S-1- dendam

Kea memejamkan matanya, sesekali suara isakan terdengar dari bibirnya. Ini sudah dua hari berlalu semenjak kejadian saat ulangan harian waktu itu dan Kea masih mengurung dirinya dikamar dengan dendam yang menumpuk.

Rasanya suara pak Sohibi terus terngiang dikepalanya, apalagi ketika akhirnya guru matematika favoritnya itu menarik rekomendasinya. Lalu menggantikan namanya dengan Sandi yang merupakan lawannya saat test beasiswa waktu itu.

Kea merasa terpuruk, ia tau dirinya sangat berambisi untuk beasiswa itu, tapi sungguh Kea tak pernah sekalipun berniatan untuk menyontek.

Kea tau dan Kea benar-benar yakin, Sandi adalah dalang dari semua hal ini. Laki-laki itu begitu membencinya.

Kea menatap ponselnya begitu benda pipih itu menampilkan cahaya. Kea tak begitu dapat melihatnya dengan jelas karena matanya yang buram, tapi dari penglihatannya yang begitu buruk itu ia masih dapat mengenali kalau itu adalah sebuah cahaya.

Gadis itu mengambil kaca mata tebalnya, membesarkan font ponselnya sambil mengerjapkan mata beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatannya. Barulah ia dapat mengenali pesan itu, pesan yang berupa SMS karena ia mematikan semua data internet ponselnya itu menampilkan pesan sang mama.

'Ke, buka pintunya sayang, mama tau Kea gak tidur.'

'Ke, papa sama mama didepan pintu kamarmu'

'Ke, buka sayang.'

'Kea, mama tau kamu uda baca sms mama, pakai pendengarmu dan buka pintunya.'

'Kea!'

Kea menatap pintu kamarnya yang bergetar, seperti mendapat dobrakan dari luar. Itu pasti ulah papanya. Kea menghapus air matanya, ia lalu memilih mengetikkan sesuatu untuk mamanya.

'Kea buka pintunya tapi Kea gak mau ngomong, Kea gak mau cerita dan Kea gak mau ditanyain.boleh ma?'

Getaran dari dobrakan itu berhenti, lalu Kea menunduk kala melihat cahaya ponselnya. Pesan balasan dari mamanya.

'iya, mama sama papa janji gak bakal tanya-tanya, sekarang buka pintu ya sayang, kamu belum makan dari semalam.'

Kea menghapus air matanya, ia lalu berusaha bangkit dari duduknya, tapi kepalanya terasa sangat pusing. Mungkin efek dari banyaknya menangis dan ia yang belum makan dari semalam. Dengan tertatih akhirnya ia sampai didepan pintu kamarnya, menekan kunci dan akhirnya pintu kamar yang sejak semalam ia kunci itu terbuka. Menampilkan Mama dan papanya yang menatapnya khawatir.

"Kea hiks" Mamanya memanggil, Kea tak mendengarnya, tapi ia bisa membaca gerakan bibir mamanya yang bergetar. Mamanya pasti sangat khawatir.

"Mama" panggil Kea menghabur kepelukan Kelli, mamanya.

Kedua perempuan beda usia itu menangis bersama, seolah saling meluapkan kesakitan mereka masing-masing, sedangkan Kai, papa Kea yang begitu menyayangi Kea itu mengepalkan tangannya, ia merasa hatinya begitu teriris dengan keadaan kedua perempuan kesayangannya.

Tapi apalah daya, mereka sudah berjanji untuk tidak menanyai apa masalah Kea sampai gadis itu sendiri yang bercerita. Kai menatap putrinya yang menangis sesenggukan, ia lalu menarik lembut bahu Kea yang sudah lepas dari pelukan Kelli, membawa buah hati kesayangannya itu kedalam rengkuhannya.

Sudah lama sekali Kea tak seterpuruk ini, Kai ingat terakhir Kea mengurung diri bahkan sampai menyakiti dirinya sendiri itu adalah ketika Kea kelas 2 Sd dan itu karena ulah anak tetangga mereka sendiri, Sandi itu-

Sandi?

Kai semakin mengeratkan rengkuhannya kala wajah anak tetangga sebelah rumahnya itu menghantuinya.

Apa penyebab keterpurukan Kea-nya adalah orang yang sama?

***

Kea masih melamun sambil menatapi taman bunga mini miliki mamanya dibelakang rumah. selain kamar, taman adalah tempat favoritnya untuk melamun dan menenangkan diri.

setelah tadi pagi ia dipaksa keluar kamar oleh kedua orang tuanya karena ia terus mengurung diri, sekarang Kea sudah tak tampak lemas dan menangis lagi. Hatinya lebih tenang tapi tetap saja gadis itu masih tak ingin diganggu. Ia belum bercerita apa-apa pada orang tuanya. Kea juga tak memakai alat bantu dengarnya atau bahkan kaca mata minusnya. Gadis itu menyendiri seolah menikmati kesunyian rungu dan kegelapan netranya saja.

Sampai akhirnya, Kea tersentak ketika ia merasakan bahunya dirangkul dan wangi parfum mint yang sudah sangat ia hapal menusuk hidungnya. itu parfum Yuda. Kea hapal itu.

"Hai" Yuda menyapa, laki-laki itu tersenyum hangat walaupun ia tau sang kekasih tak akan bisa mendengar suaranya atau melihat senyumnya dengan jelas.

Kea mengerjap, ia tak dapat melihat Yuda dengan jelas karena pandangan matanya yang buram.

"Y-yuda?" panggil Kea serak, mungkin karena hampir dua hari tak banyak mengeluarkan suara tenggorokannya terasa sakit ketika ia mencoba berbicara.

Kea tak mendengar jawaban Yuda tapi ia dapat melihat dalam buram bahwa kekasihnya itu mengangguk.

Kea diam, Yuda pun begitu, atau setidaknya itulah yang Kea tau karena ia tak dapat mendengar suara kekasihnya.

"Hari ini uda makan belum?" tanya Yuda lembut, ia tersenyum ketika Kea hanya menatap taman bunga tanpa menjawab. "Kamu makin kurus Ke" kata Yuda lagi, dan kali ini laki-laki itu menyingkirkan poni panjang Kea yang menutupi mata untuk dibawa kebelakang telinga.

Kea menatapnya, dan Yuda tersenyum sampai matanya menyipit.

"Yuda, kamu ngomong sesuatu? aku gak pakai alat bantau dengarku, aku juga gak pakai kaca mata. Apa kamu ngomong-

ucapan Kea terpotong saat Yuda menarik Kea dalam pelukannya, "Aku tau Ke," katanya,

"Aku kangen sama kamu"

Kea mengerjap, ia tak tau apa yang Yuda katakan, tapi saat mendengar detak jantung berirama milik Yuda, Kea merasakan hatinya yang awalnya mencoba tegar kini mulai kembali rapuh.

Kea memegang sisi seragam Yuda, menangis tersedu tanpa diminta. Disaat-saat seperti ini Kea sangat mensyukuri ada Yuda disisinya, mau menerima dan menemaninya dalam segala situasi.

"Y-uda hiks" Tangis Kea meraung, ia tak lagi memperdulikan bagaimana seragam depan Yuda yang basah oleh air matanya, atau bagaiman seragam laki-laki itu kusut karena genggamannya. Saat ini Kea hanya ingin meluapkan kekesalannya.

"Sttt" Yuda berdesis pelan, ia menepuk-nepuk puncak kepala Kea dengan sayang, menciumi rambut panjang Kea yang memiliki wangi stroberi yang khas.

tepukan Sandi dikepalanya semakin membuat Kea tak terkendali, gadis itu kian tesedu, "Y-yuda, hiks, a-aku gak nyontek, t-tapi pak Sohibi hiks cabut beasiswa ku hiks, i-itu semua salah Sandi hiks, salah Sandi, Salah bajingan itu hiks. kamu percaya aku kan Yud, kamu percaya aku kan? A-aku gak nyontek hiks."

Yuda hanya diam, ia benar-benar diam, lelaki itu semakin merengkuh Keanya yang kecewa, ia merengkuh Keanya yang rapuh dan itu semua karena Sandi sialan yang akan Yuda ingat sepanjang hidupnya.

***

Kea tak tau berapa lama ia tertidur setelah meracau tak jelas pada Yuda beberapa waktu yang lalu. Tapi ketika ia membuka mata, Kea sudah mendapati dirinya didalam kamar. Kea dapat menyadari itu dari empuknya benda yang ia tiduri atau harum pengharum ruangan dikamarnya yang beraroma stroberi.

Kea meraba nakasnya dengan gerakan teratur, mencari letak kaca mata dan alat bantu dengarnya yang biasa ia letakkan disembarang tempat.

pada rabaan pertama, Kea tak mendapatkan barang apapun ditangannya, tapi pada gerakan keduanya akhirnya kea menemukan kaca matanya walaupun setelah itu ia merasa menyentuh sesutu. mungkin gelas atau apapun itu yang sekarang pecah dilantai.

Kea mengucek matanya pelan sebelum akhirnya pandangannya terasa fokus dan jelas. Gadis itu berdecak saat mendapati sebeuah gelas pecah didekat kakinya. Tapi saat Kea hendak membersihkan beling gelas kaca itu, pandangan Kea jatuh kekertas putih yang ada dikaca lemarinya. Ditempel dengan posisi yang tepat. mungkin agar cepat dibaca.

Perlahan senyum Kea terasa mengambang, disana dikertas itu ada kata-kata semangat dari Nindi dan Sheril juga Yuda. isinya hampir sama, kata-kata semangat dan motivasi, tapi ada satu kalimat panjang yang menguasiknya. itu dari Sheril.

'Eh, gue kasih tau elo ya Ke, gak ada yang istilahnya nyerah dikamus kita. Lo harus bales dendam pokoknya.'

Kea tertegun, balas dendam ya.

***

Nah, loh Kea mau bales dendam.

Terpopuler

Comments

SN.Padilah

SN.Padilah

semangat terus kak

2021-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 S-1-ancaman
2 S-1-Ujian
3 S-1- dendam
4 S-1-Balas dendam
5 S-1- Lusi ya?
6 S-1- Putus?
7 S-1- Yuda kenapa?
8 Kejutaan!
9 S-1 Selamat jalan
10 S-1- Kasihan
11 S-1- Pengecut
12 S-1- Ketakutan
13 S-1- Pelaku
14 S-1- Pembalasan yang berbeda
15 S-1-Senjata makan tuan?
16 S-1- Neraka ya?
17 S-1- Miliknya
18 S-1 Iblis berkedok manusia!
19 S-1- Istri heh!
20 S-1- Sesal
21 S-1- Lucifer
22 S-1- Bisa jauhin dia?
23 S-1- Yuda patah
24 S-1- Luapan
25 S-1- Rencana awal
26 S-1 Jadi gimana?
27 S-1 Keluarga Geano
28 S-1 Amukan
29 S-1 Pembicaraan
30 S-1 Masukan
31 S-1 Tejadi?
32 S-1 Ketakutan yang terjadi
33 S-1 Kesiapan
34 S-1 Menerima takdir
35 S-1 Ragu
36 S-1 Drama
37 S-1 Sharing
38 S-1 Pindah?
39 S-1 Tanggung jawab
40 S-1 Terbiasa
41 S-1 Ngidam?
42 S-1 Kerja
43 S-1 Maaf
44 S-1 Makasih Papa?
45 S-1 Lo bahagia?
46 S-1 Gelisah
47 S-1 Perjanjian masa lalu
48 S-1 Hancur
49 S-1 Remuk Redam
50 S-1 Angela Geono
51 S-1 Salah yang menghantui
52 S-1 Kehilangan yang sesungguhnya
53 S-1 Kesadaran diri
54 S-1 Perubahan yang tanpa disadari
55 S-1 Ayo perbaiki
56 S-1 Terima kasih (End)
57 S-1 Salah (Kea)
58 S-1 Salah (Sandi)
59 S-2 Kehidupan baru
60 S-2 Kebahagiaan mini
61 S-2 Ketakutan tak beralasan
62 S-2 Ohayo, papa
63 S-2 Mama jangan iri ya
64 S-2 Membulatkan tekad
65 S-2 Tangisan yang dihayalkan
66 S-2 Aiko Geano
67 S-2 Mama ga mewosamasu
68 S-2 Hai, Aiko
69 S-2 Arti sebuah kebahagiaan (END)
70 S-2 Salah (Aiko)
71 S-2 Salah (Papa) Bagian 1
72 S-2 Salah (Papa) bagian 2
73 S- 2 Cinta terbaik
74 Tentang mereka
75 EGO- Adhira
76 Karma dan balas dendam
Episodes

Updated 76 Episodes

1
S-1-ancaman
2
S-1-Ujian
3
S-1- dendam
4
S-1-Balas dendam
5
S-1- Lusi ya?
6
S-1- Putus?
7
S-1- Yuda kenapa?
8
Kejutaan!
9
S-1 Selamat jalan
10
S-1- Kasihan
11
S-1- Pengecut
12
S-1- Ketakutan
13
S-1- Pelaku
14
S-1- Pembalasan yang berbeda
15
S-1-Senjata makan tuan?
16
S-1- Neraka ya?
17
S-1- Miliknya
18
S-1 Iblis berkedok manusia!
19
S-1- Istri heh!
20
S-1- Sesal
21
S-1- Lucifer
22
S-1- Bisa jauhin dia?
23
S-1- Yuda patah
24
S-1- Luapan
25
S-1- Rencana awal
26
S-1 Jadi gimana?
27
S-1 Keluarga Geano
28
S-1 Amukan
29
S-1 Pembicaraan
30
S-1 Masukan
31
S-1 Tejadi?
32
S-1 Ketakutan yang terjadi
33
S-1 Kesiapan
34
S-1 Menerima takdir
35
S-1 Ragu
36
S-1 Drama
37
S-1 Sharing
38
S-1 Pindah?
39
S-1 Tanggung jawab
40
S-1 Terbiasa
41
S-1 Ngidam?
42
S-1 Kerja
43
S-1 Maaf
44
S-1 Makasih Papa?
45
S-1 Lo bahagia?
46
S-1 Gelisah
47
S-1 Perjanjian masa lalu
48
S-1 Hancur
49
S-1 Remuk Redam
50
S-1 Angela Geono
51
S-1 Salah yang menghantui
52
S-1 Kehilangan yang sesungguhnya
53
S-1 Kesadaran diri
54
S-1 Perubahan yang tanpa disadari
55
S-1 Ayo perbaiki
56
S-1 Terima kasih (End)
57
S-1 Salah (Kea)
58
S-1 Salah (Sandi)
59
S-2 Kehidupan baru
60
S-2 Kebahagiaan mini
61
S-2 Ketakutan tak beralasan
62
S-2 Ohayo, papa
63
S-2 Mama jangan iri ya
64
S-2 Membulatkan tekad
65
S-2 Tangisan yang dihayalkan
66
S-2 Aiko Geano
67
S-2 Mama ga mewosamasu
68
S-2 Hai, Aiko
69
S-2 Arti sebuah kebahagiaan (END)
70
S-2 Salah (Aiko)
71
S-2 Salah (Papa) Bagian 1
72
S-2 Salah (Papa) bagian 2
73
S- 2 Cinta terbaik
74
Tentang mereka
75
EGO- Adhira
76
Karma dan balas dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!