Andre menatap kepergian Irma bersama Ryan, yang diperkenalkan gadis itu sebagai suaminya. Ada rasa sesak di dada yang tiba-tiba datang saat harus menerima kenyataan, jika seseorang yang telah mampu menggetarkan hati yang telah lama mati itu pun, ternyata telah menjadi hak paten orang lain.
Sama seperti Dimas, Andre pun memiliki masalalu yang membuat hatinya perlahan mati untuk mencintai. Ya, di balik sikap humorisnya lelaki itu menyimpan luka yang sangat dalam atas kandasnya sebuah hubungan.
Pernikahan Dimas pun menjadi hari patah hati kedua kalinya bagi Andre. Bahkan, kali ini ia harus patah hati sebelum ia sendiri turun ke medan perang. Baru akan memulai, Andre sudah kalah telak.
"Kenapa jadi seperti ini?" rutuk Andre dengan mata elang yang terus mengekori Irma dan sang suami.
"Ada apa?" Ana yang sedari tadi memperhatikan Andre, menepuk pelan bahu Andre.
"Tante! Ngagetin aja," Andre menoleh ke arah suara.
"Kamu sudah tahu, kenapa Tante melarangmu menyukai Irma?" tanya Ana dengan mata yang juga tertuju ke arah sepasang suami istri yang sedang berbicara dengan para tamu.
Andre mengangguk pelan.
"Apa kamu benar-benar menyukainya?"
"Entahlah." Andre menggerakkan bahunya ke atas. "Aku juga bingung, kenapa tiba-tiba hatiku merespon lain saat pertama kali melihat wanita itu."
"Kamu itu hanya mengagumi keanggunan kakaknya Ara saja. Besok juga rasa itu akan hilang lagi. Percaya sama Tante. Cinta pandangan pertama kadang menipu, sejatinya cinta akan hadir karena kita sering jumpa." Ana menasehati lelaki yang sudah ia anggap anak sendiri sembari menepuk-nepuk bahu Andre. "Tante cariin kamu jodoh lain saja, mau?" seloroh Ana, kemudian.
"Percaya sama Tante, musyrik. Aku masih punya Tuhan dan percaya kepada Tuhan," tandas Andre yang diselangi tawa.
"Kau, ini!" Ana menyapitkan tangan di daun telinga Andre dan menariknya sampai memerah.
"Ampun, Tan!" Lelaki itu berusaha melepaskan tangan yang membuat daun telinga terasa panas. "Memang ada cewek lain, gitu?"
"Banyak." Ana melepaskan tangannya yang menempel di telinga Andre. "Lihat Reva! Dia tak kalah cantik juga, dia sama petekilannya sama kamu. Bisa klop sama kamu, tuh!" Ana menunjuk Reva yang sedang berfoto bersama Naura dengan gaya narsisnya. Lalu, menunjuk Mela juga yang berada di atas pelaminan bersebelahan dengan Reva. "Mela juga tak kalah cantik, cuma dia sedikit kalem. Mirip dikit sama Irma." Ana menekan ujung kuku jempol dan telunjuknya.
"Aku gak doyan anak bau kencur, Tan!" sarkas Andre.
"Wah, secara tidak langsung kamu juga ngatain menantu Tante, anak bau kencur dong!" Ana menoyor kepala Andre, tak terima sang menantu yang umurnya seumuran Reva dan Mela disebut anak bau kencur.
"Ampun, Tan! Seleraku dengan Dimas 'kan berbeda. Aku lebih suka gadis yang dewasa bukan yang kinyis-kinyis kayak mereka." Andre menghalau tangan yang hendak menoyor kepalanya lagi.
"Iya, seleramu istri orang. Besok datang ke rumah, Tante mau me-ruqyah-mu biar cepet éling!" tandas Ana lagi.
"Lalu, gimana kalau nanti aku tetap suka sama dia?"
"Kalau gitu berdoa saja yang khusuk, semoga dia cerai dari suaminya. Nanti Tante bantu kamu dapatkan dia. Tapi, kalau nyuruh Tante bantuin kamu sekarang. Maaf, Tante angkat tangan! Tante bukan perusak rumah tangga orang," ujar Ana setengah bercanda sembari mengangkat kedua tangannya.
"Aku pegang ucapan Tante. Kalau suatu saat dia bercerai, aku akan menagih ucapan Tante."
"Dengan senang hati. Itu pun, kalau memang terjadi." Ana berujar, seraya meninggalkan Andre.
"Jodoh di tangan Tuhan. Siapa tahu Tuhan mendengar doaku." Andre menyeringai lebar.
"Eling Dre, eling! Nyebut .... nyebut! Jangan sampai malu-maluin baju dinas, masa anggota polisi jadi pebinor." Ana yang mendengar ucapan Andre, balik badan, lalu menjewer telinga Andre sebelah lagi yang tadi tidak dijewer. "Kau benar-benar harus diruqyah."
"Ampun, Tan!"
'Pantas saja Dimas nurut saja suruh nikah sama gadis bau kencur. Mamahnya sadis minta ampun. Tanpa jadi pebinor pun baju dinasku sudah kehilangan kharismanya gara-gara kena jewer dan toyor sana-sini,' gerutu Andre dalam hati.
"Jangan pernah berpikir untuk jadi perusak rumah tangga orang! Atau kau, Tante pecat jadi sahabat Dimas," imbuh Ana lagi, sebelum ia benar-benar meninggalkan Andre.
Andre hanya mengangguk. Di benaknya pun, Andre tak ada niatan untuk mengganggu pernikahan orang lain. Mungkin, memang benar yang diucapkan Ana bahwa dirinya hanya sekedar mengagumi bukan mencintai Irma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Ciripah Mei
😂😂😂😂
2021-12-24
0
Resakrvv
gokil 😂 😂 😂
2021-11-29
0
Hartin Marlin ahmad
yang sabar andre mudah-mudahan berjodoh,lanjut lagi thor
2021-10-15
0