Namun di tengah perjalanan Andreas masih berfikir keras dan sejenak curi pandang mengamati orang yang duduk di sampingnya lalu tiba-tiba ada satu ide terlintas dalam benaknya, ia harus bisa mempertemukan orang di sampingnya ini dengan Darrel bagaimana pun caranya.
Seiring dengan taksi yang berjalan lambat, Andreas tahu kalau tujuannya sudah hampir sampai. Hingga saat mobil kini benar-benar berhenti, ia pun berusaha keras memasang tampang melas.
"Aku kurang enak berhutang padamu. Kumohon ikut aku ke dalam, aku akan mengganti uangmu."
"Itu tidak perlu."
"Tapi aku sungkan."
"Bukan apa-apa, anggap semuanya impas. Pertolonganmu yang tadi justru yang tidak ternilai harganya. Aku yang berhutang padamu."
"Tapi aku kurang enak padamu," ucap Andreas memelas.
"Sudahlah, tak perlu merasa kurang enak. Aku sudah berhutang budi padamu."
"Itulah mengapa karena kamu berhutang budi, jadi ikut lah denganku."
Grey mendadak terheran dengan kata-kata itu dan Andreas langsung meralat ucapannya. Karena tatapan Grey berangsur menjadi aneh.
"Mak-maksudku aku kalau berhutang kepada orang dan tak langsung mengembalikannya, pikiranku jadi terbawa-bawa. Aku jadi sulit tidur, jadi insomnia," ujar Andreas belepotan.
Grey makin suntuk berada di posisi sekarang, lalu ia kemudian berujar, "Ambil lah uangmu. Aku menunggu disini."
Andreas jadi kehabisan kata, tak mungkin ia pergi tanpa mengajak serta Grey. Yang ada kalau menuruti kata-kata itu, Andreas sendiri yang ditinggalkan. Dan dimana lagi ada kesempatan seperti sekarang, batinnya.
Berfikir dan semakin berfikir keras, Andreas justru keduluan Grey yang berkata, "Kenapa tak kunjung keluar?"
"Kamu pasti akan pergi meninggalkanku," sahut Andreas yang benar-benar kehabisan kata.
Grey membuang napas. "Uang yang dipakai untuk membayar taksi tak seberapa. Aku benar-benar tak mempermasalahkan sama sekali. Pergunakanlah uangmu itu untuk kebutuhanmu yang lain selama tinggal di negara ini."
"Apa?" kata Andreas memotong cepat ucapan Grey, ia lalu memprotes dan tak terima. "Kamu kira penampilanku terlihat seperti orang yang minta dikasihani? Aku hanya lupa bawa uangku," tegas Andreas.
Grey menggigit bibirnya dengan memejamkan mata. "Oke, maaf. Aku salah bicara. Tapi kamu gak menetapkan tinggal di negara ini, kupikir..."
"Kamu pikir apa? Jelas-jelas tadi kamu meremehkanku. Karena aku gak tinggal menetap disini dan gak tahu kapan lagi bisa bertemu dengau makanya aku memastikan sendiri bisa membayar uangmu."
"Itu berlebihan. Sudahlah aku turun dan cari taksi lain, kamu selesaikan sendiri bayaranmu," kata Grey yang kemudian berbicara dengan sang supir taksi setelah itu ia keluar dari taksi yang ditumpanginya.
Andreas yang masih di dalam mobil mengacak rambutnya, ingin sekali ia menggotong Grey untuk dipertemukan dengan bosnya.
Tanpa pikir panjang ia segera keluar dari taksi, menyusul dan menghentikan langkah Grey. "Dompetmu," kata Andreas meminta dompet milik Grey.
"Buat apa kamu memintanya?"
Karena terlalu banyak berdebat, Andreas yang tahu keberadaan dompet milik Grey langsung mengambilnya.
"Apa yang kamu lakukan, jangan macam-macam. Hei kamu pencuri!" teriak Grey sebab dengan cepat Andreas sudah mengambil alih dompet di saku jaket milik Grey.
Andreas lantas menarik beberapa lebar uang dan bergegas berbalik badan menuju arah taksi. Setelah taksi itu pergi ia kembali menuju arah Grey. "Ini dompetmu. Aku bukan pencuri. Ayo ikut aku, akan kukembalikan uangmu."
"Aku gak sudi!" ucap Grey ketus lalu memutar langkah hendak pergi.
Tapi Andreas justru berseringai dan melirik arlojinya. "Yakin kamu akan dapat taksi? Ngomong-ngomong sekarang sudah hampir pukul satu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
kafa ainshod
kalo di drakor, interaksi andre sama grey pasti kelihatan lucu
2023-02-28
0
SweetMuffin SM
andreas akalnya boleh juga
2023-02-04
0
SweetMuffin SM
Andreas dilawan
2022-01-15
0