Enam

"Kamu kembali?"

Reyno mengulas senyum seraya menutup pintu. "Kamu bisa memanggilku Reyno," ujarnya mendekat ke arah Grey.

Reyno yang telah mengambil duduk, memejamkan mata sejenak lantas menggeleng. Kepura-puraannya akan tetap berlanjut, meski ia tahu nama asli dari wanita di hadapannya adalah Grey tapi ia akan menyembunyikannya sejenak paling tidak sampai si Grey mengingat sendiri siapa namanya.

"Renata..." Reyno sedikit terbata saat menyebutkan kata itu, lantas mengulanginya dengan menatap lurus ke arah orang di hadapannya. "Rena, aku yang akan menjaminmu sampai kamu sembuh."

"Bisakah aku bertemu dengan keluargaku Rey?"

"Orangtuamu telah meninggal, kamu jadi tanggungjawabku sekarang."

"Apa sebelumnya kita pernah ada hubungan?"

Reyno semakin kebingungan mengarang ucapannya. Ia tertohok akan pertanyaan itu dan menjawab dengan gugup. "Tentu. Iya, anggap saja kita sepupu."

"Jawabanmu kenapa seperti ragu? Ya, kalau dilihat pun kita juga seumuran."

"Itu karena aku masih merasa bersalah kepadamu," Sahut Reyno saat wajah wanita di depannya berpaling menatap ke arah lain.

"Kata dokter kamu masih butuh istirahat yang banyak."

"Lalu, kamu sendiri?"

Reyno mengatupkan mulutnya dan kali ini wajah wanita di hadapannya telah menatap ke arahnya kembali.

"Luka-lukamu meski tak separah yang kualami, bukankah kamu juga butuh istirahat."

Reyno mengangguk, di situasi seperti ini ia seperti kesusahan untuk menutupi sikap kepura-puraannya. Tangannya tanpa sadar mengusap tengkuk. "Iya aku juga akan beristirahat. Dan untuk keadaanmu yang sekarang aku benar-benar sangat minta maaf, tapi aku berjanji untuk menjaminmu agar segera bisa sembuh. Aku juga sudah jadwalkan kamu untuk ikut bersamaku menjalani pengobatan ke negeri Jepang."

"Apa kamu bisa dipercaya?"

"Tentu, tentu saja kita kan saudara. Dokumenmu juga sudah kusiapkan."

Tak ada tanggapan dari kata yang diucapkan Reyno, ia pun lantas berfikir keras agar apa yang menjadi kehendaknya segera mendapat persetujuan.

"Rena," panggilnya mendekat sambil meraih sebelah tangan dan meremasnya. "Apa yang kulakukan untuk kebaikanmu. Perawatan disana akan jauh lebih bagus, aku yakin dalam waktu dekat kakimu juga akan pulih."

"Rena," panggil Reyno sekali lagi hingga wanita di hadapannya kali ini mengangguki.

***

Darrel baru kembali dari tempat cabang industri yang ia bangun sejak empat tahun silam. Usahanya kini sudah berjalan pesat, produk barunya mulai dikenal meski ia masih menyembunyikan identitas pribadinya dan memilih menggunakan nama orang lain.

Bukan tanpa sebab Darrel berlaku demikian, ambisinya yang terlampau tinggi hingga membuatnya bertekad mendirikan banyak perusahaan agar kelak bisa bersaing dengan milik keluarganya, meski Darrel sendiri sudah tercatat sebagai ahli waris namun baginya hal itu tidaklah terlalu penting sebab ia ingin membuktikan sendiri bahwa ia mampu berdiri sendiri tanpa uluran tangan dari keluarganya.

Dan alibinya memiliki pendamping dengan jalan pernikahan kontrak ialah agar ia bisa membuktikan janji Ayahnya tentang penyerahan hak waris milik almarhumah ibunya. Namun hingga hampir dua tahun status Darrel yang telah menikah, hak itu nyatanya seperti diulur. Darrel pun mulai menikmati permainan yang selama ini disembunyikan dan diperankan oleh Ayahnya sendiri.

"Berkas penandatanganan kontrak kerjamu dengan pihak asing sudah kuurus. Pembukaan cabang baru apa kamu yang akan menghadirinya sendiri? Semua perjanjian asing atas namamu, aku jamin akan aman dan pihak keluargamu tak akan tahu, mengingat ini hanya perusahaan kecil."

"Dimana?"

"Untuk pembukaan cabang awal ada di Hongkong, dan menurut jadwal Jepang adalah negara berikutnya."

Darrel menutup berkas-berkas yang baru saja diperiksa, mungkin ide yang bagus keluar negeri dalam waktu dekat ini dan ia teringat akan Grey yang sudah hampir seminggu lebih tak ia temui.

"Siapkan tiket untukku dan Grey," ucap Darrel memberi perintah.

To be continued

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***