Sebelum kepergian Anna dan kedua anak kembarnya Aris dan Charice ke negara ‘X’, Mike sudah mempersiapkan semua kebutuhan mereka disana, termasuk apartemen untuk mereka tinggal. Mike memberikan sebuah apartemen yang sangat cantik bergaya moderen dengan 3 kamar tidur, furnitur yang sudah lengkap dan pemandangan pantai yang sangat menenangkan. Mike juga sudah menghubungi TK swasta international untuk sekolah Aris dan Charice, untuk mengikuti derajat usia sekolah anak – anak seumuran mereka.
“sayang. Aris, Charice paman mike sudah mendaftarkan kalian sekolah disini dan minggu depan kalian sudah bisa masuk sekolah, gimana?” Anna yang sedang duduk di sofa memangku kedua anak kembarnya sambil mengusap kepala mereka.
“yeyyy.. banyak teman baru dong mi.” ucap Aris yang memang selalu senang dengan hal – hal baru. Berbanding terbalik dengan adiknya Charice yang selalu bersifat dingin, entah siapa yang ia ikuti. “baik mi, tapi besok ade dan kak Aris harus ke lab dulu mi buat laporan” ucap Charice lalu turun dari pangkuan ibunya.
“baiklah, kalau begitu kalian mandi dulu ya abis itu istirahat. Nanti mami buatin susu buat kalian” Anna kemudian berdiri menuju kedapur dan menyiapkan susu untuk anak – anaknya.
“yes mami” jawab Aris dan Charice kompak.
Anna yang sudah mengantarkan anak – anaknya untuk tidur sekali lagi memeriksanya, memperbaiki selimut mereka kemudian mengecup kening Aris dan Charice dengan penuh kehangatan. Anna kemudian beranjak ke kamarnya lalu duduk di tepi ranjang sambil mengarahkan pandangannya keluar jendela.
“sepertinya baru kemarin aku pergi dari negara ini. Negara yang hanya memiliki kenangan buruk untukku. Namun, seiring berjalannya waktu kehadiran 2 malaikat kecilku membuatku merasa lebih baik. Tapi aku juga merasa takut, akankah kedatanganku kembali kesini aku akan merasa sakit lahi?
Mungkin setelah rasa sakit yang dulu aku rasakan aku akan bersinarbterang.
Aku tidak boleh menyerah, demi malaikat kecilku aku harus kuat.
Getaran ponsel Anna menyadarkannya dari lamunannya. Ia meraih ponselnya diatas meja dekat tempat tidurnya, melihat notifikasi pesan dari mike membuatnya sedikit tersenyum.
*isi pesan
Mike : apa kau merindukanku Anna? Aku sangat merindukan kalian. Sangat sepi disini tanpa Aris dan Charice dan tentu saja tanpa kamu juga L.
Anna : tentu saja, Aris dan Charice sudah tertidur. Mereka sangat lelah.
Mike : bulan depan aku akan mengunjungi kalian disaha. Beristirahatlah juga Anna, good night.
Anna : yahh, good night mike.
...***...
Keesokan harinya Anna sudah bangun sejak pagi – pagi sekali, ia telah menyiapkan semua keperluan anak kembarnya untuk pergi ke tempat penelitian mereka. Pagi hari adalah waktu yang sangat sibuk bagi seorang ibu, apa lagi bagi Anna, memiliki 2 bayi kembar yang memiliki selera yang sangat jauh berbeda dalam banyak hal termasuk dalam hal sarapan. Walaupun begitu, Anna selalu menikmati mengurus kedua bayi kembarnya itu karena bagi Anna itu adalah hal yang menyenangkan.
“good morning baby, wahhh.. mengapa kalian berdua semakin hari semakin cantik dan ganteng saja. Apa kalian beneran anak mami? Kalian angel yaa..” ucap Anna sambil memandang kedua anak kembarnya yang sedang duduk di kursi makan di dipannya.
“morning mi, tentu saja kita yang paling cantik dan ganteng sedunia ini adalah anak mami. Iya kan dek?” jawab Aris yang memang selalu meladeni ibunya yang selalu memuji mereka. Aris memang sangat ceria sangat cocok dengan sifat ibunya yang selalu memanjakan mereka berdua sedangkan adiknya Charice begitu dingin dan hanya berbicara seadanya saja. “mami membohongimu, kakakkan sangat jelek” ucap Charice yang mengejek kakaknya sambil terus menyantap roti lapisnya.
“masa anak mami jelek , Aris itu yang paling tampan sekunci – kunci dunia”
“dengerin tuh dek apa kata mami” sambil tersenyum Aris juga melanjutkan sarapannya, melahap nasi goreng dengan telur ceplok setengah matangnya.
Beitulah mereka selalu melewati sarapannya, Charice yang hanya berbeda 2 menit dengan kakaknya Aris selalu menggodanya, mungkin jika orang lain melihat mereka, mereka akan berfikir bahwa Charice adalah kakak dan Aris adalah adiknya.
...***...
Tiba di gedung tempat Aris dan Charice akan melakukan penelitian, Anna yang mengantar kedua anaknya itu hanya bisa masuk sampai pintu depan saja karna dia tidak memiliki kartu akses untuk sampai masuk kedalam. Banyak sekali penjagaan di gedung ini dan pemeriksaannya juga sangat ketat.
“mami, entar gak usah jemput. Aku dan kak Aris mungkin bakalan telat pulangnya, banyak yang harus kita persiapin dulu”
“iyah mi, nanti kita di antar pulang sama pengawal aja. Biar lebih aman”
“ya udah kalo gitu, mami juga sebenarnya ada pertemuan sebentar. Kalian berdua hati – hati ya, jangan lupa makan, jangan sampe kecapean juga” ucap Anna sambil mengecup kening kedua anaknya.
“siap bos, bye mi” ucap Aris “bye mami” ucap Charice. Mereka kemudian masuk kedalam gedung di antar oleh pengawal yang telah menunggu mereka di pintu depan tadi.
...***...
Di negara ‘x’ ini Anna akan mengambil alih sementara kepemimpinan cabang perusahaan penerbitan yang ia miliki sampai misi anaknya untuk menyelesaikan penelitiannya selesai. Tugas pertamanya adalah menghadiri konferensi penerbit digital dan menemui seorang investor yang akan mendanai pengembangannya.
Anna yang masih berada di perjalanan menerima telfon dari sekertArisnya, Lea melalui head unit mobil yang sudah terkoneksi dengan ponselnya.
“halo”
“halo bu, Untuk acara sebentar saya sudah membooking salon dan menyiapkan gaun seperti yang ibu suruh. Kapan ibu bisa kemari“
“saya masih berada dijalan, saya akan kesana segera.” Menutup telponnya
...***...
Hans mengetuk pintu ruangan Drew, ia ingin mengingatkan Drew bahwa sebentar akan ada pertemuan dengan CEO perusahaan penerbit. Hans sudah mencari tau tentang Anna kemarin, ia mengetahui bahwa dinegara ‘x’ Anna memimpin sebuah perusahaan penerbit dan sedang mencari investor untuk mendanai pengembangannya. Maka dari itu hans sudah menghubungi perusahaan Anna, jika perusahaannya akan melakukan investasi di perusahaan Anna. Namun Anna tak mrngetahui sama sekali bahwa ternyata invetstor yang akan ia temui sebentar adalah Drew.
“tuan, apakah anda sudah siap?”
“tentu saja. Apakah Anna juga akan hadir?
“menurut informasi dari sekertArisnya, nyonya Anna akan menghadirinya langsung. Tapi sepertinya nyonya tidak mengetahui jika anda yang akan menjadi investornya tuan”
“hmmm. Baiklah, kalau begitu ayo kita berangkat segera. Saya sudah tidak sabar untuk melihat reaksi Anna” Drew berdiri dari tempat duduknya dan tersenyum tipis membayangkan apa yang akan terjadi sebentar.
“tunggu aku Anna. Aku akan segera menemui mu”
...***...
Gedung hotel termewah di negara ‘x’
Mobil Porsche 911 carrara white terparkir di depan pintu hotel. Anna yang ditemani oleh Lea keluar dari mobil mewah itu. Anna sangat gugup, bisa saja di dalam nanti dia akan bertemu dengan orang dari masa lalunya, tapi dia bukan lagi Anna yang dulu, yang sangat mudah mendapatkan penindasan.
Anna mengepalkan kedua tangannya berusaha untuk menguatkan dirinya lamu masuk dengan sangat anggun, menggunakan gaun berwarna merah yang membentuk tubuhnya dengan belahan dada rendah dan rambut yang telah ditata dengan sangat cantik dan riasan halus dengan lipstik merah membuat tampilannya semakin seksi.
Banyak orang – orang penting di dalam pesta ini dan semua mata tertuju pada Anna.
Lea yang berada di samping Anna terus mengarahkannya untuk berkenalan dengan beberapa tamu – tamu penting. Pas disaat Lea akan mengenalkannya dengan investor yang akan menanamkan modal di perusahaannya, Anna terkejut tangannya gemetar dan kakinya seakan lemah tak mampu menahan tubuhnya.
“ahh.. apa anda baik – baik saja mrs. Anna?” tanya Drew sambil menahan pinggangbAnna yang tadi hampir terjatuh.
“i-iya saya baik – baik saja. Maaf” Anna yang gugup mencoba melepaskan tangan Drew dari pinggangnya dan mencoba berdiri dengan baik.
“perkenalkan bu, ini tuan Drew geino evander. Perusahannyalah yang akan bekerja sama dengan kita” ucap Lea dengan sangat sopan, berusaha memperkenalkan Anna dan Drew.
“halo mrs Anna. Senang bertemu lagi dengan anda” Drew merah tangan Anna dan mencium punggung tangannya sambil tersenyum penuh arti.
“aaa.. iya tuan Drew” menarik tangannya yang di pegang oleh Drew.
“ibu sudah mengenal tuan Drew ya?” tanya Lea kepada Anna.
“iyaa, dia sudah sangat mengenalku” Drew menjawab pertanyaan Lea sambil tersenyum tanpa mengalihkan pandangannya dan terus menatap Anna dengan tajam.
Di sudut lain, tanpa Drew dan Anna sadari ada seseorang yang sedari tadi terus memandang mereka dengan pandangan tidak suka
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments