The Chronicle Of Jawata (Edisi Trial Kompilasi)

The Chronicle Of Jawata (Edisi Trial Kompilasi)

1. Bocah Neraka (1)

(Bithari. Bulan Wehu)

Suasana hening. Tanah di tengah area gelanggang bergeser. Pintu cakra terselimuti tanah dan pasir tebal, perlahan terbuka lebar. Muncul empat algojo dari balik kedalaman tanah, derap langkah berat dan kekar tubuh mereka sambil menyeret rantai-rantai membelit seorang pemuda belasan tahun. Ia menggeliat di tanah. Kedua tangan dan kaki terbelenggu. Penuh memar dan bilur di sekujur tubuhnya. Sementara para algojo tak berhenti memecut pemuda itu.

”Bocah Neraka!” seru lantang seorang pengendali eksekusi, berdiri di sisi serambi menara yang menghadap arena gelanggang eksekusi. Ia berjirah perak seraya mengangkat tongkat.

”Pemberontak. Pembunuh. Pembawa musibah!” teriak lantang si pengendali itu lagi. Suaranya menggema sampai ke telinga semua orang yang menyaksikan eksekusi hari itu.

Sangkakala menggema angkasa. Genta-genta raksasa turut ditabuh. Hingar bingar alunan suara benda-benda itu bertalu-talu. Pasukan penjaga berbaris ketat di sepanjang benteng menjulang tinggi. Kerumunan rakyat jelata berjejal di balik jalan masuk pintu berpalang. Dari menara-menara empat penjuru bangunan megah, tempat arena gelanggang biasanya diadakan adu tarung, tampak orang-orang penting turut hadir menyaksikan peristiwa hendak dilaksanakan sebuah ekseskusi mati seorang pemuda.

”Eksekusi penggal kepala hukumannya!!!” seru pengendali.

Siksaan sejenak dihentikan. Gerbang utama area gelanggang dibuka, kemudian muncul pria berjubah hitam, menuntun kuda yang ditunggangi seorang lelaki dengan wibawa. Seluruh penjuru negeri menyebutnya,

"Paduka Jayasinggih hadir!!!" pria berjubah hitam menyerukan kedatangan junjungan negeri Sekte Kakilangit.

Jayasinggih, Penguasa Sekte Kakilangit di atas kudanya, memasuki arena eksekusi, diikuti belasan prajurit menyertai sisi depan dan belakang. Sementara itu, pria berjubah hitam, lebih menyita perhatian orang-orang yang menyaksikan kedatangan Paduka Jayasinggih. Mereka bergerak hingga ke tengah gelanggang, lalu berhenti tepat di hadapan tiang jagal sebagai tempat eksukusi pemuda yang diseret-seret para algojo. Tubuh pemuda itu diikat dan ditarik dengan tali temali di tiang jagal.

Pria berjubah hitam membuka tudung wajahnya. Sebuah wajah tersingkap, tampak asing bagi siapapun yang melihatnya pertama kali. Wajat memutih pucat, sepasang mata sipit tanpa alis. Urat biru merayap sekitar kening dan batas rahangnya. Seluruh tubuhnya tertutup jubah hitam panjang sampai menyapu tanah. Pria berjubah hitam itu mendekati bocah lelaki yang tergeletak, hingga jarak beberapa selangkah. Pria berjubah hitam tersenyum sinis, ditatapnya bocah yang hendak dieksekusi itu, tampaknya sangat menderita. Tepat di depan bocah itu, tiang jagal dan algojo siap siaga dengan sebilah golok besar di tangan masing-masing.

”Hari ini, wujud kekuasaan Paduka Jayasinggih yang Agung!” teriak lantang pria berjubah hitam, sekali itu melempar senyum anyir, diiringi rentangan tangan lebar-lebar dan mengarah pada Paduka Jayasinggih di atas pelana kudanya.

Penguasa Kakilangit itu melempar pandang ke arah semua orang yang hadir mengelilingi area eksekusi. Kemudian tatapan matanya jatuh pada pemuda yang terikat di tiang jagal.

Satu alasan, seseorang paling berkuasa di Kakilangit, sedekat itu dengan pemuda yang sebentar lagi akan dieksekusi mati. Wajah Paduka Jayasinggih menampilkan raut dingin di balik senyum pahit, menandakan kemenangan luar biasa di atas dendam. Tergenggam pedang di tangannya.

“Bocah Neraka ...," ujar Paduka Jayasinggih, ”Ternyata Roh Biru tidak ada dalam dirimu. Sangat disesalkan, bahwa aku terkecoh selama ini!” sekilas Paduka Jayasinggih mengamati wajah pemuda itu meregang kesakitan.

Suara pedang keluar dari sarungnya. Dingin menyayat tulang. Bersamaan dengan itu, pria berjubah hitam dan pasukan pengawal membungkuk pertanda tunduk dan takut.

”Tetapi, aku akan mengampunimu jika kamu menyerahkan Dunia Bawah kepadaku,” lanjut Paduka. Cukup terdengar sekitar pasukan berjaga-jaga di dekatnya.

Dengan sisa tenaga, pemuda itu mengangkat wajahnya. Getir namun tangguh, menatap ke arah Paduka Jayasinggih yang tinggi besar, duduk di atas kudanya. Bibirnya sedikit gemetar berbicara.

”Turunlah, jika kau menginginkan Dunia Bawah!” kata pemuda itu menahan sakit, ”Kau tidak akan bisa mendapatkannya! Bahkan kau tidak bisa membunuhku!”

Paduka naik pitam. Pria berjubah hitam melotot. Para algojo pun terpancing amarah mendengar pemuda itu. Ingin sekali segera melibaskan golok sekiranya tanpa menunggu perintah. Paduka Jayasinggih lebih dulu mengangat lengannya untuk menahan eksekusi. Paduks yang gagah turun dari kudanya kemudian mendekati pemuda itu terikat di tiang jagal.

Paduka Jayasinggih menarik kunciran rambut bocah itu hingga tergerai panjang.

“Yakinkah kau lebih memilih mati di ujung pedangku?” suara Paduka Jayasinggih terdengar datar tetapi sangat mengancam. Sambil memamerkan kengerian pedangnya, mengacungkannya tinggi-tinggi ke hadapan semua orang yang menyaksikan.

Pemuda itu tampak tenang. Kilau pedang di tangan Paduka, menyilaukan mata. Belum pernah ia gentar pada apapun, tetapi di bawah bayangan pedang itu, dapat dirasakan betapa dingin dan menyayat. Pemuda itu menundukkan wajah untuk menghindari kilau yang menyakitkan. Punggungnya penuh memar sampai tampak gemetar.

“Bocah Neraka! Aku akan mengakhiri hidupmu ...,” ujar Paduka Jayasinggih menyentuh kulit bocah itu dengan ujung pedang di tangannya.

”Terakhir kali, aku memberimu satu kesempatan untuk menyerahkan Dunia Bawah. Maka aku akan mengampunimu!”

Pemuda itu meringkuk dalam bisu dan rantai-rantai membelit tubuhnya. Guratan merah membekas di sekujur punggung.

”Ambil kesempatan terakhirmu! Ini semata-mata wujud Paduka yang pengampun!” Pria berjubah hitam berteriak tegas. Sementara empat algojo kekar, siap siaga dengan perintah Paduka.

Perlahan pemuda itu mengangkat wajahnya lagi. Senyum tipis sekali lagi menghiasi wajahnya yang letih kesakitan.

”Jaya Wening sangat cantik,” jawaban pemuda itu di luar sangka semua orang.

Paduka Jayasinggih beralih pandang ke arah salah satu menara di sisi arena eksekusi. Tampak seorang putri, Jaya Wening namanya. Gadis belia nan cantik jelita, ia menyaksikan dari sisi tribun menara. Namun kebencian terpancar dari caranya menatap ke arah pemuda itu. Putri berwajah cantik, terpaksa menyaksikan eksekusi hari itu.

Paduka Jayasinggih habis kesabaran. Alisnya naik, menatap kesal pada pemuda itu menatap ke arah putri di sana.

”Pasukanku akan datang. Hahaha!!!"

"Khaaarg!!!"

Tiba-tiba pemuda itu menyeringai lebar, suaranya mendesis seperti ular. Terkejut sekali, tampaklah gigi taring bocah itu muncul. Paduka Jayasinggih dan para penjaga di dekatnya seketika mengambil langkah mundur.

“Tidak ada ....

Tidak ada sesuatu pun di dunia ini ....

Yang kekal ….”

Mendesis suara pemuda itu, perlahan melantunkan patahan kalimat aneh, menyerupai lagu-lagu pelantun tidur panjang. Sesekali ia tersedak karena muntahan darah kental keluar dari mulutnya, kemudian ia melanjutkan kembali syair-syair yang aneh.

”Kita yang hidup sebelum mati,

Berbekal kasih.

Sang Durjana sibuk menguasai masa.

Kalian semua tertipu daya.

Buah kerinduan tak terhapus

Walaupun dengan senyum seribu tahun.”

* * *

Terpopuler

Comments

mis FDR

mis FDR

aku mmpir nih kk tolong mmpir di karya aku juga ya kk judul nya HARIMAU AULIA 🙏

2023-03-09

1

Dhita Sativa

Dhita Sativa

baru baca part 1 udh terpana dgn bahasanya.. keren kak.. 🥰

2023-01-01

1

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

Bagus banget nih. Terencana sekali semestanya. Akan sya ikuti. Semangat!

Salam dari NALA dan PENDEKAR TOPENG SERIBU 🙏🏻

2022-11-21

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bocah Neraka (1)
2 2. Bocah Neraka (2)
3 3. Tiga Manusia
4 4. Jejak Pembantaian
5 5. Tertangkap
6 6. Budak 1000 Keping Emas (1)
7 7. Budak 1000 Keping Emas (2)
8 8. Budak 1000 Keping Emas (3)
9 9. Budak 1000 Keping Emas (4)
10 10. Balairung Perak
11 11. Terdakwa Penyusup
12 Pendengkur Ulung
13 13. Rakit Senjata
14 14. Tingkatan Kelas
15 15. Berpacu Kuda
16 16. Tim Kancil Marah
17 Syair Waktu
18 Ksatria dan Raja
19 Latih Tanding (1)
20 Latih Tanding (2)
21 Latih Tanding (3)
22 Remuk Tulang
23 Murid Pengobatan (1)
24 Murid Pengobatan (2)
25 Kelas Tabib
26 Balada Murid Nakal
27 Senjata Makan Puan
28 Sejatinya Dia Lelaki
29 Penyusup
30 Eksekusi Mati
31 Istana Kelam
32 Pembantai Bayaran
33 Pusaka Bertuah
34 Praja Istimewa
35 Istana Praja Sayap Kanan
36 Jurus Pedang
37 Kitab Rahasia (1)
38 Kitab Rahasia (2)
39 Tim Kancil (1)
40 Tim Kancil (2)
41 Tim Kancil (3)
42 Tim Kancil (4)
43 Terpidana (1)
44 Terpidana (2)
45 Terpidana (3)
46 Terpidana (4)
47 Terpidana (5)
48 Pengasingan (1)
49 Pengasingan (2)
50 Pengasingan (3)
51 Makhluk Tua Misterius
52 Tuan Anjing Hitam (1)
53 Tuan Anjing Hitam (2)
54 Tuan Anjing Hitam (3)
55 Perjamuan Para Putri
56 Menyelinap Ke Ruang Pusaka
57 Mencari Pusaka
58 Cermin Dua Muka
59 Lolongan Serigala
60 Serigala Jadi-jadian
61 Lembah Gundil (1)
62 Lembah Gundil (2)
63 Lembah Gundil (3)
64 Lembah Gundil (4)
65 Lembah Gundil (5)
66 Lembah Gundil (6)
67 Akal Bulus (1)
68 Akal Bulus (2)
69 Sang Jawara
70 Teror Ramalan
71 Rencana Putri
72 Pertolongan Putri
73 Panahan (1)
74 Panahan (2)
75 Panahan (3)
76 Rintang Alam (1)
77 Rintang Alam (2)
78 Rintang Alam (3)
79 Duel Praja (1)
80 Duel Praja (2)
81 Duel Praja (3)
82 Jurus Pedang Angin
83 Terperosok
84 Balas Dendam
85 Senja Gerhana
86 Aku Menemukanmu
87 Marga Yang Ditemukan
88 Kitab Misterius Menguak Rahasia
89 Di Bawah Gemuruh Halilintar
90 Teror Manusia Berjubah Hitam (1)
91 Teror Manusia Berjubah Hitam (2)
92 Sungai Antah Berantah
93 Seseorang Terhanyut
94 Tusuk Konde
95 Tiga Praja (1)
96 Tiga Praja (2)
97 Tiga Praja (3)
98 Sarang Penyihir (1)
99 Sarang Penyihir (2)
100 Sarang Penyihir (3)
101 Makhluk Tak Lazim
102 Jurang Air Terjun
103 Terdampar ke Hilir Sungai
104 Pengakuan
105 Menghalau Musuh
106 Bukan Sepenuhnya Manusia
107 Jalur Air Bah
108 Kembali dari Kematian
109 Penyihir Putih
110 Serangan Penyihir
111 Bala Bantuan
112 Pasukan Rahasia (1)
113 Pasukan Rahasia (2)
114 Sihir Pembangkit Tanah
115 Lembah Hantu
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
145 145
146 146
147 147
148 148
149 149
150 150
151 Kilas Jawata
152 Marga Yang ditemukan
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1. Bocah Neraka (1)
2
2. Bocah Neraka (2)
3
3. Tiga Manusia
4
4. Jejak Pembantaian
5
5. Tertangkap
6
6. Budak 1000 Keping Emas (1)
7
7. Budak 1000 Keping Emas (2)
8
8. Budak 1000 Keping Emas (3)
9
9. Budak 1000 Keping Emas (4)
10
10. Balairung Perak
11
11. Terdakwa Penyusup
12
Pendengkur Ulung
13
13. Rakit Senjata
14
14. Tingkatan Kelas
15
15. Berpacu Kuda
16
16. Tim Kancil Marah
17
Syair Waktu
18
Ksatria dan Raja
19
Latih Tanding (1)
20
Latih Tanding (2)
21
Latih Tanding (3)
22
Remuk Tulang
23
Murid Pengobatan (1)
24
Murid Pengobatan (2)
25
Kelas Tabib
26
Balada Murid Nakal
27
Senjata Makan Puan
28
Sejatinya Dia Lelaki
29
Penyusup
30
Eksekusi Mati
31
Istana Kelam
32
Pembantai Bayaran
33
Pusaka Bertuah
34
Praja Istimewa
35
Istana Praja Sayap Kanan
36
Jurus Pedang
37
Kitab Rahasia (1)
38
Kitab Rahasia (2)
39
Tim Kancil (1)
40
Tim Kancil (2)
41
Tim Kancil (3)
42
Tim Kancil (4)
43
Terpidana (1)
44
Terpidana (2)
45
Terpidana (3)
46
Terpidana (4)
47
Terpidana (5)
48
Pengasingan (1)
49
Pengasingan (2)
50
Pengasingan (3)
51
Makhluk Tua Misterius
52
Tuan Anjing Hitam (1)
53
Tuan Anjing Hitam (2)
54
Tuan Anjing Hitam (3)
55
Perjamuan Para Putri
56
Menyelinap Ke Ruang Pusaka
57
Mencari Pusaka
58
Cermin Dua Muka
59
Lolongan Serigala
60
Serigala Jadi-jadian
61
Lembah Gundil (1)
62
Lembah Gundil (2)
63
Lembah Gundil (3)
64
Lembah Gundil (4)
65
Lembah Gundil (5)
66
Lembah Gundil (6)
67
Akal Bulus (1)
68
Akal Bulus (2)
69
Sang Jawara
70
Teror Ramalan
71
Rencana Putri
72
Pertolongan Putri
73
Panahan (1)
74
Panahan (2)
75
Panahan (3)
76
Rintang Alam (1)
77
Rintang Alam (2)
78
Rintang Alam (3)
79
Duel Praja (1)
80
Duel Praja (2)
81
Duel Praja (3)
82
Jurus Pedang Angin
83
Terperosok
84
Balas Dendam
85
Senja Gerhana
86
Aku Menemukanmu
87
Marga Yang Ditemukan
88
Kitab Misterius Menguak Rahasia
89
Di Bawah Gemuruh Halilintar
90
Teror Manusia Berjubah Hitam (1)
91
Teror Manusia Berjubah Hitam (2)
92
Sungai Antah Berantah
93
Seseorang Terhanyut
94
Tusuk Konde
95
Tiga Praja (1)
96
Tiga Praja (2)
97
Tiga Praja (3)
98
Sarang Penyihir (1)
99
Sarang Penyihir (2)
100
Sarang Penyihir (3)
101
Makhluk Tak Lazim
102
Jurang Air Terjun
103
Terdampar ke Hilir Sungai
104
Pengakuan
105
Menghalau Musuh
106
Bukan Sepenuhnya Manusia
107
Jalur Air Bah
108
Kembali dari Kematian
109
Penyihir Putih
110
Serangan Penyihir
111
Bala Bantuan
112
Pasukan Rahasia (1)
113
Pasukan Rahasia (2)
114
Sihir Pembangkit Tanah
115
Lembah Hantu
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
147
147
148
148
149
149
150
150
151
Kilas Jawata
152
Marga Yang ditemukan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!