Double UP !!!
.
.
.
Rendi telah menyuguhkan dua buah cawan berisi orange juice kehadapan Seiyna dan Riri, yang masing-masing, tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun langsung mengambil minuman yang disuguhkan Rendi itu.
Tanpa aba-aba Seiyna dan Riri bahkan langsung menyesap minuman dingin tersebut demi menyegarkan leher meraka yang tadi sempat merasakan sensasi terbakar.
Melihat pemandangan itu Rendi langsung melirik kearah Alex yang telah kembali ketempat duduknya semula yakni disisi Riri. Ternyata melihat pemandangan Seiyna dan Riri yang begitu antusias meneguk minuman hasil racikan mereka berdua membuat Alex pun melemparkan pandangan puasnya kearah Rendi lengkap dengan senyum yang semakin lebar.
Beberapa saat kemudian Seiyna terlihat larut dalam pembicaraan penuh canda dengan Rendi. Malam ini gadis itu terlihat sangat bahagia, sehingga melupakan begitu saja rasa takut yang awalnya mendera karena telah berani membohongi Mommynya.
Berbeda dengan Riri.. entah kenapa usai meneguk orange juice yang disuguhkan Rendi beberapa saat yang lalu, tiba-tiba Riri telah merasa ada sesuatu yang aneh yang sedang terjadi dengan dirinya.
Mendadak tubuhnya terasa panas, udara disekelilingnya seolah berubah menjadi gerah, matanya mulai berkunang-kunang, jantungnya berdebar, dan detaknya seolah membuat Riri semakin lama semakin gelisah.
"Seiy, aku mau ke toilet sebentar.." bisik Riri sambil bangkit dari duduknya. Saat ini keringat dingin bahkan telah membasahi dahinya.
Melihat Riri yang terlihat aneh membuat Seiyna mengerutkan dahi. "Ri, kamu kenapa? sakit yah..?"
"Tidak.. tidak apa-apa, Seiy.." ujarnya lagi memupus rasa penasaran Seiyna yang terpancar dari sepasang matanya yang tengah bersinar keheranan.
Sungguh saat ini Riri merasa sangat tidak nyaman, tapi Riri enggan mengganggu kebahagiaan Seiyna yang terpancar jelas pada sepasang mata sahabatnya itu.
"Ya sudah, Ri, kalau begitu biar aku saja yang akan menemanimu ke toilet." ujar Seiyna lagi memutuskan, namun Riri tetap menggelengkan kepala.
"Kan sudah aku bilang tidak usah, Seiy. Lagian aku cuma sebentar kok.." cetus Riri mencoba tersenyum kearah Seiyna guna menenangkan hati sahabatnya itu.
"Bagaimana kalau aku saja yang mengantar Riri..?" celetuk Alex menawarkan diri, begitu melihat Riri yang hendak beranjak.
Riri sontak menggeleng tegas. "Terimakasih, tapi tidak usah repot-repot, aku bisa sendiri kok.." tolak Riri halus langsung melangkahkan kakinya buru-buru keluar dari ruangan itu.
Sementara itu..
Sepasang mata Bima dengan sigap mengawasi setiap orang satu persatu, baik yang berlalu lalang didepan meja mereka maupun yang sedang asik bergoyang dilantai dansa. Berusaha mengenalinya dengan teliti dibalik remangnya lampu disco, untuk menemukan sosok yang ia cari.
Entah kenapa Bima benar-benar meyakini bahwa yang tadi ia lihat itu adalah Seiyna. Tapi sejauh matanya memandang kesana kemari Bima belum juga melihat sosok yang dicarinya itu.
"Bang Bima, tunggu sebentar yah.." ujar Sean menghentak konsentrasi Bima.
"Mau kemana, Sean.?"
"Biasalah.. toilet, Bang.." pungkas Sean sambil beranjak, meninggalkan Bima yang tengah duduk disebuah meja pilihan mereka berdua yang berada dipojok, untuk menanti kehadiran Rei.
Sean berjalan cepat, melintasi lantai dansa dimana bejubel manusia tengah bergoyang mengikuti hentakan music house yang sedang diramu dengan apik oleh seorang dj yang berada dipanggung khusus.
Tujuannya hanya satu, yakni secepatnya menuju toilet untuk membuang hajat kecilnya, karena dirinya sungguh tidak sabar untuk bertemu Rei, guna menuntaskan segala kesalahpahaman diantara mereka sebelum keberangkatan Rei besok pagi.
Usai membuang hajat kecilnya di toilet, pandangan Sean yang saat itu sedang buru-buru keluar dari toilet tanpa sengaja tertumbuk pada sosok yang begitu familiar.
"Riri..?"
Sean bergumam dalam hati, nyaris tidak bisa mempercayai penglihatannya sendiri. Bagaimana bisa Riri berada ditempat seperti ini..? terlebih disaat malam mulai larut..?
Demi memastikan pandangannya tidak salah, Sean buru-buru mendekati gadis mungil yang terlihat sedang meringkuk disudut, dekat pintu toilet wanita yang letaknya berseberangan langsung dengan toilet pria.
"Riri..?"
Sean memberanikan diri menyentuh bahu gadis yang terlihat gelisah itu. Dan begitu sosok itu sedikit mengibaskan rambut panjangnya untuk mendongak, sepasang mata Sean terasa benar-benar mau keluar dari cangkangnya.
Benar, gadis itu adalah Riri, adik mungilnya Rei. Tapi.. kenapa Riri bisa berada The Reds..? sedang apa bocah itu ditempat seperti ini..?
"Kak Sean..?" Riri yang tak kalah terkejut dari Sean sontak memekik saat menyadari siapa gerangan yang telah menyentuh bahunya barusan.
Sean merasa kepalanya pening mendadak, karena yang ia tau selama ini dimanapun Riri berada disitu pula ada Seiyna.
"Riri, mana Seiyna..?!" tanya Sean tegas sambil mencengkeram kedua bahu Riri.
"Tidak.. tidak ada.." Riri yang ketakutan sontak menggeleng.
Tidak.. saat ini otak dan tubuh Riri benar-benar sangat kacau, serta terasa tidak sinkron satu sama lain, namun Riri tetap berusaha untuk melindungi Seiyna sekuat yang ia bisa.
Riri tau persis, jika Sean mengetahui keberadaan Seiyna ditempat ini, Sean pasti akan sangat murka. Begitupun juga dengan nasibnya.
Oh tidak.. Kak Rei tidak boleh sampai tau bahwa dirinya juga berada ditempat ini. Mengingat itu nyali Riri semakin mengkerut.
"Bagaimana mungkin Seiyna tidak ada? bukankah Seiyna selalu bersamamu..?" Sean kembali menginterogasi Riri, tatapannya menghujam tajam.
"Aku bersungguh-sungguh, Kak.. aku kesini dengan teman-temanku yang lain, tidak dengan Seiyna.."
Mendengar penuturan itu Sean tetap menatap Riri dengan tajam, seolah tidak bisa serta merta menerima dan mempercayai keterangan Riri yang entah kenapa sejak tadi terlihat terus bergerak-gerak gelisah.
.
.
.
Sebelum Next Like and Support dulu yah.. 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
mutmut
gimana riri nanti 🤧
2021-10-28
1
Aprill Purnama
deg degn thor
2021-09-01
1
Safina Azzahra
ning yg badel seyna sebener nya kshan si riri
2021-09-01
1