Bianca segera meninggalkan ruangan Arjuna setelah sang sahabat berjanji akan menemuinya saat jam istirahat nanti di sebuah restoran favorit keduanya.
Arjuna kembali berkutat dengan tumpukan pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.
Masih fokus di depan layar komputernya, ponselnya berdering dan tertera nama Keysha di sana.
"Halo Key, ada apa?"
"Jun ... nanti makan siang bareng ya," ajak sang tunangan.
Arjuna menyugar rambutnya, mengatur napasnya dan menjauhkan sedikit ponselnya agar Keysha tak mendengar dia sedang mendengus.
"Halo ... Jun?"
"Eh iya Key, tapi siang ini aku ada janji sama klien, gimana kalo besok?" Tawarnya, berharap sang tunangan setuju dengan idenya.
"Kata ibu, kamu ngga ada ketemu klien, apa kamu ada janji sama orang Jun?" Tanya Keysha curiga.
Arjuna menarik napas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan, lebih baik ia jujur saja kepada sang tunangan.
"Maaf ya Key, iya aku ada janji makan siang sama sahabat aku, kamu mau ikut aja?"
"Sahabat? Yang mana?"
Akhirnya Arjuna menceritakan siapa sahabat yang akan di temuinya yang tak lain adalah Bianca, tentu saja Keysha masih ingat dengan gadis yang membuat keributan di acara pesta pertunangannya tempo hari.
"Oh Bianca, ya udah sih, aku juga kan belum kenal dia, gimana kalo secara resmi kamu kenalin aku ke sahabat kamu?"
"Baiklah, nanti aku jemput di kantor kamu ya," pasrah Arjuna.
.
.
Setelah menghubungi sang tunangan Keysha lantas segera menghubungi sang calon mertua.
Dia mengatakan bahwa dirinya sudah berhasil mengajak Arjuna pergi bersamanya.
Sarmila merasa sangat kesal dengan gerak lambat sang putra, di mana selalu Keysha yang berinisiatif mendekatinya.
Keysha juga memberitahu jika nanti ia juga akan di kenalkan kepada sahabat sang tunangan yang bernama Bianca.
Sarmila menyeringai mengetahui jika calon menantunya akan bertemu dengan perempuan yang selalu menempel pada putranya itu.
Dia memiliki ide, dan akan segera mendatangi sang calon menantu ke perusahaannya.
Sarmila membawa kalung yang di beli oleh Arjuna saat sang putra di minta untuk membeli cincin pertunangannya.
Saat itu Sarmila merasa heran dengan tagihan kartu kreditnya yang di gunakan sang putra untuk membayar dua buah perhiasan yang di belinya.
Tadinya ia berpikir bahwa sang putra membelikannya untuk calon istrinya, setelah tahu bahwa itu adalah perhiasan yang sama yang pernah di belinya untuk sang sahabat, Sarmila mendesak agar sang putra menceritakan ada apa di balik pembelian perhiasan berupa kalung tersebut.
Arjuna akhirnya menceritakan jika sang sahabat menjual kembali perhiasan itu tanpa meminta izin padanya. Sarmila mencibir jika bagi Bianca sang putra itu tak berarti apa-apa, terlihat dari mudahnya perempuan itu menjual pemberiannya. Akhirnya Sarmila mengambil paksa perhiasan itu karena bagaimana pun sang putra membeli menggunakan uangnya.
Karena sang calon menantu akan bertemu dengan sahabat sang putra, Sarmila memiliki ide untuk membuat Bianca terkejut saat melihat perhiasan yang di jualnya sekarang di pakai oleh Keysha.
Sarmila lantas meminta izin kepada sang suami untuk pergi ke perusahaan sang calon menantu, setelah mendapat izin, ibu paruh baya itu segera meluncur menuju perusahaan calon besannya.
Sesampainya di sana, Sarmila mengatakan kepada resepsionis jika ia ada janji temu dengan atasan mereka, setelah di konfirmasi oleh sekretaris atasannya, pegawai resepsionis itu lantas memberitahu lantai ruangan Keysha berada.
Setelah di antar oleh sekretaris pribadi calon memantunya, Sarmila menatap takjub ruangan Keysha yang besar dan rapi.
Tak sia-sia ia menjodohkan putranya dengan gadis itu, setelah berpelukan, Keysha mengajak Sarmila duduk di sofa depan meja kerjanya.
"Ada apa sih Bu, bikin Keysha penasaran aja!"
Sarmila yang tak ingin mengganggu pekerjaan tunangan putranya lantas segera mengeluarkan kotak perhiasan yang terdapat sebuah kalung di sana.
"Loh ini kan kalung yang Arjuna beli buat Ibu, kenapa di kasih in ke Keysha Bu?"
"Kamu pakai ini ya Key, ini modelnya buat anak muda, jadi mendingan buat Keysha aja, mau kan?"
Keysha tentu saja senang mendapat perhatian dari calon mertuanya itu, dengan semangat ia meminta sang mertua untuk membantunya mengenakan kalung tersebut.
Setelah di pasangkan di leher calon menantunya, Sarmila berpikir jika Bianca sangat bodoh melepaskan perhiasan yang di pesan khusus oleh sang putra itu, kalung itu bahkan terlihat indah dan menawan di pakai calon menantunya saat ini.
Setelah memberikan kado itu, Sarmila bergegas meninggalkan Keysha agar gadis itu bisa kembali bekerja, dan memberi semangat kepadanya agar jangan lelah mengejar perhatian Arjuna.
Bianca, kita liat gimana kamu liat kalung yang udah kamu jual di pakai Keysha.
Sarmila menyeringai membayangkan wajah kelabakan Bianca, ingin tahu apa alasan perempuan itu menyia-nyiakan pemberian sang putra.
.
.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments