puncak, ya tempat yang selalu menyediakan ruang untuk Drew yang selalu datang untuk meninggalkan kehidupannya yang kesepian.
pintu terbuka, Drew mempersilahkan Anna untuk keluar menikmati pemandangan kota yang indah pada malam hari dan bintang yang seakan berlomba untuk menunjukan terangnya.
"ini tempat favorite kamu?"
"ya, bagaimana? disini sangat tenang mmembuat fikiranku selalu beristirahat memikirkan hal - hal tentang dunia."
"yaa lumayan." sambil tersenyum Anna menganggukan kepalanya.
"oh iya, sekarang kamu pasti memiliki kekasihkan? aku tidak percaya kamu bisa hidup tanpa wanita selama 6 tahun ini!" dengan nada mengintrogasi Anna memalingkan pandangannya kepada Drew.
"ahah kalo aku bilang bahwa tidak ada pacar selama kamu pergi, kamu pasti tidak percaya. aku tidak munafik, perempuan memang selalu datang kepadaku tapi hanya sebatas itu. aku terlalu fokus untuk membalas dendamku kepada ibu mu atas perbuatannya yang menyuruhmu untuk membunuhku" tegas Drew meyakinkan Anna.
Anna mencoba mencari kebenaran atas perkataan Drew barusan di matanya.
"benarkah? aku kira kamu sudah menikah lagi" ucap Anna sambil tersenyum kaku.
"kamu sendiri? kenapa kamu tidak menikah dengan orang itu?" Drew berbalik kepada Anna untuk serius mendengar alasan yang akan Anna berikan.
"maksudmu mike? mike memang sudah sering mengajakku untuk menikah agar Aris dan Charice bisa memiliki orang tua yang lengkap tapi aku takut mengambil keputusan itu, aku selalu memikirkan pernikahan kita. pernah waktu itu aku ingin kembali untuk mengajukan perceraian kita tapi aku takut ibu dan kakakku menemukan keberadaanku. aku tidak pernah mau mendengar berita tentang negara ini maka dari itu aku tidak mengetahui ternyata ibu tiriku telah meninggal karena serangan jantung" dengan tatapan kosong Anna hanya memandang ke depan melihat lampu - lampu bangunan yang masih menyala.
Drew meraih tangan Anna dua - duanya untuk mengatakan sesuatu. mata mereka saling memandang satu sama lain.
"Anna! aku ingin membuat Aris dan Charice memiliki orang tua yang lengkap, menjaga dirimu dan anak - anak kita, membuat kalian bahagia. maukah kamu menjalin hubungan pernikahan yang sesunggunya denganku? bukan hanya di depan kakek dan nenekku saja?"
Drew tampak serius untuk mengajak Anna kembali memiliki hubungan yang sebenarnya dengannya. demi kebahagiaan anak - anak mereka.
melihat keseriusan dari ucapan Drew untuk membahagiakan dirinya dan juga kedua anak kembarnya Anna akhirnya luluh dan ingin mencoba menjalin hubungan yang sebenarnya dengan Drew.
"tapi aku ingin kita melakukannya dengannya perlahan, aku ingin meyakinkan perasaanku kepadamu"
"oke aku setuju, apapun itu aku akan berusaha membuatmu jatuh cinta kepadaku"
Drew sangat senang mendengar Anna menyetujuinya. dia kemudian mencium kedua punggung tangan Anna.
dengan pandangan yang masih terjalin satu sama lain, mereka hanyut dalam suasana hagia itu, Drew mulai mendekati Anna dan mencium bibirnya dengan sangat lembut.
"terimakasih Anna" hanya kata itu yang dapat keluar dari bibir Drew, dan mendaratkan kembali ciumannya kepada Anna.
ini adalah ciuman pertama mereka setelah sepakat untuk menjalin hubungan yang sebenarnya.
setelah beberapa saat mereka dimabuk dengan perasaan keduanya. Drew mengantar kembali Anna dan kedua anak mereka Aris dan Charice kembali ke apartemen Anna untuk beristirahat.
"untuk malam ini kalian boleh beristirahat disini tapi besok aku akan menjemput kalian untuk tinggal bersama kakek dan nenek di rumah. aku akan menyuruh pelayan untuk membereskan barang - barang kalian semua."
"terserah kamu aja" jawan Anna singkat
mendengar itu Drew yang sedang duduk di sofa ruang tamu Anna tiba - tiba menariknya kedalam pangkuannya.
"kamu serius terserah aku?" sambil membelai rambut Anna.
"Drew! kamu apaan sih nanti anak - anak bangun." dengan nada panik Anna langsung berusaha turun dari pangkuan Drew. "maksud aku bukan gitu, maksud akutuh ya terserah kamu aja baiknya gimana kakek dan nenek juga nanti sedih kalo aku gak tinggal sama mereka, mereka juga seneng banget ada Aris dan Charice."
"ooh kirain. malam ini aku tidur disini ya, aku capek banget kalo harus nyetir lagi"
"ya udah, tapi inget ya cuman tidur doang gak yang lain"
"yaaa kalo boleh yang lain juga aku seneng banget"
"enak aja. kalo gitu kamu tidur di sofa ajah malam ini" Anna kemudian meninggalkan Drew dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
Drew hanya diam dan tersenyum. dia merasa bahagia dan juga tidak ingin terburu - buru untuk memaksa Anna melakukan semua keinginannya.
\*\*\*
di suatu gedung kosong di pinggiran kota, Frenk bersama beberapa anak buahnya masih mencari rencana untuk mengetahui identitas asli peneliti muda yang di rekrut oleh WIA.
"bagaimana penyelidikan mu tentang peneliti muda itu?" Frenk yang duduk di sebuah kursi usang menanyakan perkembangan pencarian anak buahnya.
"maaf bos kami belum menemukannya. penjagaan mereka sangat ketat, walaupun kami selalu mengintai tempat penelitian itu kami tak bisa menemukan jejaknya sedikitpun."
"dasar bodoh, saya tidak membayarkan kalian hanya untuk mengintai tempat itu dari jauh" Frenk menendang anak buahnya yang sedang berlutut di depannya.
"cari orang yang bisa kita bayar untuk membocorkan rahasia tentang peneliti itu. dan kalo kalian tidak mendapatkan seorangpun, lakukan apa saja termasuk menculik salah satu pegawai disana untuk memaksanya berbicara"
"baik tuan kami mengerti. kami permisi dulu"
sudah berhari - hari Frenk berada di negara 'X' ini untuk mencari tau identitas peneliti muda tersebut dan sampai sekarang belum juga menemukannya.
\*\*\*
ke esokan paginya
Anna lebih sibuk dari hari - hari sebelumnya, hari ini adalah hari pertama Aris dan Charice akan masuk sekolah.
dia sangat gugup, bagaimana jika anak - anaknya malah membuat kekacauan di sekolahnya karna berselisih dengan gurunya atau teman sekelas anak - anaknya.
"sayang Aris Charice sarapan sudah siap, cepat kesini sarapan dulu"
"ia mi tunggu sebentar lagi aku masih pakaian dulu" Aris masih sibuk dengan urusan seragamnya sedangkan Charice sudah siap dari tadi dan sedang menyantap sarapannya.
"mau mami bantuin gak?"
"gak usah mi Aris bisa sendiri kok"
Drew yang baru keluar dari kamar mandi juga langsung menghampiri meja makan untuk ikut sarapan dengan mereka.
"sebentar aku ikut kamu ya ngantarin Aris dan Charice ke sekolah mereka"
"tapi baju kamu?" Anna memperhatikan baju Drew yang masih menggunakan baju santai yang ia pakai kemarin.
"tenang aja, aku udah nyuruh Hans buat bawain baju ganti aku kesini"
"ya udah, kamu kan juga daddynya jadi nganterin mereka ke sekolah juga tugas kamu" Anna tersenyum ke arah Drew seperti menggodanya untuk mengantar Aris dan Charice setiap hari.
"yeyyyy daddy juga mau ikut nganter aku sama adek ke sekolah asikkk" Aris yang baru datang setelah selesai bersiap - siap seketika menghampiri Drew dan langsung memeluknya.
"jagoan - jagoan daddy apakah kalian seneng kalo daddy nganterin kalian setiap pagi kesekolah?"
"seneng dong dad, iyakan dek?" tanya Aris kepada adiknya.
"tugas orang tuakan emang harus ngantarin anak - anaknya ke sekolah, iyakan mi?" Charice memang sampai sekarang belum tau untuk bagaimana caranya mengekspresikan perasaannya yang masih sangat dingin oleh Drew.
"iya sayang, nanti bakalan jadi tugas rutin daddy kalian" dengan senyum licik Anna melirik Drew untuk melihat ekspresinya atas perkataannya barusan.
apapun yang harus dia lakukan jika itu berkaitan dengan Anna dan kedua anak kembarnya Aris dan Charice pasti akan membuatnya senang.
dia tau, untuk mengambil hati Anna dan anak - anaknya dia akan melakukan apapun asal itu bisa membuat keluarga kecilnya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments