Tapi apa yang diharapkan dari kebodohannya? Kea salah, seharusnya ia tak mengatakan Sandi melakukan hal yang sampai diluar batas itu. Kea juga tau orang tuanya pernah ada diposisi itu, pastilah mereka mengambil tindakan diluar nalar. Kea pikir jika ia mengatakan hal itu pada semua orang, maka Sandi akan kian dipandang salah dan jijik, maka Sandi akan kian mendapat hukuman yang berat. Ini... Salah...
"Tanggung jawab secepatnya. "
Sandi terdiam kaku. Dan Kea menggeleng panik.
***
Kea menatap kosong jari tangannya yang sudah terpasang cincin berwarna perak dengan permata kecil diatasnya. Itu cincin pernikahan turun temurun keluarga Sandi yang diberikan pada setiap anak atau cucu laki-laki yang akan menikah. Karena Sandi adalah anak satu-satunya serta cucu laki-laki yang paling tua, maka disinilah cincin itu sekarang. Dijari manis Kea.
Setelah desisan Kai yang menyuruh Sandi untuk tanggung jawab, seminggu setelahnya, dihari Kea pulang dari rumah sakit. Mereka benar-benar dipaksa menikah.
Kea meraung tak mau menikah, sedangkan Sandi hanya diam bagai patung tak bernyawa. Semua keluarganya memakinya, semua anggota keluarga menyalahkannya dan semua keluarga Kea menghakiminya. Sandi benar-benar tak berdaya. Sandi bahkan masih merasakan bagaimana pergelangannya yang tergeser itu semakin dihantam kuat oleh kakeknya saat keluarga besarnya tau apa yang terjadi padanya. Pergrlangannya patah.
Dan siapa sangka, pergelangan tangan yang masih patah itu, akhirnya mampu menjabat tangan penghulu dihari pernikahannya. Dengan gadis bodoh yang bahkan menyebut namanya saja Sandi meludah, gadis buta dan tuna tungu itulah yang menjadi mempelainya. Menjadi istrinya.
"Kea" Panggilan lembut itu membuat Kea dan Sandi yang awalnya menunduk saling diam mendongak.
Malam ini adalah acara makan malam kedua keluarga, Karena bagaimana pun, Pihak Sandi yang merasa bersalah tak mau adanya dendam. Dan begitupun pihak Kea yang menyetujuinya. Mereka harus belajar dari pengalaman kedua orang tua Kea yang memiliki pengalaman buruk tentang pernikahan.
"Muka kamu pucat banget sayang, capek atau bagaimana?" Tanya Mia lembut. Mama Sandi itu memang berkali-kali lebih lembut pada Kea saat ia tau Sandilah yang salah. Ia merasa begitu sangat bersalah pada anak tetangga atau sekarang sudah menjadi anak menantunya itu.
Kea tersenyum, ia menggeleng pelan dengan mata merah dari balik kaca mata tebalnya. Gadis itu sedang berusaha menahan air matanya.
"Yang bener, tapi... udah kalau kamu emang lagi gak enak badan atau gak selera makan. Masuk kekamar dulu juga gak apa kok, kamu kan lagi pemulihan." kata Mia lagi.
"Iya, Ke, masuk kamar aja. nanti biar mama sama mama Mia juga kedalam, temeni kamu." Kata Kelli mengelus rambut Kea.
Ke mengangguk, "Kea ke-kamar dulu ya" Katanya begitu pelan. Bahkan nyaris tak terdengar.
"Iya, Sandi, bantu Kea kamar dulu San, takutnya Kea kepeleset ditangga nanti." kata Mia menyuruh anaknya. Kea memang masih menggunakan tongkat untuk berjalan, itu karena kakinya masih digips pasca kecelakaan waktu itu.
Sandi tak bergeming, mamanya menyuruhnya mengantar Kea kekamar yang sudah pasti bisa Kea lakukan sendiri karena Kea masih bisa berjalan walau sedikit terbantu tongkat. Tapi Sandi? Pergelangannya patah, kakinya mungkin tergeser nyeri juga tubuhnya yang penuh luka memar akibat amukan kakeknya dan juga Opa dari pihak Kea dua hari yang lalu, seharusnya Sandi yang perlu bantuan tapi..
"Masih mau diam disitu kamu Bodoh, selain bajingan rupanya gak berfungsi juga otakmu itu ya Sandi" kata Kakek Sandi tajam.
Sandi mendengus, ia berusaha bangkit dari duduknya walaupun sekujur tubuhnya terasa remuk. Ia mengambil tongkat Kea lalu memilih memapah Kea yang sekarang hanya diam.
"Kembali lagi kamu kemari setelah mengantar Kea, jangan lari dari masalah kamu." Kata Opa Kea.
Sandi diam, ia terlalu lelah, ia bosan disalahkan, ia bosan dihakimi, Sandi bosan.
"Ah, maaf pak Andi, kayaknya saja juga Baru tau selain bajingan cucu saya kalau saya ini juga bisu." kata kakek Sandi kian tajam.
Sandi berdehem, "Iya opa" Kata Sandi setelah banyak mata yang menatapnya merendahkan.
"Sandi antar Kea dulu." Kata Sandi berusaha tersenyum, ia meletakkan tangan Ke kelehernya lalu mulai memapah Kea dengan mengabaikan rasa sakit ditubuhnya sendiri.
Begitu mereka sampai dikamar Kea, dengan kasar Sandi melepas papahannya. membuat Kea jatuh terduduk sambil meringis karena kakinya yang nyeri.
"Akhhh," Kea meringis, matanya sudah basah oleh air mata. sedangkan Sandi menatap Kea sekilas.
"Gak usah sok lemah lo Ke, uda gak ada orang disini." Kata Sandi dingin.
Kea diam saja, kakinya benar-benar nyeri.
"Uda puas lo main drama hah, uda puas lo buat gue dipandang kayak kotoran dikeluaga gue sendir hah, puas lo." Desis Sandi mensejajarkan kepalanya dengan kepala Kea. Ia mencengkram pipi Kea dengan tangan kirinya.
"S-san" Kea memegangi tangan Sandi, "Lewpwas" Kea menarik kuat tangan kiri Sandiz tapi cengkaramannya justru kian kuat.
"Apa? lo mau ngadu ke opa lo? mau ngadu kepapa lo hah? Lo tau Ke, gue belum pernah ngebenci dan jijik sama orang sampai tahap gue benci dan gue jijik sama lo. Lo yang hancurin semua kehidupan gue." Kata Sandi menatap Kea bengis.
"S-san" Kea semakin terisak, Tangannya hanya mampu memegang tangan Sandi tanpa bisa melepaskannya.
"Gue janji Ke, gue janji sama diri gue sendiri, Lo- bakal ngerasai apa itu neraka bahkan, sebelum lo mati." Kata Sandi berdesis sebelum melepas cengkramannya.
Kea terisak-isak, ia lalu menatap Sandi dari balik kaca mata nya yang memburam. "Hah, b-bukannya lo emang uda buat gue hiks serasa hidup dineraka kan hiks?"
Sandi menatap Kea tajam, bahkan sangat tajam.
"J-jadi, apa salahnya kalau gue juga seret lo keneraka gue S-san hiks, k-kalau lo lupa, lo uda keiket sama gue. k-kalau lo lupa. manusia menjijikkan ini adalah bagian hidup lo. Lo- hiks gak bisa lepas dari gue hiks. Lo itu manusia menyedihkan S-san. Lo i-itu menyedihkan!" Teriak Kea tersengal-sengal, ia tak peduli jika suaranya sampai kebawah dan kedengaran oleh semua keluarganya.
Sandi kembali menunduk, ia lalu menarik rambut pendek Kea kebelakang, Kea tak berteriak, gadis itu menatap mata Sandi menantang walaupun masih dengan isakannya.
"Apa- maksud lo Ke"
"A-apa? emang i-iya kan? Lo bilang, gak akan ada manusia yang mau sama gue lagi, ta-tapi buktinya sekarang lo sama gue san? apa lo gak menyedihkan? Dan kalau lo mau buat gue ngerasai neraka lo. gu-e juga bisa buat nereka penderitaan buat lo. Gue bisa buat lo menyedihkan kan San, gue bisa buat lo dipandang rendah dan menjijikkan sama semua orang akhh San"
"Lo! Lo cewek bajingan sebajingan yang pernah gue kenal Ke." desis Sandi dengan tangan terkepal kuat dirambut Kea
Kea terkekeh, "Lo baru tau?" Kata Kea sambil memejamkan matanya, merasakan bagaimana jambakan- suaminya.
***
Manten baruuuu yuhuuuuuu. maua tanya dong, kalian tim siapa?
Kea atau Sandi?
buat spoiler, aku gak pernah bikin tokoh yang baik sebaik dan seputih hati putri salju. wkwkwk... Jadi semuanya punya sisi jahat dan iblisnya masing-masing.
see youu... love you
atmosfera
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
AlychiaAl
klo gue sih saat ini tim kea soalnya yg sandi lakuin ke kea tuh jahat banget udah bertahun-tahun apalagi smpe nabrak.
semangatt up kak
2021-09-13
0
Jel27
aq mah timnya author ajha,palagi klo sereng up beeuuhhhhhh luplup dahh😅
2021-09-13
3
chia
SEMANGAT THOR SEMUA CERITANYA BAGUS BEDA DARI YG LAIN SELALU PUNYA FEEL TERSENDIRI DAN BIKIN PENASARAN
2021-09-12
0