BAB 9 ~ Suka Padamu ~

Alyssa membuka matanya, mengamati tempat dimana dia tertidur. Baru teringat tadi malam mengobrol dengan kakaknya hingga tertidur diruang tengah. Alyssa duduk, memegang bantal dan selimutnya.

Siapa yang taruh bantal dan selimut disini ? bisik hati Alyssa.

Terdengar suara bincang-bincang didapur, kadang terdengar suara tawa Celina.

"Iishh.. pagi-pagi udah ngegombal" ucapnya sendiri sambil berjalan menuju kamar mandi di dalam kamar tidurnya.

Alyssa mencium aroma sedap masakan Celina. Buru-buru gadis itu keluar dari kamar, ingin segera menyantap sarapan yang disiapkan Celina pagi ini.

Terlihat Kevin yang sudah rapi duduk sambil menikmati sarapannya. Celina masih sibuk menyiapkan sarapan untuk Alyssa dan dirinya sendiri.

"Makan duluan aja nggak ngajak-ngajak" protes Alyssa pada kakaknya, lalu duduk dimeja makan.

"Kamu nggak kebagian, sana, udah abis" jawab Kevin melambaikan tangan mengusir Alyssa.

Celina tertawa.

"Itu namanya tamu nggak tau diri" ucap Alyssa sambil melirik Celina yang membawakan sarapan untuknya.

Celina menaruh piring berisi nasi goreng lengkap dengan ayam goreng dan irisan sosis sebagai campuran, ditata rapi lengkap dengan salada dan tomat iris. Lalu duduk disisi lain meja segi empat itu.

"Kamu itu porsinya dikit aja, kalau nggak bisa gendut dikasi makan enak terus sama Celina" ucap Kevin sambil meraih piring Alyssa.

"Kakak..." teriak Alyssa manja.

Celina tertawa kecil melihat tingkah kedua kakak adik yang selalu bercanda itu. Tertawa sambil melihat kanan kiri berganti melihat mereka berdua bertengkar main-main.

"Kamu itu udah tiap hari makan enak seperti ini. Kalau kakak kan baru kali ini, mengalah dikit napa" ucap Kevin masih ingin meraih piring Alyssa.

"Makanya cepat-cepat cari istri, biar tiap hari dimasakin makanan yang enak" ucap Alyssa sambil mengetuk tangan Kevin dengan sendok lalu menjulurkan lidahnya.

"Kemarin kakak bilang mau nikahin Celina, malah nggak boleh" ucap Kevin santai.

Celina langsung bersemu merah, langsung menunduk menghabiskan sarapannya. Pura-pura tidak mendengar obrolan Kevin dan Alyssa. Kevin tersenyum melihat tingkah malu Celina.

"Huuu... dasar, gimana orang bisa percaya, bawaannya becanda melulu" ucap Alyssa sambil menyantap nasi gorengnya.

Kevin tertawa, Celina masih makan sambil menunduk.

"Kak, kami mau kuliah, kakak dirumah aja atau gimana ?" tanya Alyssa sambil meminum jus jeruknya.

"Pulang jam berapa ?" tanya Kevin.

"Siang sih, soalnya dua mata kuliah" jawab Alyssa.

"Kakak keluar aja deh, kakak anter kalian trus kakak bawa mobilnya, kasi tau aja kapan mau dijemput" ujar Kevin.

"Ok.." ucap Alyssa beranjak dari tempat duduknya untuk bersiap-siap berangkat kuliah, begitu juga dengan Celina.

Melempar kunci mobil type SUV itu kearah Kevin. Kakaknya pernah berkata mobil jenis itu terlalu besar untuk Alyssa yang mungil. Alyssa berdalih justru karena tubuhnya mungil makanya pilih mobil besar agar dia bisa menguasai jalanan.

Kevin hanya tertawa mendengar alasan adiknya itu. Alyssa duduk disamping Kevin yang mengemudi. Sementara Celina duduk di baris tengah. Setelah sampai di kampus, Alyssa mencium pipi kakaknya lalu turun dari mobil.

Celina berterima kasih pada Kevin. Laki-laki itu langsung menunjuk pipinya. Celina tersenyum bersemu merah langsung turun dari mobil, Alyssa menggelengkan kepalanya.

Alyssa dan Celina melangkah menuju kelas mereka dengan wajah ceria, hari ini sehabis kuliah Kevin berjanji akan mengajak mereka jalan-jalan. Alyssa mengajak Kevin ke tempat-tempat seperti wahana bermain atau tempat hiburan arcade.

Gadis itu selalu mengajak kakaknya pergi ke tempat-tempat seperti itu. Disana dia bisa berlaku seperti anak kecil yang dimanja oleh David. Alyssa haus kasih sayang kakaknya karena sejak mulai kuliah, Kevin sudah terpisah dengannya karena tinggal diluar negeri.

Kevin mendekati Celina yang serius memasukkan bola basket ke keranjangnya. Kevin membantu Celina memasukan bola kedalam keranjang karena dilihatnya gadis itu terlalu pelan bermain hingga bolanya menumpuk di depannya.

Celina tersenyum kagum melihat cara Kevin memasukkan bola, setiap kali lempar, bola tepat masuk ke keranjangnya. Gadis itu tersenyum pada laki-laki yang berdiri disampingnya.

Tangan Kevin melingkar di pinggang Celina, gadis itu kaget dan menatap wajah laki-laki yang berdiri sangat dekat dengannya itu. Kevin cuek, laki-laki tampan itu masih asyik melemparkan bola dengan sebelah tangannya sambil tertawa.

Bola telah habis, Kevin menoleh menatap Celina yang sedang memandanginya. Jarak mereka sangat dekat, Celina ingin menjauh tapi tangan Kevin menahan pinggangnya.

"Aku suka padamu" ucap Kevin lirih.

Celina langsung melepaskan tangan Kevin dan melangkah menjauh. Gadis itu berpura-pura mencari permainan yang lain.

"Satu kali" ucap Kevin pelan bicara pada dirinya sendiri.

Alyssa mengamati semua itu, gadis itu bingung antara senang dan takut akan sikap kakaknya. Senang jika kakaknya menyukai gadis seperti Celina, tapi juga takut jika hubungan mereka berlanjut dan tidak berhasil akan mempengaruhi hubungan pertemanannya dengan Celina.

Iihh, jadi pusing, kenapa kakak bisa langsung suka sih ?

Tapi wajar juga, Celina gadis yang cantik, hatinya lembut dan hangat ? laki-laki yang mengenal sifatnya pasti akan langsung kepincut, batin Alyssa.

Puas bermain, Alyssa mengajak mereka makan di restoran cepat saji. Celina duduk disamping Kevin dan Alyssa duduk dihadapannya. Mereka asyik makan sambil ngobrol.

Celina menggigit snack wrap ditangannya sambil asyik mengobrol dan tertawa dengan Alyssa. Kevin diam bertopang dagu menatap gadis itu. Celina kembali menggigit snack wrap nya, mayonnaise muncrat ke sudut bibirnya. Sambil bicara gadis itu berusaha menjilati mayonnaise yang menempel di bibirnya, namun saos putih itu masih bertahan menempel di sudut bibirnya.

Kevin menatap Celina dengan khayalan tinggi menembus awan, menjilati saos yang menempel disudut bibir gadis itu dengan lidahnya.

"Oh.. " ucapnya langsung menelungkupkan wajahnya di meja.

"Kakak kenapa ?" tanya Celina yang ada disampingnya.

Dengan raut wajah yang khawatir Celina menggoyang bahu laki-laki disampingnya itu. Laki-laki itu tidak memesan makanan apapun, karena dia tidak begitu suka dengan makanan cepat saji.

Alyssa dan Celina mengira laki-laki itu pasti kelaparan karena hanya memesan iced coffee.

"Kak, kita ganti tempat aja ya, kita makan ditempat lain" ucap Alyssa masih mengira kakaknya kelaparan.

"Udah lama tinggal diluar, kirain kakak udah mau makan makanan seperti ini" sambung Alyssa.

"Mau... kata siapa nggak mau" ucap Kevin.

"Trus kenapa tadi nggak pesan ?" tanya Alyssa.

"Malas aja makan disini, nih kakak mau pesan yang banyak biar bisa makan dirumah" ucapnya langsung berdiri, berjalan sambil tersenyum.

Kembali dengan sekantong plastik snack wrap sambil tersenyum meletakkannya diatas meja. Alyssa dan Celina bengong melihat laki-laki itu membawa snack wrap sebanyak itu.

"Kita bisa makan itu selama seminggu" ucap Alyssa.

Kevin mengangguk sambil tersenyum lebar. Alyssa menepuk jidatnya, Celina tertawa.

Mereka pulang setelah jalan-jalan seharian. Sampai dirumah Alyssa langsung ke kamar dan rebahan. Celina menawarkan untuk memanaskan snack wrap yang dibeli Kevin agar bisa dimakannya, karena laki-laki itu masih belum makan apapun dari tadi.

"Nggak usah, masih anget kan ?" tanya Kevin.

Celina menyentuh makanan itu lalu mengangguk.

"Kamu temenin ya" ucap Kevin sambil membawa piring berisi snack wrap yang disiapkan Celina ke depan TV.

Duduk dikarpet tebal bersandar pada sofa. Celina duduk disamping Kevin. Kevin menawarkan makanan itu pada Celina, tapi gadis itu menolak karena baru saja memakan makanan itu.

Sial, batin Kevin.

Nanti coba lagi, batin Kevin lagi.

Mereka ngobrol sambil melihat tayangan TV. Kevin kadang-kadang bertanya pada Celina tentang informasi yang sedang ditayangkan.

Menjelang tengah malam, Celina kembali menyentuh makanan berbungkus kertas tipis itu.

"Udah dingin kak, saya panasin ya" ucap Celina hendak membawa piring berisi snack wrap yang berjejer rapi itu.

"Nggak usah, besok pagi aja panasin yang dikulkas" ucap Kevin menghalangi.

Celina mengangguk lalu menawarkan satu untuk Kevin. Kevin mengambil makanan itu dari tangan Celina. Lalu Kevin mengambilkan satu untuk Celina, gadis itu ragu namun akhirnya mengambil juga.

Yess, teriak Kevin dalam hati.

Celina mulai makan sambil memandangi TV, Kevin sebentar-sebentar menoleh. Menunggu mayonnaise menempel di sudut bibir gadis itu. Namun cita-citanya tidak kesampaian, tak ada sedikitpun mayonnaise yang menempel disitu.

Bodo amatlah, ucapnya dalam hati.

"Itu ada mayonnaise di bibirmu" ucap Kevin menunjuk pada sudut bibir Celina yang tak ada apapun.

"Oh ya" ucap Celina menghapus dengan ibu jarinya, tapi tak melihat apapun.

"Belum" ucap Kevin lagi

Celina hendak berdiri mengambil tissue, Kevin menahan tangan Celina lalu ibu jarinya mengusap bibir Celina. Laki-laki itu mendekat.

"Belum hilang" ucapnya semakin mendekat.

Semakin dekat, lalu perlahan menempelkan bibirnya pada bibir Celina, lidahnya menjilati bibir gadis itu. Celina terpaku, tubuhnya membeku, jantungnya berdebar kencang. Separuh hatinya menolak perlakuan itu namun separuh lagi membiarkannya.

Semakin lama membiarkan, gadis itu justru memejamkan matanya, membalas ciuman Kevin, namun dengan membayangkan wajah Raffa. Celina reflek membelai tengkuk laki-laki itu, membuat Kevin semakin bernafsu semakin memperdalam ciumannya. Hingga nafas mereka tersengal-sengal.

"Aku suka padamu" kembali Kevin mengucapkan kata-kata itu saat laki-laki itu melepaskan ciumannya, dadanya turun naik karena tersengal.

Celina membuka matanya, terbelalak, wajah Raffa yang dibayangkannya langsung lenyap berganti Kevin. Kevin ingin mengulang ciumannya namun Celina langsung berdiri dengan perasaan yang tak menentu.

"Maaf kak" ucap Celina langsung berlari menuju kamarnya.

Dua kali, aah.. sudah dua kali aku mengatakannya tapi belum ada jawaban.

Tapi sudah ada kemajuan, dia membalas ciumanku, apa itu bisa dibilang jawaban ? batin Kevin tersenyum membayangkan kejadian tadi.

Segera Celina berlalu setelah menyadari apa yang terjadi, gadis itu sempat lupa diri. Dibalik pintu kamar Celina terduduk, gadis itu menyesali perbuatannya. Kenapa harus menerima ciuman dari Kevin dan kenapa membayangkan wajah Raffa.

Kenapa harus teringat padanya ?

Aku tidak menginginkannya, aku membencinya, aku membenci laki-laki itu.

Ini tak adil buat kak Kevin, menerima ciumannya namun memikirkan laki-laki lain, maafkan aku kak, maafkan aku, jerit hati Celina sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Air mata gadis itu mengalir, dia kecewa pada dirinya. Yang hingga detik ini masih mengingat laki-laki yang telah menghancurkan hidupnya dan meninggalkannya, menikah dengan wanita lain.

Celina rebah dilantai, air matanya menetes dikeramik yang dingin. Matanya menatap kosong, tak henti-hentinya menyesali semua perbuatannya.

Bagaimana besok, aku tidak mau menatapnya, aku tidak sanggup melihat wajahnya, apa yang dibayangkannya tentang diriku, apa yang dipikirkannya ? Celina seorang perempuan murahan ? bisik hati Celina.

Tidak sanggup membayangkan pertemuannya dengan Kevin besok. Tak henti-hentinya menyesali diri, gadis itu akhirnya tertidur dilantai yang dingin.

Celina terbangun terlalu pagi, gadis itu heran kenapa bisa tertidur dilantai dingin seperti itu. Mengingat kembali apa yang terjadi semalam. Gadis itu langsung terduduk.

Apa yang harus kulakukan, mendekam dikamar seharian ?

Aaah.. nggak mungkin, Alyssa pasti khawatir, tapi tidak bisa keluar, aku tidak bisa bertemu dengannya.

Aku tak ingin dia salah paham, aku takut dia mengira aku menerima perasaannya, bagaimana ini ?

Bagaimana ini ? jerit Celina bingung.

Aaah... pura-pura lupa saja, aah... nggak mungkin, anggap itu ciuman biasa, ciuman selamat malam, aah.. tapi semalam aku minta maaf artinya bukan ucapan selamat malam, jerit hati gadis.

Akhirnya Celina nekat keluar kamar, gadis itu memutuskan untuk menghindar sebisanya atau pura-pura itu adalah hal yang biasa. Kevin pasti sudah biasa berciuman karena laki-laki itu sudah lama tinggal diluar negeri.

Celina berjalan ke dapur dengan pelan-pelan berusaha tidak mengeluarkan suara. Gadis itu penasaran lalu mengintip keruang tengah ingin tau apakah Kevin sudah bangun atau masih tidur.

Kevin tidur disofa tanpa mengenakan selimut dan hanya memakai bantal sofa.

Kasihan sekali, aku lupa memberinya selimut dan bantal.

Gimana lagi, aku sendiri juga ketiduran, maaf ya kak, batin Celina.

Celina kembali ke dapur, membuka kulkas dan mengeluarkan piring yang berisi sisa snack wrap semalam menyusun kedalam microwave untuk dipanaskan. Lalu gadis itu menunggu, sambil bertopang dagu dimeja makan.

Tau-tau Kevin sudah berdiri didepannya. Celina kaget langsung memalingkan wajahnya.

"Kakak pinjam kamar mandinya ya ?" ucap Kevin santai.

Celina mengangguk, masih memalingkan wajahnya. Kevin melangkah sambil tersenyum.

Gadis itu pasti malu, aku ingin sekali melihat wajah merahnya, tapi aah.. sakit perut, batin Kevin.

"Ngapain ? liat apa disitu ?" tanya Alyssa heran melihat Celina melihat kearah samping.

"Nggak apa-apa ?" balas Celina.

Kenapa semua pada bangun subuh sih, batin Celina heran.

Alyssa duduk dimeja makan, Kevin sudah kembali dari kamar mandi. Mata Celina melebar mengetahui laki-laki itu melangkah kearahnya. Celina kelimpungan, beruntung alarm microwave berbunyi. Gadis itu buru-buru mengeluarkan snack wrap yang tadi dipanaskannya.

Membuka pintu microwave, aroma makanan itu memancar menusuk hidung Celina. Tiba-tiba gadis itu merasa mual, Alyssa dan Kevin mendengar suara Celina seperti mau muntah.

Buru-buru kakak adik itu menghampiri Celina yang berdiri didepan wastafel dan menanyakan keadaannya. Alyssa bahkan memijit tengkuk Celina.

"Iih... pasti karena kebanyakan makan snack wrap nih" ucap Alyssa sambil menatap pada kakaknya, menyalahkan Kevin karena membeli begitu banyak makanan itu.

Kevin heran, kenapa harus menyalahkannya. Celina melambaikan tangannya, mencegah Alyssa menyalahkan Kevin. Gadis itu masih berusaha memuntahkan makanannya, namun tak keluar apapun.

Setelah mualnya reda, gadis itu baru mulai bicara.

"Salahku, aku ketiduran dilantai, pasti masuk angin" ucapnya masih mengelak menatap Kevin.

"Kok tidur dilantai sih, sekarang ini musim quiz loh, jangan sampai sakit" ucap Alyssa cerewet, mengkhawatirkan keadaan sahabatnya ini.

"Baik bu Alyssa, maaf" ucap Celina, lalu buru-buru menghadap wastafel lagi, seperti ingin memuntahkan sesuatu, tapi tetap tak ada yang dimuntahkannya.

Celina sampai berkeringat menahan mual itu, wajah gadis itu berubah pucat. Berulang kali berlaku seperti itu.

"Kalau kayak gini terus, kamu harus ke dokter" ucap Alyssa khawatir.

"Nggak usah, aku istirahat sebentar aja" ucap Celina berjalan ke kamarnya.

Kevin hanya terdiam, tidak tau apa yang akan diperbuatnya. Melihat snack wrap yang masih berada didalam microwave. Lalu laki-laki itu mengeluarkannya dan menaruh dipiring.

"Hari ini kita quiz loh Cel..." teriak Alyssa mengingatkan Celina, Celina mengiyakan dari dalam kamar.

Alyssa dan Celina sudah bersiap-siap berangkat ke kampus.

"Kakak dirumah aja, habisin tuh snack wrap nya" ucap Alyssa pada Kevin yang dari tadi hanya terdiam.

Ada penyesalan dalam hati laki-laki itu.

"Jangan salahin kakak terus Al, udah dibilang bukan karena itu tapi karena..." Celina kembali merasa mual mencium aroma makanan yang telah ditaruh dimeja.

Kevin senang mendapat pembelaan dari Celina, tapi khawatir lagi melihat gadis itu kembali mual-mual. Celina kembali berlari ke wastafel.

"Kak, nggak bisa ini, kita harus anterin Celina ke dokter" ucap Alyssa.

"Nggak usah Al, biar aku berangkat sendiri aja, hari ini ada quiz kan ? kamu masuk kelas aja, biar saya ujian susulan" ucap Celina mencari solusi.

"Tunggu sebentar, kakak siap-siap dulu, kakak anterin kamu ke kampus, abis itu anterin Celina ke dokter.. Ok" usul Kevin.

Alyssa menoleh pada Celina, Celina mengangguk setuju. Merekapun berangkat.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Sering Halu

Sering Halu

🌹🌹🌹

2023-09-16

0

Bang Wind

Bang Wind

😍

2023-09-14

0

Mustika Aira

Mustika Aira

hayooooo mau yaaaa kevinn ,🤭🤭🤭

2022-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ The Beginning ~
2 BAB 2 ~ Di Villa ~
3 BAB 3 ~ Penyelamatan ~
4 BAB 4 ~ Bersama Lagi ~
5 BAB 5 ~ Rencana ~
6 BAB 6 ~ Rencana Tersembunyi ~
7 BAB 7 ~ Pernikahan ~
8 BAB 8 ~ Persahabatan ~
9 BAB 9 ~ Suka Padamu ~
10 BAB 10 ~ Jangan Pergi ~
11 BAB 11 ~ Kenyataan Mengejutkan ~
12 BAB 12 ~ Selamat Tinggal ~
13 BAB 13 ~ Kebenaran Masa Lalu ~
14 BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~
15 BAB 15 ~ Membunuhmu ~
16 BAB 16 ~ Kembali ~
17 BAB 17 ~ Saya Ozora ~
18 BAB 18 ~ Bertemu ~
19 BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~
20 BAB 20 ~ Undangan ~
21 BAB 21 ~ Pesta ~
22 BAB 22 ~ Kebenaran Tersembunyi ~
23 BAB 23 ~ Diluar Ingatan ~
24 BAB 24 ~ Setuju ~
25 BAB 25 ~ Di Toko ~
26 BAB 26 ~ Namanya Celina ~
27 BAB 27 ~ Telah Hilang ~
28 BAB 28 ~ Jangan ~
29 BAB 29 ~ Terbuka ~
30 BAB 30 ~ Pesta Mewah ~
31 BAB 31 ~ Pergi Saja~
32 BAB 32 ~ Di Hotel ~
33 BAB 33 ~ Takut Kehilangan ~
34 BAB 34 ~ Merebut ~
35 BAB 35 ~ Pengadilan ~
36 BAB 36 ~ Mendapatkan Kembali ~
37 BAB 37 ~ Bersama di Villa ~
38 BAB 38 ~ Pernyataan Cinta ~
39 BAB 39 ~ Menjelang Pernikahan ~
40 BAB 40 ~ Di Gudang ~
41 BAB 41 ~ Menghilang ~
42 BAB 42 ~ Bertahan ~
43 BAB 43 ~ Kembali ~
44 BAB 44 ~ Hadiah Istimewa ~
45 BAB 45 ~ Honeymoon ~
46 BAB 46 ~ Cinta Sejati ~
47 BAB 47 ~ Hidup Baru ~
48 BAB 48 ~ Cinta Yang Belum Berakhir ~
49 BAB 49 ~ Prahara Pertama ~
50 BAB 50 ~ Hadirkan Cinta ~
51 BAB 51 ~ Artimu Bagiku ~
52 BAB 52 ~ Kisah Cinta ~
53 BAB 53 ~ Cemburu
54 BAB 54 ~ Niat Hati Orang Ketiga ~
55 BAB 55 ~ Aksi Orang Ketiga ~
56 BAB 56 ~ Kehilangan Lagi ~
57 BAB 57 ~ Asal Usul ~
58 BAB 58 ~ Kembali Lagi ~
59 BAB 59 ~ Berita Baik ~
60 BAB 60 ~ Keluarga Baru ~
61 BAB 61 ~ Akhir Dendam Masa Lalu ~
62 BAB 62 ~ Melewati Jebakan ~
63 BAB 63 ~ Karena Menunggu ~
64 BAB 64 ~ Bahagia Bersama ~
65 BAB 65 ~ Konsep Baru ~
66 BAB 66 ~ Resepsi K & K ~
67 BAB 67 ~ Nostalgia Dan Honeymoon ~
68 BAB 68 ~ Pertemuan di Honeymoon ~
69 BAB 69 ~ Lembaran Baru ~
70 BAB 70 ~ Dimana Ozora ~
71 BAB 71 ~ Ozora Kembali ~
72 BAB 72 ~ Di Resepsi ~
73 BAB 73 ~ Terlalu Benci dan Terlalu Cinta ~
74 BAB 74 ~ Bertahan Lagi ~
75 BAB 75 ~ Namanya Adalah... ~
76 BAB 76 ~ Pengumuman ~
77 BAB 77 ~ Mama Celina ~
78 BAB 78 ~ Kenapa Celina ~
79 BAB 79 ~ Terlanjur ~
80 BAB 80 ~ Bidadari ~
81 BAB 81 ~ Pesan Masa Lalu ~
82 BAB 82 ~ Penjelasan ~
83 BAB 83 ~ Menyesal Lagi, Maaf Lagi ~
84 BAB 84 ~ Niat di Hati ~
85 BAB 85 ~ Hadiah dan Hukuman ~
86 BAB 86 ~ Bidadari yang Sebenarnya ~
87 BAB 87 ~ Surprise ~
88 BAB 88 ~ J A N J I ~
89 BAB 89 ~ Menagih Janji ~
90 BAB 90 ~ Kembali Pulang ~
91 BAB 91 ~ Memaksa ~
92 BAB 92 ~ Tersesat ~
93 BAB 93 ~ Kembali ~
94 BAB 94 ~ Mengulang Kembali ~
95 BAB 95 ~ Berita ~
96 BAB 96 ~ Tamu tak Diinginkan ~
97 BAB 97 ~ Ditinggalkan ~
98 BAB 98 ~ Ditinggalkan Lagi ~
99 BAB 99 ~ Rahasiakan ~
100 BAB 100 ~ Aroma Persaingan ~
101 BAB 101 ~ Happy Ending ~
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 ~ The Beginning ~
2
BAB 2 ~ Di Villa ~
3
BAB 3 ~ Penyelamatan ~
4
BAB 4 ~ Bersama Lagi ~
5
BAB 5 ~ Rencana ~
6
BAB 6 ~ Rencana Tersembunyi ~
7
BAB 7 ~ Pernikahan ~
8
BAB 8 ~ Persahabatan ~
9
BAB 9 ~ Suka Padamu ~
10
BAB 10 ~ Jangan Pergi ~
11
BAB 11 ~ Kenyataan Mengejutkan ~
12
BAB 12 ~ Selamat Tinggal ~
13
BAB 13 ~ Kebenaran Masa Lalu ~
14
BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~
15
BAB 15 ~ Membunuhmu ~
16
BAB 16 ~ Kembali ~
17
BAB 17 ~ Saya Ozora ~
18
BAB 18 ~ Bertemu ~
19
BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~
20
BAB 20 ~ Undangan ~
21
BAB 21 ~ Pesta ~
22
BAB 22 ~ Kebenaran Tersembunyi ~
23
BAB 23 ~ Diluar Ingatan ~
24
BAB 24 ~ Setuju ~
25
BAB 25 ~ Di Toko ~
26
BAB 26 ~ Namanya Celina ~
27
BAB 27 ~ Telah Hilang ~
28
BAB 28 ~ Jangan ~
29
BAB 29 ~ Terbuka ~
30
BAB 30 ~ Pesta Mewah ~
31
BAB 31 ~ Pergi Saja~
32
BAB 32 ~ Di Hotel ~
33
BAB 33 ~ Takut Kehilangan ~
34
BAB 34 ~ Merebut ~
35
BAB 35 ~ Pengadilan ~
36
BAB 36 ~ Mendapatkan Kembali ~
37
BAB 37 ~ Bersama di Villa ~
38
BAB 38 ~ Pernyataan Cinta ~
39
BAB 39 ~ Menjelang Pernikahan ~
40
BAB 40 ~ Di Gudang ~
41
BAB 41 ~ Menghilang ~
42
BAB 42 ~ Bertahan ~
43
BAB 43 ~ Kembali ~
44
BAB 44 ~ Hadiah Istimewa ~
45
BAB 45 ~ Honeymoon ~
46
BAB 46 ~ Cinta Sejati ~
47
BAB 47 ~ Hidup Baru ~
48
BAB 48 ~ Cinta Yang Belum Berakhir ~
49
BAB 49 ~ Prahara Pertama ~
50
BAB 50 ~ Hadirkan Cinta ~
51
BAB 51 ~ Artimu Bagiku ~
52
BAB 52 ~ Kisah Cinta ~
53
BAB 53 ~ Cemburu
54
BAB 54 ~ Niat Hati Orang Ketiga ~
55
BAB 55 ~ Aksi Orang Ketiga ~
56
BAB 56 ~ Kehilangan Lagi ~
57
BAB 57 ~ Asal Usul ~
58
BAB 58 ~ Kembali Lagi ~
59
BAB 59 ~ Berita Baik ~
60
BAB 60 ~ Keluarga Baru ~
61
BAB 61 ~ Akhir Dendam Masa Lalu ~
62
BAB 62 ~ Melewati Jebakan ~
63
BAB 63 ~ Karena Menunggu ~
64
BAB 64 ~ Bahagia Bersama ~
65
BAB 65 ~ Konsep Baru ~
66
BAB 66 ~ Resepsi K & K ~
67
BAB 67 ~ Nostalgia Dan Honeymoon ~
68
BAB 68 ~ Pertemuan di Honeymoon ~
69
BAB 69 ~ Lembaran Baru ~
70
BAB 70 ~ Dimana Ozora ~
71
BAB 71 ~ Ozora Kembali ~
72
BAB 72 ~ Di Resepsi ~
73
BAB 73 ~ Terlalu Benci dan Terlalu Cinta ~
74
BAB 74 ~ Bertahan Lagi ~
75
BAB 75 ~ Namanya Adalah... ~
76
BAB 76 ~ Pengumuman ~
77
BAB 77 ~ Mama Celina ~
78
BAB 78 ~ Kenapa Celina ~
79
BAB 79 ~ Terlanjur ~
80
BAB 80 ~ Bidadari ~
81
BAB 81 ~ Pesan Masa Lalu ~
82
BAB 82 ~ Penjelasan ~
83
BAB 83 ~ Menyesal Lagi, Maaf Lagi ~
84
BAB 84 ~ Niat di Hati ~
85
BAB 85 ~ Hadiah dan Hukuman ~
86
BAB 86 ~ Bidadari yang Sebenarnya ~
87
BAB 87 ~ Surprise ~
88
BAB 88 ~ J A N J I ~
89
BAB 89 ~ Menagih Janji ~
90
BAB 90 ~ Kembali Pulang ~
91
BAB 91 ~ Memaksa ~
92
BAB 92 ~ Tersesat ~
93
BAB 93 ~ Kembali ~
94
BAB 94 ~ Mengulang Kembali ~
95
BAB 95 ~ Berita ~
96
BAB 96 ~ Tamu tak Diinginkan ~
97
BAB 97 ~ Ditinggalkan ~
98
BAB 98 ~ Ditinggalkan Lagi ~
99
BAB 99 ~ Rahasiakan ~
100
BAB 100 ~ Aroma Persaingan ~
101
BAB 101 ~ Happy Ending ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!