Mobil yang dikendarai Dimas, perlahan belok dan memasuki area parkir kantor polisi.
"Ayo, turun!" ajak Dimas kepada Andre, begitu selesai memarkirkan mobil.
Bukannya mengikuti ajakan Dimas, Andre malah melipat kedua tangannya di belakang kepala, sembari bersandar di kepala jok. Dengan mata terpejam, lelaki itu menarik napas panjang, lalu membuangnya kasar ke arah hidung. Tanpa ada niatan beranjak dari jok mobil.
Dimas pun yang sudah membuka sabuk pengaman dan bersiap membuka pintu, memilih mengurungkan niatnya. Kemudian, meniru gaya Andre— menyandarkan kepalanya kembali ke belakang dengan kedua tangan sebagai bantalan. "Apa ada masalah?" Ekor matanya melirik Andre yang masih terpejam.
"Huhhh!" Andre membuang napasnya lagi. "Gini amat kehidupan asmaraku, ya? Bikin nyesek mulu," ujarnya, kemudian.
"Dulu aku ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya. Ngomongnya gak tahan LDR-an tahunya dia jebol duluan, empat bulan nikah, masa udah lahiran aja." Andre mengingat sebab musabab kandasnya hubungannya di masa lampau. "Sekarang, aku lagi getol-getolnya merjuangin cinta lagi. Eh, yang diperjuanginnya malah kayak yang ngasih harapan palsu mulu. Sikapnya itu, lho ... selalu membuatku terbang ke langit, tetapi setelahnya dengan sekejap diempaskan lagi ke kerak bumi oleh sikap lain yang bertolak belakang. Aku jadi bingung sendiri dengan sikap wanita itu? Apa aku nyerah saja, ya?" tanyanya, dengan mata yang masih enggan terbuka.
"What? Nyerah? Apa aku tak salah dengar?" Dimas tersentak dengan ucapan Andre. Setelah tiga bulan berjuang mendekati wanita itu dan tiba-tiba saja Andre memilih tuk menyerah.
"Tenang saja, aku akan masih menjaga mertua dan kakak iparmu itu. Aku gak akan markir dari tugas yang kalian berikan," jawabnya lagi.
"Bukan itu maksud pembicaraanku."
Dimas memukul pelan bahu Andre. Mata Andre langsung membeliak, mendapati tubuhnya yang masih terasa remuk malah dipukul sahabatnya. "Awww ...." Andre mengusap-usap bahunya, "sudah kubilang jangan pukul-pukul! Sakit, Cuy!"
"Maaf, aku khilap. Dan mudah-mudahan ucapanmu yang mau menyerah pun itu khilap juga," ujar Dimas, tetapi tak ada nada penyesalan di nada bicara Dimas. "Kau bisa merasakan sakitnya, 'kan? Itu bukti dirimu berjuang. Masa iya, setelah babak belur kamu mau nyerah gitu aja? Ancaman semalam ke mana perginya?" Dimas mengingatkan tentang chat-an mereka semalam.
"Entahlah, aku bingung. Cintaku terasa ditarik ulur kayak layangan." Lelaki itu termenung. Setiap perjuangan yang dilewatinya untuk mendapatkan sang Jahe kembali terlintas.
"Padahal aku masih menunggu kamu membuktikan pesanmu semalam. Kalau seperti ini, dirimu benar-benar kalah telak. Ingat, dia cantik, lho, pasti banyak yang antre dan siap memperjuangkannya sampai ke titik darah penghabisan." Dimas memanas-manasi lelaki yang tampak masih bingung dengan keputusannya.
"Ah ... ucapanmu gak asyik lagi." Andre mendesah, tak bisa membayangkan Irma bersama lelaki lain.
Dimas memperhatikan Andre yang terlihat frustasi, lantas lelaki itu membenarkan posisi duduknya. Ia pun memberikan sedikit petuah kepada sang sahabat. "Mungkin, Irma masih trauma dengan pernikahan pertamanya. Tak gampang membuka hati, jika hatinya pernah disakiti sangat dalam. Bahkan, kamu tahu sendiri, ia sampai mendapatkan kekerasan dalam hubungan pertamanya. Itu pasti akan menjadi trauma berkepanjangan, jadi wajar saja kalau kakak iparku itu masih main tarik-ulur. Kamu sebaiknya lebih ekstra sabar! Dan buktikan kalau kau itu tak sama dengan mantannya yang dulu." Dimas menepuk pelan lengan Andre. "Go Jahe go ... Jahe go ...." lanjutnya, menyemangati sembari menggoyang-goyangkan tangannya yang mengepal.
"Kau kira aku lagi balap karung di acara tujuh belasan apa?" Andre mencibir kelakuan calon ayah itu.
"Siapa tahu saja semangatmu semakin menggebu, setelah dapat suporter. Ayo turun! Jangan galau mulu! Tugas negara menantimu." Dimas berujar seraya membuka pintu mobil, lalu keluar.
"Ngemeng gurih banget! Jalaninnya setengah mampus," rutuk Andre yang juga ikut keluar mobil.
'Daripada konsultasi sama calon ayah ini. Sepertinya aku tahu siapa pakarnya yang bisa membantuku?'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
🤣🤣🤣🤣😀😀😆😆😆😀💪💪💪
2022-11-25
0
Marsha Andini Sasmita
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2022-11-25
0
Hartin Marlin ahmad
curhat dong sama mama ana siapa tau Ada masukkan darinya,lanjut....
2021-10-16
1