18

Naura masih terlelap di kamar sang suami, sampai suara gelak tawa terdengar samar-samar di telinganya. 'Sepertinya Papol sudah pulang,' pikir Naura yang matanya masih terpejam. Perlahan, ia membuka mata dan menajamkan pendengarannya kembali. Terdengar suara ramai dari lantai dasar, yang membuat wanita itu lantas meninggalkan tempat tidur dengan terburu-buru.

Dengan setengah berlari, Naura keluar kamar. Senyum pun merekah di bibirnya saat dari ujung tangga ia bisa melihat dengan jelas seseorang di lantai dasar sedang berjalan menuju ruang keluarga. Entah mengapa semenjak bertemu Nadia di toko, Naura mendadak sangat merindukan suaminya itu. Ingin sekali ia memeluk Dimas dan menyegel lelaki itu tanpa celah, bahwa suaminya itu hanya miliknya seorang. Dengan cepat Naura menuruni tangga dan mengejar lelaki yang sudah hampir tiba di ruang keluarga.

"Papol, aku merindukanmu!" Naura berhasil mengejar langkah lelaki itu dan langsng memeluknya dari belakang.

"Papol, aku merindukanmu!" gumamnya lagi dengan manja, sambil mencium belakang tubuh yang dipeluknya. "Apa kau tak merindukanku?" tanya Naura, saat mendapati orang yang dipeluknya tak merespon.

Biasanya jika Naura memeluk Dimas dari belakang, lelaki itu selalu membalasnya dengan mencium tangan sang istri, lalu memutar tubuh dan menghujani wajah istri kesayangannya dengan kecupan sembari mulut yang tak pernah berhenti mengucap 'i love you, my wife'. Akan tetapi, kali ini lelaki itu malah diam mematung. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut orang yang dipeluknya.

Hingga sebuah deheman menjawab pertanyaan wanita hamil tersebut. 'Suara Papol berdehem, tapi, kok terdengarnya bukan dari orang yang kupeluk?' pikir Naura, saat mendengar deheman cukup keras dari arah sofa.

"Ehm ... ehm ...." Suara deheman itu pun terdengar lebih keras dari yang pertama.

'Apa aku salah peluk orang?' Naura pun mengurai pelukannya, perlahan ia menyembulkan kepala yang bersembunyi di punggung yang dianggap suami olehnya. Kepalanya langsung tertuju ke arah suara terdengar dan betapa terkejutnya Naura saat melihat seseorang yang dimaksudnya sedang duduk menyilangkan kedua tangan di dada dengan sorot mata menatap tajam ke arahnya.

"Eh!" Naura menutup mulutnya dengan mata yang masih melongo, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sementara, kakinya spontan menjauh dari orang yang baru saja dipeluk. "Kalau itu Papol, lalu yang aku peluk siapa?" gumam Naura bertanya-tanya.

"Hai, adik ipar!" Tiba-tiba Andre berbalik badan ke arah Naura dengan senyum yang mengembang. "Aku juga sangat merindukan calon adik iparku yang comel ini. Tapi, gak nyangka bakal dapat pelukan hangat darinya. Padahal, aku cuma ngarep dapat pelukan dari kakakmu doang. Tapi ... tak apalah, itung-itung bonus." Andre berujar seraya menggoda Naura yang sudah seperti tomat. Antara kesal dan malu bercampur menjadi satu.

Ucapan nyeleneh Andre, telah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Dilihatnya semua orang beralih menatapnya tak bersahabat.

"Ngomong apa, Dre?" tanya Dimas.

"Ih, amit-amit aku peluk dirimu." Naura bergidig, lantas berlari ke arah suaminya yang tatapannya sudah tak bersahabat. "Papol, aku merindukanmu!" ucapnya sambil menjatuhkan bokongnya di samping Dimas dengan tangan yang langsung memeluk lengan pria itu.

"Bukannya merindukan lelaki yang tadi kamu peluk?" jawab Dimas tak bersahabat.

"Aku merindukanmu. Tadi, aku pikir dia kamu," sanggah Naura yang memang mengira Andre itu Dimas. "Lagian salah sendiri, kenapa pinjemin baju sama dia. Jadinya aku pikir dia itu kamu," lanjut Naura, tak mau kalah.

Jika dilihat dari belakang, bukan hanya Naura, orang lain pun pasti mengira itu Dimas. Postur tubuh yang hampir sama, membuat Naura salah mengira. Sementara itu, Ana hanya mengulum senyum dan perlahan beranjak dari tempat duduknya.

"Sepertinya Papah kalian membutuhkan minum, sebaiknya mamah susul dia ke ruang kerja sambil bawa minum," ujar Ana sambil berlalu meninggalkan mereka.

"Meskipun bajunya sama harusnya kamu bisa bedain. Lagian, bukannya kalau di rumah kita selalu memaki baju couple?" sarkas Dimas yang juga tak mau kalah.

"Maaf."

"Drama quin sekali kalian itu. Cuma peluk belakang doang, gak ada yang lecet juga. Salah sasaran pula. Gak perlu tuh wajah di tegang-tegangkan seperti itu!" cibir Andre, melihat wajah Dimas yang sudah tak bersahabat itu.

"Diam! Pulang sana! Bukannya sudah dapat solusi dari masalahmu? Daripada di sini malah buat masalah baru." Dimas melemparkan kunci mobil ke arah Andre, mengusir lelaki itu untuk segera meninggalkan kediaman orang tua Dimas.

Sebelum mendarat di muka, secepat kilat Andre menangkap kunci yang dilempar Dimas. "Raja Bucin cemburu gak jelas," cibir Andre.

"Pulang kagak?!"

"Iya. Siap laksanakan Kapten!" Andre memberi hormat dan langsung tunggang langgang meninggalkan sepasang suami-istri tersebut. 'Dasar aneh. Istrinya yang salah peluk, aku yang kena masalah.'

Sepeninggalan Andre, Naura masih mencoba membujuk Dimas atas ketidaksengajaannya itu. Niat hati Naura yang mau merajuk, malah dirinya dahulu yang harus merayu sang suami yang merajuk karena salah peluk.

"Jangan marah lagi dong! Aku 'kan gak sengaja, nanti aku bersihkan dengan kembang tujuh rupa sekalian deh. Biar lelembutan yang nempel juga ikut kebersihin. Gimana?" tawar Naura.

"Kembang tujuh rupa?" tanya Dimas dengan senyum yang sengaja ditahannya.

"Iya. Takutnya pas aku meluk Andre ada makhluk halus yang menempel."

"Hei pasangan stres, kalian pikir aku hantu apa? Sampai harus dibersihin kembang tujuh rupa," sarkas Andre yang kembali lagi karena ponsel miliknya tertinggal.

"Kenapa balik lagi?" Bukannya menjawab, sepasang suami istri itu malah bertanya balik kepada Andre.

Andre mengambil ponsel yang tergeletak di meja, lalu mengacungkannya ke arah Naura dan Dimas. "Ngambil ini! Ketinggalan," jawabnya.

"Ya, sudah sana balik!" usir Dimas lagi.

Andre hanya mencebik, lalu pergi lagi. Sementara itu, Naura masih mencoba membujuk Dimas yang masih pura-pura merajuk kepadanya.

"Atau, aku bersihin dengan keringat kita aja gimana?" tawar Naura sesampai di kamar, dengan alis yang sengaja ia naik-turunkan menggoda sang suami, berharap suaminya akan luluh.

"Ok. Aku terima tawarannya dengan senang hati," jawab Dimas dengan senyum yang terukir.

Terpopuler

Comments

Marsha Andini Sasmita

Marsha Andini Sasmita

🤫🤫🤫🤫🤫😅😅😅😅😅😅😅😅

2022-11-25

0

Marsha Andini Sasmita

Marsha Andini Sasmita

😅😅😅😅😅😅🥰🥰🥰😅😅😅😅

2022-11-25

0

AuliaNajwa

AuliaNajwa

pasti ngelindur dia 🤣

2022-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 Extra Part 1
130 Extra Part 2
131 pengumuman
132 S2 - 1
133 S2 - 2
134 S2 - 3
135 S2 - 4
136 S2 - 5
137 S2 - 6
138 S2 - 7
139 S2 - 8
140 S2 - 9
141 S2 - 10
142 S2 - 11
143 S2 - 12
144 S2 - 13
145 S2 - 14
146 S2- 15
147 S2 - 16
148 S2 - 17
149 S2 - 18
150 S2 - 19
151 S2 - 20
152 S2 - 21
153 S2 - 22
154 S2 - 23
155 S2 - 24
156 S2 -25
157 S2 - 26
158 S2 - 27
159 S2 -28
160 S2- 29
161 S2 - 30
162 S2 - 31
163 S2 - 32
164 S2 - 33
165 S2 - 34
166 35
167 S2 - 36
168 S2 - 37
Episodes

Updated 168 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
Extra Part 1
130
Extra Part 2
131
pengumuman
132
S2 - 1
133
S2 - 2
134
S2 - 3
135
S2 - 4
136
S2 - 5
137
S2 - 6
138
S2 - 7
139
S2 - 8
140
S2 - 9
141
S2 - 10
142
S2 - 11
143
S2 - 12
144
S2 - 13
145
S2 - 14
146
S2- 15
147
S2 - 16
148
S2 - 17
149
S2 - 18
150
S2 - 19
151
S2 - 20
152
S2 - 21
153
S2 - 22
154
S2 - 23
155
S2 - 24
156
S2 -25
157
S2 - 26
158
S2 - 27
159
S2 -28
160
S2- 29
161
S2 - 30
162
S2 - 31
163
S2 - 32
164
S2 - 33
165
S2 - 34
166
35
167
S2 - 36
168
S2 - 37

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!