Arjuna.

Setelah selesai, dengan menggunakan kimononya, Bianca menatap cermin dengan pandangan tajam.

Ngga Jun, ngga akan aku lepas in kamu, cuma kamu yang sangat peduli sama aku, bagaimana pun kamu harus tetap di sisiku.

Bianca merebahkan diri, dia akan memikirkan rencana untuk tetap mempertahankan Arjuna di sisinya. Dia ingat betul bagaimana ekspresi Arjuna saat itu, sudah pasti pertunangan itu rencana orang tuanya.

Tatapan mata Arjuna masih memancarkan rasa cinta kepadanya, dan itu yang menjadi penyemangat bagi Bianca untuk membantu sang sahabat lepas dari perjodohan. Bianca yakin pertunangan tadi hanya masalah bisnis.

.

.

.

Pagi hari Bianca menerima dua pesan, yang pertama dari sang tunangan yang mengatakan bahwa lelaki itu harus pergi ke luar negeri lagi, dan yang kedua dari adiknya yang mengatakan sang ibu sakit dan memintanya untuk kembali ke rumah mereka.

Kali ini Bianca senang karena di tinggalkan oleh sang tunangan, sebab hubungan mereka yang akhir-akhir ini memburuk membuatnya berpikir lebih baik lelaki itu sibuk saja dengan pekerjaannya.

Bianca tersenyum riang, dia akan kembali merebut perhatian Arjuna. Tak sabar rasanya ingin segera ke tempat sang sahabat bekerja.

Bianca sudah berdandan rapi dan cantik seperti biasa, tak lupa ia memakai syal untuk menutupi bekas tangan sang tunangan di lehernya.

Gadis itu mencebikkan bibirnya, mengingat kejadian malam tadi yang membuat ia hampir saja kehilangan nyawanya.

Bianca sudah berada di perusahaan Arjuna, resepsionis di perusahaan Arjuna hanya menggeleng saat menyapa Bianca tapi di acuhkan oleh gadis itu.

Bianca juga melewati begitu saja sekretaris yang berada di meja ruangan Arjuna.

Namun, saat ia hendak masuk, sekretaris sahabatnya itu segera menghalanginya. Bianca tentu sangat tak menyukai sikap sekretaris sahabatnya itu.

"Maaf Bu, silakan duduk dulu, biar saya sampaikan kepada pak Arjuna tentang kedatangan Ibu."

"Kamu tau saya biasa masuk ke ruangan atasan kamu tanpa perlu persetujuan kan! Jadi minggir sana!"

Namun, sekretaris Arjuna tetap kekeh berdiri menghalangi Bianca untuk masuk.

Karena ruangan Arjuna yang kedap suara tentu saja dia tak mendengar keributan yang terjadi di luar ruangannya.

Sekretaris Arjuna yang merasa kewalahan menghadapi Bianca lantas segera meminta bantuan kepada seorang cleaning servis yang tengah membersihkan di sekitar lantai ruangan kerjanya.

Beruntung tak lama Roni datang, karena mendengar kedatangan Bianca dari resepsionis kantornya.

"Ngga malu kamu bikin keributan di kantor orang?" Sindir Roni.

Bianca lantas berbalik saat mendengar suara yang di kenalinya. "He! Kacung kaya kamu ngga usah ikut campur! Aku bisa minta Arjuna pecat kamu sekarang juga!"

"Silakan kalo bisa." Tantang Roni.

Roni lantas meminta sekretaris Arjuna untuk memberi Bianca jalan agar bisa menemui bawahannya itu. Dia juga mengikuti Bianca masuk ke ruangan Arjuna.

Arjuna yang tengah sibuk dengan pekerjaannya, segera bangkit saat melihat Bianca masuk ke ruangannya dengan wajah kesal, di belakang gadis itu terlihat juga Roni sang atasan.

Arjuna menghembuskan napas kasar, dia sudah menduga pasti tadi sempat terjadi keributan di antara keduanya.

"Jun! Kamu pecat aja dia! Ngga sopan banget sama aku!" Keluh Bianca.

Lelaki yang menjadi target kemarahan Bianca hanya tersenyum sinis sambil mendudukkan diri di sofa, tanpa peduli ocehan gadis itu.

"Maaf Bi, dia itu sekarang atasanku, aku harap kamu bisa sopan sama dia."

"APA! Kok bisa Jun, kamu anak pemilik perusahaan tapi kenapa dia yang jadi atasan kamu?"

Tentu saja bukan hanya Bianca yang merasa heran, tapi bagi karyawan di perusahaannya, mereka lebih memilih memiliki atasan seperti Roni ketimbang dirinya. Arjuna tak menyangkal jika kinerja Roni memang sangat jauh melampaui dirinya, dan lelaki itu juga yang selalu bersungguh-sungguh memajukan perusahaan, tidak seperti dirinya yang selalu membuat kecewa orang tua, dan juga para karyawan di perusahaannya.

"Aku emang tau kamu licik! Kamu pasti sengaja cari perhatian orang tua Arjuna agar bisa mengambil posisi ini kan!" Tuduhnya.

"Terserah kamu mau bilang apa! Kamu orang luar yang tak tau apa-apa mengenai perusahaan, jadi sebaiknya tutup mulut busukmu!" Balas Roni.

Lelaki yang sekarang menjabat sebagai atasan Arjuna lantas bangkit, dia hendak meninggalkan ruangan bawahannya itu.

"Satu hal lagi Nona Bianca, peraturan di kantor ini adalah jika ada tamu yang hendak berkunjung harap temui resepsionis terlebih dahulu, jika ada laporan kalo kamu seenaknya masuk ke perusahaan seperti ini lagi, tak segan-segan saya akan minta pihak keamanan untuk menyeret kamu keluar secara paksa!" Ancamnya.

Bianca bergeming dengan napas yang naik turun, lelaki di hadapannya ini memang tak pernah main-main dengan ucapannya, oleh sebab itu Bianca sangat membenci Roni.

"Ini masih jam kerja Pak Arjuna, jadi harap segera minta tamu Anda untuk pergi jika bukan urusan bisnis!"

"Baik Pak," hanya itu yang bisa di lakukan Arjuna saat ini, dia sendiri tak bisa berkutik atas perintah atasannya itu, jabatannya yang menjadi taruhan.

Arjuna enggan di turunkan menjadi staf biasa, bahkan bisa saja dia di pecat di perusahaannya sendiri, sebab Roni bisa melakukan hal itu.

.

.

.

Tbc.

Terpopuler

Comments

Tita Dewahasta

Tita Dewahasta

bianca ngeselin tapi kasian juga rizal kasarin dia☹️

2021-11-11

0

dite

dite

si bianca egois bgt

pdhal kalo otaknya jalan e bener ya udah jadi tunangan orkay ya udah sih mending jg dia upgrade diri
biar jadi makin wow.. karier makin cetar, trus investasi jg
jadi kalo ditinggal gak jatoh ke tanah.

ini malah umbrus gak karuan..

2021-09-02

0

lihat semua
Episodes
1 Kencan Buta
2 Bianca.
3 Kerusuhan Bianca
4 Nostalgia.
5 Kemarahan Sarmila
6 Pengusiran Arjuna
7 Pengalihan Jabatan
8 Karyawan Biasa
9 Sisi Lain Rizal
10 Perjodohan Karena Bisnis
11 Kado Tak Berharga
12 Perusak Pesta
13 Bimbang
14 Ancaman Roni.
15 Berpindah Tangan.
16 Kejutan.
17 Keysha Yang Berani
18 Rencana Yang Mudah Di Tebak
19 Berpenampilan Heboh.
20 First Kiss
21 Rayuan.
22 Khawatir Yang Berlebihan
23 Ciuman Yang Memaksa.
24 Penguntit
25 Berita Mengejutkan
26 Hilang Kontrol
27 Hampir Saja.
28 Mabuk
29 Hasrat
30 Pelampiasan
31 Menghilang
32 Firasat Buruk
33 Flasback
34 Bergegas
35 Pantang Menyerah
36 Rencana Menghancurkan
37 Hancur
38 Melepaskan
39 Puncak Kesabaran
40 Merusuh Lagi.
41 Tak Sabar
42 Di Usir
43 Tinggal Bersama Mertua
44 Rencana Pernikahan
45 Sah
46 Tak Seindah Mimpi
47 Rasa Yang Berbeda
48 Kembali Bekerja
49 Pesta Palsu
50 Keluar Malam
51 Di Abaikan
52 Arjuna Muak
53 Lahir Prematur
54 Kedatangan Keysha
55 Jatuh Talak
56 Gelisah
57 Menolak
58 Ketahuan
59 Mental Yang Rusak
60 Kembalinya Sang Sahabat.
61 Tamparan Rita
62 Tak Pantas
63 Terlepas
64 Menata Hati
65 Mension.
66 Mabuk
67 Masih Pantaskah?
68 Cinta Yang Rumit
69 Mimpi Buruk
70 Obat
71 Calon Duda
72 Patah Hati
73 Kebringasan Edmund
74 Nasib Buruk
75 Teman Lama
76 Rencana Peter
77 Kecemburuan Keysha
78 Ketakutan Bianca
79 Persaingan Arneta-Keysha
80 Saling Menguatkan
81 Menolak Menjadi Simpanan
82 Menyerah
83 Merasa Tersaingi
84 Terbongkar
85 Taktik
86 Hampir Meregang Nyawa
87 Perbincangan Dua Wanita
88 Menghadiri Pertemuan
89 Sidang Pertama.
90 Misteri
91 Istri Sah
92 Tentang Edmund
93 Rayuan Annie
94 Pulau Pribadi.
95 Diktator
96 Dalang
97 Berita Duka
98 Terselamatkan
99 Kembali
100 Ingatan
101 Pergi
102 Cinta Buta
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Kencan Buta
2
Bianca.
3
Kerusuhan Bianca
4
Nostalgia.
5
Kemarahan Sarmila
6
Pengusiran Arjuna
7
Pengalihan Jabatan
8
Karyawan Biasa
9
Sisi Lain Rizal
10
Perjodohan Karena Bisnis
11
Kado Tak Berharga
12
Perusak Pesta
13
Bimbang
14
Ancaman Roni.
15
Berpindah Tangan.
16
Kejutan.
17
Keysha Yang Berani
18
Rencana Yang Mudah Di Tebak
19
Berpenampilan Heboh.
20
First Kiss
21
Rayuan.
22
Khawatir Yang Berlebihan
23
Ciuman Yang Memaksa.
24
Penguntit
25
Berita Mengejutkan
26
Hilang Kontrol
27
Hampir Saja.
28
Mabuk
29
Hasrat
30
Pelampiasan
31
Menghilang
32
Firasat Buruk
33
Flasback
34
Bergegas
35
Pantang Menyerah
36
Rencana Menghancurkan
37
Hancur
38
Melepaskan
39
Puncak Kesabaran
40
Merusuh Lagi.
41
Tak Sabar
42
Di Usir
43
Tinggal Bersama Mertua
44
Rencana Pernikahan
45
Sah
46
Tak Seindah Mimpi
47
Rasa Yang Berbeda
48
Kembali Bekerja
49
Pesta Palsu
50
Keluar Malam
51
Di Abaikan
52
Arjuna Muak
53
Lahir Prematur
54
Kedatangan Keysha
55
Jatuh Talak
56
Gelisah
57
Menolak
58
Ketahuan
59
Mental Yang Rusak
60
Kembalinya Sang Sahabat.
61
Tamparan Rita
62
Tak Pantas
63
Terlepas
64
Menata Hati
65
Mension.
66
Mabuk
67
Masih Pantaskah?
68
Cinta Yang Rumit
69
Mimpi Buruk
70
Obat
71
Calon Duda
72
Patah Hati
73
Kebringasan Edmund
74
Nasib Buruk
75
Teman Lama
76
Rencana Peter
77
Kecemburuan Keysha
78
Ketakutan Bianca
79
Persaingan Arneta-Keysha
80
Saling Menguatkan
81
Menolak Menjadi Simpanan
82
Menyerah
83
Merasa Tersaingi
84
Terbongkar
85
Taktik
86
Hampir Meregang Nyawa
87
Perbincangan Dua Wanita
88
Menghadiri Pertemuan
89
Sidang Pertama.
90
Misteri
91
Istri Sah
92
Tentang Edmund
93
Rayuan Annie
94
Pulau Pribadi.
95
Diktator
96
Dalang
97
Berita Duka
98
Terselamatkan
99
Kembali
100
Ingatan
101
Pergi
102
Cinta Buta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!