"Dan berhenti hubungi aku, aku gak bakal sudi balikan sama pecandu dan pembunuh kayak kamu'
Sandi melirik Kea yang sekarang sedang tertawa saat Yuda bercerita, begitupun dengan kedua teman Kea, Sheril dan Nindi yang baru masuk sambil membawa camilan. Mereka semua tertawa. Menyisahkan Sandi yang kini menggenggam ponselnya dengan kuat.
"Kea" desisnya marah.
***
Sandi menatap pagar rumah didepannya sambil menghela napas. Rasanya kakinya malas melangkah dan begitu terasa berat hanya untuk sekedar bergeser sedikit saja.
Sandi menyisir rambutnya kebelakang dengan jarinya, Ia berdesis sambil melirik jalanan kompleks, dijarak dua rumah dari rumah mertuanya, itu adalah rumah orang tuanya. Tapi pulang kerumah orang tuanya sama saja menyerahkan dirinya untuk menjadi bulan-bulanan kakeknya yang memang semenjak pernikahannya memilih tinggal bersama mama papanya.
Tapi~
pulang kerumah mertuanya dijam 8 malam ini juga bukanlah suatu hal yang baik. Sandi bukannya berburuk sangka. Tapi sungguh, sebelum pernikahannya saja mertuanya begitu membencinya apalagi sekarang. Setelah banyak kejahatan yang ia lakukan pada Kea. Ayah mertuanya itu selalu mengibarkan bendera peperangan dalam situasi apapun. Sungguh, Sandi ingin bertaruh, tinggal bersama mertuanya membuat lehernya terasa tercekik.
Sandi selalu merasa hidupnya terkekang karena selalu diawasi dan mendapat ancaman sana-sini.
Sedikit saja kesalahan, pasti akan dibahas sampai akar-akarnya dan berujung dengan makian dan tekanan kebencian yang kian besar. Itu jugalah sebeb Sandi bimbang sekarang. Hari ini ia pulang terlambat. Tadi sehabis pulang sekolah, ia tak langsung pulang padahal papa mertua dan papanya sudah mengiriminya pesan untuk langsung pulang kerumah karena ada hal yang ingin dibahas. Dan Sandi dapat menebak seratus persen kalau pembahasan itu adalah pembahasan pekerjaan. Sandi tau ia pasti diharuskan bekerja dan lagi-lagi harus bekerja dibawah pengawasan mertuanya. Lebih tepatnya dibengkel papa Kea itu karena Sandi yang belum punya ijazah SMA sebagai persyaratan minimal masuk perusahaan keluarganya.
Oleh sebab itu jugalah Sandi enggan pulang. tadi, ia langsung pergi keklub. Menikmati cairan alkohol yang sudah seminggu lebih tak ia cicipi, menyecap manisnya sebatang rokok dibibirnya. merasakan ketenangan dihentakan musik disco yang memekakkan telinga. Sandi hanya ingin merasakan kebebasan sebelum pulang tanpa menyadari kalau ia sudah tak bisa sebebas saat lajang.
"Mau sampai kapan kamu berdiri disitu?"
Sandi tersentak, ah lebih tepatnya ia terkejut sampai bergeser tempat saat suara dingin Kai menusuk inderanya.
"O-om?" Sandi tergagap begitu mendapati kedua mertua dan kedua orang tuanya berjalan bersisian. tampaknya mereka baru pulang dari rumah orangtuanya.
"Kamu kenapa San?" Tanya Surya mengernyit bingung, menatap penampilan anaknya dari atas kebawah. "Kamu baru pulang sekolah?"
Sandi mengalihkan tatapannya, "I-iya pa" Kata Sandi ntah kenapa merasa gugup.
"Kamu dari mana?" Tanya Mia mendekati Sandi yang kini lagi-lagi menyisir rambutnya dengan jari untuk menghilangkan kegugupannya.
"Kamu-" Mia menarik kerah seragam Sandi yang tak terkancing membuat sang empuhnya tersentak kebawah dan mensejajarkan dengan tinggi sang mama. "Kamu- Minum?" Tanya Mia terkejut.
Sandi menunduk,
"Hebat ya, mertua sama orang tuanya gak bisa tidur siang malem buat ngurusin masalahmu, kamu malah santai-santai diklub, ngapain kamu diklub? Main perempuan?" Sinis Kai pada menantunya itu.
"Nggak Om,"
"Cih, siapa yang percaya? Kalau kamu berani nyentuh anak saya dan hampir bunuh dia. kayaknya omonganmu itu gak bisa untuk gak didenger kayak sampah" Tajam Kai tak memperdulikan Kelli yang menarik kemejanya untuk berhenti.
"Maaf om"
"Maaf, maaf! Gitu begaya kamu waktu itu bilang bakal nanggung jawabin anak saya. Nanggung jawabin Kalakuan sendiri aja gak mampu!" Desis Kai tak peduli, ia benar-benar tak peduli besannya akan tersinggung dengan ucapannya. Kai hanya merasa, menantunya ini benar-benar kelewatan.
"San, kamu uda janji sama mama loh." Kata Mia dengan mata berkaca-kaca, jujur saja ucapan Kai itu sangat menyentil harga dirinya sebagai seorang ibu, tapi Mia juga tak dapat memungkuri Sandi memang salah. Ia begitu kecewa.
Sandi mengepalkan tangannya saat papanya pun menatap kecewa padanya.
"Sandi, Kea mana?"
"Ha"
Pertanyaan Kelli itu menyentak Sandi lagi, Kea? maksudnya bagaimana? Bukannya gadis itu sudah pulang sejak tadi?
"Ah, iya? Mana Kea?" Tanya Kai ikut menolehkan kepalanya kanan kiri mencari putri kesayangannya.
"Kea?" Sandi membeo, apa maksudnya?
"Ck, Mana anak Saya Sandi! Jangan bilang kamu bunuh anak saya lagi hah, Mana Kea!"
Sandi belum dapat mencerna keadaan saat tiba-tiba ia sudah merasakan pukulan keras dirahangnya. Kai menghajarnya.
"Mana Kea!" Teriak Kai membabi buta.
Sandi beringsut mundur dibantu Surya yang mencoba melindunginya. "Mana Kea san? jangan bilang-
Sandi menatap papanya, " Sandi gak tau pa, Tadi, Sandi liat Kea pulang sama Sheril sama Nindi," dan pacar bajingannya itu. Lanjut Sandi dalam hati..
"Sandi, papa tanya sekali lagi, dimana istri kamu?"
Sandi diam, ia menatap papanya yang kini mecengkram kerah seragamnya. "Brengsek kamu Geano Sandi! Cari istri kamu sekarang!" amuk Surya marah.
***
Sandi melacak nomor Kea dengan bantuan temannya. Dan disinilah Sandi sekarang, dipasar malam dipusat kota yang berjarak cukup jauh dari rumah ataupun sekolah mereka.
"Itu tetangga lo man" Kata Ari-teman Sandi-menepuk pundak Sandi. Laki-laki itulah yang membantu Sandi mencari Kea.
"Yoi, thanks man, lo balik duluan aja."
"Yakin nih?" tanya Ari terdengar ragu.
"Ck, gak usah alay lo, yakin lah gue." kata Sandi berdecak.
Ari tertawa, "Yaudah, dah seret pulang dah tuh tetangga nyusahin lo itu. Jangan sampai lo jadi samsak lagi." Kata Ari tertawa, melambaikan tangan dan hilang oleh keruman pengunjung pasar malam.
Sandi terdiam.
Samsak,
Sandi mendengus saat mengingat bagaimana semua orang menghakiminya tadi. Tak ada yang mau mendengar penjelasannya terlebih dahulu. Kalau saja mereka semua tau, kalau Kea sialan itu yang-
Pikiran Sandi teralih saat Kea-objek yang ia pandangi- ditarik Yuda ketempat yang lebih sepi, meninggalkan Sheril dan Nindi yang masih asyik bermain tembak-tembakan. Sandi diam-diam mengikuti pergerakan keduanya dari jauh dengan tangan terlipat, mencoba menikmati permainan api istrinya dengan tenang.
Sandi tak tau apa yang mereka bicarakan, tapi.. Sandi langsung bereaksi saat Yuda memegang kedua sisi pipi Kea lalu memajukan wajahnya.
Dan sedetik kemudian, mereka berciuman.
Sial!
Sandi menggeram, ia berjalan tergesa dengan pandangan fokus pada dua manusia yang masih asyik saling menyecap itu, tak lagi memperdulikan orang-orang yang mengadu ataupun memaki saat ia tabrak dengan keras dengan bahunya.
"Brengsek!" Sandi menerjang kepala Yuda dengan keras, membuat laki-laki itu mengadu, begitupun dengan Kea yang terkejut.
"Akh" Yuda memegangi kepalanya yang terasa begitu pusing.
"Yu- Akh, Sandi" Kea berteriak bagai orang kesetanan saat Sandi menarik tangannya, ah atau lebih tepatnya menyeretnya kelyar dari pasar malam. Lagi-lagi mengabaikan pandangan ingin tau banyak pasang mata.
Brak,
"Akh," Kea mengadu saat tubuhnya terhantam pintu mobil.
"Ma-suk" Eja Sandi dengan tekanan.
Kea ingin menolak tapi tak lagi sempat saat suaminya itu membuka pintu mobil lalu mendorongnya masuk, mobil itu adalah mobil Surya yang ia pinjam untuk mencari Kea tadi.
"S-san" Kea mengkerut takut saat Sandi masuk kedalam mobil sambil membanting pintu kemudi.
"Ngapain aja lo sama bajingan lo itu?"
"S-san, gu-gue Akh!" Kea menjerit saat Sandi menarik rambutnya dan membawa wajah Kea untuk berhadapan dengan wajahnya yang terdaoat beberapa memar membiru.
"gue tanya, diapain aja lo sama dia, dicium yah." Kata Sandi menarik dagu Kea, memaksa gadis itu mendongak sebelum bibir mereka akhirnya bertemu dengan kasar.
"Akh, Sandi hpmm sakit hiks" Tangis Kea saat Sandi menggigit bibirnya.
"Mana aja yang bajingan itu sentu Ke!"
"Mana gue bilang anj*ng!" Teriak Sandi menarik Kea kepelukannya.
"Ah, gue lupa... Lo berani main api dibelakang gue rupanya. Gue jadi ragu,, apa aja yang kalian lakuin selain ciuman..Apa boleh gue cek-"
"S-san"
"Lo istri gue heh" Desis Sandi tertawa. Dan Kea bersumpah, Tawa Sandi benar-benar mengerikan.
****
Karena kalian semangat, akupun semangat,
Jadii.... Double up Yeayyyy!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
ruby
aduh kea main api juga nih udah tau si sandi sumbu pendek . tapi makin gereget 🔥
si kai mulutnya setajam silet buset dah
2021-09-25
1
ruby
waw awesome baru sadar ada update.an sampe 20 huhu seneng banget makasih ka makasih 🥺
2021-09-25
1
stvw_nd
loh, kok aku baru sadar uda ep.20 astagaaa. semangaaaat yuuu💪
2021-09-25
1