Hujan lebat yang melanda semalam, membuat kondisi jalanan menjadi licin dan beberapa ruas jalan di beberapa daerah masih digenangi air. Bahkan, pohon-pohon besar di pinggir jalan pun banyak yang tumbang, sehingga rawan terjadi kecelakaan. Tidak sedikit laporan yang masuk ke kepolisian, memberitahukan kecelakaan lalulintas yang melanda para pengendara dari berbagai tempat. Dimas, Andre dan para polisi lainnya pun di sibukkan dengan laporan masyarakat akibat hujan badai semalam dan langsung sigap pergi ke tempat kejadian perkara sesuai perintah.
Hampir seharian penuh, Dimas berada di lapangan. Ia dan team mengatur lalulintas di jalan, daerah yang terkena banjir. Beberapa dari mereka membantu membenarkan drainase yang tersumbat, supaya jalanan bisa cepat di lewati dengan normal dan kendaraan yang lewat tidak mogok di tengah jalan.
"Hari yang sangat melelahkan! Hujan semalam benar-benar membuat hidupku kacau!" Andre yang baru masuk ke mobil Dimas langsung menggerutu sambil menutup kasar pintu mobil.
"Awas pintu mobilnya copot! ***** amat hidupmu," ujar Dimas, tak terima Andre membanting pintu mobil. "Kejepit pintu baru tahu rasa," lanjutnya.
"Wah parah! Kurang puas liat sahabatmu ini kesiksa oleh si hujan? Sampai-sampai mendoakanku kejepit pintu mobil," gerutu Andre, menyalahkan hujan yang telah membuat dirinya jatuh tertimpa tangga dan harus bolak-balik membantu pengendara yang kendaraannya mati, terjebak genangan air.
"Salah sendiri gak hati-hati, jadi ketiban tangga—"
Belum selesai Dimas berujar, tiba-tiba terdengar sebuah panggilan masuk. Lelaki itu pun langsung merogok ponselnya di saku, lalu menerima panggilan tersebut. Dimas terlihat mengerutkan dahi saat panggilan sudah tersambung, tetapi beberapa kali ia mengangguk mengiakan si penelpon.
"Baik. Aku ke sana. Ini juga sudah mau jalan," ujar Dimas, mengakhiri panggilan tersebut.
"Ada apa?" tanya Andre yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan Dimas dengan si penelpon, meskipun samar-samar.
"Aku tak jadi pulang ke rumah Mamah Mertua, istriku ada di rumah Ana. Apa kau jadi ikut pulang?" ucap Dimas, sebelum melajukan mobilnya.
"Ikut, saja."
Tanpa pikir dua kali, Dimas pun langsung menghidupkan mobil dan mengendarainya menuju rumah di mana sang istri berada. Meskipun di dalam hati, lelaki itu bertanya-tanya, kenapa Naura berada di rumah mamah Ana? Padahal sebelum berangkat kerja wanita itu sudah mewanti-wanti untuk menjemputnya ke toko kue yang baru saja dibuka sang istri bersama Irma.
Setiba di depan rumah Ana, Dimas langsung memarkirkan mobil, lalu bergegas masuk ke rumah yang diikuti oleh Andre juga.
"Istriku di mana, Mah?" tanya Dimas, setelah mengucap salam dan mencium tangan kedua orang tuanya.
"Sedang tidur di kamar. Kalian ini habis dari mana? Kalian membawa polusi udara kemari." Ana menutup hidungnya saat merasakan sesuatu tak sedap menusuk ke hidungnya. Parfum, bau matahari, serta keringat yang bercampur menjadi satu ditambah polutan-polutan yang ikut menempel, membuat kedua polisi itu mendapat cibiran dari wanita paruh baya itu. "Bersihkan sana tubuh kalian! Kalau Ara bangun, bisa muntah setum dia gara-gara bau kalian." Satu tangan mengibas, mengusir keduanya.
"Namanya juga kerja di lapangan, wajarlah. Apalagi gelut sama jalanan yang banjir," sanggah Dimas.
"Tidak usah banyak alasan. Sana mandi dulu! Nanti, ada yang ingin mamah bicarakan. Penting!" lanjutnya dengan penekanan pada kata 'penting'.
Melihat mode serius di wajah sang mamah, Dimas pun tak lagi menyanggah. Ia langsung bergegas, ke atas, menemui sang istri di kamarnya. Sementara itu, Andre lebih memilih menjatuhkan bokongnya di sofa sembari merentangkan kedua tangan.
"Ah ... enak sekali," ujarnya, merasakan empuknya sofa tempatnya mendarat.
"Ini anak satu, bukannya bersih-bersih malah nemplok di sofa." Ana memukul bahu Andre.
"Hari ini pada doyan banget, pukul-pukul bahuku," rutuk Andre sambil mengusap-usap bekas pukulan Ana.
"Salah sendiri, Tante suruh mandi malah bikin polutannya nempel di sofa." Ana tak kalah sewot.
"Semua pada bilang salah sendiri. Enggak ada yang salah berdua, gitu? Biar ada temennya," ucap Andre, hampir tak terdengar.
"Bicara apa Dre?"
"Enggak, Tan. Aku gak punya baju ganti, mandi juga sama aja bohong." Andre berkilah dengan senyum khasnya yang sengaja ia tampilkan.
"Baju Dimas banyak."
"Ya, nanti aku pinjam setelah lelaki itu turun. Sekarang biarkanlah aku merasakan sedikit keempukkan sofa Tante," gumam Andre sembari terpejam.
Namun, tak lama kemudian, sebuah baju mendarat di wajah Andre. Dimas yang baru saja selesai bersih-bersih, melemparkan baju ganti untuk Andre. Sehingga membuat lelaki yang hampir terlelap itu terkesiap. Andre langsung bangun, merutuki perbuatan sahabatnya sembari menyingkirkan baju dan celana selutut dari wajah.
"Mandi sana!" ucap Dimas.
"Semuanya memang pada doyan mengganggu kenikmatanku yang hanya sesaat." Andre beranjak dari sofa, lalu berjalan menuju tangga.
"Tunggu!" Tiba-tiba Dimas menghentikan langkahnya.
"Apalagi?" Andre menoleh dengan malas.
"Mandi di kamar keponakanku, sebelah kamarku. Jangan di kamarku!" titah Dimas.
"Biasanya juga di kamarmu," ujar Andre sambil berlalu.
"Jangan macam-macam! Di kamar ada istriku. Mandi di kamar keponakanku atau pulang sana, mandi di rumahmu!"
"Iya ... iya .... Aku mandi di kamar sebelah. Kalau soal istri sensi amat, lagian siapa juga yang doyan anak bau kencur."
"Biarpun anak bau kencur, dia sudah terjamin bibit unggul," sanggah Dimas lagi yang mendapat cebikan dari sang sahabat.
"Bibit unggul sih, bibit unggul! Sini, mamah mau bicara!" Tiba-tiba telinga Dimas ditarik wanita yang ada di belakangnya, membuatnya mengaduh kesakitan dan Andre yang melihat kejadian itu tertawa puas.
"Rasain lu!" gumam Andre sambil masuk ke kamar.
Hai-hai apa kabar semuanya, Kakak reader tercinta? Maaf lagi dan lagi ceritaku harus terhambat. Maklumlah, dalam kondisi seperti ini tubuhku sering drop dan hampir seminggu aku harus istirahat total. Semoga Kakak semua bisa memakluminya, kalau kondisi lagi fit insyaallah aku up terus. 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
😴😴😴😴😴😀😆😆🤣🤣🤣🤣🤣
2022-11-25
0
Marsha Andini Sasmita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣✌️✌️✌️✌️✌️✌️✌️
2022-11-25
0
Hartin Marlin ahmad
kabar baik thor,yang 💪💪💪💪 selalu sehat ya thor,lanjut lagi thor
2021-10-16
0