BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~

Raffa, mendengar nama itu disebut jantung Celina terasa berhenti bekerja, gadis itu menoleh pada pelanggan yang sedang dilayaninya.

"Liat apa ?" ucap Jessica sinis saat Celina menoleh kearahnya.

Celina segera memalingkan wajah, gadis itu tertunduk, tubuhnya langsung gemetar membuat tangannya ikut bergetar, tidak menyangka dia akan berhadapan langsung dengan Jessica, istri Raffa.

Gadis itu panik, namun mencoba untuk tetap tenang, menata hidangan dimeja dengan hati yang perih, istri dari laki-laki yang telah menghamilinya, ada didepan mata. Rasanya tidak sanggup berada disitu, namun gadis itu mencoba untuk tetap tegar.

"Mungkin dia pengagummu Jess" ucap wanita di depan Jessica.

Jessica langsung memandang pada Celina, dengan pandangan yang meremehkan.

"Perempuan kampungan seperti ini ? mana mungkin ?pengagumku itu adalah wanita-wanita dari kalangan atas, karena merekalah yang mampu membeli produk-produk yang aku promosikan, wanita seperti ini, seleranya sudah pasti beda" ucap Jessica menyombongkan diri.

Celina hanya bisa bersabar mendengar penghinaan wanita itu. Meski dadanya terasa sesak namun gadis itu tetap bertahan menata hidangan.

"Mbak lagi hamil juga ya ?" tanya wanita yang duduk dekat dengan Celina sambil memandang perut gadis itu.

"Ya nona" jawab Celina singkat, masih sibuk menata hidangan

"Udah berapa bulan ?" tanya wanita didepannya.

"Enam bulan" jawab Celina lagi.

"Enam bulan ? sama Jess, sama-sama enam bulan, tapi kok perutmu lebih besar Jess" ucap wanita disamping Jessica sambil melihat bergantian perut Celina dan perut Jessica.

Sial, kenapa mereka membandingkan kehamilanku dengan perempuan kampungan ini ?

Mereka nggak boleh curiga dengan kandunganku, batin Jessica kesal.

"Jangan disama-in dong, liat dulu, perempuan itu kurus seperti kurang gizi. Janinnya juga pasti kurang gizi, beda denganku, makananku memenuhi standar gizi ibu hamil, vitamin untuk ibu hamil disediakan banyak oleh suamiku.

Tentu saja bayiku besar, kalau dia jangankan minum vitamin untuk makan aja mungkin susah" ucap Jessica kesal karena dibanding-bandingkan.

"Bukan gitu Jess, aku pikir mungkin kamu hamil anak kembar" ucap wanita tadi sambil tertawa.

Jessica tersenyum lega, sepertinya mereka percaya dengan dalihnya. Mata Celina terasa panas namun gadis berusaha tidak mempedulikan hinaan Jessica.

Tidak mengenalku saja dia begitu membenciku, merendahku, bagaimana jika dia tau aku mengandung anak suaminya, dia mungkin akan membunuhku, batin Celina, matanya sudah berkaca-kaca.

"Aku sudah periksa dengan USG yang paling canggih, bayiku tidak kembar" sahutnya sambil tersenyum bangga.

Tiba-tiba Jessica merasa bagian bawah perutnya perih.

Aduh, apa ini, aduh sakit sekali, aduh.. aduh.. jangan-jangan aku akan melahirkan, ah.. cairan apa itu ? aku tidak boleh melahirkan sekarang bukankah masih sepuluh hari lagi, aku harus melahirkan diluar negeri, jerit hati Jessica.

"Kenapa Jess, kamu keringatan ?" tanya wanita disampingnya.

"Oh nggak apa-apa, AC nya kurang dingin, maklumlah wanita hamil memang suka kepanasan" kilah Jessica.

Aduh makin sakit, jangan sampai aku melahirkan sekarang, mereka bisa curiga dengan usia kandunganku, jerit Jessica.

"Silahkan dinikmati hidangannya" ucap Celina mempersilahkan, kemudian bersiap-siap berlalu dari situ.

"Hei, toiletnya dimana ?" tanya Jessica pada Celina yang hendak berlalu.

"Disana nyonya" ucap Celina sopan, menunjuk arah toilet berada.

"Aku ke toilet dulu ya" ucap Jessica langsung berdiri.

Aku tidak boleh ketauan melahirkan normal, aku harus mencari cara agar terlihat lahir prematur, batin Jessica sambil menahan sakit diperutnya.

Melihat pada Celina yang masih mendorong pelan food trolley nya. Jessica berjalan kearah Celina, melewatinya lalu..

"Aduh.... aduh, ah sakit, sakit sekali, sakiiiit.." teriak Jessica jatuh dilantai.

Celina kaget, Jessica jatuh didepannya, teman-teman Jessica berlari menghampiri.

"Ya, ampun Jess, kenapa jalannya nggak hati-hati" ucap seorang teman Jessica.

"Dia menyandung kakiku" tunjuk Jessica pada Celina.

Celina panik dituduh, gadis itu menggelengkan kepala, dia tidak merasa menyandung kaki Jessica.

"Tidak nyonya saya tidak melakukan apa-apa" ucap Celina panik dengan tuduhan Jessica.

Jessica menatap tajam pada Celina

"Aku rasa dia kesal padaku, dia sengaja melakukan ini padaku, ah... aduh... aduh... sakit" teriak Jessica.

"Ya ampun Jess, air ketubanmu, kamu sudah pecah ketuban Jess" ucap teman Jessica panik melihat air yang mengalir disela-sela paha Jessica.

"Aduh.. sakit... semua gara-gara kamu, bagaimana kalau bayiku lahir prematur gara-gara kamu, awas kalau terjadi sesuatu pada bayiku, aku akan menuntutmu" teriak Jessica pada Celina.

Melihat ada keributan Manager Restoran dan Kepala Pelayanan langsung datang melihat keadaan Jessica.

"Harus segera dibawa ke rumah sakit, kami panggilkan ambulans" ucap Manager Restoran langsung menelpon.

"Awas kamu... aku pasti akan menuntutmu.. aku istri Raffa Saltano, aku akan menuntut perbuatanmu" teriak Jessica masih menyalahkan Celina.

Air mata Celina mengalir, tubuhnya gemetar mendengar ancaman Jessica. Restoran heboh, seluruh pengunjung restoran menatap Celina. Teman-teman Jessica berteriak panik, bingung melihat cairan yang mengalir dari paha Jessica semakin deras.

"Bukan salah saya bu, saya tidak menyentuh kakinya sama sekali" ucap Celina sambil menangis pada bu Tiara.

Jessica akhirnya dibawa kerumah sakit, sepanjang jalan dia berteriak tidak terima anaknya lahir prematur, wanita itu menyalahkan Celina yang menyebabkan dia terjatuh, wanita itu berteriak ingin menuntut Celina.

Kejadian itu menghebohkan seluruh pengunjung restoran, hingga Manager Restoran memutuskan menutup restoran untuk sementara.

Ny. Rowenna berjalan mondar-mandir didepan ruang operasi. Keluarga Cartwright pun terlihat panik. Lampu indikator ruang operasi masih menyala. Pertanda tindakan bedah masih berjalan.

Setelah sampai di rumah sakit, Jessica langsung ditangani dokter spesialis kandungannya. Perempuan itu langsung meminta untuk di bedah caesar. Meskipun dokter kandungannya menyatakan Jessica bisa melahirkan secara normal.

"Saya ingin melahirkan dengan bedah caesar" ucapnya memegang tangan dokter, memaksa dokter itu memilih cara penanganan bayinya dengan cara dioperasi.

"Tapi kondisi bayi nyonya baik-baik saja dan masih bisa dilahirkan secara normal" ucap dokter spesialis itu merasa heran.

"Tidak, saya tidak mau, saya ingin dibedah, saya ingin dokter menyatakan bahwa bayi saya lahir prematur" ucap Jessica disela-sela erangan rasa sakitnya.

"Tapi..." ucap dokter itu bingung.

"Dokter tolong, saya ingin anak ini dinyatakan lahir prematur, saya harus melakukan itu dokter, dokter harus menyatakan bayi ini lahir prematur" mohon Jessica sambil menangis.

Dokter dan para perawat saling bertatapan, meski mereka tidak mengerti kenapa pasiennya bersikap begitu. Akhirnya dokter menjalankan seperti yang diinginkan Jessica.

Operasi caesar pun dilaksanakan, Ny. Rowenna dan keluarga Cartwright langsung datang ke rumah sakit begitu mendapat kabar dari teman-teman Jessica.

"Darimana saja kamu, mommy sudah menelponmu dari tadi, mengirim banyak pesan, baru sekarang kamu datang" ucap Ny. Rowenna kesal melihat putranya baru muncul bersama David.

"Kenapa harus khawatir bukankah sudah ditangani dokter" ucap Raffa tenang.

"Kamu ini, setidaknya tunjukkan rasa simpatimu pada Jessica, apa yang dipikirkan orang tuanya melihatmu seperti tidak peduli pada istrimu" ucap Ny. Rowenna masih kesal sambil melirik kearah keluarga Cartwright yang terlihat sangat panik.

Raffa diam, laki-laki itu memilih untuk duduk disamping daddy-nya.

"Kamu tau tidak, kelahiran anakmu ini tidak normal, Jessica itu di celakai seorang pelayan restoran hingga dia harus dioperasi, anakmu ini lahir prematur.

Kamu mau terjadi sesuatu pada anakmu, karena lahir sebelum waktunya ?" ucap Ny. Rowenna menerangkan keadaan Jessica

Wajah Ny. Rowenna terlihat penuh kecemasan karena ini menyangkut keselamatan cucu pertamanya.

Raffa tercenung, ibunya mengira kalau Raffa menyesali sikapnya. Namun tanpa diketahuinya, Raffa justru berpikiran lain.

Ini adalah akal-akalan Jessica, membuat kelahirannya seolah prematur, semua orang bisa menghitung umur pernikahan kami, baru enam bulan menikah anaknya telah lahir, perempuan itu membuat skenario agar orang mengira anaknya lahir sebelum waktunya, dasar licik, pikir Raffa.

"Kami berencana akan menuntut perempuan yang mencelakai Jessica" lanjut Ny. Rowenna dengan wajah kesal.

"Apa ?" tanya Raffa tidak yakin dengan ucapan ibunya.

"Kami akan menuntutnya, apa kamu tidak dengar" teriak Ny. Rowenna kesal melihat anaknya tidak kunjung mengerti.

Raffa langsung berdiri menemui David, mengajak sahabatnya itu bicara disuatu tempat.

"Kamu cari pelayan yang mencelakai Jessica, berikan sejumlah uang dan suruh dia pergi dari restoran itu" perintah Raffa.

"Tapi Raff, bagaimana mungkin kamu membiarkan orang yang mencelakai istrimu pergi begitu saja, malah memberikan kompensasi segala, keluargamu justru ingin menuntutnya " tanya David heran.

"Pelayan itu cuma korban, Jessica sengaja mencari kambing hitam seakan-akan anaknya lahir sebelum waktunya"

David menampilkan wajah kebingungan, Raffa menghela nafas laki-laki itu terpaksa menceritakan semuanya pada David.

"Bayi Jessica tidaklah prematur, usia kandungan Jessica sudah cukup untuk dilahirkan, memang sudah waktunya bayi itu lahir" ucap Raffa menjelaskan.

"Jessica sudah hamil tiga bulan saat menikah denganku, dia hanya ingin menghembuskan kabar bahwa anaknya lahir prematur karena usia pernikahan kami" sambung Raffa.

"Benar, kalian baru menikah enam bulan lalu" ucap David mulai mengerti.

"Tapi keluargamu, akan menuntut pelayan itu, bagaimana kamu bisa bertentangan dengan keluargamu dengan membantu pelayan itu" tanya David bingung.

"Justru itu, aku tidak peduli jika Jessica memanfaatkanku untuk menutupi aibnya. Tapi memfitnah orang dan mengorbankan kehidupan orang lain, aku tidak setuju" ucap Raffa.

"Baiklah aku mengerti, aku akan menemui pelayan itu memberikan kompensasi yang pantas lalu menyuruhnya pergi sebelum mereka menuntutnya" rencana David.

"Terima kasih atas bantuanmu" ucap Raffa sangat berterima kasih pada sahabatnya yang selalu membantunya dalam segala hal.

David pergi untuk mengurusi permintaan Raffa. Sementara Raffa kembali ke ruang tunggu operasi, hatinya terasa tak karuan. Jessica segera melahirkan dan perjanjian mereka akan segera berakhir, tapi dia masih belum menemukan Celina, hatinya resah.

Celina kembalilah padaku, biarkan aku menemukanmu, batin Raffa.

Sementara itu, di restoran Celina menangis terisak berusaha menjelaskan kejadian sesungguhnya. Seluruh mata karyawan tertuju padanya, semua merasa terenyuh melihat nasib Celina.

"Kami bukannya tidak percaya padamu, aku percaya padamu, kami semua percaya padamu, kamu bukanlah orang yang bisa menyakiti orang lain.

Tapi ini jalan yang terbaik nak, kamu harus pergi dari sini sebelum mereka datang menangkapmu" ucap bu Tiara, meminta Celina untuk segera pergi dari restoran itu.

"Mereka orang yang berpengaruh, jika mereka mengatakan kamu bersalah seperti apapun kamu menyangkal, mereka tetap akan menuntutmu, orang-orang seperti mereka tidak akan mau kalah dengan orang kecil seperti kita" ucap pak Adi, Manager Restoran.

"Tapi saya masih ingin bekerja disini pak" ucap Celina terisak.

"Jika kamu tetap disini mereka bisa menangkapmu Celina, kamu bisa melahirkan bayimu dipenjara nak" ucap bu Tiara ikut menangis.

Semua orang menyarankan Celina untuk segera pergi dari restoran itu, semata-mata karena tak ingin Celina diciduk pihak berwajib karena melakukan tindak pidana membahayakan nyawa atau kesehatan orang lain.

Celina menangis, gadis itu tidak ingin pergi dari restoran itu. Tempat itu telah memberi kesempatan baginya untuk bekerja, Celina juga sayang pada karyawan-karyawan disana. Dan merekapun sangat menyayangi Celina. Sangat berat bagi Celina meninggalkan restoran itu.

"Ini, gajimu bulan ini, kami membayarnya penuh, agar kamu memiliki simpanan selama bersembunyi" ucap bu Tiara.

Pak Adi mengangguk.

"Kita do'akan semoga bayi itu lahir dengan selamat, dengan begitu mudahan-mudahan mereka mau membatalkan tuntutannya" ucap pak Adi.

Celina mengambil amplop berisi gajinya dengan berat hati. Yani memberi sebungkus makanan pada Celina.

Celina menerima bungkusan itu dengan terisak.

Yani langsung memeluk bu Tiara tak sanggup menyaksikan Celina yang menangis begitu sedih. Celina melangkah keluar dari restoran, diiringi tatapan sedih dari seluruh karyawan.

Semua tunduk tercenung, rasanya tidak tega menyuruh Celina pergi. Gadis itu telah menjadi bagian dari mereka sejak gadis itu diterima bekerja disitu, gadis itu tak pernah mengeluh, dan selalu bekerja dengan sepenuh hati.

Gadis itu siap menolong siapapun yang membutuhkan bantuannya. Dan terlebih dari itu, kondisinya yang sedang hamil membuat orang-orang di restoran merasa prihatin dengan nasibnya.

"Datanglah kemari jika keadaan sudah membaik" ucap pak Adi.

Celina menoleh, dengan air mata yang masih mengalir gadis itu mengangguk pelan menatap satu persatu karyawan, lalu melangkah meninggalkan restoran.

Karyawan restoran yang masih tertunduk, serentak mengangkat wajah mereka saat menyadari seseorang masuk ke restoran, tak lama Celina pergi.

"Maaf tuan hari ini kami tutup" ucap pak Adi yang belum siap menerima tamu restoran.

"Saya David, Personal Assistant tuan Raffa Saltano" ucap David memperkenalkan diri.

Dengan ragu pak Adi menerima jabat tangan David.

"Ada keperluan apa, pak David datang kemari ?" tanya pak Adi dengan sopan.

"Saya ingin mencari pelayan yang bermasalah dengan keluarga Saltano, bisakah saya menemuinya ?" ucap David langsung.

"Kalau saya boleh tau untuk apa bapak menemuinya ?" kembali pak Adi bertanya.

"Tuan Raffa mengutus saya untuk meminta pelayan itu menghindar sementara waktu, tuan Raffa akan memberikan kompensasi atas perintahnya ini" jelas David.

"Aneh, bukankah keluarga Saltano akan menuntutnya, kenapa tuan Raffa justru memintanya lari bahkan memberikan kompensasi" tanya seorang karyawan restoran yang tak sabar mendengar penjelasan David.

"Karena pada dasarnya tuan Raffa tidak setuju jika keluarganya menuntut pelayan itu, tuan Raffa tidak ingin masalah ini berlanjut" jelas David.

"Rasanya tidak percaya jika tuan Raffa berpikiran seperti itu, sangat bertolak belakang dengan sikap istrinya" ucap karyawan lain.

"Ini buktinya pak" ujar David sambil meletakkan amplop tebal berisi uang dimeja restoran.

"Tapi sayang sekali, pelayan itu sudah pergi, setelah kejadian itu dia mengundurkan diri" ucap pak Adi menyesali.

"Sayang sekali padahal tuan Raffa sungguh-sungguh ingin membantu, kalau begitu saya permisi pak, saya akan melaporkan hal ini pada tuan Raffa" ucap David segera beranjak pergi.

Seorang pelayan laki-laki langsung berlari keluar restoran.

"Kemana Dit ? tanya pak Adi.

"Mau cari Celina, mana tau masih di sekitar sini" ucapnya langsung menghilang dibalik pintu.

David terkejut.

"Kalau boleh tau siapa nama pelayan itu ?" tanya David kembali bertanya.

"Celina" jawab Yani cepat.

"Bisakah saya melihat fotonya ?" tanya David.

"Kami tidak memiliki fotonya, dia baru bekerja dua bulan disini" ucap pelayan lain.

"Tunggu sebentar pak, bukankah kita punya surat lamaran kerjanya pak ?" ujar bu Tiara.

Pak Adi segera ke kantornya dan menemukan surat lamaran kerja Celina. Meski merasa heran untuk apa melihat foto Celina tapi akhirnya pak Adi menyerahkan surat lamaran kerja itu pada David.

David kembali ke rumah sakit dimana Raffa menunggu kelahiran bayi Jessica. Raffa heran melihat sikap David yang terlihat murung, segera laki-laki itu menanyakannya.

"Kamu sudah memintanya pergi dan menyerahkan kompensasi itu" tanya Raffa.

David menggeleng.

"Dia sudah terlanjur pergi" ucap David kemudian.

"Kalau begitu baguslah, memang itu yang kita inginkan, semoga mereka tidak menemukannya" jawab Raffa.

David menyerahkan surat lamaran kerja yang dibawanya pada Raffa. Dengan heran Raffa menerima amplop lamaran kerja itu.

"Dia orangnya" ucap David pelan.

Raffa heran untuk apa dia mengetahuinya namun begitu laki-laki itu akhirnya membuka amplop itu dan melihat foto yang terselip disana. Raffa menutup mulutnya yang terperangah, matanya berkaca-kaca, laki-laki itu menggelengkan kepalanya.

Raffa tak bisa menahan diri, laki-laki itu menangis terisak.

"Aku dan karyawan restoran berusaha mengejarnya, namun dia sudah terlanjur pergi" ucap David sambil menunduk.

Kenapa, kenapa begitu sulit menemukanmu ? kenapa takdir menjauhkan kita ?

Raffa menangis tertunduk.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Wirda Lubis

Wirda Lubis

Daffa berusahalah mencari cellin mungkin belum jauh dari restoran

2023-10-10

0

Ulfah Putri

Ulfah Putri

baru kali ini aku baca novel tapi dapt CEO yg punya aspri nya lemot Kya David

2023-10-07

0

Sering Halu

Sering Halu

💕💕💕💕

2023-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ The Beginning ~
2 BAB 2 ~ Di Villa ~
3 BAB 3 ~ Penyelamatan ~
4 BAB 4 ~ Bersama Lagi ~
5 BAB 5 ~ Rencana ~
6 BAB 6 ~ Rencana Tersembunyi ~
7 BAB 7 ~ Pernikahan ~
8 BAB 8 ~ Persahabatan ~
9 BAB 9 ~ Suka Padamu ~
10 BAB 10 ~ Jangan Pergi ~
11 BAB 11 ~ Kenyataan Mengejutkan ~
12 BAB 12 ~ Selamat Tinggal ~
13 BAB 13 ~ Kebenaran Masa Lalu ~
14 BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~
15 BAB 15 ~ Membunuhmu ~
16 BAB 16 ~ Kembali ~
17 BAB 17 ~ Saya Ozora ~
18 BAB 18 ~ Bertemu ~
19 BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~
20 BAB 20 ~ Undangan ~
21 BAB 21 ~ Pesta ~
22 BAB 22 ~ Kebenaran Tersembunyi ~
23 BAB 23 ~ Diluar Ingatan ~
24 BAB 24 ~ Setuju ~
25 BAB 25 ~ Di Toko ~
26 BAB 26 ~ Namanya Celina ~
27 BAB 27 ~ Telah Hilang ~
28 BAB 28 ~ Jangan ~
29 BAB 29 ~ Terbuka ~
30 BAB 30 ~ Pesta Mewah ~
31 BAB 31 ~ Pergi Saja~
32 BAB 32 ~ Di Hotel ~
33 BAB 33 ~ Takut Kehilangan ~
34 BAB 34 ~ Merebut ~
35 BAB 35 ~ Pengadilan ~
36 BAB 36 ~ Mendapatkan Kembali ~
37 BAB 37 ~ Bersama di Villa ~
38 BAB 38 ~ Pernyataan Cinta ~
39 BAB 39 ~ Menjelang Pernikahan ~
40 BAB 40 ~ Di Gudang ~
41 BAB 41 ~ Menghilang ~
42 BAB 42 ~ Bertahan ~
43 BAB 43 ~ Kembali ~
44 BAB 44 ~ Hadiah Istimewa ~
45 BAB 45 ~ Honeymoon ~
46 BAB 46 ~ Cinta Sejati ~
47 BAB 47 ~ Hidup Baru ~
48 BAB 48 ~ Cinta Yang Belum Berakhir ~
49 BAB 49 ~ Prahara Pertama ~
50 BAB 50 ~ Hadirkan Cinta ~
51 BAB 51 ~ Artimu Bagiku ~
52 BAB 52 ~ Kisah Cinta ~
53 BAB 53 ~ Cemburu
54 BAB 54 ~ Niat Hati Orang Ketiga ~
55 BAB 55 ~ Aksi Orang Ketiga ~
56 BAB 56 ~ Kehilangan Lagi ~
57 BAB 57 ~ Asal Usul ~
58 BAB 58 ~ Kembali Lagi ~
59 BAB 59 ~ Berita Baik ~
60 BAB 60 ~ Keluarga Baru ~
61 BAB 61 ~ Akhir Dendam Masa Lalu ~
62 BAB 62 ~ Melewati Jebakan ~
63 BAB 63 ~ Karena Menunggu ~
64 BAB 64 ~ Bahagia Bersama ~
65 BAB 65 ~ Konsep Baru ~
66 BAB 66 ~ Resepsi K & K ~
67 BAB 67 ~ Nostalgia Dan Honeymoon ~
68 BAB 68 ~ Pertemuan di Honeymoon ~
69 BAB 69 ~ Lembaran Baru ~
70 BAB 70 ~ Dimana Ozora ~
71 BAB 71 ~ Ozora Kembali ~
72 BAB 72 ~ Di Resepsi ~
73 BAB 73 ~ Terlalu Benci dan Terlalu Cinta ~
74 BAB 74 ~ Bertahan Lagi ~
75 BAB 75 ~ Namanya Adalah... ~
76 BAB 76 ~ Pengumuman ~
77 BAB 77 ~ Mama Celina ~
78 BAB 78 ~ Kenapa Celina ~
79 BAB 79 ~ Terlanjur ~
80 BAB 80 ~ Bidadari ~
81 BAB 81 ~ Pesan Masa Lalu ~
82 BAB 82 ~ Penjelasan ~
83 BAB 83 ~ Menyesal Lagi, Maaf Lagi ~
84 BAB 84 ~ Niat di Hati ~
85 BAB 85 ~ Hadiah dan Hukuman ~
86 BAB 86 ~ Bidadari yang Sebenarnya ~
87 BAB 87 ~ Surprise ~
88 BAB 88 ~ J A N J I ~
89 BAB 89 ~ Menagih Janji ~
90 BAB 90 ~ Kembali Pulang ~
91 BAB 91 ~ Memaksa ~
92 BAB 92 ~ Tersesat ~
93 BAB 93 ~ Kembali ~
94 BAB 94 ~ Mengulang Kembali ~
95 BAB 95 ~ Berita ~
96 BAB 96 ~ Tamu tak Diinginkan ~
97 BAB 97 ~ Ditinggalkan ~
98 BAB 98 ~ Ditinggalkan Lagi ~
99 BAB 99 ~ Rahasiakan ~
100 BAB 100 ~ Aroma Persaingan ~
101 BAB 101 ~ Happy Ending ~
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 ~ The Beginning ~
2
BAB 2 ~ Di Villa ~
3
BAB 3 ~ Penyelamatan ~
4
BAB 4 ~ Bersama Lagi ~
5
BAB 5 ~ Rencana ~
6
BAB 6 ~ Rencana Tersembunyi ~
7
BAB 7 ~ Pernikahan ~
8
BAB 8 ~ Persahabatan ~
9
BAB 9 ~ Suka Padamu ~
10
BAB 10 ~ Jangan Pergi ~
11
BAB 11 ~ Kenyataan Mengejutkan ~
12
BAB 12 ~ Selamat Tinggal ~
13
BAB 13 ~ Kebenaran Masa Lalu ~
14
BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~
15
BAB 15 ~ Membunuhmu ~
16
BAB 16 ~ Kembali ~
17
BAB 17 ~ Saya Ozora ~
18
BAB 18 ~ Bertemu ~
19
BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~
20
BAB 20 ~ Undangan ~
21
BAB 21 ~ Pesta ~
22
BAB 22 ~ Kebenaran Tersembunyi ~
23
BAB 23 ~ Diluar Ingatan ~
24
BAB 24 ~ Setuju ~
25
BAB 25 ~ Di Toko ~
26
BAB 26 ~ Namanya Celina ~
27
BAB 27 ~ Telah Hilang ~
28
BAB 28 ~ Jangan ~
29
BAB 29 ~ Terbuka ~
30
BAB 30 ~ Pesta Mewah ~
31
BAB 31 ~ Pergi Saja~
32
BAB 32 ~ Di Hotel ~
33
BAB 33 ~ Takut Kehilangan ~
34
BAB 34 ~ Merebut ~
35
BAB 35 ~ Pengadilan ~
36
BAB 36 ~ Mendapatkan Kembali ~
37
BAB 37 ~ Bersama di Villa ~
38
BAB 38 ~ Pernyataan Cinta ~
39
BAB 39 ~ Menjelang Pernikahan ~
40
BAB 40 ~ Di Gudang ~
41
BAB 41 ~ Menghilang ~
42
BAB 42 ~ Bertahan ~
43
BAB 43 ~ Kembali ~
44
BAB 44 ~ Hadiah Istimewa ~
45
BAB 45 ~ Honeymoon ~
46
BAB 46 ~ Cinta Sejati ~
47
BAB 47 ~ Hidup Baru ~
48
BAB 48 ~ Cinta Yang Belum Berakhir ~
49
BAB 49 ~ Prahara Pertama ~
50
BAB 50 ~ Hadirkan Cinta ~
51
BAB 51 ~ Artimu Bagiku ~
52
BAB 52 ~ Kisah Cinta ~
53
BAB 53 ~ Cemburu
54
BAB 54 ~ Niat Hati Orang Ketiga ~
55
BAB 55 ~ Aksi Orang Ketiga ~
56
BAB 56 ~ Kehilangan Lagi ~
57
BAB 57 ~ Asal Usul ~
58
BAB 58 ~ Kembali Lagi ~
59
BAB 59 ~ Berita Baik ~
60
BAB 60 ~ Keluarga Baru ~
61
BAB 61 ~ Akhir Dendam Masa Lalu ~
62
BAB 62 ~ Melewati Jebakan ~
63
BAB 63 ~ Karena Menunggu ~
64
BAB 64 ~ Bahagia Bersama ~
65
BAB 65 ~ Konsep Baru ~
66
BAB 66 ~ Resepsi K & K ~
67
BAB 67 ~ Nostalgia Dan Honeymoon ~
68
BAB 68 ~ Pertemuan di Honeymoon ~
69
BAB 69 ~ Lembaran Baru ~
70
BAB 70 ~ Dimana Ozora ~
71
BAB 71 ~ Ozora Kembali ~
72
BAB 72 ~ Di Resepsi ~
73
BAB 73 ~ Terlalu Benci dan Terlalu Cinta ~
74
BAB 74 ~ Bertahan Lagi ~
75
BAB 75 ~ Namanya Adalah... ~
76
BAB 76 ~ Pengumuman ~
77
BAB 77 ~ Mama Celina ~
78
BAB 78 ~ Kenapa Celina ~
79
BAB 79 ~ Terlanjur ~
80
BAB 80 ~ Bidadari ~
81
BAB 81 ~ Pesan Masa Lalu ~
82
BAB 82 ~ Penjelasan ~
83
BAB 83 ~ Menyesal Lagi, Maaf Lagi ~
84
BAB 84 ~ Niat di Hati ~
85
BAB 85 ~ Hadiah dan Hukuman ~
86
BAB 86 ~ Bidadari yang Sebenarnya ~
87
BAB 87 ~ Surprise ~
88
BAB 88 ~ J A N J I ~
89
BAB 89 ~ Menagih Janji ~
90
BAB 90 ~ Kembali Pulang ~
91
BAB 91 ~ Memaksa ~
92
BAB 92 ~ Tersesat ~
93
BAB 93 ~ Kembali ~
94
BAB 94 ~ Mengulang Kembali ~
95
BAB 95 ~ Berita ~
96
BAB 96 ~ Tamu tak Diinginkan ~
97
BAB 97 ~ Ditinggalkan ~
98
BAB 98 ~ Ditinggalkan Lagi ~
99
BAB 99 ~ Rahasiakan ~
100
BAB 100 ~ Aroma Persaingan ~
101
BAB 101 ~ Happy Ending ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!