"Waow... ini kali pertamamu mengajak Grey keluar negeri. Apa jangan-jangan kamu ingin menseriusi hubungan pernikahanmu dengannya disana?" Sahut Andrean dengan penuh selidik.
"Itu urusanku," kata Darrel dengan nada datar.
Namun Andreas justru terbahak. "Bila ini benar keputusanmu, aku akan seratus persen mendukungmu."
"Urus saja apa yang kuperintahkan."
"Aku tak keberatan mempersiapkan apapun yang menjadi kemauanmu. Atau kamu ingin aku menyesuaikan dengan selera Grey? Sepertinya itu akan jadi lebih baik. Kuyakin Grey akan lebih terkesan terhadapmu."
"Aku tak butuh pendapat atau usulanmu."
"Ayo lah Rel, jangan munafik dan berlagak sok cuek begitu. Aku tahu apa yang kamu lakukan untuk Grey selama ini bukan hanya sebatas hubungan simbiosis mutualisme. Sejak dan hampir dua tahun kalian bersama, aku tak mendapatimu jalan dengan wanita mana pun kecuali si Grey. Sadar atau gaknya setiap urusan kerjamu selesai, tempat yang kamu datangi adalah dia. Buka mata dan hatimu, lalu tanyakan pada dirimu sendiri kalau kamu membutuhkannya," ucap Andreas menekankan kalimat akhirnya.
Darrel justru memalingkan muka dan membuat Andreas berdecih.
"Hampir seminggu kalian berpisah dan kuyakin setelah dari sini kamu pasti akan langsung menemuinya," sindir Andreas tanpa pikir panjang.
Bibir Darrel menipis dan ia justru teringat dengan Grey yang sudah hampir seminggu ini tak memberi kabar kepadanya. Padahal sebelum-sebelumnya istri kontraknya itu rutin berkirim pesan menyapa dan bahkan melapor tentang kegiatan yang bagi Darrel sendiri tak telalu dianggap penting, malah sering mengabaikan pesan yang sampai kepadanya yang hanya sekedar dibaca tanpa pernah dibalasnya.
Spontan kini Darrel meraih ponselnya dan mengecek daftar pesan masuk. Namun setelah diteliti tak ada satu pun pesan dari Grey dari seminggu yang lalu. Hingga hal itu membuatnya benar-benar begitu terkejut.
Tanpa pikir panjang lagi, Darrel langsung menghubungi nomor milik Grey yang justru sudah tak lagi aktif.
"Kenapa?" tanya Andreas terheran ketika melihat Darrel yang tiba-tiba bangkit.
"Ke apartemen, kita ada urusan."
"Apartemen mana?" sahut Andreas bingung, tapi ia baru sadar bila yang dimaksud adalah apartemen milik Grey. Lantas ia terbahak. "Kayaknya kamu salah mengajakku untuk berikut campur dengan urusanmu yang sekarang. Kamu beri perintah kepadaku saja, semua yang kamu informasikan akan aku wujudkan sesuai keinginan yang kamu harapkan. Kamu tinggal terima beres."
"Hentikan ocehanmu dan bawa mobilku," tegas Darrel melempar kunci mobilnya pada Andreas.
Andreas yang tersentak bingung pun mau tak mau mengikuti langkah lebar Darrel yang meninggalkan ruang kantor.
Andreas memacu mobil dengan kecepatan penuh. Membaca gelagat Darrel, ia menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Bahkan saat mobil baru sampai di pelataran apartemen, Darrel dengan tergesa keluar dari mobil.
Andreas mengumpat, ia semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Selesai memarkirkan mobil, ia dengan berlari menyusul Darrel.
"Apa yang terjadi..." Belum selesai Andreas berucap ia sudah disodori sebuah ponsel mati.
"Cari dimana keberadaan Grey sekarang," tegas Darrel.
"Apa maksudmu? Ini ponsel Grey?"
"Jangan banyak bicara, lakukan apa yang aku suruh!" bentak Darrel seperti hilang kesabaran.
Dalam hati Andreas ikutan mengumpat, namun hatinya juga turut was-was. Dengan ponsel di tangan yang masih mati memang ia tak bisa berbuat banyak dan bergegas pergi untuk segera bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Darrel. Dan sebelum pergi dari tempat dimana Darrel berada, ia bisa mengamati jika wajah sahabatnya kali ini nampak jelas terlihat frustasi.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
SweetMuffin SM
sedih aku tuh baca part ini
2023-02-04
0
SweetMuffin SM
telan tuh gengsi mu Darrell...apakah belum terlambat
2022-01-15
0
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
kaaihan Darrel ,mungkin si Grey sudah dibawa ke Jepang untuk berobat
2022-01-07
1