BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~

Celina memasuki halaman rumah Alyssa lalu parkir di garasi. Ozora segera membukakan pintu untuk ibunya. Celina mencari kunci rumah didalam tas, tapi tiba-tiba pintu sudah terbuka.

"Uncle Kev...!!!!" jerit Ozora langsung menghamburkan diri kepelukan Kevin.

"Wow... jagoanku sudah pulang" balasnya sambil langsung menggendong Ozora.

Celina menatap mereka sambil tersenyum, kemudian melangkah mendekati mereka. Ozora turun dari gendongan Kevin. Laki-laki itu menatap gadis yang dirindukannya itu dalam-dalam.

"Udah lama kak ?" tanya Celina menanyakan kapan Kevin datang.

"Sekitar sejam yang lalu" ucapnya langsung menarik Celina dalam pelukannya.

Celina tersenyum sambil balas memeluk laki-laki itu.

"Aku merindukanmu" ucap Kevin, mengecup pipi Celina lalu kembali memeluknya.

Kevin memeluk gadis itu lama, seakan-akan pelukan itu tidak mampu menghilangkan rasa rindunya. Sejak Celina kembali tinggal dirumah Alyssa laki-laki itu tidak mau kehilangan Celina lagi. Setiap saat menelepon gadis itu, setiap ada kesempatan selalu meminta Celina untuk tetap berada disitu.

Malam itu mereka berkumpul bersama diruang tengah, Kevin, Alyssa, Celina dan Ozora. Mereka memutuskan memesan pizza untuk makan malam.

"No Snack wrap" teriak Alyssa saat ada yang mengusulkan menu itu.

"Yes Snack wrap" balas Kevin.

Beberapa kali kakak adik itu berdebat soal menu satu itu. Alyssa trauma gara-gara Kevin yang membeli Snack wrap begitu banyak membuat gadis itu enek hanya dengan mencium baunya.

Sementara Kevin justru memiliki kenangan tersendiri dengan makanan satu itu. Akhirnya Ozora memutuskan memesan pizza setelah kepalanya pusing melihat kekanan dan ke kiri, mengikuti ucapan om dan tantenya itu.

Alyssa bersyukur Ozora memihak padanya, Kevin langsung menggelitik pinggang Ozora. Sampai Ozora minta ampun, namun Kevin tetap tak mau berhenti menggelitik anak tampan itu. Hingga akhirnya Ozora berteriak.

"Kapan uncle Kev pulang ?" teriak Ozora.

Terbukti teriakan itu membuat Kevin berhenti menggelitiknya.

"Oh... mulai kurang ajar ya, orang baru datang udah ditanya kapan pulang" ucap Kevin bersiap-siap menggelitik Ozora lagi.

"Bukan gitu, uncle Kev suka bohong, kadang bilang masih lama pulangnya tau-tau besoknya langsung pulang" ucap Ozora memonyongkan mulutnya.

"Uncle Kev nggak akan balik ke NY lagi, uncle Kev akan tetap disini" jawab Kevin.

"BENARKAH ???" teriak mereka bertiga berbarengan.

"Semuanya bertanya, siapa dulu yang mau saya jawab ?" ucap Kevin sambil menunjuk ketiga orang di depannya.

Alyssa langsung melempar bantal sofa.

"Semua pertanyaannya sama" jawab gadis itu sewot melihat kakaknya yang selalu bercanda.

"Ok... jawabnya BENAR" ucapnya sambil tertawa.

Ozora menepuk jidatnya.

"Long answers" ucap Ozora meminta penjelasan yang lebih panjang.

"Jawabannya bisa semalaman" ucapnya meledek Ozora.

"Serius kak, kakak nggak balik lagi, trus kerjaan kakak disana gimana ?" tanya Alyssa bertubi-tubi.

"Perusahaan kakak di NY melakukan ekspansi bisnis dan mendirikan perusahaan internasional disini, kakak ditunjuk sebagai CEO" cerita singkat Kevin.

"Yeey... " teriak Alyssa dan Ozora, Celina tersenyum senang.

"Kakak memang hebat" ucap Alyssa sambil memeluk kakaknya.

Ozora juga ikut-ikutan memeluk Kevin.

"Kamu nggak ikutan" goda Kevin pada Celina.

Alyssa dan Ozora tertawa, Celina tersenyum.

"Kalau begitu kami akan mencari rumah sendiri, beri kami sedikit waktu, ya kak" ucap Celina meminta persetujuan.

"Nggak, kamu nggak usah pergi, kamu tetap disini aja" ucap Kevin.

"Tapi nggak mungkin kakak tidur di sofa terus kan ?" ucap Celina.

"Aku akan membeli apartemen, kamu nggak perlu khawatir. Aku akan pindah kesana" jelas Kevin.

"Atau kita pindah kesana ? kamu, aku, Ozora ?" tanya Kevin bercanda tapi serius.

"Auntie Al, gimana ? masa ditinggal sendirian ?" tanya Ozora.

"Ya, auntie Al ditinggalin aja, atau nggak kita usir dia dari sini" goda Kevin.

Ozora langsung lari kepelukan Alyssa.

"Uncle Kev nggak sopan, ngusir auntie Al dari rumahnya sendiri" teriak Ozora.

"Hey, young man, siapa yang nggak sopan, sembarangan peluk-peluk adek orang , lepasin nggak ?" ucap Kevin.

Ozora memalingkan muka, Alyssa dan Celina tertawa.

"Ya udah, biar adil kamu peluk adikku, aku peluk mamamu ya.." goda Kevin.

Ozora langsung lari kepelukan Celina.

"Ow.. serakahnya, mau menguasai dua wanita cantik ini haaa, kalahkan aku dulu, kita duel" ajak Kevin.

"Boleh, kita duel catur" tantang Ozora.

Dan merekapun mulai bermain catur, Kevin kalah telak.

"Kenapa kamu bisa menang terus ha ? kamu curang ya ? ayo sekali lagi" tantang Kevin, masih penasaran.

"Sayang, mainnya jangan sampai larut malam ya" ucap Celina sambil mengecup puncak kepala putranya.

"Ya sayang" jawab Kevin.

Celina tersenyum lalu masuk ke kamarnya, membayangkan apa yang terjadi hari ini. Gadis itu tidak menyangka setelah sekian lama akhirnya kembali melihat laki-laki yang telah mengisi penuh hatinya.

Menatap langit-langit kamar, tak terasa air mata gadis itu menetes.

Apa yang harus kulakukan sekarang ? melarikan diri lagi ? bersembunyi lagi ? tidak, aku tidak rela, aku tidak ingin anakku hidup dalam persembunyian, tidak, tidak, batin Celina.

Tubuh dan hatinya letih, gadis itu tertidur. Kevin masuk ke kamar, menggendong Ozora yang telah tertidur. Meletakkan Ozora disamping Celina. Laki-laki itu sudah ingin keluar kamar namun matanya sangat ingin menatap Celina.

Duduk dilantai beralaskan karpet disamping ranjang Celina. Menatap gadis yang sangat dicintainya, meletakkan dagunya diatas ranjang sambil terus menatap gadis yang hanya beberapa inchi didepannya.

Usahanya untuk pindah ke tanah air akhirnya berhasil, membuat perusahaan tempatnya bekerja di New York mendirikan perusahaan dimana dia bisa berkumpul bersama gadis itu.

Penantian yang lama dan menuntut kesabaran, namun belum sesabar hatinya menanti jawaban Celina. Kevin hendak maju mengecup bibir gadis itu, tapi kemudian terhenti, laki-laki itu tersenyum lalu keluar dari kamar itu.

Celina bangun ditengah malam, mendapati Ozora yang telah tidur disampingnya. Celina bangun, membawakan bantal dan selimut untuk Kevin. Hal yang biasa dilakukannya jika laki-laki itu tidur disofa. Hal sepele yang tanpa disadarinya membuat Kevin tidak bisa lagi kehilangannya.

Celina menatap Kevin yang telah tertidur. Menghidupkan lampu sudut dan mematikan lampu tengah. Menyelipkan bantal dikepala Kevin lalu menyelimutinya. Celina hendak beranjak dari tempat itu namun tiba-tiba tangannya ditarik, Kevin bergerak kesamping membuat gadis itu jatuh disebelahnya.

Mereka saling menatap, berbaring bersebelahan disofa membuat jantung mereka berdegup kencang. Celina ingin bangun namun dihalangi oleh Kevin.

"Disini, sebentar saja" bisik Kevin.

Laki-laki itu maju mendekat, sangat dekat, hingga tak ada lagi jarak diantara bibir mereka. Kevin membenamkan bibirnya lebih dalam. Pelan dan lembut, Celina memejamkan mata berharap bisa menikmati kelembutan ciuman Kevin.

Tapi tiba-tiba wajah Raffa terlintas.

Ini tidak benar, menerima ciumannya namun memikirkan laki-laki lain, ini tidak adil untuk kak Kevin, jerit hati Celina.

Celina membuka matanya dan mendorong Kevin pelan. Kevin merasa heran atas penolakan gadis itu. Celina menitikkan air mata.

"Maaf kak" ucap Celina menyesal.

"Masih memikirkan laki-laki itu ?" tanya Kevin.

Celina hanya diam, menunjukkan bahwa dia memang tak bisa melupakan laki-laki yang telah memberinya seorang putra itu. Baru tadi gadis itu melihat Raffa, perasaan gadis itu masih berkecamuk meski dalam hati telah bertekad akan mementingkan kebahagiaannya sendiri, tapi kenyataannya hingga kini Celina belum bisa menerima perasaan Kevin.

Kevin bangun dan duduk disofa diikuti Celina. Gadis itu merasa menyesal telah mengecewakan Kevin. Memandang laki-laki yang tertunduk itu dengan air mata yang menetes, menyentuh bahu Kevin menunjukkan penyesalannya.

Kevin menoleh menatap wajah yang basah karena air mata.

"Jangan menangis, aku tidak apa-apa" ucapnya dengan pandangan yang sayu.

Tentu Celina tidak percaya dengan ucapan Kevin, gadis itu masih memandangi laki-laki yang terdiam menunduk itu. Sejujurnya Celina sangat menyayangi Kevin, sangat ingin membahagiakan laki-laki itu tapi perasaannya masih dipenuhi bayangan Raffa.

Melihat Celina yang masih menangis, Kevin menarik gadis itu, bersandar didadanya.

"Aku hanya perlu menunggu lagi bukan ? tenang saja, akan kulakukan, menunggumu sampai kamu siap menerimaku" ucap Kevin sudah lebih tegar.

Laki-laki itu mengecup puncak rambut Celina, betapa Kevin sangat ingin memiliki gadis itu. Memiliki semuanya, hati dan tubuhnya.

Siang itu Celina kurang fokus dengan pekerjaannya, sering melamun. Sangat bahagia setiap kali Kevin datang namun selalu diiringi rasa sedih setiap kali laki-laki itu mencoba meminta jawaban atas perasaannya.

Ozora melihat kesedihan ibunya, setiap saat anak tampan itu menyapa ibunya yang sedang melamun.

"Buku ini discount seratus persen kan bu ?" tanya Ozora dengan suara yang dibesarkan.

Celina menoleh, langsung tersenyum melihat anaknya yang menampilkan gaya orang dewasa. Celina menggendong buah hatinya itu. Anak laki-laki yang biasanya selalu sibuk menemani pelanggan itu, sudah beberapa kali menyapanya dalam keadaan melamun.

Terdengar suara yang sedikit riuh dibawah, Celina dan Ozora melongok kearah datangnya suara, heran melihat suasana yang lebih ramai dari biasanya. Mereka memperhatikan apa yang terjadi.

Kevin masuk kedalam toko dan disambut lirikan gadis-gadis yang sedang berkumpul. Saat laki-laki itu tersenyum, para gadis langsung histeris, suasana berubah laksana acara jumpa fans.

"Ooh.. rupanya uncle Kev sedang tebar pesona" ucap Ozora sambil mengangguk-angguk.

"Kamu dapat saingan sayang" ucap Celina meledek Ozora.

Ozora langsung berlari menghampiri Kevin.

"Hey dude" sapa Kevin langsung menggendong Ozora yang menghambur kepelukannya.

"Ozora siapa itu ?" tanya gadis-gadis yang telah mengenal Ozora.

"Uncle Kev" jawabnya sambil tersenyum.

Tak berapa lama kemudian kedua laki-laki beda usia itu jadi rebutan untuk dimintai foto bareng. Setelah para gadis itu puas barulah mereka bisa terbebas.

"Where is your mom ?" ucap Kevin pada Ozora menanyakan ibunya.

Ozora menunjukkan ke lantai tiga. Kevin berjalan kesana, Ozora pamit menemui pelanggan. Kevin melihat gadis yang asik menyusun buku yang telah acak-acakan. Kevin memeluknya dari belakang, meletakkan dagunya dibahu gadis itu.

"Aku bosan dirumah sendirian, aku kangen sama kamu" ucapnya dengan nada manja.

Celina berbalik menghadap Kevin, laki-laki itu langsung mengecup bibir Celina. Celina terbelalak, celingak-celinguk melihat sekeliling.

"What are you doing ?" ucapnya heran dengan apa yang dilakukan Kevin.

"Menyapamu" jawabnya santai.

"Disana orang menyapa dengan cara seperti itu" lanjutnya lagi.

"Ooh... jadi ingin menerapkannya disini ? menyapa karyawan wanitamu dengan cara seperti itu ?" ucapnya pura-pura marah.

David pura-pura berpikir.

"Ide bagus" jawabnya sambil tersenyum.

Celina langsung mencubit pinggang laki-laki itu. Kevin tertawa segera meraih tangan Celina, Kevin tidak tahan dengan cubitan yang justru terasa geli baginya.

Menggandeng tangan Celina, mengajak untuk mencari sesuatu yang diperlukannya.

"Kakak mau menemui bu Widya ?" tanya Celina tiba-tiba ingat Kevin pernah mengenal pimpinan ditoko itu.

Kevin berpikir mengingat siapa bu Widya, Celina menjelaskan barulah Kevin mengingatnya.

"Ibu itu pemilik toko ini ?" tanya Kevin.

"Beliau manager toko ini" jawab Celina.

Mereka memutuskan menemui bu Widya, ibu itu bercanda mengira Kevin selebriti yang sedang berkunjung. Mereka tertawa, Kevin mengajukan keinginan untuk membeli buku-buku yang kira-kira diperlukan untuk perusahaan yang baru didirikan. Bu Widya menyambut permintaan Kevin, bu bersedia memasok buku yang di butuhkan Kevin.

Saat makan malam Kevin mengundang Alyssa dan Celina untuk datang di Grand Opening perusahaannya. Alyssa terlihat semangat menyambut undangan itu.

"Raffa juga datang mewakili perusahaannya" ucap Kevin sambil menyantap makanan di hadapannya.

Ekspresi Alyssa langsung berubah, begitu juga dengan Celina.

"Maaf kak sepertinya saya tidak bisa datang, saya ingat ada janji dengan Ozora, benarkan Ozora ?" ucap Celina menolak undangan Kevin.

Ozora hanya mengangguk, Alyssa langsung mencari alasan lain. Tak ada yang bisa hadir dalam acara peresmian pembukaan perusahaan Kevin. Laki-laki itu cuek, dia sendiri juga tak ingin kedua wanita dihadapannya itu bertemu dengan Raffa disana.

Acara berlangsung dengan meriah, dihadiri oleh orang-orang penting dan utusan-utusan dari berbagai perusahan besar di negara ini. Kevin tampil memukau dalam menyampaikan pidato singkatnya, mengucapkan terimakasih atas kehadiran seluruh tamu undangan, memperkenalkan diri sebagai CEO yang dipercaya memimpin perusahaan milik asing itu, serta meminta dukungan pada semua pihak yang terkait dengan perusahaan yang dipimpinnya.

Kevin meneguk minumannya hingga habis. Setelah acara resmi, mereka merayakan grand opening itu dengan pesta jamuan makan malam. Raffa tertawa saat melihat sahabatnya minum seperti orang yang sudah lama tidak melihat air.

"Sudah berapa lama kita tidak bertemu ? apa kamu tidak pernah sama sekali pulang ke Indonesia ? " tanya Raffa pada sahabatnya Kevin.

"Tentu saja pulang, disini juga ada orang-orang yang kurindukan" jawab Kevin sambil tersenyum.

"Sombong sekali, kamu bahkan tidak menemuiku" sahut Raffa.

"Kamu tidak termasuk orang yang kurindukan" balas Kevin santai yang disambut tawa oleh Raffa.

"Siapa ? seorang wanita ?" tanya Raffa.

"Ya, tapi kali ini aku tidak akan membiarkanmu merebutnya dariku" ucap Kevin sambil menyambar minuman baru.

Memandang kerlap-kerlip lampu kota dari balkon luas gedung berlantai lima belas itu.

"Aku belum mengucapkan selamat atas pernikahan kalian" ucap Kevin pada Raffa.

"Bukan hal yang penting, pernikahanku dengan Jessica tidak seperti yang orang lihat" ucapnya sambil menunduk tangannya bertumpu pada pagar balkon.

"Ada apa ? kalian tidak akur ?" tanya Kevin.

"Dia menyesal membiarkanmu pergi, aku rasa dia lebih menyukaimu" ucap Raffa.

"Tidak, dia tidak menyukaiku seperti itu, Jessica hanya tidak ingin seseorang meninggalkannya.

Dia ingin semua orang ada disisinya, saat kamu ingin pergi dia pasti akan berusaha menahanmu, berkata bahwa kamu adalah orang yang sangat berarti baginya" jelas Kevin

"Ya, saat aku mengharapkannya dia tidak peduli padaku, tapi disaat aku ingin bahagia dengan wanita lain, dia justru mengikatku" ucap Raffa tertunduk.

"Wanita yang baru" pancing Kevin.

"Aku bahkan ingin menikahinya" ucap Raffa.

"Sudah sejauh itu ? seperti apa hubungan kalian ?" tanya Kevin.

"Singkat, tapi sangat mendalam" ucap Raffa dengan raut sedih.

Mendalam hingga menghadirkan seorang anak ke dunia ini, lalu meninggalkannya, dasar bajingan, jerit hati Kevin.

"Bagaimana denganmu ? apa serius dengan yang satu ini ?" tanya Raffa.

"Sangat, sangat, sangat serius" jawab Kevin.

"Kapan mengenalkannya padaku ?" tanya Raffa.

"Kenapa ? agar kamu bisa merebutnya dariku ?" ucap Kevin yang disambut tawa oleh Raffa.

"Di mana kamu menginap selama ini ?" tanya Raffa tiba-tiba.

"Di rumah adikku, dia kuliah dan berkerja disini" jawab Kevin.

"Adikmu ? Alyssa yang manis itu ada di kota ini ? kenapa tidak menemuiku ?" tanya Raffa bertubi-tubi.

"Agar diterkam buaya seperti mu ?" jawab Kevin sakartis.

" Aaaah... Itulah dirimu, selalu berpikiran buruk padaku" ucap Raffa sambil melihat jam tangannya.

"Aku harus balik sekarang, aku ada meeting besok, nanti aku hubungi lagi.. upss.. aku belum punya nomormu" ucap Raffa meminta nomor ponsel Kevin.

Kevin tersenyum, lalu mengambil ponselnya, sekalian ingin menyimpan nomor Raffa. Laki-laki itu bingung tak menemukan ponselnya.

"Aku tidak menemukan ponselku" ucap Kevin.

"Apa ? hilang ? dimana kamu meletakkannya ?" tanya Raffa.

"Gawat aku sudah mengimpor nomor-nomor penting disitu, aku tidak ingat ? apa ketinggalan dirumah ? rasanya sudah kubawa ?" ucap Kevin mengingat-ingat.

"Kalau begitu saya telpon, jika masih ada disini kita suruh mereka mengembalikan" ucap Raffa mengeluarkan ponselnya.

Menekan tombol angka yang disebutkan Kevin lalu menelpon. Tak lama kemudian seseorang menjawab panggilan telepon Raffa.

"Suara perempuan" ucap Raffa setelah terdengar jawaban dari seberang.

"Begini, ini adalah ponsel teman saya, dimana anda menemukannya ?" tanya Raffa.

"Ponsel ini tidak ditemukan tapi dititipkan padaku" jawab wanita diseberang.

"Yang benar saja untuk apa temanku menitipkan ponselnya padamu, tolong kembalikan ponsel itu, aku akan membayar tiga kali lipat dari harga ponsel itu, sekarang tolong berikan ponsel itu padaku" ucap Raffa mulai kesal.

"Kamu pikir aku ini pencuri ? " ucap wanita itu kesal.

"Katakan pada kak Kevin, ponselnya ada padaku dan aku bukan pencuri" lanjut wanita itu semakin kesal.

Dia mengenal Kevin ? batin Raffa.

"Oh ya ? siapa namamu akan kutanyakan pada temanku" tanya Raffa.

"Dengar ya, namaku..."

Kevin merebut ponsel Raffa dan langsung mendengarkan.

"CELINA" bentak gadis itu.

"Ya, aku tau, aku baru ingat, aku menitipkan ponselnya padamu untuk di charge, maaf ya" jawab Kevin.

"Ya kak, nggak apa-apa, bilangin sama teman kakak ya, saya ini bukan pencuri" ucap Celina kesal.

"Ya akan kusampaikan" menutup teleponnya, bernafas lega, lalu mengembalikan ponsel Raffa.

Ya kamu bukan pencuri, tapi hatimu lah yang telah dicuri buaya tengil ini, batin Kevin gusar.

"Diakah gebetanmu ? siapa namanya ? dia ingin menyebutkan namanya tadi" ucap Raffa sambil memasukkan ponsel ke saku jasnya.

"Sudahlah, nggak penting, bukannya kamu ingin pulang ?" ucap Kevin

"Pelit sekali, liat saja, suatu saat aku pasti akan mengenalnya" ucapnya sambil tertawa berlalu dari tempat itu.

...~ Bersambung ~...

Terpopuler

Comments

Sering Halu

Sering Halu

🌹🌹🌹

2023-09-20

0

Bang Wind

Bang Wind

❤🌹🌹

2023-09-14

1

nurlin

nurlin

mendingan sama kevin.masih mengharapkan si Raffa yg sdh beristri,ah..dasar perempuan.serakah.

2022-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ The Beginning ~
2 BAB 2 ~ Di Villa ~
3 BAB 3 ~ Penyelamatan ~
4 BAB 4 ~ Bersama Lagi ~
5 BAB 5 ~ Rencana ~
6 BAB 6 ~ Rencana Tersembunyi ~
7 BAB 7 ~ Pernikahan ~
8 BAB 8 ~ Persahabatan ~
9 BAB 9 ~ Suka Padamu ~
10 BAB 10 ~ Jangan Pergi ~
11 BAB 11 ~ Kenyataan Mengejutkan ~
12 BAB 12 ~ Selamat Tinggal ~
13 BAB 13 ~ Kebenaran Masa Lalu ~
14 BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~
15 BAB 15 ~ Membunuhmu ~
16 BAB 16 ~ Kembali ~
17 BAB 17 ~ Saya Ozora ~
18 BAB 18 ~ Bertemu ~
19 BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~
20 BAB 20 ~ Undangan ~
21 BAB 21 ~ Pesta ~
22 BAB 22 ~ Kebenaran Tersembunyi ~
23 BAB 23 ~ Diluar Ingatan ~
24 BAB 24 ~ Setuju ~
25 BAB 25 ~ Di Toko ~
26 BAB 26 ~ Namanya Celina ~
27 BAB 27 ~ Telah Hilang ~
28 BAB 28 ~ Jangan ~
29 BAB 29 ~ Terbuka ~
30 BAB 30 ~ Pesta Mewah ~
31 BAB 31 ~ Pergi Saja~
32 BAB 32 ~ Di Hotel ~
33 BAB 33 ~ Takut Kehilangan ~
34 BAB 34 ~ Merebut ~
35 BAB 35 ~ Pengadilan ~
36 BAB 36 ~ Mendapatkan Kembali ~
37 BAB 37 ~ Bersama di Villa ~
38 BAB 38 ~ Pernyataan Cinta ~
39 BAB 39 ~ Menjelang Pernikahan ~
40 BAB 40 ~ Di Gudang ~
41 BAB 41 ~ Menghilang ~
42 BAB 42 ~ Bertahan ~
43 BAB 43 ~ Kembali ~
44 BAB 44 ~ Hadiah Istimewa ~
45 BAB 45 ~ Honeymoon ~
46 BAB 46 ~ Cinta Sejati ~
47 BAB 47 ~ Hidup Baru ~
48 BAB 48 ~ Cinta Yang Belum Berakhir ~
49 BAB 49 ~ Prahara Pertama ~
50 BAB 50 ~ Hadirkan Cinta ~
51 BAB 51 ~ Artimu Bagiku ~
52 BAB 52 ~ Kisah Cinta ~
53 BAB 53 ~ Cemburu
54 BAB 54 ~ Niat Hati Orang Ketiga ~
55 BAB 55 ~ Aksi Orang Ketiga ~
56 BAB 56 ~ Kehilangan Lagi ~
57 BAB 57 ~ Asal Usul ~
58 BAB 58 ~ Kembali Lagi ~
59 BAB 59 ~ Berita Baik ~
60 BAB 60 ~ Keluarga Baru ~
61 BAB 61 ~ Akhir Dendam Masa Lalu ~
62 BAB 62 ~ Melewati Jebakan ~
63 BAB 63 ~ Karena Menunggu ~
64 BAB 64 ~ Bahagia Bersama ~
65 BAB 65 ~ Konsep Baru ~
66 BAB 66 ~ Resepsi K & K ~
67 BAB 67 ~ Nostalgia Dan Honeymoon ~
68 BAB 68 ~ Pertemuan di Honeymoon ~
69 BAB 69 ~ Lembaran Baru ~
70 BAB 70 ~ Dimana Ozora ~
71 BAB 71 ~ Ozora Kembali ~
72 BAB 72 ~ Di Resepsi ~
73 BAB 73 ~ Terlalu Benci dan Terlalu Cinta ~
74 BAB 74 ~ Bertahan Lagi ~
75 BAB 75 ~ Namanya Adalah... ~
76 BAB 76 ~ Pengumuman ~
77 BAB 77 ~ Mama Celina ~
78 BAB 78 ~ Kenapa Celina ~
79 BAB 79 ~ Terlanjur ~
80 BAB 80 ~ Bidadari ~
81 BAB 81 ~ Pesan Masa Lalu ~
82 BAB 82 ~ Penjelasan ~
83 BAB 83 ~ Menyesal Lagi, Maaf Lagi ~
84 BAB 84 ~ Niat di Hati ~
85 BAB 85 ~ Hadiah dan Hukuman ~
86 BAB 86 ~ Bidadari yang Sebenarnya ~
87 BAB 87 ~ Surprise ~
88 BAB 88 ~ J A N J I ~
89 BAB 89 ~ Menagih Janji ~
90 BAB 90 ~ Kembali Pulang ~
91 BAB 91 ~ Memaksa ~
92 BAB 92 ~ Tersesat ~
93 BAB 93 ~ Kembali ~
94 BAB 94 ~ Mengulang Kembali ~
95 BAB 95 ~ Berita ~
96 BAB 96 ~ Tamu tak Diinginkan ~
97 BAB 97 ~ Ditinggalkan ~
98 BAB 98 ~ Ditinggalkan Lagi ~
99 BAB 99 ~ Rahasiakan ~
100 BAB 100 ~ Aroma Persaingan ~
101 BAB 101 ~ Happy Ending ~
Episodes

Updated 101 Episodes

1
BAB 1 ~ The Beginning ~
2
BAB 2 ~ Di Villa ~
3
BAB 3 ~ Penyelamatan ~
4
BAB 4 ~ Bersama Lagi ~
5
BAB 5 ~ Rencana ~
6
BAB 6 ~ Rencana Tersembunyi ~
7
BAB 7 ~ Pernikahan ~
8
BAB 8 ~ Persahabatan ~
9
BAB 9 ~ Suka Padamu ~
10
BAB 10 ~ Jangan Pergi ~
11
BAB 11 ~ Kenyataan Mengejutkan ~
12
BAB 12 ~ Selamat Tinggal ~
13
BAB 13 ~ Kebenaran Masa Lalu ~
14
BAB 14 ~ Takdir Memisahkan ~
15
BAB 15 ~ Membunuhmu ~
16
BAB 16 ~ Kembali ~
17
BAB 17 ~ Saya Ozora ~
18
BAB 18 ~ Bertemu ~
19
BAB 19 ~ Menunggu Jawabmu ~
20
BAB 20 ~ Undangan ~
21
BAB 21 ~ Pesta ~
22
BAB 22 ~ Kebenaran Tersembunyi ~
23
BAB 23 ~ Diluar Ingatan ~
24
BAB 24 ~ Setuju ~
25
BAB 25 ~ Di Toko ~
26
BAB 26 ~ Namanya Celina ~
27
BAB 27 ~ Telah Hilang ~
28
BAB 28 ~ Jangan ~
29
BAB 29 ~ Terbuka ~
30
BAB 30 ~ Pesta Mewah ~
31
BAB 31 ~ Pergi Saja~
32
BAB 32 ~ Di Hotel ~
33
BAB 33 ~ Takut Kehilangan ~
34
BAB 34 ~ Merebut ~
35
BAB 35 ~ Pengadilan ~
36
BAB 36 ~ Mendapatkan Kembali ~
37
BAB 37 ~ Bersama di Villa ~
38
BAB 38 ~ Pernyataan Cinta ~
39
BAB 39 ~ Menjelang Pernikahan ~
40
BAB 40 ~ Di Gudang ~
41
BAB 41 ~ Menghilang ~
42
BAB 42 ~ Bertahan ~
43
BAB 43 ~ Kembali ~
44
BAB 44 ~ Hadiah Istimewa ~
45
BAB 45 ~ Honeymoon ~
46
BAB 46 ~ Cinta Sejati ~
47
BAB 47 ~ Hidup Baru ~
48
BAB 48 ~ Cinta Yang Belum Berakhir ~
49
BAB 49 ~ Prahara Pertama ~
50
BAB 50 ~ Hadirkan Cinta ~
51
BAB 51 ~ Artimu Bagiku ~
52
BAB 52 ~ Kisah Cinta ~
53
BAB 53 ~ Cemburu
54
BAB 54 ~ Niat Hati Orang Ketiga ~
55
BAB 55 ~ Aksi Orang Ketiga ~
56
BAB 56 ~ Kehilangan Lagi ~
57
BAB 57 ~ Asal Usul ~
58
BAB 58 ~ Kembali Lagi ~
59
BAB 59 ~ Berita Baik ~
60
BAB 60 ~ Keluarga Baru ~
61
BAB 61 ~ Akhir Dendam Masa Lalu ~
62
BAB 62 ~ Melewati Jebakan ~
63
BAB 63 ~ Karena Menunggu ~
64
BAB 64 ~ Bahagia Bersama ~
65
BAB 65 ~ Konsep Baru ~
66
BAB 66 ~ Resepsi K & K ~
67
BAB 67 ~ Nostalgia Dan Honeymoon ~
68
BAB 68 ~ Pertemuan di Honeymoon ~
69
BAB 69 ~ Lembaran Baru ~
70
BAB 70 ~ Dimana Ozora ~
71
BAB 71 ~ Ozora Kembali ~
72
BAB 72 ~ Di Resepsi ~
73
BAB 73 ~ Terlalu Benci dan Terlalu Cinta ~
74
BAB 74 ~ Bertahan Lagi ~
75
BAB 75 ~ Namanya Adalah... ~
76
BAB 76 ~ Pengumuman ~
77
BAB 77 ~ Mama Celina ~
78
BAB 78 ~ Kenapa Celina ~
79
BAB 79 ~ Terlanjur ~
80
BAB 80 ~ Bidadari ~
81
BAB 81 ~ Pesan Masa Lalu ~
82
BAB 82 ~ Penjelasan ~
83
BAB 83 ~ Menyesal Lagi, Maaf Lagi ~
84
BAB 84 ~ Niat di Hati ~
85
BAB 85 ~ Hadiah dan Hukuman ~
86
BAB 86 ~ Bidadari yang Sebenarnya ~
87
BAB 87 ~ Surprise ~
88
BAB 88 ~ J A N J I ~
89
BAB 89 ~ Menagih Janji ~
90
BAB 90 ~ Kembali Pulang ~
91
BAB 91 ~ Memaksa ~
92
BAB 92 ~ Tersesat ~
93
BAB 93 ~ Kembali ~
94
BAB 94 ~ Mengulang Kembali ~
95
BAB 95 ~ Berita ~
96
BAB 96 ~ Tamu tak Diinginkan ~
97
BAB 97 ~ Ditinggalkan ~
98
BAB 98 ~ Ditinggalkan Lagi ~
99
BAB 99 ~ Rahasiakan ~
100
BAB 100 ~ Aroma Persaingan ~
101
BAB 101 ~ Happy Ending ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!