S-1-Balas dendam

Pagi itu dengan tekad yang menggebu, Kea berangkat kesekolah dengan perasaan tak sabar. Ia harus menemui Sandi, berbicara dengan kepala dingin. Dan jika, jika laki-laki sialan itu tak mengakui perbuatannya dan meminta maaf padanya. Kea berjanji ia akan membalas semua dendamnya pada Sandi.

"Sandi!" panggil Kea begitu mendapati Sandi yang baru turun dari motornya. Kea memang menunggu laki-laki sialan itu diparkiran sekolah karena ia tak mau membuat keributan didalam kelas.

Sandi yang baru akan melepas helmnya meliriknya sekilas, lalu seolah tak mendengar apapun, laki-laki itu kembali melanjutkan kegiatannya. bertingkah seolah Kea adalah makhluk tak kasat mata dipenglihatannya.

"Sandi!"

"Geano Sandi!" panggil Kea kesal.

"Heh, pengecut!"

"Banci, brengsek- akh" Kea berteriak ketika rambut panjangnya tersentak kebelakang. Begitupun beberapa orang yang masih ada diparkiran, agak bersorak kaget karena tindakan kasar Sandi.

"Ngomong apa tadi lo?" tanyanya bengis.

"S-sakit San!"

"Woy, santai lo San, cewek berkebutuhan khusus itu!" teriak salah satu orang yang ada diparkiran, Kea tak tau siapa namanya tapi wajahnya tak begitu asing, mungkin satu angkatan dengan mereka.

"Iya San, lepasin dulu itu, Ceweknya Yuda itu kan? jangan cari masalah lah sama anak Ips" celetuk yang Lainnya.

Tapi makin banyak sorakan dan perintah untuk melepaskan jambakannya, Sandi justru kian mempererat jambakannya. Kea meringis saat merasa rambutnya terasa rontok secara bersamaan.

"Akh, sakit San!"

"Tadi lo bilang gue apa?" tanya Sandi dingin,

Kea memegangi tangan Sandi yang ada dirambutnya, mencoba menahan laki-laki itu menariknya kian kebawah. Kea sudah akan menangis, tapi ia tahan karena kali ini ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk berani dan tidak akan lemah didepan Sandi lagi, ia akan membalas dendamnya.

"Yang mana? Yang lo pengecut atau lo yang banci- Akh, Sandi!" Teriak Kea kian tak karuan. Sandi benar-benar gila.

"Sandi! Woy!" Teriak beberapa anak laki-laki yang tadi menyorakinya.

"Maju kalian selangkah, gue patahin tangan lo pada satu-satu." ancam Sandi bengis. Dan Perlahan tapi pasti anak laki-laki itu membubarkan diri, ntah memang takut pada ancaman Sandi atau mereka yang memang sudah tak memiliki empati apapun pada orang lemah seperti Kea.

"Tadi lo ngatain gue apa hah, Banci lo bilang?" tanya Sandi dingin.

Kea yang sekarang sendiri mulai merasa ketakutan, air matanya sudah menggenang dan pikiran gadis itu hanya mengharapkan kehadiran Yuda disisinya.

"Iya! Lo emang banci, lo yang uda fitnah gue didepan pak Sohibi waktu itu kan, elo yang buat gue kehilangan beasiswa gue kan, lo yang hiks." Kea tersedak oleh tangisnya sendiri, perempuan itu kecewa, sedih dan juga takut menjadi satu dalam rongga dadanya. Membuatnya tersedak lalu terbatuk-batuk, setelahnya Kea menangis dengan meyayat hati.

Sandi tersenyum kecil, "Kalau emang gue kenapa? Lo mau marah? Ck, udalah Ke, manusia cacat kayak lo itu seharuanya memang gak disini." Ujar Sandi dingin, lalu mendorong Kea sampai gadis itu terjatuh.

Kea memegangi rambut kepalanya, rasanya sakit sekali, Sandi benar-benar menjambaknya sekuat tenaganya.

Sandi menatap tangannya yang masih tersisa beberapa helaian rambut Kea ditangannya, laki-laki itu menoleh kearah Kea, tetangga sekaligus orang yang paling ia benci itu sedang menangis sampai terbatuk-batuk.

"Lemah" desis Sandi hampir berupa gumaman.

Kea mendongak, ia tak mendengar apa yang Sandi ucapkan karena terlalu pelan, tapi ia tau Sandi bergumam sesuatu tadi. Saat tatapan mereka beradu, disana disatu garis lurus pandangan itu, siapapun yang melihat pasti tau seberapa keduanya saling membenci.

"San, kenapa sih lo jahat terus hiks, sama gue?" tanya Kea menangis.

Sandi terkekeh, enggan menjawab, laki-laki itu lalu membenahi sampiran tasnya dibahu, melangkah pergi dengan angkuh.

"Eh banci hiks" teriak Kea kuat.

Sandi menghentikan langkahnya, laki-laki itu menatap Kea dengan bengis, tapi kali ini tak berniat memberi pelajaran, ia hanya menatap Kea dengan dingin.

"L-lo hiks, lo udah ambil beasiswa gue, l-lo uda ambil apa yang gue suka. dari dulu, dari dulu lo yang selalu hancurin hidup gue. hiks, liat aja nanti, gue bakal bales semua kelakuan lo kehal yang lo suka. gue bakal rebut dia dan buat lo mati karena kesedihan asal lo tau itu hiks. uhuk-uhuk." Kea menekan dadanya saat dadanya terasa nyeri. Gadis itu terbatuk-batuk dan kelihatan susah bernapas.

Tapi Sandi hanya menatapnya dengan dingin, "Lakuin aja yang lo suka, emang apa yang bisa dilakuin cewek buta dan tuli kayak lo?"

Kea menatap Sandi dengan tangannya yang mengepal didada sambil berusaha menekan dadanya yang sakit.

"Lo harusnya sadar Kea, apa yang bisa lo-

B**ugh!

"Bangsat," Sandi mengumpat sambil memegangi pipinya yang kram, mungkin pipinya nanti akan membiru.

Yuda, si pemberi pukulan itu gantian yang tersenyum remeh. "Gimana kalau kata-kata lo gue balikin, harusnya gini, 'emang apa yang bisa dilakuin cewek banci kayak lo buat nyakitin cewek gue."

Sandi mengepalkan tangannya, laki-laki itu terus memegangi pipinya dan kini tatapannya jatuh kepada Kea yang sudah dibantu kedua temannya.

"Cuih" Sandi meludah, ia lalu menggerak-gerakkan rahangnya untuk menghilangkan rasa kram dipipinya.

"Sori bro tadi lo bilang-

Bugh

-apa?"

Yuda yang tak siap dengan pukulan Sandi yang tampa ancang-ancang itu tekejut, dan ia langsung tersungkur karena tak siap menahan pukulan Sandi.

"Sori nih Yud, kayaknya gue harus ngakui kalau kalian berdua memang pasangan yang sempurna. Sama-sama lemah!"

Sedetik setelah Sandi berkata demikian, Yuda kembali bangkit dan menghajar Sandi. Akhirnya dua laki-laki pentolan sekolah beda jurusan itu saling memukul, berkelahi dan memaki.

Kea, Sheril dan Nindi saling berpandangan, merasa ngeri akan suara pukulan-pukulan kencang yang mungkin dapat membuat kulit membiru lebam.

"Sher! Na! hiks gimana itu Yuda?" tangis Kea semakin tak menjadi, Sandi adalah manusia setengah iblis yang tak punya hati, Kea takut kekaksihnya akan terluka oleh Sandi.

Sheril memegang bahu Nindi, "Di, lo jaga Kea, gue mau panggil guru. kayaknya sekarang uda pada jam masuk kelas." kata Sheril panik saat ia melihat sekeliling dan tak ada orang disekitar mereka, mungkin karena sudah jam masuk.

Nindi mengangguk cepat, "Satpam aja Sher, yang deket."

Sheril yang hendak berlari kearah bangunan sekolah langsung berbalik arah menuju gerbang, dimana tempat satpam sekolah berada. Gadis itu berteriak panik.

"Pak! Pak Parlin, A-ada yang berantem?"

Pak Parlin, satpam sekolah yang sedang meminun kopinya itu tersedak karena terkejut. "A-apa? siapa yang berantem? mana?" tanyanya sigap.

Sheril menunjuk arah parkiran,

Saat mereka sampai disana, perkelahian mereka tampaknya sudah melebihi batas wajar siswa yang bertengkar karena salah pabam. Keduanya bertengkar seperti harimau buas yang menjaga kekuasaannya.

"Ck, ini Hei, berhenti kalian!" teriak pak Parlin, "Kamu panggil guru sana" perintah satpam itu pada Sheril yang langsung dituruti Sheril.

Kea dan Nindi yang tadi tampak ketakutan mulai lega saat mendaptkan pak Parlin disana. Satpam itu memisahkan mereka , tapi seperti kata Kea tadi, Sandi adalah manusia setengah iblis. Laki-laki itu justru menghajar pak Parlin karena merasa dihalangi.

disaat yang bersamaan guru BK dan pak Sohibi datang, mereka membantu pak Parlin memisahkan keduanya.

Barulah berhasil, Kea langsung berlari dan memeluk Yuda yang babak belur, sedangkan Sandi menepis tangan Pak Parlin yang hendak membantunya.

"Yuda, kamu jangan buat takut hiks" tangis Kea dipelukan laki-laki itu.

Yuda tersenyum, walaupun ia merasa bibirnya perih untuk sekedar meringis, ia lalu merengkuh Kea kedalam pelukannya, tak memperdulikan bagaimana nyeri dadanya karena pukulan Sandi. Ia tetap merengkuh Keanya erat, seolah memberi tau bahwa kekasihnya yang rapuh itu aman bersama nya.

"Maaf sayang, stt uda jangan nangis dong" katanya tersenyum. Dan hati Kea semakin teriris karena ucapan Yuda. Dalam diam, tangan gadis itu mengepal, ia akan membalas perlakuan yang sama untuk Sandi. Ia janji itu.

***

Yuda.. hiks.

Terpopuler

Comments

Arnisah fitri Nisa

Arnisah fitri Nisa

Hai Hai Hai😆

2021-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 S-1-ancaman
2 S-1-Ujian
3 S-1- dendam
4 S-1-Balas dendam
5 S-1- Lusi ya?
6 S-1- Putus?
7 S-1- Yuda kenapa?
8 Kejutaan!
9 S-1 Selamat jalan
10 S-1- Kasihan
11 S-1- Pengecut
12 S-1- Ketakutan
13 S-1- Pelaku
14 S-1- Pembalasan yang berbeda
15 S-1-Senjata makan tuan?
16 S-1- Neraka ya?
17 S-1- Miliknya
18 S-1 Iblis berkedok manusia!
19 S-1- Istri heh!
20 S-1- Sesal
21 S-1- Lucifer
22 S-1- Bisa jauhin dia?
23 S-1- Yuda patah
24 S-1- Luapan
25 S-1- Rencana awal
26 S-1 Jadi gimana?
27 S-1 Keluarga Geano
28 S-1 Amukan
29 S-1 Pembicaraan
30 S-1 Masukan
31 S-1 Tejadi?
32 S-1 Ketakutan yang terjadi
33 S-1 Kesiapan
34 S-1 Menerima takdir
35 S-1 Ragu
36 S-1 Drama
37 S-1 Sharing
38 S-1 Pindah?
39 S-1 Tanggung jawab
40 S-1 Terbiasa
41 S-1 Ngidam?
42 S-1 Kerja
43 S-1 Maaf
44 S-1 Makasih Papa?
45 S-1 Lo bahagia?
46 S-1 Gelisah
47 S-1 Perjanjian masa lalu
48 S-1 Hancur
49 S-1 Remuk Redam
50 S-1 Angela Geono
51 S-1 Salah yang menghantui
52 S-1 Kehilangan yang sesungguhnya
53 S-1 Kesadaran diri
54 S-1 Perubahan yang tanpa disadari
55 S-1 Ayo perbaiki
56 S-1 Terima kasih (End)
57 S-1 Salah (Kea)
58 S-1 Salah (Sandi)
59 S-2 Kehidupan baru
60 S-2 Kebahagiaan mini
61 S-2 Ketakutan tak beralasan
62 S-2 Ohayo, papa
63 S-2 Mama jangan iri ya
64 S-2 Membulatkan tekad
65 S-2 Tangisan yang dihayalkan
66 S-2 Aiko Geano
67 S-2 Mama ga mewosamasu
68 S-2 Hai, Aiko
69 S-2 Arti sebuah kebahagiaan (END)
70 S-2 Salah (Aiko)
71 S-2 Salah (Papa) Bagian 1
72 S-2 Salah (Papa) bagian 2
73 S- 2 Cinta terbaik
74 Tentang mereka
75 EGO- Adhira
76 Karma dan balas dendam
Episodes

Updated 76 Episodes

1
S-1-ancaman
2
S-1-Ujian
3
S-1- dendam
4
S-1-Balas dendam
5
S-1- Lusi ya?
6
S-1- Putus?
7
S-1- Yuda kenapa?
8
Kejutaan!
9
S-1 Selamat jalan
10
S-1- Kasihan
11
S-1- Pengecut
12
S-1- Ketakutan
13
S-1- Pelaku
14
S-1- Pembalasan yang berbeda
15
S-1-Senjata makan tuan?
16
S-1- Neraka ya?
17
S-1- Miliknya
18
S-1 Iblis berkedok manusia!
19
S-1- Istri heh!
20
S-1- Sesal
21
S-1- Lucifer
22
S-1- Bisa jauhin dia?
23
S-1- Yuda patah
24
S-1- Luapan
25
S-1- Rencana awal
26
S-1 Jadi gimana?
27
S-1 Keluarga Geano
28
S-1 Amukan
29
S-1 Pembicaraan
30
S-1 Masukan
31
S-1 Tejadi?
32
S-1 Ketakutan yang terjadi
33
S-1 Kesiapan
34
S-1 Menerima takdir
35
S-1 Ragu
36
S-1 Drama
37
S-1 Sharing
38
S-1 Pindah?
39
S-1 Tanggung jawab
40
S-1 Terbiasa
41
S-1 Ngidam?
42
S-1 Kerja
43
S-1 Maaf
44
S-1 Makasih Papa?
45
S-1 Lo bahagia?
46
S-1 Gelisah
47
S-1 Perjanjian masa lalu
48
S-1 Hancur
49
S-1 Remuk Redam
50
S-1 Angela Geono
51
S-1 Salah yang menghantui
52
S-1 Kehilangan yang sesungguhnya
53
S-1 Kesadaran diri
54
S-1 Perubahan yang tanpa disadari
55
S-1 Ayo perbaiki
56
S-1 Terima kasih (End)
57
S-1 Salah (Kea)
58
S-1 Salah (Sandi)
59
S-2 Kehidupan baru
60
S-2 Kebahagiaan mini
61
S-2 Ketakutan tak beralasan
62
S-2 Ohayo, papa
63
S-2 Mama jangan iri ya
64
S-2 Membulatkan tekad
65
S-2 Tangisan yang dihayalkan
66
S-2 Aiko Geano
67
S-2 Mama ga mewosamasu
68
S-2 Hai, Aiko
69
S-2 Arti sebuah kebahagiaan (END)
70
S-2 Salah (Aiko)
71
S-2 Salah (Papa) Bagian 1
72
S-2 Salah (Papa) bagian 2
73
S- 2 Cinta terbaik
74
Tentang mereka
75
EGO- Adhira
76
Karma dan balas dendam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!