Alyssa dan Celina mengantar Kevin ke bandara, disana Alyssa memeluk Kevin sangat lama. Laki-laki itu akan segera kembali ke New York. Perusahaan tempatnya bekerja telah memanggil laki-laki dengan jabatan General Manager itu untuk kembali menjalankan tugasnya.
Perusahaan itu gamang tanpa kehadiran decision maker handal itu. Kevin yang merasa kehilangan fokus sejak mengetahui kekasihnya memilih menikah dengan atasan di perusahaan gadis itu bekerja.
Akhirnya memilih menenangkan pikirannya dengan menemui orang tua dan adik satu-satunya. Sekarang laki-laki itu harus kembali menjalani kehidupannya jauh dari keluarga. Terasa berat berpisah tentu dirasakannya. Namun tak seberat sekarang ini.
Karena bertambah lagi seseorang yang membuatnya berat meninggalkan negeri ini. Celina, gadis yang membuatnya sulit untuk membooking tiket hingga akhirnya laki-laki itu harus mendapat telepon langsung dari New York.
Karena telah dua hari melewati batas waktu yang telah dijanjikannya sendiri untuk kembali menginjakkan kakinya di perusahaan besar di pusat kota bisnis Amerika Itu.
Celina hanya memandang kakak adik yang tak rela berpisah itu. Kevin beberapa kali melirik Celina, laki-laki itu juga ingin memeluk gadis cantik itu.
"Kalau kamu kayak gini terus, kakak bisa ketinggalan pesawat sayang" ucap Kevin mencubit dagu adiknya.
"Makanya pindah kesini aja, bekerja di perusahaan papa" ucap Alyssa.
"Masuk perusahaan papa itu gampang, mendapat pengakuan dari perusahaan lain itu lebih susah" jawab Kevin.
Kevin sebenarnya telah mendapatkan beberapa tawaran dengan posisi CEO di perusahaan ternama di tanah air, namun laki-laki itu masih ingin menambah pengalamannya di luar negeri. Ditambah lagi Kevin telah kepincut seorang gadis disana.
Tapi sekarang hubungannya dengan gadis pujaannya itu telah kandas. Laki-laki itu berpikir untuk kembali dan menetap di tanah air. Tekat laki-laki itu sudah bulat namun perusahaan tempat dia bekerja sekarang ini benar-benar sangat mengandalkannya.
"Ah... baru ingat kak, mantan pacar kakak sekarang udah menikah loh" teriak Alyssa dengan semangat memberitahu Kevin.
"Yang mana ?" ucapnya lagi sambil melirik Celina.
"Ish... bangga bener punya mantan banyak, cinta pertama kakak, kak Jessica" ucap Alyssa.
Deg, jantung Celina seperti mau copot mendengar nama yang diucapkan Alyssa. Nama itu sangat berkesan bagi Celina karena itu adalah nama wanita yang menikah dengan Raffa.
Mungkin namanya saja yang sama, batin Celina menghibur diri sendiri.
"Jessica ? dengan siapa ?" tanya Kevin penasaran.
"Siapa lagi kalau bukan dengan rival kakak dulu, Raf-fa Sal-ta-no " ucap Alyssa menekankan nama laki-laki yang menikahi Jessica.
Celina terbelalak, tubuhnya membeku, tangannya mendingin.
"Syukurlah, rupanya dia memang serius, jadi kakak nggak sia-sia menyerahkan Jessica padanya" jawab Kevin dengan bangga.
"Menyerahkan ? bukannya direbut sama kak Raffa ?" tanya Alyssa dengan suara keras sambil tertawa.
"Nggak mungkinlah, kakak ini lebih tampan dari si Raffa itu, Jessica itu sebenarnya lebih suka sama kakak, kakak sengaja relakan Jessica untuknya dari pada dia godain kamu" ucap Kevin sambil tertawa.
"Huuu... kalau gitu harusnya kakak tetap sama Jessica aja biar saya sama kak Raffa, baru happy ending" usul Alyssa kembali tertawa.
"Mana mungkin kakak biarin kamu sama playboy itu" jawab Kevin tak mau kalah.
Celina terhuyung, kepalanya terasa pusing. Gadis itu tidak sanggup lagi berdiri tegak. Gadis itu berpegangan pada tiang. Kevin kaget langsung mendekati Celina, memegang lengan gadis itu.
Kenapa jadi seperti ini ? mereka mengenal tuan Raffa, bagaimana ini ? jerit batin Celina.
"Kamu kenapa ? pusing ? kamu itu nggak boleh capek, kamu kan sedang..." ucap Kevin terputus.
"Sedang apa kak ? " tanya Alyssa heran, mendengar ucapan kakaknya yang terhenti.
Alyssa langsung memegangi tangan Celina.
"Sedang dalam masa pemulihan, Celina itu sangat kurus seperti kurang gizi" ucap Kevin berdalih, tak ingin keceplosan mengungkapkan kalau Celina sedang hamil.
"Ya, padahal dia sendiri yang masak dirumah, malah makin kurus, makanmu masih kurang berarti Cel" ucap Alyssa khawatir.
"Nggak apa-apa kok, rasanya udah baikan" ucap Celina agar Alyssa dan Kevin tidak merasa khawatir.
"Maaf ya dari tadi kita nggak merhatiin kamu, malah asyik ngomongin kak Raffa" ucap Alyssa sambil tertawa.
Kevin memeluk Celina, membiarkan gadis itu bersandar padanya. Alyssa tersenyum melihat perhatian kakaknya pada Celina.
"Kak Raffa loh kak, yang menolong Celina dari berandalan yang mengganggunya bahkan kak Raffa sampai kritis karena menolong Celina" ujar Alyssa tiba-tiba, ingat hubungan antara Celina dan Raffa.
"Apa ? Raffa ?" jerit Kevin kaget.
Celina kaget mendengar Alyssa menceritakan kejadian yang justru ingin ditutupinya itu.
"Kenapa dari kemarin-kemarin nggak cerita ?" teriak Kevin ada rasa panik disitu.
Alyssa mengangkat bahunya, heran melihat kakaknya yang begitu panik mendengar cerita itu.
Kevin menatap Celina, pikirannya langsung berkecamuk, banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan pada Celina. Tapi boarding gate staff sudah memanggil namanya. Kevin memeluk gadis itu, Kevin benar-benar berat meninggalkan gadis itu.
Terlebih lagi sekarang, mendengar Celina mengenal Raffa. Berbagai pertanyaan terlintas dibenaknya namun tak bisa ditanyakannya, karena harus segera berangkat.
Boarding gate staff kembali memanggil nama Kevin.
"Tunggu aku, aku akan segera kembali" bisik Kevin pada Celina yang dibalas anggukan oleh gadis itu.
Laki-laki itu berbisik sambil memeluk Celina, lalu mengecup kening gadis itu, memeluk Alyssa tersenyum lalu mengecup puncak rambut gadis itu. Kemudian melangkah menuju pintu masuk.
Saat menyerahkan boarding pass, laki-laki itu masih menyempatkan diri untuk melihat kedua gadis itu. Tatapan mata yang resah terpancar dari wajah laki-laki itu. Menunduk, lalu segera berlari dengan perasaan yang berkecamuk.
Kevin berlari sekencang-kencangnya dengan hati risau.
Kenapa ? kenapa disaat-saat terakhir aku harus mendengar ini ? Celina pernah berhubungan dengan Raffa, batinnya menjerit.
Berlari menuju gate yang telah ditentukan, melewati boarding room begitu saja. Berdiri di depan pintu garbarata tertunduk, laki-laki itu tertegun. Antara ingin kembali atau melanjutkan perjalanannya.
Aku akan kembali Celina, aku akan kembali, batin Kevin.
Melanjutkan langkahnya berlari di garbarata menuju pesawat yang telah menantinya. Pramugara langsung menutup pintu kabin pesawat karena Kevin adalah penumpang terakhir pesawat itu.
Kevin terhempas dikursi penumpang, laki-laki itu memejamkan mata, setitik bening muncul dari sudut matanya.
Anak siapa yang dikandung Celina ? anak Raffa kah ? apa mereka berhubungan ? tidak... tidak... kali ini aku tidak akan mengalah lagi, jerit hati Kevin sambil menggenggam rambutnya.
Hati laki-laki itu benar-benar galau, baru kali ini dia berangkat dengan perasaan yang begitu kacau. Terbayang Celina yang terhuyung saat Alyssa menyebut nama Raffa.
Tidak... tidak... tidak, aku harap pikiranku salah, mereka tidak ada hubungan apapun, tidak ada, tidak ada, batin Kevin.
Laki-laki itu berusaha menenangkan diri, menghilangkan prasangka buruk dalam hatinya. Kevin tau persis seperti apa Raffa.
Kevin dan Raffa adalah sahabat tapi musuh, semua berawal dari pertemuan kedua laki-laki tampan itu dengan seorang Jessica.
Gadis yang berkilau di SMA yang mereka masuki, perkenalan mereka dengan Jessica mulai berbau persaingan. Memperebutkan gadis yang menjadi idola sekolah favorit kalangan atas itu.
Kevin berhasil mendapatkan pengakuan gadis itu untuk menjadi pacarnya. Kevin yang terkenal lincah, humoris dan penggoda dengan cepat menjadi rebutan gadis-gadis di sekolah itu. Jessica ingin jadi pemenang dalam menguasai laki-laki tampan itu.
Namun Raffa yang karismatik, dengan sikap dinginnya, tenang namun siap menerkam. Berhasil mendapatkan ciuman pertama Jessica yang diam-diam disaksikan oleh Kevin.
Laki-laki itu tersenyum kecut.
Berharap Raffa akan diam begitu saja mendengar Jessica memilih Kevin ? Merelakan Jessica menjadi pacar Kevin ? itu jelas tidak mungkin.
Persaingan itu akan terus berlanjut meski Jessica telah menetapkan Kevin menjadi pacarnya. Raffa tak pernah berhenti menebar pesonanya dengan sikap dingin yang membuat semua gadis-gadis penasaran terhadapnya.
Membuat Jessica juga ingin menaklukkan laki-laki itu. Jessica yang serakah ingin menguasai kedua laki-laki yang jadi rebutan gadis-gadis di sekolah itu, dia tidak akan menyisakan satupun dari kedua laki-laki itu untuk mereka.
Bersandar pada Kevin namun berpegangan tangan dengan Raffa, Memeluk Kevin namun mencium Raffa. Kecantikan Jessica membuat kedua laki-laki itu bertahan memperebutkannya.
Pesona Raffa memang tidak bisa dipandang remeh, meskipun tidak dijadikan pacarnya. Namun Jessica bertekuk lutut padanya.
Pesona itu juga yang membuat Alyssa yang baru kelas satu SMP betah memandangi Raffa yang sering bertandang ke rumahnya. Raffa membalas senyum manis Alyssa.
"Kamu ingin mengambil semua perempuan di dunia ini haa" ucap Kevin sambil melempar stik kentang ke perut terbuka Raffa.
Saat mereka bersantai di kursi panjang di pinggir kolam renang besar milik keluarga Kevin. Setelah lelah bertarung melawan Kevin yang katanya juara renang.
Raffa memalingkan wajahnya menoleh pada Alyssa yang melintas mengenakan seragam sambil tersenyum. Raffa membalas senyum gadis manis itu. Membuat Kevin melepas ikhlas Jessica menjadi milik Raffa.
Keluarga mereka yang telah akrab bahkan sebelum mereka lahir membuat mereka seperti bersaudara. Perasaan sayang seperti pada saudara kandung, membuat mereka rela berkorban satu sama lain.
Raffa yang rela mengakui mengendarai motor dan menabrak toko dipinggir jalan demi menghindarkan Kevin dari kemarahan ayahnya karena Kevin membeli motor sport tanpa seizin ayahnya.
Atau Kevin yang rela menggantikan Raffa berdiri di lapangan seharian karena telat datang ke sekolah. Guru piket dibuat bingung oleh tingkah mereka, Raffa disebut Kevin, Kevin dibilang Raffa.
"Bukan kamu yang telat kan, yang satu lagi" ucap guru piket.
"Saya yang telat pak" ucap Kevin yang sedang malas masuk kelas.
"Oo.. saya pikir anak yang satu lagi" ucap guru piket.
"Emangnya kami mirip pak ?" tanya Kevin iseng.
"Nggak... beda..., tapi nakal kalian sama" jawab guru itu sambil berlalu, Kevin tertawa terbahak-bahak, berhasil menipu guru itu.
Keakraban mereka yang seperti saudara kandung tetap tak menyurutkan persaingan memperebutkan hati gadis-gadis yang menarik.
Persaingan terus berlanjut, hingga akhirnya Kevin melepas Jessica dan memilih kuliah di luar negeri. Keputusan Kevin untuk belajar di luar seperti mempengaruhi kehidupan kedua keluarga itu. Kevin dan Raffa seperti pemersatu kedua keluarga, begitu mereka terpisah, kedua keluarga itupun berpisah.
Mereka seperti tercerai berai, Kevin memilih Stanford University California. Sementara Raffa yang juga akhirnya memutuskan kuliah di luar negeri memilih di Universitas yang berlokasi di New Haven Connecticut, Yale University.
Perkembangan bisnis keluarga Raffa menyebabkan Keluarga itupun akhirnya pindah kota, mengikuti bisnisnya yang berkembang pesat di kota besar.
Meskipun Alyssa memilih kuliah di kota yang sama dengan keluarga Raffa. Namun gadis itu tidak ingin berhubungan dengan keluarga itu. Karena menurutnya Raffa-lah yang membuat kakaknya memutuskan pergi keluar negeri.
Meski orang tuanya sering menyuruh Alyssa untuk silaturahim dengan keluarga Raffa. Tapi gadis itu enggan, dia bersedia datang kesana jika Kevin yang mengajaknya. Alyssa hanya mendengar dan melihat berita tentang keluarga itu dari media. Tanpa sekalipun mau menemui mereka.
Dan gadis itu sangat membenci Jessica yang tidak setia membuat kakaknya bersedih dan akhirnya pergi. Setidaknya itu lah yang dipikir oleh Alyssa saat itu. Coklat pemberian Jessica yang selalu diterimanya dengan senang hati setiap kali Jessica datang kerumahnya, tak mampu membayar sakit hati gadis itu.
Celina mengenal Raffa, sampai dimana hubungan mereka ?
Apakah Raffa yang meniduri gadis itu ?
Tak ada gadis yang lolos dari pesona laki-laki itu ? batin Kevin teringat pada Jessica yang akhirnya jatuh ke pelukan Raffa.
Laki-laki itu duduk tertunduk, meski selalu mampir di rumah Alyssa yang sekota dengan keluarga Raffa. Namun Kevin enggan mampir, karena mendengar Raffa yang telah banyak berubah.
Sepak terjang laki-laki itu di dunia bisnis membuat Kevin kagum namun reputasinya di dunia perempuan membuat laki-laki itu merasa Raffa telah jauh berbeda dari sahabat yang pernah dikenalnya dulu. Raffa memang penakluk wanita tapi bukan hidung belang.
Entah kenapa laki-laki itu bisa berubah seperti itu, padahal telah mendapatkan Jessica yang notabene adalah cinta pertamanya. Itulah yang dipikirkan Kevin hingga akhirnya sekian lama mereka tidak pernah bertemu lagi.
Pikiran Kevin galau, penerbangan pulang kali ini adalah penerbangan yang paling tidak menyenangkan baginya.
Sama halnya dengan Kevin, pikiran Celina juga tak kalah galau, gadis itu termenung di sepanjang perjalanan mereka dari bandara. Alyssa bahkan merasa heran dengan sikap Celina.
Sesampai di rumah, Celina dan Alyssa masuk ke kamar masing-masing. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Alyssa yang heran dengan sikap kakaknya mendengar tentang Raffa yang menolong Celina.
Kenapa, kenapa mereka bisa saling kenal ? betapa sempitnya dunia ini ? dari sekian banyak orang kenapa mereka harus berteman ? jerit hati Celina.
Gadis itu tertawa sedih, mengenang nasib yang mempermainkannya. Mencoba melupakan Raffa, laki-laki yang menitipkan benihnya dalam rahim gadis itu. Justru berteman dengan laki-laki yang saat ini mencoba mengisi hatinya.
Membuka lembaran baru dengan laki-laki lain, meski tidak yakin dengan hubungan itu. Sekarang justru harus berhadapan dengan kenyataan laki-laki yang sekarang mendekatinya justru mengenal laki-laki yang dicintainya.
Dunia memang terasa sempit bagi Celina namun mereka adalah orang-orang dari kalangan yang sama, dan tentu saja mereka saling mengenal, itulah penjelasan masuk akal yang bisa diterima Celina.
Cinta sepihak yang dirasakan Celina karena status sosial yang bertolakbelakang. Harus menerima kenyataan ditolak oleh keluarga Raffa, hingga mendapati laki-laki yang dicintainya menikah dengan wanita lain.
Bagaimana dengan keluarga ini, mereka pasti tidak akan menerimaku juga, batin Celina.
Gadis itu menelungkupkan wajahnya di meja, menangis saat mengingat janjinya pada Kevin, saat memintanya mempertimbangkan perasaan laki-laki itu.
Kevin duduk diam didepan TV, Celina menghampiri laki-laki yang besok akan berangkat kembali ke New York itu.
"Kak, apa ada yang bisa saya bantu, menyiapkan pakaian-pakaian kakak atau membuat makanan yang ingin kakak bawa, saya bisa masakin sekarang" ucap Celina menawarkan bantuan.
Kevin menggeleng.
"Makanan bisa aku beli disana, pakaian ? saya kesini nggak perlu bawa pakaian, semua yang saya butuhkan ada disini" jawab laki-laki itu.
Celina mengangguk, Celina bisa melihat sendiri dilemari dikamar yang dia tempati, terdapat lemari yang penuh berisi pakaian Kevin dan juga orang tuanya.
Celina hendak beranjak dari situ, namun Kevin menahannya, laki-laki itu menggenggam tangan Celina. Meminta gadis itu duduk kembali. Celina duduk disamping Kevin. Laki-laki itu menatap Celina lamat-lamat.
"Semua yang aku butuhkan ada disini" ucap Kevin mengulang ucapannya tadi.
Celina bingung dengan maksud ucapan Kevin. Gadis itu menatap wajah laki-laki tampan itu. Menunggu kelanjutan ucapannya, kenapa laki-laki itu mengulang ucapannya.
"Kamu, yang aku butuhkan ada dihadapanku" ucap Kevin pelan lalu menatap Celina dengan lembut, gadis itu hanya menunduk.
"Tetaplah disini, tinggal dirumah ini, aku akan memberi pengertian pada Alyssa jika dia keberatan, berjanjilah untuk tetap disini hingga aku kembali nanti" lanjut Kevin.
Celina masih menunduk, tidak tau apa yang harus diucapkannya.
"Aku akan bertanggungjawab terhadap bayimu" ucap Kevin.
Celina kaget, tidak mengerti dengan ucapan Kevin, gadis itu tidak ingin salah paham terhadap ucapannya. Kevin mendekati gadis itu meraih tangannya, mengecup telapak tangan gadis itu lalu menempelkan ke dadanya. Gadis itu bisa merasakan debaran jantung laki-laki itu.
Kevin mendekat, menempelkan bibirnya pada bibir Celina, Celina memejamkan mata. Air mata gadis itu mengalir, tak bisa menerima perasaan laki-laki itu namun tak tega menolak perlakuan manisnya, tanpa disadari gadis itu menyentuh lembut wajah laki-laki itu.
Kevin semakin menyesap bibir gadis itu, lagi dan lebih mendalam lagi, laki-laki itu ingin melakukannya semalaman tapi nafasnya tersengal-sengal. Kevin melepaskan ciumannya.
"Aku mencintaimu" ucapnya kembali mengecup bibir Celina.
Meski lirih tapi ucapan itu terdengar jelas, pasti tanpa keraguan. Celina merasa bingung untuk merespon ungkapan itu, gadis itu buru-buru ingin pergi. Namun Kevin menariknya hingga jatuh kedalam pelukannya.
"Aku mencintaimu, tolong pertimbangkan perasaanku".
Ungkapan yang akhirnya membuat Celina menangis sendiri setelah mengetahui hubungan pertemanan Kevin dan Raffa.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sering Halu
💕
2023-09-16
0
Bang Wind
❤❤
2023-09-14
0
Desii Bune Arka
revisi... di beri flasback kAk... jangan banyak mengulang kata... di awal sudah di bahas jangan di ulabg di bab selanjutnya.. cerita mantap... kritikku cuma itu aja sih..
salam sehat sukses selau...
2022-06-20
1