Beberapa bulan yang lalu ....
Andreas Danendra biasa dipanggil Andre, seorang abdi negara yang notabennya sahabat sekaligus rekan kerja Dimas. Sebagai seorang sahabat, Andre tak ingin ketinggalan momen bahagia Dimas. Ia ikut bersama para rombongan iring-iringan pengantin pria ke rumah mempelai wanita. Meskipun acara pernikahan diselenggarakan dalam masa pandemi, Dimas masih diizinkan untuk membawa rombongan walaupun hanya beberapa orang saja, asalkan sesuai protokol kesehatan yang diterapkan oleh pemerintah. Dengan baju batik yang dikenakan, Andre duduk tepat di belakang Dimas yang sudah berhadapan dengan penghulu dan wali nikah Naura.
Semua orang menoleh ke arah pintu saat pembawa acara mempersilakan mempelai wanita memasuki tempat akad. Begitu pun dengan Andre. Lelaki itu ikut memutarkan bola matanya saat orang-orang memuji kecantikan sang mempelai wanita.
"She is beautiful ...." Kata pujian keluar dari mulut, melihat empat gadis berjalan ke dekatnya.
Andre tak bisa untuk tidak berhenti menatap gadis itu. Meskipun terhalang face shield, kecantikan gadis berkebaya ungu itu masih terlihat jelas.
Ya, bukan Naura si pengantin wanita yang dipuji Andre, melainkan gadis yang mengapit lengan kiri Naura. Gadis yang memiliki kecantikan sebelas-duabelas dengan sang pengantin, hanya saja terlihat lebih kalem.
"Ada apa dengan jantungku?" gumam Andre, pelan.
Ia merasakan jantungnya berdebar tidak karuan saat iringan pengantin wanita semakin mendekat, bahkan debarannya semakin cepat seperti genderang yang mau perang. Apalagi, ketika gadis itu tersenyum, Andre semakin meleleh dibuatnya. Padahal, entah untuk siapa gadis itu tersenyum? Sejatinya, pasti bukan untuk dirinya karena mereka tak saling kenal. Kali pertama Andre bertemu dengan seorang gadis dan ia sudah dibuat jatuh cinta pada pandangan pertama oleh pesonanya.
Sikap Andre yang terlalu mencolok, tak luput dari perhatian Ana yang duduk di samping lelaki itu.
"Hei, jangan melihat calon istri sahabatmu seperti itu!" Ana yang mengira Andre memperhatikan Naura lantas menaik-turunkan telapak tangannya di depan muka Andre, yang masih tak berkedip memandang mereka.
"Apa, sih? Tante ganggu pemandangan saja," imbuhnya seraya menyingkirkan tangan yang masih menghalangi.
"Tante hanya gak mau kamu jadi sahabat durhaka, seperti di film-film ikan terbang. Itu, lho, yang soundtrack filmnya pake lagu ku menangis. Ngeri banget kalau nanti terbit judul ftv 'Kurebut istri sahabatku di hari pernikahannya'." Ana bergidig, ngeri.
"Tante mikirnya kejauhan," tukas Andre, "tenang saja aku bukan teman yang suka makan teman."
"Terus kamu liatin siapa? Ampe hampir ngences segala," goda Ana lagi.
Ngences? Refleks Andre mengusap bibirnya dan berhasil membuat Ana mengulas senyum, karena berhasil mengerjai lelaki yang usianya tak beda jauh dengan usia Dimas. Lelaki yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri. Ingin tertawa, tetapi tak sopan. Masa iya, ia harus berbuat kacau di hari pernikahan anaknya.
"Ah, Tante ngerjain aku lagi," rutuk Andre.
"Kau kayak bocah, masih mau aja dikerjai emak-emak."
Tiba-tiba Andre mendekati wanita paruh baya itu, lantas berbisik, "Tan, aku sudah Tante anggap sendiri, 'kan?"
Ana mengangguk pasti.
"Kalau gitu aku juga mau di jodohkan dengan gadis yang sedang berjalan kemari itu," bisik Andre lagi.
Dengan alis yang mengkerung, Ana menatap Andre penuh selidik. "Kamu suka sama salahsatu pagar ayu Ara?" tanya Ana, memastikan.
Andre pun beberapa kali mengangguk, mengiakan.
"Ok, bisa Tante atur. Kamu mau sama Reva atau Mela?" tanya Ana, kemudian.
"Reva? Mela?" Ternyata ia dan ibu sahabatnya itu, jaka sembung bawa buku alias tidak nyambung, bu. "Kok, Reva dan Mela, sih, Tan? Aku sudah kenal dengan mereka berdua."
"Terus siapa, kalau bukan mereka?" Ana tampak kebingungan dengan ucapan Andre.
Hingga tangan Andre berbicara. Telunjuknya menunjuk gadis yang sudah selesai mengantarkan si pengantin wanita, lalu berjalan ke belakang penghulu dan duduk di kursi yang sudah disediakan bagi keluarga calon mempelai wanita di sana.
"Apa? Jadi kau menyukai kakaknya Ara? Yang benar saja, Dre!" Giliran Ana yang dibuat tersentak oleh penuturan Andre, sampai sebuah jeweran mendarat di telinga lelaki itu.
"Awww ...." pekik Andre, membuat semua orang beralih memandang heran kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Marsha Andini Sasmita
🌸💮💮👍👍
2022-11-24
0
Ciripah Mei
cerita novel ini lucu dari awal sampai yg ke ttp lucu aq suka dan dh baca
2021-12-24
0
Anna Harman
hahaha.....konyol banget dah ah....
2021-11-30
0