PASUTRI
Pengenalan tokoh
Rei (Reindra Affan Wijaya),
Putra sulung Rico Chandra Wijaya, yang bersedia menikahi Nisa hanya dalam kurun waktu 100 hari.
Nisa (Annisa Handayani),
Gadis pilihan Meta, untuk menjadi istri Rei.
Sean (Sean Argano Putra Djenar)
Putra sulung Tian dan Arini, pewaris utama Indotama Group.
Riri (Risya Afifa Wijaya)
Putri bungsu, Rico dan Meta, adiknya Rei.
Bima (Bima Sanjaya)
Pengawal kepercayaan keluarga Djenar.
Seiyna (Seiyna Arianti Djenar)
Putri bungsu Tian dan Arini.
Selamat membaca.. 🥰
Meta tidak mungkin salah melihatnya. Meta bahkan telah mengucek matanya lebih dari dua kali hanya untuk memastikan bahwa wanita yang sedang memeluk lengan Sean itu adalah Liliyana.
Meskipun Sean terlihat sangat rapi menyamarkan jati dirinya dengan baik ditengah keramaian mall Indotama Times Squares dengan memakai hodie hitam lengkap dengan topi dan masker, namun Meta tidak mungkin tidak bisa mengenali putra sulung Sebastian Putra Djenar dan Arini, yang merupakan pewaris utama kerajaan bisnis Indotama Group dimasa depan itu.
Sean bahkan merupakan sahabat terdekat Rei, putranya. Tapi entah kenapa bisa melakukan hal ini kepada Rei?
Sisi hati Meta sebagai seorang ibu merasa tidak terima, terlepas dari rasa ketidaksukaannya kepada Liliyana, bukan berarti hatinya tidak terluka saat melihat dengan mata kepalanya sendiri, Sean lebih memilih Liliyana daripada Rei putranya, yang notabene sahabatnya sendiri.
Lalu siapa Liliyana?
Liliyana adalah seorang gadis cantik, model yang sedang naik daun karena begitu beruntung bisa menjadi brand ambassador salah satu produk make up yang diproduksi oleh salah satu anak perusahaan Indotama Group.
Liliyana pernah diperkenalkan secara resmi oleh Rei dihadapan daddynya, dan juga dirinya sebagai teman wanita Rei, dan setelah perkenalan itu terhitung telah beberapa kali Rei mengajak Liliyana kerumah.
Meskipun dalam hati, sejujurnya sejak awal mengenalnya Meta langsung merasa tidak sreg dengan Liliyana, tapi Meta berusaha menghargai pilihan Rei.
"Jangan terlalu difikirkan. Anak muda berpacaran itu kan hal biasa.." Meta ingat betul, Rico masih bisa tenang saat dirinya mengajukan keberatan tentang hubungan Rei dengan Liliyana.
"Aku punya firasat buruk, dadd.." imbuh Meta bersikeras.
"Kamu hanya merasa tidak nyaman, karena kamu sedang cemburu.." ledek Rico membuat Meta langsung melotot galak.
"What?? cemburu..??"
"Hemm.."
"Bagaimana mungkin.."
"Mungkin saja."
"Tapi.."
"For the very first time.. karena selama ini putra kesayanganmu itu tidak pernah membawa teman wanita kerumah. Makanya kamu merasa seperti itu.."
"Daddy..!!" rajuk Meta protes dengan kalimat yang sarat dengan muatan godaan milik suaminya itu, namun yang ada Rico malah mengibaskan tangannya acuh sambil tertawa, sebelum akhirnya menghilang diruang kerja yang letaknya bersebelahan langsung dengan kamar pribadi mereka.
Saat itu Meta sempat berfikir.. bahwa bisa jadi Rico ada benarnya, dirinya hanya cemburu karena hingga umur Rei menginjak dua puluh dua tahun, dirinya selalu menjadi wanita pertama dan nomor satu dalam kehidupan Rei.
Meta hanya mengikuti kata hatinya saja ketika diam-diam kakinya terus melangkah mengikuti kedua pasang anak manusia yang terlihat mesra itu. Tidak hanya itu saja, bak seorang detektif handal Meta bahkan ikut mengambil beberapa gambar bahkan beberapa potongan video pada setiap adegan yang mencerminkan kemesraan, yang jelas-jelas itu tidaklah wajar dilakukan jika hanya sebatas teman biasa.
"Ini tidak bisa dibiarkan.." Meta berucap pada dirinya sendiri. Sisi hatinya sedikit menyesali mengapa Sean melakukan hal tersebut meskipun sudah jelas-jelas mengetahui bahwa Liliyana adalah pacar Rei, putranya.
Meta tidak rela hubungan persahabatan Rei dan Sean kandas hanya karena wanita seperti Liliyana.
Akhirnya Meta memutuskan berhenti mengikuti Sean dan Liliyana, dan memilih menekan sebuah nomor yang ada didalam ponselnya.
"Halo, Rin.. kamu dimana?"
...
"Ada hal penting yang ingin aku sampaikan dan harus aku bahas sesegera mungkin denganmu.."
XXXXX
PANTI ASUHAN PERMATA HATI
Meta memarkirkan mobilnya ditempat parkiran, tepat bersebelahan dengan sebuah mobil suv keluaran terbaru berwarna putih susu. Meta mengenali mobil itu sebagai mobil Arini.
Dengan langkah pasti Meta melangkahkan kakinya kedalam bangunan panti asuhan milik yayasan Indotama Group tersebut.
Selain Sebastian Putra Djenar, suaminya Rico Chandra Wijaya juga merupakan salah satu donatur terbesar di panti asuhan ini. Tak heran jika selama ini dirinya dan Arini nyaris memiliki aktifitas yang sama yakni ikut serta menjadi pengelola panti asuhan, serta berperan aktif pada beberapa yayasan amal.
Sebulan terakhir ini karena kesibukannya yang kerap mendampingi Rico ke berbagai acara membuat Meta belum sempat datang ketempat ini lagi.
"Assalamualaikum Ibu Meta, ibu sudah ditunggu ibu Arini diruangan.." Nisa, salah seorang pengasuh termuda di panti asuhan nampak menyongsong kehadiran Meta.
Tanpa ragu gadis itu mengambil tangan Meta dan menciumnya dengan takjim.
"Waalaikum salam, Nisa.. tumben sepi, Nis.." tanya Meta begitu menyadari panti asuhan tersebut nampak lenggang tidak seperti biasa yang kerap dipenuhi riuh rendah celoteh, tawa dan bahkan tangis anak-anak.
"Iya bu, anak-anak lagi diajak bunda Fatma pergi main ke waterpark, mumpung lagi weekend juga, dan sudah lama sekali anak-anak tidak pernah diajak berpergian.." Nisa menjelaskan panjang lebar kepada Meta yang hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Trus.. kamu kenapa gak ikut, Nis?"
"Kalau semuanya ikut, nanti gak ada yang nemenin ibu Arini.." kilah Nisa sambil tersenyum.
"Iya juga sih.." lagi-lagi Meta manggut-manggut, namun kaki mereka terus melangkah kedalam, kearah ruangan dimana Arini berada dalam rangka mengevaluasi semua laporan bulanan panti asuhan, yang rutin dilakukan oleh istri Ceo Indotama Group itu disetiap awal bulan.
"Tadinya bunda Fatma tidak ingin ikut, karena tidak menyangka juga kalau ibu Arini akan datang hari ini. Janjiannya kan nanti senin, tapi kata ibu Arini tidak apa-apa kalau semuanya pergi untuk refreshing.. yang penting semua laporannya sudah beres.." lagi-lagi Nisa menjelaskan panjang lebar, sehingga tidak terasa mereka telah sampai di depan pintu ruangan dimana Arini berada.
"Silahkan masuk, ibu Meta, Nisa pamit untuk bikin air minum dulu. Teh hangat kan?"
Meta tersenyum mengetahui bahwa Nisa bahkan sudah hafal dengan minuman favoritenya.
"Iya Nisa, terima kasih ya.."
Nisa pun mengulum senyum, sebelum akhirnya berlalu menuju dapur, sementara Meta mendorong pintu ruangan tersebut, dan mendapati Arini yang duduk dimeja dengan beberapa dokumen diatasnya.
.
.
.
Bersambung..
Supportnya jangan lupa yah.. 🤗
Thx and Lophyuu all.. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nur Aini Tarigan
baru mampir
2022-02-21
1
sri hasan basri, S.Pd.
novel ke 3 yg kubaca karya kak lidia.....moga aja menghibur emak2 yg gabut...nggak bikin kleyengan, nyesek, gedeg, apalagi sampe maki2 tokoh cerita+author🤣🤣🤣🤣dunia halu kan bisa bebas bikin apa saja, jadi kenapa nggak bikin yg menyenangkan dan bikin baper...serasa muda terus dan menolak tua😇😇...dasar...pembaca nggak tau diri😁😁😁😁
2021-11-20
1
ellydoko
Hay author aku pindah nama,,
tapi tetap aku mencari karyamu🤭🤭🤗🤗🤗🤗🥰🥰🥰
2021-11-18
1