Tamma muncul ke permukaan lagi.
”Niratih! Baiyan!” panggilnya sembari melihat sekeliling permukaan air. Tidak lama kemudian, tubuhnya terdorong ke atas. Seperti ada seseorang menyundul dari dalam air. Ternyata itu Baiyan muncul.
”Di mana Niratih?” kebingungan, Baiyan menyadari seseorang tidak bersama mereka.
Tamma dan Baiyan celingukan ke segala arah. Namun belum sempat menjauh dari posisi terapung di tempat, muncul dua kapal besar lainnya dan mengepung kedua anak muda itu.
”Niratih!” panggil Tamma, tak bisa menahan diri ketika dilihatnya di atas kapal besar itu, tubuh Niratih meronta dalam jeratan jaring tergantung sedang ditarik ke atas kapal besar.
Tamma dan Baiyan mendongak, sepanjang tepian kapal-kapal besar telah berdiri banyak orang-orang berseragam. Tampang mereka bengis dan perawakan tinggi besar, bersiaga dengan senjata masing-masing. Dan di antara mereka melemparkan jaring-jaring besar, tepat ke arah dua anak itu di bawahnya.
Tanpa sempat menghindar, cepat sekali jaring-jaring besar menjerat dua anak itu. dan segera ditarik ke atas kapal. Di atas sana, terdengar sorak riuh orang-orang menyambut.
”Dua tertangkap! Anak-anak!” seru seseorang yang tampaknya cukup ditakuti sambil membawa tombak baja dan seragam kusam dari kulit yang dikenakannya, caranya berjalan ke dekat anak-anak itu dilempar ke lantai dek, dengan suara derap sepatu besinya yang karatan dan. Namun wajahnya tak jelas terlihat karena helm besi. Hanya sepasang matanya yang angker, mengamati anak-anak itu dalam jeratan jaring-jaring dalam keadaan basah kuyup.
”Ketua datang!” seru awak seorang dari anjungan kapal. Kemudian di sambut kesibukan masing-masing. Untuk sesaat, anak-anak itu tergeletak di tengah-tengah lantai dek.
”Apa yang sedang dilakukan manusia-manusia itu pada kita?” tanya Baiyan agak berbisik sambil melempar pandang bergantian pada dua temannya.
Beberapa awak kapal bersiul sambil terbahak dengan sesekali berkata, ”Kita akan panen besok pagi!” diiringi derai tawa yang lain juga.
”Tamma!” Niratih terpekik setelah melihat kaki Tamma terluka akibat tergores jaring berserabut. Baiyan pun melihat itu. Tamma terlihat lemas sekali. Perlhan-lahan kepalanya tertunduk sampai akhirnya ia terantuk ke lantai dan tidak sadarkan diri. Ternyata, bukan luka di kakinya saja yang membuatnya berdarah. Ada juga sepucuk anak panah menancap di punggung Tamma.
”Tamma!” seru Baiyan dan mengundang perhatian awak-awak kapal. Di antara mereka, seorang yang memakai helm usang mendekati anak-anak itu.
”Lepaskan kami!!!” seru Baiyan dalam bahasa yang terdengar asing dan tidak dimengerti oleh orang-orang itu.
”Sejak tadi anak-anak ini mendesis. Sangat berisik!” kata mereka saling memandang sambil terus mengamati anak-anak itu bergantian.
”Mereka berkata apa?” sahut yang lain juga terheran-heran.
”Lepaskan kami!” Baiyan meronta dalam jaring yang menjerat kuat. Dari gelagat itu, para wak kapal bisa menyimpulkan jawaban sendiri.
”Hei, Anak-anak! Dari mana asal kalian?” tanya seorang yang paling kekar seraya lebih mendekat. Baiyan yang berada di bawah bayangannya yang tinggi besar, balas menatap sepasang mata melotot di balik helm. Namun, sebilah tombak besi langsung diarahkan persis ke lehernya.
”Lepaskan kami!” teriak Baiyan sekali lagi. Namun orang itu justru mengayunkan kepalan tangan dan sekuat tenaga menghujamkan ke kepala Baiyan.
”Baiyan!” teriak Niratih saat melihat Baiyan langsung lemas sampai tidak sadar setelah satu tinjuan keras menghantam kepalanya.
”Apa yang kalian lakukan? Siapa kalian dan mau apa kalian?!” Niratih ingin meronta, namun belitan jaring-jaring terlalu kuat menjeratnya. Bahkan kulitnya sampai tergores. Sekarang, orang berhelm itu beralih padanya.
Satu tinju menyusul ke kening Niratih. Langit semula cerah, mendadak gelap.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
JWT Kingdom
😁😁😁😁😁😁
2023-06-21
1
Ribut BY
Oh, perbudakan juga terjadi di Jawata? sungguh kejam😤
2022-07-31
4
kesatria lembah manah
☕👍👍
2022-07-21
3