4:30
Abigail yang masih terbaring di tempat tidur sebuah kamar hotel dengan tubuh polos yang hanya di tutupi oleh selimut bersama dengan Alex nam, kekasihnya yang harus ia tinggalkan untuk menikah dengan Pratama raharja. namun karena cintanya dengan Alex pacarnya itu membuatnya masih berhubungan sampai sekarang, bahkan menjadikannya selingkuhan untuk memuaskan nafsunya. Alex tak mempermasalahkan itu, selagi dia masih berhubungan dengan Abigail dan mendapatkan uang darinya, menjadi selingkuhanpun tak masalah baginya.
ia membangunkan Alex yang masih tertidur pulas di sampingnya.
"sayang..sayang" Abigail membangunkan Alex dengan terus mengecup bibirnya.
"ada apa sayang, kenapa membangunkanku pagi - pagi sekali? apakamu belum puas dengan servisku semalam? atau kamu ingin melanjutkannya lagi?" jawab Alex yang terbangun dan membalas ciuman Abigail dengan menjalarkan tangannya ke tubuh Abigail.
"ahhhh sayang jangan menggodaku untuk melakukannya lagi, aku harus pergi sekarang juga. nanti suamiku dan anak tiriku tau kalau aku tidak tidur di rumah semalam" ucap Abigail sambil menghentikan aktivitas yang di lakukan oleh Alex.
"apakah suamimu lebih penting daripada aku sayang?"
"bukan begitu sayang, jika aku membuat suamiku curiga maka uang yang akan kuberikan padamu pasti terhenti. apa kamu mau? kalo kamu tidak keberatan ya sudah kita lanjutkan lagi" Abigail mulai menarik Alex lagi dan mulai mencum**nya.
setelah beberapa menit mereka melakukan pemanasan Alex seketika menghentikan Abigail yang sekarang telah berada di atasnya. "mmm sayang kembalilah, aku tidak mau pak tua itu mencurigaimu dan membatasi untuk memberimu uang. kamu tau sendirikan aku belum mendapatkan pekerjaan." Alex mengakhiri aktivitas pagi mereka.
"hehe baiklah sayang, nanti aku akan menghubungimu" mencium Alex dan kemudian bersiap untuk kembali ke rumah Pratama suaminya.
***
setibanya di rumaha, Abigail yang baru ingin membuka pintu rumah tiba - tiba pintu terbuka dari arah dalam, "L-Lea, kamu mau ngapain" tanya Abigai gugup
"aku ingin menhirup udara pagi di taman. kamu dari mana?"tanya Lea penasaran.
untung saja Abigail sudah berjaga - jaga dengan menggunakan pakaian olah raga jadi dia bisa memberikan alasan yang bagus kepada Lea agar Lea tidak mencurigainya." aku baru pulang abis lari - lari sebentar di komplek depan" jawab Abigail cepat.
"oh" dengan jawaban singkat yang ia berikan, Abigail kemudian pergi menuju taman rumahnya meninggalkan Abigail yang masih berdiri di depan pintu.
"anak bodoh itu, mudah sekali dibodoho" sambil tersenyum licik Abigail masuk kedalam rumah untuk membersihkan badannya dan menyiapakan obat untuk suaminya.
***
kediaman keluarga Evander
setelah pak didit menyuruh para pelayan untuk menyediakan sarapan mereka semua akhirnya berkumpul di meja makan untuk menyantap sarapan mereka.
"daddy kata kakek kemarin, daddy punya taman hiburan ya?" tanya Aris kepada Drew yang sontak membuat Anna berpaling melihat anaknya itu.
Drew sangat senang mendengar anaknya memanggilnya Daddy, perasaan yang belum pernah dia punya selama ini " tentu saja jagoan daddy, daddy punya yang terbesar di negara ini"
"wahhh daddy hebat kalau begitu aku ingin pergi kesana ya daddy ya, please" ucap Aris antusias
"tentu saja aku akan membawa kalian kesana hari ini juga. apa kau juga senang Charice?" ucap Aris sambil melihat Charice yang duduk di sebelah kakanya Aris dan dan Anna.
"mmmm ya" jawab Charice singkat.
"yaaa, bawalah anak dan istrimu pergi menghabiskan waktu untuk bersenang - senang bersama Aris. kaliankan belum pernah melakukannya" ucap nenek Eireen yang tersenyum ke arah Aris, Charice dan juga Anna.
"yaa Aris, ambillah cuti untuk hari ini. bersenang - senanglah dengan mereka, jangan fikirkan kerja terus." ucap kakek Avram sambil tersenyum kearah cucunya Drew.
"baiklah kakek, nenek. aku akan menghubungi Hans dulu untuk menggantikanku hari ini di perusahaan." jawab Drew sambil mengambil ponselnya untuk menghubungi Hans.
*menelfon Hans
Hans : halo tuan muda.
Drew : batalkan semua rapat dan janji temu untuk hari ini, aku akan pergi ke taman hiburan bersama istri dan anakku.
Hans : baiklah tuan, saya akan menyiapkan beberapa pengawal untuk ikut dengan tuan muda dan jika urusan di kantor telah selesai saya akan langsung ke taman hiburan juga.
Drew : baiklah.
Anna yang sedari tadi mendengar pembicaraan di meja makan hanya terdiam. ia tak bisa untuk melarang keinginan anak - anaknya itu, demi kesenangan anak - anaknya dia akan melakukan apapun.
"mami, mami ikutkan" tanya Aris
"tentu saja sayang mami akan ikut, kalau tidak mami pasti akan merindukan kalian" ucap Anna tersenyum kepada Aris dan Charice.
***
mereka akhirnya pergi bersama dengan beberapa pengawal yang di utus oleh sekertaris Hans yang bertugas untuk melindungi mereka semua.
ditaman hiburan rupanya antusias Anna untur bermain melenihi semangat kedua anaknya. bagaimana tidak, dari kecil hingga umurnya yang sekarang Anna tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke taman hiburan.
banyak permainan yang ia coba sampe - sampe ia melupakan keberadaan Aris, Charice dan juga Drew.
melihat itu kedua anaknya mulai bete sedangkan Drew hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan Anna.
Anna yang sedang duduk di kursi sembari mengipas - ngipas lehernya yang berkeringat sembari mengusap keringat yang ada di dahinya dengan santainya berkata. "ahhh lelahnya ayo kita pulang mami sudah mulai lelah nih".
"mami, kami belum main sama sekali. dari tadi hanya mami yang asik sendiri" dengan nada kesal Aris sambil melipat kedua tangannya didepannya.
Charice yang dari tadi juga sudah cukup kesal juga mengeluarkan uneg - unegnya.
"iya dari tadi mami ngak mengingat kami ya?"
"astaga ahaha mami lupa mengajak kalian bermain. Drew kamu maukan menemani Aris dan Charis bermain, aku akan tunggu kalian di kedai makanan sanaya."
Drew sangat bersemangat ini adalah kesempatan yang bagus untuknya agar bisa lebih dekat dengan anak - anaknya.
"ok. kamu istirahat saja biar aku yang menemani mereka bermain. aku juga akan perintahkan penjaga untuk menjagamu"
"baiklah, kesayangan mami bersenang - senanglah dengan daddy kalian ya." sembari mencium Aris dan juga Charice.
"yaaayyyy" Aris dan Charice tampak sangat antusias. sekarang giliran mereka untuk bermain.
setelah beberapa saat mereka melewati beberapa wahana, Aris dan Charice nampaknya sudah tak sabar untuk mencoba beberapa permainan namun karena mereka masih anak - anak banyak wahana yang tidak bisa mereka naiki.
"daddy, kita naik itu ya" Charice menunjuk wahana tornado.
"tidak boleh!"
"daddy yang itu?" menunjuk wahana halilintar.
"tidak boleh!"
"kalo itu" kali ini Aris menunjuk wahana kora - kora
"tidak boleh"
"dari tadi tidak boleh terus, kita bisanya main apa coba" Charice mulai kesal karna sedari tadi mereka belum menaiki satu permainanpun.
"iya. daddy gimanasih"
Drew ingin menunjukan kepada kedua anaknya bahwa dia adalah laki - laki yang sangat keren namun karena banyak wahana yang berbahaya bagi usia anaknya akhirnya ia membawa Aris dan Charice ke wahana rumah hantu.
"rumah hantu?" Aris dan Charice menjawab bersamaan dengan nada takut.
"iya"
"kita ke wahana lain aja yah" Aris menawarkan wahana lain.
kalian jangan takut kan ada daddy" dengan nada sombong sembari menepuk - nepuk dadanya.
"siapa yang takut, ayo kak Aris" Charice masuk sambil menarik tangan kakaknya Aris.
melihat tingkah anak - anaknya Drew hanya tersenyum kecil lalu masuk sambil mendahului langkan kaki Aris dan Charice.
setelah masuk kedalam wahana Drew yang melihat Aris dan Charice nampak ketakutan mencoba menenangkan anak - anaknya. "jangan takut, ada daddy. daddy akan menjaga kalian. Drew memperlihatkan ke cool'lannya kepada kedua anaknya agar Aris dan Charice bangga kepadanya karena tak merasa takut sedikitpun.
pada saat mereka sudah berada di ujung permainan Drew tiba - tiba di kagetkan dengan seseorang yang memegang pundaknya dan tak sengaja tangan yang memegang pundaknya itu terputus dan bergantung di pundaknya Drew kemudian berteriak kecil. "aaaaa" teriak Drew. seseorang yang berkostum hantu tersebut juga sempat menertawai Drew membuatnya semakin merasa malu.
melihat tingkah konyol Drew, Aris dan Charice terus menertawainya sampai keluar dari wahana rumah hantu.
Anna yang melihat kedua anaknya tertawa terbahak - bahak sedangkan Drew yang tampak berwajah masam tak sabar untuk menghampirinya.
"kalian kok seneng banget? ceritain ke mami dong."
"daddy lucu mi, tadi daddy teriak waktu di takut - takutin sama hantu gadungan disana" Aris yang sambil menunjuk rumah hantu masih menertawai Drew.
Anna juga menertawai Drew namun melihat wajah Drew yang nampak tidak senang Anna mencoba mengajak anak - anaknya untuk bermain wahana lain agar mereka tak mengingat kejadian memalukan Drew lagi.
"sudah..sudah daddy kasian tau di ketawain terus. bagaimana kalo kita naik komidi putar aja sekarang?"
"ayo mi" jawab dua anak kembar Anna itu.
Anna kemudian menghampiri Drew "sudah tidak masalah, jangan terlalu di fikirkan" sembari menepuk punggung Drew.
mereka bersenang - senang bersama menaiki wahana komidi putar. Drew baru sekali ini melihat Anna yang tersenyum sangat lebar seakan tak nemiliki beban apapun dalam hidupnya apa lagi melihat wajah anak - anaknya yang juga nampak sangat bahagia.
"aku tidak ingin kehilangan momen ini lagi. aku akan berusaha menjaga mereka sekuat tenaga aku. apapun akan aku lakukan demi bisa terus bersama mereka dan membuat Anna mau mencintaiku seutuhnya"
setelah menaiki beberapa wahana bersama - sama mereka akhirnya memutuskan untuk menyudahi bermain di taman hiburan itu karena kedua anaknya juga sudah tampak lelah.
kedua anak Drew mulai terlelap di dalam mobil.
"sebelum mengantar kalian pulang aku mau mengajakmu ke suatu tempat dulu. boleh?" dengan ragu - ragu Drew memberanikan dirinya bertanya kepada Anna.
"kemana?"
"ke suatu tempat yang aku sering kunjungi sendirian"
"hmmm baiklah. tapi jangan lama - lama nanti Aris dan Charice bangun."
"baiklah"
Drew membawa Anna ke tempat yang biasa ia kunjungi jika ia ingin merasa tenang tak di ganggu oleh siapapun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments