Angin segar berhembus begitu nyata, saat Dimas dengan gamblang berbicara tentang keputusan resmi yang akan diambil kakak iparnya. Seumpama tanaman, Andre itu tumbuhan di padang tandus yang sudah kehilangan harapan untuk hidup dan tiba-tiba hujan turun memberikan dia asa tuk melanjutkan hidup kembali. Kabar perceraian Irma dan Ryan, benar-benar menjadi moodboster baginya. Tak ada halangan untuk Andre mengejar wanita yang telah menggetarkan hatinya kembali.
Perlahan tetapi pasti, Andre mulai mencari jalan untuk masuk ke kehidupan wanita yang beberapa bulan ke depan akan resmi menyandang status janda. Lelaki itu mulai menggali informasi dari adik serta adik ipar Irma, mencari tahu hal-hal yang disukai dan tidak disukai incaran hatinya. Dan, perjuangannya tak luput dari bantuan Ana si mamah sahabat yang sudah terlanjur berjanji kepada Andre.
"Tante, sore ini cantik sekali. Pantas saja Om jatuh cinta pada Tante," ujar Andre, saat ia bertandang ke kediaman Ana.
"Apa setelah kau tak bisa mendapatkan Irma, kau beralih mengincar emak-emak sepertiku, Dre?" Ana memicingkan sebelah matanya, melihat kelakuan sahabat Dimas.
"Kau mengincar istriku? Langkahi dulu mayatku, Dre!" ujar Bambang sembari menyeruput teh yang disajikan sang istri. Tak ada nada ancaman di balik ucapan Bambang.
"Tante ini dipuji, bukannya berterima kasih malah memercikan api buat si Om," gerutu Andre yang membuat Ana dan Bambang mengulas senyum.
"Lagian bagaimana melangkahinya? Orang Om, belum menjadi mayat." Andre juga menimpali ucapan Bambang sambil menyeruput kopi.
"Ada angin apa, tumben muji tantemu sampai mati-matian seperti itu?"
Mendengar ucapan ayah sahabatnya itu, Andre tersenyum lebar. "Om, tahu saja kalau aku ada maunya," ujar Andre dengan mulut yang sudah dipenuhi biskuit. "Tante dan Om, tahu tidak? Kalau doaku benar-benar dikabulkan Tuhan. Dan, hari ini aku mau Tante menepati janjinya padaku, Om."
"Doa yang mana dan janjiku yang mana pula?" tanya Ana yang tak pernah menganggap serius ucapannya tempo itu.
"Tante bakal bantuin aku dapetin Irma kalau dia sudah bercerai. Sekarang dia udah resmi berpisah dari suaminya. Aku mendengar dengan telingaku sendiri saat hakim ketuk palu," jelas Andre.
"Hah! Kau benar-benar ingin mendapatkannya, Dre?" Bukannya Ana tidak tahu tentang kabar perceraian anak besannya itu, tetapi ia tak menyangka jika Andre benar-benar telah kepincut oleh pesona Irma yang bahkan usianya tertaut tiga tahun di atas usia Andre. "Apa kau yakin menyukai Irma? Bukan cuma sekedar penasaran, 'kan?"
"Apa ada raut ketidakseriusan di mataku, Tan?" tanya balik Andre.
Ana menatap dalam-dalam lelaki itu, mencari jawaban dari sorot mata yang terlihat tidak gencar sama sekali. Memang, tak ada kepura-puraan dari ucapannya. "Dia seorang janda, lho? Apa orangtuamu tak akan mengeksekusi Tante jika ketahuan Tante mengizinkanmu pacaran sama janda? Masih banyak para gadis kenapa harus janda?" Ana tak mau jika Andre menyesal di kemudian hari, apalagi setelah hubungan mereka berkembang jauh, dan itu pasti akan memengaruhi hubungan Ana dengan sang besan.
"Apa salahnya dengan seorang janda. Janda lebih baik ketimbang yang ngakunya perawan, tetapi udah jebol duluan. Sekarang janda lagi di garda terdepan, Tan. Lagi pada musim, lho, Tan. Satu lagi keuntungannya, aku gak perlu repot-repot ngajarin dia hiya-hiya, 'kan udah pengalaman." Andre menaik-turunkan kedua alisnya dengan senyum semakin mengembang di bibirnya.
"Kalau itu alasannya. Ogah Tante bantu kamu!" Ana melempar bantal sofa ke muka Andre.
"Kok gitu, sih, Tan? Aku hanya bercanda," seloroh Andre. 'Meskipun ada benarnya juga,' lanjutnya dalam hatu. "Tante udah Janji harus ditepati. ingkar dosa, lho!" Andre memohon seraya menakuti-nakuti wanita paruh baya itu dengan dosa.
"Ogah! Bodo amat!" Ana beranjak dari tempat duduknya.
Andre pun segera mengejar Ana, mengikuti kemana pun wanita itu pergi sambil memohon-mohon agar Ana mau membantunya. Sementara Bambang, hanya geleng-geleng melihat kelakuan Andre.
"Kau ini kalau ada maunya, melebihi sikap Dimas. Sebenarnya, siapa sih anakku sebenarnya? Untung aku mengenalmu belum lama, coba kalau sejak kecil sudah botak kayaknya nih kepala kena jotos!" Ana menoyor kepala lelaki yang terus mengekorinya dan tak berhenti memohon, membuat wanita itu jengkel sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-24
0
Marsha Andini Sasmita
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2022-11-24
0
◌⑅⃝ᵐᶦˢˢ(꜆˘͈ෆ˘͈꜀)ʸᵒᵘ⑅⃝◌
janda di garda depan 🤣🤣🤣🤣
semangat pak pol😃😃😃
2022-02-21
0