Arjuna di panggil sang ibu menuju ruangan sang ayah. Dia tersenyum senang mendengar hal itu, tak henti-henti dia mengusap dadanya yang berdebar, dia sendiri merasa lucu panggilan sang ibu seperti dirinya sedang mendapatkan sebuah lotre.
Setelah mengetuk pintu dan di izinkan masuk, dia melangkahkan kaki menemui sang ibu yang juga tengah duduk berbincang dengan atasannya saat ini, yaitu Roni.
Arjuna menghela napas perlahan menghilangkan rasa kesal yang menyeruak keluar, tapi sebisa mungkin ia tahan dan tetap tersenyum
"Bu ...." sapanya tak berani segera mendudukkan diri.
"Duduk Jun, ada yang mau ibu sampaikan."
Arjuna duduk di hadapan sang ibu dan tersenyum lembut, dia sangat merindukan ibunya, masakannya bahkan omelannya, ternyata jauh dari orang tua sangat menyakitkan hatinya.
"Baru dua hari kamu tinggal di luar, udah keliatan kumelnya Jun, apa kamu sengsara?" Cibir sang ibu.
Arjuna hanya bisa tersenyum getir, tinggal di tempat baru yang asing tentu saja tak mudah baginya.
Dulu saat baru pertama pindah ke luar negeri karena harus melanjutkan pendidikannya, butuh waktu hampir sebulan dia terbiasa di tempat asing.
Pada dasarnya Arjuna adalah orang yang lebih suka dengan hal yang biasa dia alami dan cenderung susah menerima kondisi bahkan orang-orang baru di sekitarnya.
"Ya ... ibu tau bagaimana Arjun kan?"
"Kamu tau siapa orang yang berinvestasi di perusahaan kita?"
Arjuna menggeleng, dia tak mendengar kabar apa pun, bahkan dari sesama karyawan di departemennya.
"Tadi itu ayahnya Keysha ...."
Arjuna merasa dari cara ucapan sang ibu ada hal lain yang mendasari ayah Keysha yaitu pak Cakra berinvestasi di perusahaannya.
"Ibu tau pasti kamu sudah bisa menebak apa yang ibu pikirkan-kan?"
Arjuna memilih diam tak menjawab, dia ingin mendengar ceritanya saja dari sang ibu dari pada mengutarakan pikirannya, yang tiba-tiba tak enak.
"Ya, pak Cakra mau berinvestasi dengan syarat kamu mau bertunangan dengan anaknya Keysha."
Arjuna menelan kasar salivanya, dia tahu Keysha gadis cantik dan sepertinya baik menurutnya, tapi dia sama sekali tak tertarik dengan gadis itu, dia malah takut akan menyakiti hati gadis itu dan berujung pada nasib keluarganya.
Perjodohan karena bisnis memang sudah biasa di dengar Arjuna, hanya saja dia tak menyangka akan mengalaminya juga, padahal dia tahu keluarganya bukan juga penganut paham perjodohan karena bisnis.
"Tapi Bu ... Ibu tau aku ngga suka sama dia, takutnya malah kecewa in dia, nantinya berdampak sama pemutusan kerja sama, gimana?"
"Ibu tau!" Jawab Sarmila singkat.
Arjuna menautkan alisnya bingung, dia tak mengerti jalan pikiran sang ibu, jika memang tahu bahwa dirinya tak menyukai gadis itu, lantas kenapa menanyakan hal itu kepadanya.
"Lalu?"
Sarmila menarik napas dan menegakkan duduknya menatap Roni di sebelahnya. "Kamu umumkan perusahaan kita gulung tikar dan laporkan ke pengadilan."
"Ha! Bu ... tunggu dulu, maksudnya apa?"
"Kamu ngga mau ... ibu ngga maksa, kamu paham betul kondisi perusahaan kita, lantas bisa apa lagi, seenggaknya kita masih bisa kasih pesangon untuk karyawan."
"Bilang ke mereka bahwa minggu ini terakhir kerja," lanjutnya menatap Roni yang masih bergeming di sofa ruangan milik ayah Arjuna itu.
"Tunggu dulu Bu, apa ngga ada cara lain? Kita masih bisa pikirin—"
"Cara apa? Kamu yang bikin perusahaan ini bangkrut kan?" Jawab sang ibu telak, yang membuat Arjuna menunduk lesu.
"Bagaimana kamu mau nyelametin perusahaan ini coba jawab Ibu?"
Arjuna diam membisu, benar kata sang ibu, semua memang ulahnya yang tak bertanggung jawab. Menyesal pun tak ada guna, yang di perlukan saat ini adalah, dia berani mempertanggung jawab kan kesalahannya.
Tak lama sekretaris sang ayah mengabari jika kondisi ayahnya drop, dan berada di ruang ICU.
Tanpa banyak kata ketiganya lantas segera menuju rumah sakit. Di sana sudah ada asisten pribadi sang ayah.
Sarmila menanyakan keadaan sang suami, dan asisten ayahnya memberitahu jika, ayahnya itu mendengar kabar tentang perusahaan dan menyebabkan ia mengalami serangan jantung kembali.
Saat seorang Dokter keluar, dia memberitahu keadaan ayah Arjuna sudah kembali stabil, dan meminta kepada keluarganya agar pasiennya tidak di beritahu hal-hal yang membuatnya stres. Sebab itu bisa berpengaruh pada tekanan jantungnya.
Sarmila menangis di pelukan Roni, sedangkan Arjuna menyandarkan diri di dinding dan menyugar rambutnya karena frustrasi.
Hanya satu yang dia pikirkan, mengorbankan kebahagiaannya, demi menyelamatkan perusahaan serta keadaan sang ayah.
Dia memilih beranjak pergi meninggalkan sang ibu dengan Roni, dia tak berpamitan kepada mereka.
Roni hanya bisa memejamkan mata kesal, melihat kelakuan mantan bosnya itu.
.
.
.
Arjuna menuju kediaman Keysha, untuk menemui Cakra. Dia mengatur napas sebelum berjalan menuju gerbang megah tersebut.
Penjaga keamanan di rumah Keysha yang masih ingat dengan Arjuna lantas mempersilahkannya masuk.
Arjuna di minta untuk menunggu di ruang tamu oleh asisten rumah tangga Keysha.
Tak lama Cakra datang bersama Mawar. Arjuna menyalami keduanya. Penampilan Arjuna yang tampak kusut membuat Mawar mengernyit heran.
"Nak Arjuna ngga kenapa-kenapa kan?"
Arjuna lantas melihat penampilan dirinya, dan sangat malu saat melihat pantulan dirinya di cermin, rambut yang acak-acakan, kemeja yang kusut, sepatu yang kotor, pantas saja membuat Mawar menanyakan keadaannya.
"Ngga papa Tante." Sambil merapikan rambutnya.
"Begini Om ... Tante, saya dengar Om tadi ke perusahaan, apa benar Om akan berinvestasi di perusahaan kami?"
"Oh masalah bisnis, ya udah Tante ke dalam ya, buatin minuman dulu."
Sebenarnya dia sudah meminta sang asisten di rumahnya untuk menyuguhkan Arjuna minuman, tapi karena kedatangan Arjuna karena bisnis, Mawar lebih memilih tak ikut campur.
"Apa benar Om?" Lanjut Arjuna.
"Iya, tapi kamu tau syaratnya kan?"
"Iya, tapi tak apa kan kalo kita saling mengenal?"
"Sebenarnya Om juga ngga suka cara seperti ini, tapi anak Om Keysha sangat menyukai nak Arjuna. Dan melihat perkembangan kalian yang terkesan lambat, membuat Keysha tidak tenang, jadi Om buat cara pintas seperti ini."
"Jadi maksudnya?"
"Om akan minta nak Arjuna langsung bertunangan dengan Keysha, jadi kalian bisa saling mengenal, toh nanti lama-lama juga tumbuh rasa suka. Karena Om sama tante dulu juga di jodohin."
Dengan menarik napas dan berusaha tersenyum Arjuna lantas mengangguk, "baiklah kalo itu mau Om, saya hanya takut mengecewakan saja."
"Ingat satu hal, jangan sampai kamu menyakiti anak saya!"
"Om tau kamu belum ada rasa terhadap Keysha, Om hanya berharap kamu bisa membuka hati, dan jangan sampai melukai perasaannya."
Arjuna berpikir, bagaimana bisa dia berjanji akan hal itu, tentu saja dia tak tau masa depan, apa bisa dia berkata bahwa akan mencintai Keysha, dan berjanji tak akan menyakiti gadis itu, sedangkan yang saat ini di hati dan pikirannya hanya Bianca? Arjuna sungguh dilema.
Dia berpikir apa keputusan yang di ambilnya saat ini benar? Sanggupkah ia menghempaskan perasaannya terhadap Bianca dan mencintai Keysha?
Arjuna mengangguk pasrah, Cakra tersenyum memandang lelaki yang akan menjadi calon tunangan anaknya itu.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Tita Dewahasta
gara2 bianca nih
2021-11-09
0
PermataBenua
𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚐 𝚔𝚊𝚞 𝚝𝚊𝚗𝚊𝚖 𝚔𝚊𝚞 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚝𝚞𝚊𝚒 𝚑𝚊𝚜𝚒𝚑𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚗 𝚓𝚐𝚊𝚗 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚋𝚒𝚊𝚌𝚊 𝚋𝚒𝚊𝚗𝚌𝚊 𝚋𝚒𝚊𝚗𝚌𝚊 𝚢𝚐 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚒𝚗
2021-08-25
1
chears
gegara kamu juga Jun bapakmu begitu kan
2021-08-24
1