Kea masih tergugu disana, tubuhnya merosot dengan menyedihkan dan ia seperti kehilangan seluruh tenaganya. Gadis itu bahkan sudah tak memperdulikan bagaimana sakitnya tangannya saat terpijak orang lain, bagaimana sakit bahunya yang tertendang orang-orang yang berlalu lalang. Kea benar-benar tak peduli, ia hanya ingin menangisi kebodohannya.
Menangisi kecerobohannya, bagaimana bisa ia tertipu dengan muda oleh akal busuk sandi? Kenapa ia tak curiga dengan pesan teks gila Sandi padanya? bagaimana ia tak mendengarkan ucapan mang Asep yang mengatakan kalau suara Yuda agak berbeda.
Kenapa?
Kenapa ia sebodoh ini?
Kenapa ia tak mempercayai Yudanya?
Sekarang Yudanya telah pergi,
Yuda nya pergi.
"Akhhh,,, hiks" Tangisnya makin tak karuan.
"Hiks, Hiks, Yuda hiks" Tangis Kea makin meyayat hati, gadis itu memukuli dadanya yang kian sesak. Ia telah kehilangan kekasihnya. Ia kehilangan sebagian kebahagiannya.
"Hei, manis, ngapain sih nangis sampai segitunya hm?"
Kea mendongakkan kepalanya, gadis itu butuh beberapa detik untuk menyesuaikan fokus pandangannya.
"Haloo,"
Kea meringsutkan tubuhnya kebelakang saat ia menyadari orang yang menyapanya adalah orang yang tak ia kenal.
Laki-laki bertubuh gendut, Dari suaranya Kea dapat menebak kalau laki-laki ini adalah laki-laki yang sama yang hampir berbuat tak senonoh dengannya beberapa saat yang lalu.
"Hei, uda dong, jangan mundur terus. Om kan jadi susah mau deketinnya."
"Hiks" Kea semakin gemetar ketakutan saat tangannya ditarik kuat, Kea tergerat kedepan. Mendekati laki-laki itu.
"Cup-cup, uda nangisnya, kamu nangis sekuat apapun gak bakal ada yang denger disuara musik begini."
"Le-lepas hiks" Kea menggeeleng-gelengkan kepalanya saat tangan laki-laki itu mengelus pipinya.
"Uda jangan sok jual mahal, kamu juga uda dibuang sama pacar kamu tadi itu kan?"
Kea menatap sekelilingnya, untuk pertama kali dalam hidupnya, Kea merasa ia membutuhkan Sandi untuk menolongnya.
"S-sandi hiks?" tangis Kea masih tetap mencoba memberontak saat laki-laki itu mencoba memeluknya.
"Diem!"
"Sandi hiks!"
"Diem saya bilang!" Bentak laki-laki itu saat Kea terus memberontak. Ia mencengkal tangan Kea dengan keras.
"Asal kamu tau ya, pacar kamu itu yang kasih kamu ke saya?"
Kea terdiam, ia tak lagi berteriak walaupun respon tubuhnya menunjukkan kebalikannya, ia masih bergetar ketakutan. Tapi, laki-laki itu bilang, Sandi yang memberikannya pada laki-laki itu.
Sandi, apakah sebejat itu?
"Akh?" Kea mengerang sakit saat tubuhnya ditarik kasar untuk mundur. Ia lalu merasakan rangkulan seseorang dilehernya.
"Ck, gue bilang lo liat-liatkan cewek gue, bukan ko *****-***** bangsat!" Maki Sandi emosi.
Kea mendongakkan kepalanya, ia menatap Sandi dengan pandangan kosong. Laki-laki itu saling adu cekcok sebelum akhirnya laki-laki gendut itu melangkah pergi walaupun sambil memaki.
Kea masih tak tau harus merespon apa, bahkan ketika Sandi menggendongnya kepunggung laki-laki itu, Kea masih betah dalam keterdiamannya.
***
"Lo jangan mati sekarang, gue gak mau masuk penjara untuk suatu tuduhan gak bermutu nantinya." kata Sandi sambil meletakkan jaketnya dibahu Kea setelah mereka masuk kedalam mobil yang ntah milik siapa, Kea tak tau, yang pasti ini bukan mobil milik Sandi, karena Sandi tak pernah mengendarai mobilnya.
Kea masih diam, ia hanya menatap Sandi dengan kosong. Kea benar- benar seperti manusia kehilangan semangat hidupnya.
Tok!
Tok!
Kea dan Sandi menoleh kearah kaca mobil yang diketuk beberapa kali, lalu Sandi keluar, menemui laki-laki sebaya mereka dengan gayanya. lalu tak lama Sandi kembali lagi masuk kedalm mobil.
"Kunci lo"
Kea agak tersentak mundur saat Sandi berdecak dan mulai meraba bajunya, laki-laki itu mengambil kunci motor Kea dari kantung piyamanya.
"Anter rumah gue aja ya bro, thanks" Sandi berteriak santai, laki-laki itu lalu mulai menghidupkan mesin mobil dan menjalankannya dengan begitu lihai
"Gue serius waktu gue bilang pingin bunuh lo Ke, tapi gue juga serius waktu gue bilang, gue males lo mati sekarang dan nyusahin gue" kata Sandi sinis.
Kea mengusap pipinya, ia menatap Sandi dengan tatapan paling menyedihkan. "Ke-kenapa san?"
Sandi meliriknya sekilas sebelum kembali fokus kejalanan. "Yah, lo pikir dong pakai otak, siapa juga yang mau dituduh bersalah buat hal kecil dan gak guna kayak lo." sinis Sandi.
"Hiks, gue tanya! kenapa lo ngebenci gue sampai segitunya san hiks, KENAPA SAN! KENAPA HIKS, GUE SALAH APA SAMA LO! gue salah apa hiks, hiks." Kea terisak.
"Drama!" Desis Sandi tak peduli.
Kea yang emosi menarik lengan Sandi, membuat mobil yang mereka tumpangi oleng karena Sandi yang terkejut, mereka hampir saja keluar jalur dan menabrak mobil lain jika saja Sandi tak memiliki refleks yang bagus.
"Bangsat, Anjing! Mau lo apa Bego!" Maki Sandi begitu ia menepikan mobil itu kepinggir jalan.
Kea juga ikut tertegun saat nyawanya hampir saja melayang untuk hal sepele yang ia lakukan.
"Gu-gue-
"Heh, denger ya, Kalau lo mau mati, mati aja sana. lo emang gak layak hidup. Tapi gak usah ngajak-ngajak gue juga Babi" maki Sandi lepas kendali.
"Kenapa?" tanya Kea gamang, gadis itu masih setengah sadar atas keterkejutannya, tapi alam bawah sadarnya otomatis melontarkan tanya.
Sandi tersenyum, senyum mengejek yang tampak begitu merendahkan. "Kenapa? Lo tanya kenapa Ke? Rasanya gue gak nyangka orang gak layak hidup kayak lo masih tanya kenapa, gue harap lo cepet sadar deh. Ngaca kalau perlu. Lo itu cuma menuh-menuhi dunia aja."
Kea menatap Sandi kian dalam, "Kenapa San? hiks, gue tanya kenapa lo benci gue segitunya? Kenapa lo selalu hancurin kebahagian gue. Kenapa! Lo jijik kan sama gue? Lo benci kan sama gue! Tapi kenapa lo selalu muncul dikehidupan gue, kenapa! Asal lo tau ya hiks, hiks, yang pantes mati, yang gak layak hidup hiks, itu lo, Elo san!"
Brak!
Kea memojokkan tubuhnya saat, Sandi memukul Setir kemudi dengan napas memburu.
"Apa lo bilang? Gue, gue yang hancurin kebahagian lo?. Lo Kea! LO YANG SELALU HANCURIN KEBAHGIAN GUE, LO YANG BUAT GUE DIBENCI SEMUA ORANG! LO YANG BUAT GUE KAYAK IBLIS DIMATA SEMUA ORANG BAHKAN BUAT NYOKAP BOKAP GUE SENDIRI. Lo, Ke, Lo yang hancurin kebahagiaan gue. Lo yang lemah, orang kayak lo emang layak mati dari dulu, tapi kenapa semua orang selalu bela lo. kenapa semua orang merhatiin lo yang bahkan belum tentu bisa hidup lama. Kenapa hah!-
-Kenapa Kea! kenapa! Gara-gara lo, Gue kehilangan lusi, gara-gara lo, gue kehilangan kepercayaan nyokap bokap gue, dan gara-gara lo juga, gue kejerat lingkaran setan ini. Gara-gara lo Kea! Gara-gara lo akh!" Sandi meninju setir kemudinya.
Napas laki-laki itu memburu, "Keluar!"
Kea mengkerut takut, baru kali ini ia melihat Sandi semarah ini.
"Keluar gue bilang, Bangsat!" teriak Sandi kian keras, tangan laki-laki itu sudah hampir menampar Kea, tapi ia menariknya kembali,
"S-san"
"Keluar gue bilang, Keluar!"
Dengan tangan gemetar, Kea membuka pintu mobil, gadis itu langsung terdorong jatuh ketika Sandi mendorongnya.
"S-san" Kea menangis takut, kali ini ia benar-benar takut, Jalanan ini begitu gelap untuknya. Ia buta arah. Kea tak tau harus kemana melengkah.
Sandi berdecih, laki-laki itu menutup pintu mobilnya keras, membiarkan Kea dipinggir jalan dengan jeritannya yang meyayat hati.
Kea menatap mobil Sandi yang perlahan mundur, lalu mengarahkan lampu kearahnya. Kea masih tak mengerti kenapa mobil Sandi terus mundur. Bukannya maju,
Tapi perlahan, matanya membulat kaget saat dengan laju tinggi mobil itu maju dan mengarah kedirinya.
Kea berusaha bangkit, tapi ia kembali terjatuh karena tubuhnya yang gemetaran.
Sedangkan Sandi tersenyum, "Selamat jalan Kea" desisnya dengan mata merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
AlychiaAl
semangattt ka
ditunggu upnya
2021-08-25
0
ruby
Alhamdulillah update sumpah gw nunggu banget setiap updatenya kagak bohong
2021-08-24
0
stvw_nd
semangat up, makin penasaran ama cerita ini
2021-08-24
0