12

Semua orang menatap kepergian Andre yang tidak seperti biasanya. Tak ayal pun dengan Irma, matanya tak berkedip menatap kepergian lelaki itu. Terbersit rasa kecewa, saat Andre tak sedikit pun menyapanya, bahkan untuk sekedar berterima kasih atas susu jahe yang telah dibuatnya pun tidak.

"Ini ada apa, sih? Tak mungkin 'kan otak lelaki itu tergeser saat ketiban tangga?" Naura melihat ke arah kakaknya yang masih melihat lurus ke pintu dengan sendu.

Sadar, Naura memperhatikan dirinya, Irma lantas memutar bola mata dan kembali fokus pada makanan yang ada di atas piring. Masih seolah-olah tidak terjadi apa-apa. "Kenapa melihatku seperti itu?" tanya Irma sembari memasukkan sesendok nasi, malas. "Habiskanlah makananmu! Tak baik menyisakan makanan di piring, nanti di makan setan," lanjutnya.

Naura tak menjawab. Ia malah semakin menatap tajam wanita yang berpredikat sebagai kakak kandungnya itu. Sementara itu, Dimas yang sudah menghabiskan makanan di piring memilih untuk pergi menyusul Andre.

"Sudah, siang. Sebaiknya aku juga menyusul Andre," ujarnya, memecah kesunyian yang mencekam di sana. "Titip Ara, ya, Mah! Kalau nakal jewer saja," lanjutnya, yang langsung mendapat pelototan sang istri.

"Jangan khawatir, Ara pasti baik-baik saja di sini." Ranti menimpali.

Naura yang sudah mengundurkan diri dari pabrik, lebih sering menghabiskan siangnya di rumah Ranti atau di rumah Ana. Karena menurutnya, di rumahnya terlalu sepi kalau tak ada Dimas. Ditambah lagi selalu ada tamu tak diundang yang selalu bersinggah ke rumahnya, yang hanya membuat mood ibu hamil itu menjadi anjlok.

"Aku berangkat kerja dulu. Jangan marah-marah! Kasian dedenya dengerin mamanya ngomel mulu." Dimas mengusap pucuk kepala sang istri dengan seulas senyum yang terlampir.

"Emang kapan aku marah-marah?" tanya Naura dengan polosnya.

Masih tanya kapan dirinya marah-marah? Sementara telinga Dimas sudah pengang mendengar ocehan Naura. Kadang, apapun yang dilakukan Dimas selalu saja salah di mata ibu hamil itu. Belum lagi kecemburuannya yang di atas normal, selalu memercikkan api amarah di dalam tubuh Naura.

"Tidak pernah." Senyum Dimas masih merekah.

"Kamu ledek aku, ya? Udah tahu aku sering marahin kamu, pun." Wanita itu mengerucutkan bibirnya. "Aku marah-marah, karena aku sayang sama kamu."

'Aku bilang tidak, dia malah ngaku sendiri. Giliran aku bilang iya, dia juga gak bakal terima.'

Dimas garuk-garuk tak gatal, menanggapi mood Naura yang semenjak hamil memang sering berubah-ubah. "Aku tahu. Dan, aku pun akan selalu sayang sama kamu. Udah, ya, aku berangkat dulu!" Lelaki itu mendaratkan sebuah kecupan di kening sang istri, lalu pamit kepada semua yang ada di sana.

Baru beberapa meter Dimas melenggangkan kaki, tiba-tiba suara sang istri menghentikan langkahnya kembali. "Ada apa?" tanyanya ketika Naura memintanya untuk berhenti, lalu berjalan mendekati dan mengikutinya sampai di ambang pintu.

"Dedenya minta di sun dulu," ujar Naura sebelum Dimas meninggalkan rumah, seraya mengusap perut yang sudah sedikit mengganjal.

Dimas pun langsung berjongkok dan dengan senang hati mencium perut Naura, sambil membisikkan sesuatu yang Naura sendiri tidak bisa mendengarnya. Hanya hembusan napas dan gerakan bibir yang terasa komat-kamit membuat perut geli yang bisa dirasakan Naura.

"Bisikin apa?" tanya Naura penasaran, setelah Dimas berdiri lagi.

"Rahasia," ucap Dimas seraya berbisik, lalu mendaratkan sebuah kecupan di bibir sang istri—setelah tengok sana-sani dan dirasakannya aman. "Aku berangkat!"

Senyum terukir di bibir keduanya. Dimas paham dengan gelagat sang istri, selain bayi yang dibuat alasan ingin dicium, sebenarnya satu kecupan terlewat saat pamit di ruang makan—dan itu memang sengaja dilewatkan Dimas karena malu oleh ibu mertua dan kakak iparnya.

"Hidup kalian lebay sekali!" cibir seseorang yang sudah ada di dalam mobil Dimas dan memperhatikan kelakuan sepasang suami istri itu.

"Hati-hati!" Naura melambaikan tangan, lalu menempelkan telapak tangan ke bibir, memberikan kiss jauh untuk Dimas.

Dimas pun mengangguk sembari membalasnya. Kemudian, masuk ke mobil di mana Andre sudah berada di dalam. Membuat lelaki itu, menatap Andre keheranan, yang katanya ingin pulang karena ada yang tertinggal dan ini malah sudah bersantai di dalam mobil. "Sepertinya kau sedang gugana oleh si Jahe impian," tebak Dimas.

"Jalan saja! Enggak usah banyak komen." Andre menyandarkan kepalanya di kepala jok dengan mata yang terpejam, merasakan sakit di seluruh tubuh dan sakit tak bertepi atas ketidak pastian.

Dimas hanya geleng-geleng. Tanpa ada niat menyela lagi, lelaki itu pun lebih memilih menghidupkan mobil dan melajukan mobil meninggalkan rumah ibu mertuanya.

Terpopuler

Comments

Marsha Andini Sasmita

Marsha Andini Sasmita

🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🥰🥰🥰

2022-11-25

0

Marsha Andini Sasmita

Marsha Andini Sasmita

😘😘😘😘😍😍😍😍😘😘😘😘😘

2022-11-25

0

🍀ʀaʀa

🍀ʀaʀa

next thor

2021-08-11

1

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 Extra Part 1
130 Extra Part 2
131 pengumuman
132 S2 - 1
133 S2 - 2
134 S2 - 3
135 S2 - 4
136 S2 - 5
137 S2 - 6
138 S2 - 7
139 S2 - 8
140 S2 - 9
141 S2 - 10
142 S2 - 11
143 S2 - 12
144 S2 - 13
145 S2 - 14
146 S2- 15
147 S2 - 16
148 S2 - 17
149 S2 - 18
150 S2 - 19
151 S2 - 20
152 S2 - 21
153 S2 - 22
154 S2 - 23
155 S2 - 24
156 S2 -25
157 S2 - 26
158 S2 - 27
159 S2 -28
160 S2- 29
161 S2 - 30
162 S2 - 31
163 S2 - 32
164 S2 - 33
165 S2 - 34
166 35
167 S2 - 36
168 S2 - 37
Episodes

Updated 168 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
Extra Part 1
130
Extra Part 2
131
pengumuman
132
S2 - 1
133
S2 - 2
134
S2 - 3
135
S2 - 4
136
S2 - 5
137
S2 - 6
138
S2 - 7
139
S2 - 8
140
S2 - 9
141
S2 - 10
142
S2 - 11
143
S2 - 12
144
S2 - 13
145
S2 - 14
146
S2- 15
147
S2 - 16
148
S2 - 17
149
S2 - 18
150
S2 - 19
151
S2 - 20
152
S2 - 21
153
S2 - 22
154
S2 - 23
155
S2 - 24
156
S2 -25
157
S2 - 26
158
S2 - 27
159
S2 -28
160
S2- 29
161
S2 - 30
162
S2 - 31
163
S2 - 32
164
S2 - 33
165
S2 - 34
166
35
167
S2 - 36
168
S2 - 37

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!