"Ta-tanggung jawab?" Tanya Kai dan Surya tergagap.
"Apa maksud kamu Ke, tanggung jawab apa? Diapain kamu sama Bajingan ini hah, Uda diapain kamu!" teriak Kai marah.
"Hiks, hiks, maaf Pa hiks, S-sandi yang hiks perkosa Kea."
Sandi melototkan matanya, Apa? Perkosa?
Skinship terjauh mereka bahkan hanya ciuman diklub waktu itu..
Dan..
Sandi mengepalkan tangannya, ia tak lagi mempedulikan bagaimana kebasnya jemarinya ketika dipaksa mengepal.
Sialan!
***
"Perkosa?" Tanya Kelli gamang, seketika ingatan masa lalu menyeruak didadanya, tubuhnya gemetar dan Kai menyadari itu.
Ia tak bisa marah, walaupun tubuh dan otaknya ingin menghajar dan menghabisi anak tetangganya yang kini tampak linglung. Kai tak bisa.
Ini seperti Karma,
Kai menunduk, ia merasa Tuhan sedang beramain-main dengannya. Memberi teguran dengan cara yang tak lazim.
Bagaimana bisa?
Bagaimana bisa putri kesayangannya mengalami apa yang ia dan Kelli rasakan.
Bagaimana bisa? Apa anaknya akan mengulang cerita yang sama dengannya?
Apa jika ia menolak dan mengusir Kea maka ceritanya akan kembali terulang?
Apa kelak ia akan merasakan penyesalan yang sama yang pernah dirasakan mertuanya?
Apa Keanya akan merasakan penderitaan seperti yang Kelli rasakan dulu?
Tapi..
Kea adalah putrinya, Kai tak akan mengulangi ceritanya pada anaknya. Kea adalah putri kesayangannya. Keanya tak berhak mengalami hal yang sama.
Bruk
Kai terjatuh kelantai, pandangannya kosong. Dan seperti manusia yang kehilangan arah. Begitulah yang terjadi pada papa Kea itu. Kelli memeluknya dan kedua orang tua Kea itu tampak sangat putus asa.
Sedangkan Surya yang melihat itu, menatap anaknya yang juga menatap kejadian didepannya dengan linglung. Sandi seperti maling yang ketangkap basah oleh temannya sendiri.
Dan emosi yng sejak tadi berusaha ia tahan dan ia kontrol hilang secara musnah. Surya menarik kerah kemeja Sandi yang sudah kusut bekas pukulan Kai sebelumnya.
"M-mas?" Panggil Mia berusaha menghentikan suaminya. Karena sungguh ia tau, marahnya orang yang selalu tenang itu bagaimana. Surya tak akan pandang bulu siapa yang sedang dilawan. Walaupun Anaknya sendiri sekalipun.
Sandi yang terkejut, menatap papanya, ia menatap papanya dengan mata minta dikasihani. Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun menjadi anak pembangkang. Sandi begitu mengharapkan kepercayaan dan lindungan orang tuanya. Tapi sayangnya, Surya sudah kecewa. Dan ia tak dapat melihat tatapan memelas Sandi dengan pikiran jernih lagi.
"Pa?" panggil Sandi putus asa.
"Kamu-, Bener yang Kea bilang tadi hah! kamu uda berlaku diluar batas sama Kea IYA!" Bentak Surya sembari memberi tamparan pada pipi kiri Sandi yang sudah begitu lebam.
Sandi menggeleng, berusaha menyangkal walaupun ia tau papanya tak akan percaya. "Ng- nggak pa- Akh
Sandi tersungkur saat Surya menarik kerah kemeja dengan brutal. "Nggak kamu bilang? Mau apa kamu hah! Mau lepas tanggung jawab, iya!"
Sandi kian menundukkan kepalanya kala papanya semakin diluar batas. "Papa kecewa sama kamu San, bener-bener kecewa. Selama ini papa gak banyak protes sama tingkah lakumu. Apa pernah papa ngehajar kamu kalau kamu salah hah!"
tidak, walaupun Surya adalah tipe papa yang keras, tapi papa Sandi itu tak pernah main tangan dengannya.
"Apa pernah papa ngekang kamu Sandi! Apa pernah Hah! papa cuma selalu bilang sama kamu, Pertama jangan main tangan sama perempuan, kedua lakuin semua hal pakai otak bukan pakai otot! Apa pernah kamu liat papa main tangan sama mamamu! Pernah!"
Sandi menunduk, ia merasakan dadanya sakit oleh perkataan papanya, rasa nyerinya mengalahkan nyeri pukulan disekujur tubuhnya. Ia merasa tak melakukan kesalahan tapi ia dikambing hitamkan. Rasanya Sandi ingin marah, tapi bagaimana? Semua orang menyalahkannya. Bahkan mama yang biasanya membelanya itu kini hanya menatapnya dengan pandangan kecewa sambil menangis.
Dan itu semua karena ulah Kea.
Sandi berjanji akan benar-benar membunuh mental Kea suatu saat nanti.
Lama keheningan itu menerpa, sampai akhirnya, suara lemah Kai mengejutkan semua orang, terutama Sandi yang merasa hidupnya runtuh dalam sekali waktu.
"Nikahi Kea"
Kea menggeleng, bukan, bukan itu tujuannya, bukan itu maksudnya. Bukan...Kea menatap papanya dengan ketakutan, "Nggak pa, nggak mau hiks" teriak Kea menangis.
Sungguh, ia tak mau hidup sengsara seumur hidupnya dengan menikah dengan Sandi secepat itu, Tujuannya hanya ingin mengikat Sandi oleh dirinya. Bukan berarti langsung menikah dan menyerahkan hidupnya untuk Sandi. Itu bunuh diri namanya.
Tapi apa yang diharapkan dari kebodohannya? Kea salah, seharusnya ia tak mengatakan Sandi melakukan hal yang sampai diluar batas itu. Kea juga tau orang tuanya pernah ada diposisi itu, pastilah mereka mengambil tindakan diluar nalar. Kea pikir jika ia mengatakan hal itu pada semua orang, maka Sandi akan kian dipandang salah dan jijik, maka Sandi akan kian mendapat hukuman yang berat. Ini... Salah...
"Tanggung jawab secepatnya. "
Sandi terdiam kaku. Dan Kea menggeleng panik.
****
Duh, Senjata makan tuan rupanya. Kea cuma mau buat Sandi kian terpojok. eh taunya akhirnya dia yang kena imbasnya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
ruby
belum ada hilal episode selanjutnya ini :(
2021-09-11
0
ruby
sumpah gw degdegan penasaram pgn episode selanjutnya tapi makin ngeri si kea bakal di apa2in mana si sandi udah ngomong mau hancurin mental nya kea duh san , manusiawi dikit napa
2021-09-09
0
SN.Padilah
makin seru aja kak semangat ya
2021-09-09
0