Andreas menahan senyum ketika Grey akhirnya mengalah. Kini mereka berjalan beriringan memasuki lorong hotel tempat dimana Darrel menginap.
Saat Andreas menekan lama pintu bel, Grey justru melirik penuh kecurigaan. Andreas pun meringis garing dan berujar, "Aku lupa bawa kunci. Di dalam ada bosku."
Grey semakin menjuruskan matanya tajam. "Kamu tidak sedang mengerjaiku kan!"
"Tidak... Mana mungkin aku mengerjaimu."
"Kamu bilang di dalam ada bosmu, atau jangan-jangan kamu mau menjualku!" ujar Grey yang kini dengan nada galak.
"Bu-bukan bukan begitu," sangkal Andreas lalu menekan bel dengan begitu tak sabaran.
Namun tak disangka justru Grey sudah berbalik badan hendak meninggalkannya, cepat-cepat Andreas beranjak menyusul. "Jangan pergi dulu, percaya padaku. Aku tak punya niat jahat sedikit pun."
"Lepas!" Grey berusaha menolak, menepis tangan Andreas yang mencekal lengannya.
"Kumohon kamu harus percaya. Dan aku sedikitpun tak ada niat jahat kepadamu."
"Terserah, yang jelas aku ingin pergi dari sini sekarang juga!" bentak Grey bersamaan dengan pintu kamar milik Darrel terbuka.
"Kenapa berisik sekali. Ada urusan apa malam-malam menekan bel kamarku?"
Grey dan Andreas menoleh bersamaan lalu mendapati orang yang barusan berucap berekspresi terkejut menatap ke arah mereka berdua.
"Darrel, aku menemukannya," seru Andreas.
Sedangkan Darrel masih terdiam di tempat, sorot matanya terpaku pada wanita yang sudah lama tak ditemuinya. "Grey..." panggil Darrel berjalan mendekat.
Namun tak disangka justru Grey membalasnya dengan tatapan bergidik ngeri, lantas mengamuki Andreas. "Kamu, berani-beraninya membawaku kepada lelaki hidung belang! Lepasin aku mau pergi!" ujar Grey memberontak ketika Andreas yang masih memegangi lengannya.
"Lelaki hidung belang? Dia... Dia itu Darrel," kata Andreas menjelaskan lalu sejenak menatap pada Darrel yang keluar kamar hanya menggunakan handuk jenis kimono yang belum terkait sempurna hingga memperlihatkan dada telanjangnya.
"Sialan!" umpat Grey yang kali ini menendang betis Andreas hingga lelaki itu mengaduh kesakitan. "Rasakan! Bertemu lagi denganku, awas! Aku tak akan segan untuk melaporkanmu kepada polisi!" ucap Grey mengancam sambil memicingkan mata dan berjalan menjauh meski dengan kaki terpincang.
Andreas meringis kesakitan, hendak mengejar Grey namun dilihatnya Darrel yang justru masih bergeming di tempat.
"Darrel, kenapa kamu gak kejar dia? Aku sangat yakin, dia Grey yang kita cari."
"Dia tidak mengenaliku," sahut Darrel dengan sorot matanya yang tak sedikit pun beralih dari langkah kaki Grey yang menjauh.
"Tapi wajahnya sangat mirip. Aku yakin dia punya alasan tersendiri kenapa bisa pergi tanpa kabar dan pura-pura lupa tak mengenal kita," ucap Andreas memberi keyakinan.
Saat Grey sudah tak terlihat lagi dari pandangan, Darrel balik menatap Andreas. "Dia akan kembali ketika sudah membutuhkanku," ujar Darrel yang langsung memutar langkah kembali masuk ke dalam kamar.
Andreas geram mengikuti sahabat yang juga sekaligus Bos-nya itu dengan kalimat penuh cercaan. "Setahun lebih Grey pergi tanpa memberi kabar sedikit pun, yang itu artinya dia sudah tidak butuh lagi uangmu. Padahal selama setahun belakangan ini uangmu justru sudah habis banyak digunakan hanya untuk sekedar mencari keberadaan Grey. Apa kamu akan terima-terima saja setelah tahu orang yang kamu cari sudah ada di depan mata, atau justru kamu juga terima-terima saja kalau seandainya Grey yang pergi meninggalkanmu ternyata bersama dengan lelaki lain di luaran sana?" ujar Andreas yang kesal sendiri dengan sikap sahabatnya.
to be continued
bila suka dengan ceritanya, jangan lupa untuk dukung dengan cara like, komen dan share. Agar cerita ini tetap stay disini hingga akhir episode nanti😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Bunda Aish
gimana sih rel ini.... udah ketemu orang nya malah cuek, gengsi kah?
2023-09-27
0
SweetMuffin SM
memang si darrel perlu di getok kepalax
2023-02-04
0
moemoe
Lok dia bs jalan? Tpi gk da tongkatnya
2022-11-10
0