Titip Rania

Dewa terus saja menarik pergelangan tangan Rania menuju mobilnya.Gadis kecil itu berulang kali meronta untuk melepaskan tangannya dari tangan besar Dewa,tapi kalah tenaga.Setelah mendorong Rania masuk,Dewa menjalankan mobilnya meninggalkan pelataran mall itu.

Rania masih cemberut seolah tidak terima diperlakukan begitu oleh Dewa.Lagian apa salahnya coba?Berulang kali dia mencari perhatian Dewa dengan tampil feminin,seksi,perhatian dan entah apalagi hingga Rania lupa.Tapi hasilnya...Dewa tetap menganggapnya anak kecil.

Puncak kekecewaan Rania adalah saat setahun lalu Dewa memutuskan menikah dengan Hafsah,bidan desa yang cantik dan alim,putri seorang kyai.Rania yang saat itu kelas dua SMA patah hati dan selalu menghindari bertemu Dewa,apalagi saat pria itu berkunjung kerumah dengan istrinya.Bisa dipastikan Rania akan mengunci diri dikamarnya.

Keharmonisan keluarga Dewa ditakdirkan tidak bertahan lama,enam bulan menikah,Hafsah dipanggil Yang Maha Esa karena Leukimia stadium empat yang dideritanya.Saat itu gantian Dewa yang terluka karena patah hatinya.

Lamunan Rania terputus karena Dewa hampir saja menyerempet emak-emak raja jalanan yang rating kiri belok kanan.Pria itu mendengus sebal saat sang emak bukannya merasa berdosa tapi malah melambaikan tangannya dada...dadaa...

"Om berhenti,Rania mau mampir kerumah Mela dulu." ujar Riana ketus.Sejenak Dewa menoleh padanya,tapi hanya sekilas.Sedetik kemudian dia tetap fokus ke jalanan.

"Tidak ada acara mampir-mampir.Pulang dan belajar sana!sebentar lagi kamu ujian kelulusan." sentak Dewa.

"om Dewa apaan sih?aku bukan anak kecil om."

"tau.Tapi kalau kejadian tadi terulang gimana?kamu menonton film 17+ dengan anak laki-laki yang akan menggerayangi kamu."

"yahh...kan aku juga udah 17 tahun lebih om,nggak ada salahnya dong aku pacaran." kilah Rania tetap dengan tatapan sebal.

Dewa terdiam.Sekarang Rania memang tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik dan menawan.Tidak ada lagi Rania yang merengek minta es krim padanya,tiduran dan bermain dengannya,atau Rania yang minta dicebokin setelah buang air padanya.Entah waktu yang berlalu begitu cepat,atau dia yang menolak tua?

"kau sudah dewasa Rania,sebaiknya pakai baju yang menutup aurat."

"emang kenapa?Rania cantik kalau begini.Kalau pakai baju dan kerudung mirip ibu-ibu ntar yang ada Rania diledekin temen.Om Dewa mau Rania tidak punya pacar kan?" nada ketus masih saja meluncur dari bibir Rania.Terlihat sekali gadis itu sangat kesal padanya.Dewa hanya menggelengkan kepalanya.

Tiba dipelataran rumah,mereka disambut Yanti,mamanya Rania.Wanita cantik itu tersenyum ramah saat melihat kedatangan mereka.

"kok bisa barengan?kalian dari mana aja Wa?" Rania yang cemberut langsung ketakutan,takut Dewa akan mengatakan kejadian tadi pada mamanya.Seketika dia tersadar jika Dewa bisa membuatnya dimarahi papa atau mamanya yang memang tidak suka Rania pacaran sebelum lulus sekolah.Mata indah Rania membola.

"Tadi ketemu Rania dijalan Yan.Ardi sudah pulang?" plong....seketika Rania menghembuskan nafas lega.Kakinya yang agak gemetar kembali normal.Ternyata Dewa tidak sejahat yang dia kira.Pria itu masih mau tutup mulut walau tadi sempat kesal dengannya.Rania segera masuk kedalam.

"Masuk dulu Wa.Makasih lho ya..udah ngantar Rania pulang." ujar mama Yanti lalu mempersilahkan Dewa masuk.

Setelah makan malam Dewa dan Ardi yang memang sahabat karib ngobrol hingga lupa waktu.Rania yang turun ke bawah karena merasa haus mendengar tawa keduanya diruang keluarga.Mamanya bahkan sampai membuatkan mereka dua cangkir kopi susulan lalu ikut nimbrung dan bercanda.Dewa memang akrab dengan keduanya karena teman satu kampus,bahkan teman sebangku papanya waktu SMA.

"Ran,sini!" panggil papanya.Rania ragu-ragu mendekati mereka.

"Besok papa sama mama mau kerumah pakdhe.Ada acar selamatan eyang disana.Pulangnya juga agak malam.Sementara kamu ditemani om Dewa sampai kami pulang ya?" ujar Ardi.

"kok tiba-tiba sih pa?"

"tadi papa mau bilang,kamunya ke rumah Mela."

"kalau begitu Rania nginep dirumah Mela aja." ujar Rania yang mencoba menghindar dari Dewa.

"Anak gadis nggak baik nginep rumah orang Ran.Udah,kamu dirumah aja sama om Dewa.Nanti mama usahakan pulang secepatnya." dan Rania hanya bisa mengangguk pasrah.Hari beratnya akan dimulai.Bertemu Dewa saja sudah membuat hatinya tersirap tidak karuan,bagaiman jika serumah berdua saja?pasti Rania akan sport jantung.Maka pilihan yang tepat adalah....tetap mengunci diri dikamar.

"Wa,besok aku sama Yanti berangkat pagi-pagi.Kamu nggak usah lama-lama diproyek,kan ada pak Rohim.Kalau Rania pulang sekolah kamu jemput dan langsung ajak pulang aja.Takutnya dia keluyuran nggak jelas." kata Ardi panjang lebar dan hanya diangguki oleh Dewa.

"Kami titip Rania ya Wa." ujar sang mama.

"Kalian seperti mau kemana aja?bukanya dari dulu Rania nitipnya ke aku ya."

"itu kan dulu Wa,pas Rania masih anak-anak.Sekarang sudah gede gini,kan makin susah ngaturnya." elak sang papa sambil tertawa lebar.Sejak dulu memang Rania selalu dititipkan pada Dewa jika rumah repot ada acara atau kedua orang tuanya ingin pergi kesuatu tempat.Tidak salah memang jika Dewa menganggap Rania adalah anaknya juga,karena dia juga ikut andil membesarkan Rania.

"iya..iya.Aku usahakan menjaga Rania sebaik mungkin Ar." sahut Dewa kemudian.Lagi-lagi Rania merasa jengah.Bingung harus bagaimana.Akhirnya dia pamit kembali ke kamarnya.Lebih baik melihat televisi atau bermain hp disana.

Hampir jam sepuluh malam Dewa baru pamit.Yanti membawakannya oleh-oleh berupa cemilan buatannya.Seperti biasa Dewa selalu menolak,tapi Yanti dan Ardi tetap memaksa hingga dia tidak punya pilihan selain menerima.

Setengah jam perjalanan untuk sampai kerumah milik dewa.Walau tidak begitu besar,tapi rumah itu begitu nyaman dengan dekorasi apik.Latar belakang Dewa memang seorang arsitek.Lahan tak luaspun jadi terlihat indah dan lapang ditangannya.

Dia membuka pintu dan lagi-lagi disambut kesunyian.Hatinya berteriak saat mengingat Hafsah,gadis sholehah yang didapatkanya dengan susah payah tapi hanya menemaninya sebentar.Dia juga ingin mempunyai keluarga yang lengkap dan harmonis seperti Ardi dan Yanti.Dia juga ingin ada istri yang menyambutnya saat dia pulang kerumah,menghangatkan ranjangnya saat gejolak itu ada.....tapi semuanya hanya impian belaka.Jangankan mencari istri pengganti,mengenal wanita saja dia enggan.

Dewa menarik nafas dalam lalu membaringkan dirinya di sofa,menghidupkan televisi untuk mengusir sepi.Kehidupan yang terlalu berat untuk dijalaninya sendiri diusia yang mungkin sudah tidak muda lagi.Sampai kapan dia akan begini?Lelah membuatnya tertidur dibuai mimpi.

Terpopuler

Comments

Lheea Amelia

Lheea Amelia

hmmmm cariin bini kk autor biar g sndr lg

2022-01-31

0

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

Eni Trisnawati Mmhe Winvan

yup author cariin bini dong buat dewa 😁😁😁😁😁

2021-12-19

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!