Sebulan berlalu,rumah tangga keduanya masih sama saat pertama kali menikah.Tidak ada kehangatan keluarga atau drama pengantin baru diantara mereka.Rania memilih menghabiskan waktunya untuk belajar karena ujian akhir yang lumayan menyedot pikiran dan tenaganya.Sedang Dewa?entahlah,sepertinya pria itu berusaha menjauhi Rania dengan pergi pagi-pagi sekali dan pulang larut malam saat Rania sudah tertidur.
Pagi itu pengumuman kelulusan.Rania dan Mela melonjak girang saat dinyatakan lulus.Bahkan mereka masuk sepuluh besar lulusan terbaik disekolah itu(readers,settingnya dibuat sebelum pandemi covid 19 ya,dimana sekolah tetap tatap muka.Takutnya kalian demo ke aku😂😂😂)Mereka jadi pusat perhatian karena bertingkah paling lucu dan heboh.Selebrasi berakhir setelah keduanya memutuskan menjauhi keramaian dan masuk kantin.
"Ran,abis ini mau kuliah dimana?"
"Belum tau Mel.Aku mau dirumah dulu aja." sahut Rania ogah-ogahan.Sekarang dia seorang istri,walau cuma diatas kertas.Dia belum bertanya hal itu pada Dewa karena sekarang pria itulah yang bertanggung jawab pada hidupnya.Dia tidak mungkin minta biaya kuliah pada papa dan mamanya karena sudah menikah.
"Dirumah?kayak emak-emak kamu Ran." gerutu Mela kesal.Rania tidak menyahut.Sekarang dia memang sudah jadi emak-emak muda.Siapa menyangka gadis seusianya sudah menikah dengan om-om sahabat papanya.Sungguh pernikahan menggelikan.
"Jalan yuk Ran."
"kemana?"
"Ke mall yuk.Kebetulan mama nitip bahan kue.Sekalian kita jalan-jalan."
"kapan Mel?masak kita mau pake seragam gini?yang ada kita diusir sama satpam."
"yee ..pulang dululah.Mampir kerumahku bentar kenapa?kapan hari kan ada bajumu yang ketinggalan dirumahku.pake itu aja Ran."
"iya udah deh.kerumahmu yuk." Kedua sahabat itu berjalan riang meninggalkan halaman sekolah.Rumah Mela memang lebih dekat dari rumah orang tua Rania.Selama ini memang Rania tidak pernah menceritakan masalah pribadinya pada Mela.Dia masih menyembunyikan semuanya dengan rapat.
Mama Mela menyambut kedatangan mereka.Wanita cantik berusia hampir setengah abad itu tampak memakai seragam yang pas dengan tubuhnya yang terbentuk sempurna diusianya yang sudah tidak lagi muda.Rania memang sudah dianggap anggota keluarga disini.Bukan hanya sering,Rania malah tiap hari berkunjung kerumah Mela.Tapi itu dulu,saat dia belum menikah dengan Dewa.
"Rania apa kabar?kok lama nggak main kesini?"
"sibuk belajar tan,nanti juga tiap hari Rania main kesini."
"Kenapa habis ini tidak sekampus aja biar tetep kompak?"
"yaa...mana bisa begitu ma,kami kan punya selera masing-masing waktu milih jurusan" protes Mela sedikit melegakan hati Rania.
"ya udah,kalian makan dulu gih.Mama mau ke kantor papa dulu,ada perlu." Setelah basa basi sebentar,mama Mela keluar dari rumah.Kantor papanya mela memang dekat dengan rumahnya.Pekerjaanya sebagai seorang camat memang mengharuskan mamanya mengikuti kegiatan rutinan sang papa dikantornya.
"kamu mau makan dulu apa jalan Ran."
"Jalan aja yuk.ntar kutraktir makan deh."
"beneran lho Ran?"
"iya.kamu nggak percayaan amat sih Mel?"
"bukan gitu..."
"jadi nggak nih?"
"iya ..jadi..jadi!." Mereka lalu masuk kamar untuk ganti baju dan melesat ke mall naik sepeda motor matic Mela.
Mall sangat ramai saat jam istirahat siang seperti sekarang.Dua gadis cantik itu berjalan-jalan sebentar untuk sekedar cuci mata.Di dekat counter hp Mela menyenggol lengan Rania yang masih sibuk melihat-lihat harga promo.
"Ran,ada om galakmu tuh." Rania mengikuti arah pandangan Mela diseberang tempatnya berdiri.Disana Dewa memeluk pinggang wanita cantik yang berbadan tinggi semampai dengan mesranya.Wajah Rania memerah menahan tangis.Dia menarik tangan Mela untuk mengikuti langkaah dua sejoli itu masuk ke konter hp itu.Tampak Dewa yang menyuruh pelayan toko itu mengeluarkan hp keluaran terbaru.Saat wanita itu menoleh,jantung Rania seolah berhenti berdetak.
"bi...bibi Hafsah?" Mendengar ada yang menyebut nama Hafsah Dewa menolehkan kepalanya.
"Rania..kau disini?" Dewa melihatnya dengan tatapan yang tak terbaca.Rania hanya menundukkan wajahnya.
"Hey,ini pasti putri sahabatmu yang sering kau ceritakan itu kan mas?" Wanita itu menghampiri Rania dan mengulurkan tangannya.
"hai Rania,aku Hera istrinya om Dewa.Ternyata kau sangat manis ya" Sedikit gemetar Rania mengulurkan tangannya juga,menyambut tangan halus wanita mirip Hafsah itu dengan seribu perasaan luka.Istri?jika wanita ini istrinya,lalu dia apa?
"namaku Rania tante.Senang bertemu denganmu.Maaf,kami pergi dulu."Saat itulah Rania menyeret Mela keluar dari sana.Berlari tak tentu arah dengan tangisan yang tak tertahan.Mela bahkan sampai ngos-ngosan saat tiba di parkiran.
" Sebenarnya ada apa sih Ran?lari-lari gini capek tau!"
"Tolong bawa aku pergi dari sini Mel.Nanti kuceritakan,please!" Mela yang tidak tega melihat Rania menangis segera memacu motornya menuju ke rumahnya.Disanalah tangis Rania pecah tak terbendung lagi.Sambil sesengukan dia menceritakan semua kejadian antara dirinya dan Dewa.
"Sabar ya Ran,aku juga kaget banget.Jadi nggak bisa komentar apa-apa.kok tiba-tiba gini sih?aku aja masih nggak percaya." pungkas Mela dengan wajah sedih.Dia mencoba menghibur sahabatnya itu sebisanya hingga Rania berhenti menangis dan tertidur.Mela menyelimuti Rania lalu beranjak mandi.
Hampir sore saat Rania terbangun dengan mata bengkak.Mela yang masih berkutat dengan laptopnya mengalihkan pandangannya.
"udah bangun Ran?" Rania mengangguk lemah.Mela tau sahabatnya itu sedang tertekan.
"Tolong antarkan aku pulang ya Mel."
"Kamu yakin nggak makan dulu?apa mau nginep sini?"
"nggak Mel,aku mau pulang aja!"
"Ya udah,basuh muka kamu tuh,biar nggak kucel banget." Rania menurut,memang sangat tidak nyaman jika pulang dalam kondisi seperti itu walau sebenarnya rumah mereka hanya beberapa blok saja.
********
Malam itu Rania sengaja menunggu Dewa pulang.Hampir tengah malam saat terdengar pintu dibuka.Dewa muncul dengen langkah ringan.Matanya menyipit saat tau Rania masih duduk di kursi ruang tamu,menunggunya.
"Kau belum tidur Ran?" Gadis itu tau,itu hanya pertanyaan basa basi.Kalau saja saat itu ada jalan lain untuk masuk ke kamar atau pergi dari sana,mungkin Dewa akan memilihnya.
"belum,aku nunggunin om Dewa." Mendengar suara dingin Rania mulai memicu rasa penasaran Dewa.Pria itu bergerak menghampirinya dan duduk gagah di kursi yang berhadapan dengannya.
"Ada apa Ran?uangmu kurang?" selalu pertanyaan itu yang muncul saat Rania berhadapan dengannya.Apa dia pikir Rania adalah boneka yang tidak punya perasaan?
"Apa tante Hera benar-benar istri om Dewa?" Pria itu terdiam.Ia tau cepat atau lambat Rania pasti akan tau,apalagi sesi pertemuan mereka tadi siang.
"jawab om,kenapa diam?"
"iya,Hera istriku." jawab Dewa pelan namun menusuk dada Rania hingga sesak dan sulit bernafas.
"Lalu aku ini apa om?" tanya Rania sambil menahan air matanya yang akan luruh.Dewa cuma memandangnya sekilas.
"Kau kan tau alasanku menikahimu Rania.Jebakan dan kebohonganmu mengharuskan aku menikahimu.Sedangkan saat itu aku dan Hera sudah akan menikah."
"Kenapa om tidak memberitahuku?" teriak Rania melepaskan kekesalan dalam hatinya.
"Apa itu perlu Rania?Kau sudah mendapatkan statusmu sebagai istri sahku.Sedang Hera?dia berbesar hati saat aku cuma mengajaknya menikah siri.Apa itu tidak cukup?"
"Kalau begitu ceraikan aku om.Aku tidak ingin hidup diantara kalian."
"Untuk apa Rania?Bukankah kebahagiaanmu adalah menjadi istriku?orang tuamu bahkan sudah setuju."
"a..apa..papa dan mama tau?"
"Mereka bahkan pergi melamar Hera untukku.Tapi kau...kau menghancurkan semuanya Rania.Semuanya!!"
"ke..kenapa mereka tidak bilang padaku?" Dewa tersenyum sinis.
"Karena mereka orang tua egois yang tidak ingin anaknya mendapat malu karena kelakuannya sendiri.Rania apa kau tau..aku menikahimu juga karena balas budi pada mereka." Rania ambruk.Tidak ada lagi kata-kata yang keluar dari bibirnya.Dia sudah kalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
kasihaaan hedeeeh itulah akibat fitnah di ciptakan sendiri akhirnya tersakiti 😩😩😩😩😩😩😩😩😩
2021-12-19
1
bintang
kasian juga ya rania hmmm semoga dia bisa merebut hati dewa semangat rania💪💪
2021-08-18
1