Calon kakak ipar

Double UP perdananya Rei nih..

Semoga yang suka makin nambah..

Amin.. Amin Yra.. 🤗

.

.

.

"Seiy, kenapa sejak tadi aku tidak melihat Kak Sean yah..?"

Kepala Riri terlihat celingak-celinguk saat bertanya, begitu dirinya dan Seiyna menghempaskan tubuh keatas kursi yang ada diteras samping rumah dengan masing-masing piring berisikan puding cokelat ditangan.

Usai prosesi akad nikah Rei dan Nisa, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi makan siang itu, Riri dan Seiyna memang langsung terlihat memisahkan diri dari hiruk pikuk yang ada didalam rumah.

"Kak Sean tidak datang.." ucap Seiyna sambil memasukkan potongan puding kedalam mulutnya dengan acuh.

Alis Riri mengerinyit mendengarnya. "Kenapa tidak datang? mereka kan bersahabat dekat.." ujar Riri menyayangkan.

"Mommy sudah lelah membujuknya sejak kemarin tapi kak Sean tetap bersikeras." ucap Seiyna kemudian melirik Riri yang ada disampingnya. "Itu juga karena kakakmu yang masih saja tidak terima dengan kejadian Kak Liliyana kemarin, padahal Kak Sean sudah berusaha menjelaskannya.."

"Seiy, apa Kak Sean benar-benar menikung hubungan kak Rei dengan kak Liliyana? mommyku bahkan memergoki saat mereka berdua berkencan.."

"Yang aku dengar sih tidak seperti itu, Ri.. semua yang terlihat kan belum tentu kenyataannya. Dan sepertinya kesalah-pahaman Kak Rei dan Kak Sean itu sengaja dipicu oleh Kak Liliyana sendiri yang memanfaatkan keadaan.." gerutu Seiyna, kembali menyendok puding coklat yang terasa sangat enak dilidahnya itu. Berbeda dengan Riri yang malah sama sekali belum menyentuh puding yang ada diatas piringnya.

"Seiy.. aku tidak suka Kak Liliyana.." gumam Riri.

"Cih, aku malah berkali-kali lipat tidak suka..!"

"Untung saja mommyku bertindak cepat. Aku tidak bisa membayangkan kalau Kak Liliyana yang akan menjadi kakak iparku.." Riri bergidik ngeri. Kemudian ia menatap Seiyna lagi. "Hati-hati, Seiy.. jangan sampai Kak Liliyana menjadi kakak iparmu nanti.."

"Idihh amit-amit jabang babu.. gak rela aku.." pungkas Seiyna sambil mengetok kepalanya dengan buku jari, kemudian ganti mengetok dengkul sambil misuh-misuh sendiri.

Seiyna bahkan melakukan gerakan seperti itu hingga berkali-kali, sampai-sampai Riri yang melihat tingkah Seiyna tak urung tertawa keras.

"Aku akan berdoa supaya aku bisa mendapatkan kakak ipar yang baik seperti kak Nisa."

Riri tersenyum bangga mendengar kalimat Seiyna yang memuja kakak iparnya. Kemudian mata mereka berdua kini sama-sama tertuju kedalam ruangan, yang ternyata mulai sepi. Beberapa kerabat dekat yang datang sebagian besar telah berpamitan, menyisakan beberapa orang yang terlihat berbincang dengan kedua orangtua mereka, serta beberapa maid yang sibuk membersihkan ruang tengah yang menjadi pusat berlangsungnya acara sakral barusan. Sementara itu, sang pengantin wanita nampak beranjak dan mulai menaiki anak tangga satu persatu.

Nisa terlihat sedikit kesulitan melangkah karena tubuh rampingnya yang terbalut kebaya putih yang agak ketat namun terlihat begitu cantik. Melihat hal itu membuat Rei refleks mengulurkan tangannya guna membantu gadis yang beberapa saat yang lalu telah sah menjadi istrinya itu. Sepertinya mereka akan menuju kamar Rei yang berada dilantai dua.

"Ri.."

"Hhmm.."

"Aku mau kakak iparku kelak adalah temanku.."

"Aku dong..!"

Seiyna memalingkan wajahnya kesamping, terhenyak mendengar jawaban spontan itu. Sementara Riri terlihat membekap mulutnya sendiri, menunjukkan bahwa betapa dirinya pun tak kalah terkejut, dengan selorohan yang keluar dari mulutnya tanpa ia sadari.

"Hi.. hi.. hi.. maaf, Seiy.. aku keceplosan.." Riri terkikik geli setelah ia bisa menguasai keterkejutannya sendiri.

Seiyna menggeleng-gelengkan kepalanya berkali-kali. "Hati-hati loh, ucapan adalah doa.."

"Idihh, segitu tidak relanya kamu mempunyai kakak ipar aku?" Riri melotot kesal melihat tampang datar Seiyna.

"Bukannya tidak rela, tapi kamu bisa masak nasi tidak? boro-boro mau punya suami.."

"Memangnya kamu bisa, Seiy?"

"Aku..? aku.. juga tidak bisa.."

"Ishh..!!"

Detik berikutnya tawa keduanya pecah begitu saja, menyadari betapa absurdnya pembicaraan mereka.

XXXXX

"Mau aku bantuin?"

Nisa terhenyak. Tak menyangka jika usahanya yang tengah kesusahan menjangkau resleting kebaya di punggungnya bisa kepergok Rei yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Egh.. anu.. tidak usah, Rei.." Nisa membalikkan tubuhnya secepat kilat, menatap wajah Rei yang terlihat jauh lebih segar setelah terbasuh air. Bersih dan tampan. Jantung Nisa sampai melompat-lompat kesana kemari melihatnya.

Rei mendekati Nisa yang masih berdiri salah tingkah. "Tidak apa-apa, ayo berbalik.. aku janji akan menutup mata. Nih.." Rei langsung menutup matanya agar Nisa mau mempercayakan dirinya untuk menurunkan resleting panjang di kebayanya yang berwarna putih itu.

Sesaat Nisa sedikit terpana, namun meskipun dengan gerakan yang ragu, ia akhirnya menurut, membalikkan tubuhnya perlahan, agar punggungnya bisa mengarah penuh pada Rei yang sudah memejamkan matanya sejak tadi.

Mau bagaimana lagi..? kalau Nisa tidak membiarkan Rei membantunya maka Nisa juga tidak yakin bisa mengatasi kesulitan untuk membuka resleting yang ia hadapi.

Perlahan namun pasti Nisa bisa merasakan resleting kebaya itu turun dengan perlahan, setelah beberapa saat yang lalu jemari Rei sempat tersesat sejenak saat harus mencari letak pengait resleting yang tepat. Kulit punggungnya yang beberapa kali tersentuh tanpa sengaja oleh jemari kokoh itu sanggup mengacaukan aliran darah yang sedang dipompa oleh jantungnya.

Sementara itu.. Rei yang sedang menutup mata dan berusaha meraih pengait resleting kebaya milik Nisa sontak tercekat saat tanpa sengaja jemarinya malah beberapa kali menyentuh punggung Nisa tanpa disengaja. Sensasi rasa kulit yang begitu halus ibarat bayi diujung jemarinya itu sempat membuat gelenyar-gelenyar aneh diperutnya.

Tidak ingin kembali salah sasaran akhirnya membuat Rei memutuskan untuk berlaku curang.

Rei membuka matanya sedikit, dengan tujuan untuk mengintip letak pengait yang dimaksud, namun anehnya.. begitu jemarinya mulai menurunkan resleting itu perlahan.. Rei malah lupa harus menutup matanya kembali.

Pemandangan punggung yang terlihat begitu putih, polos dan sangat lembut itu mampu membuat nafas Rei tercekat ditenggorokan, tubuhnya menjadi gerah, dan keringat dingin telah menghiasi dahi Rei, apalagi sejak tadi Rei memang sudah terpukau dengan wajah Nisa yang terlihat begitu cantik dengan sapuan make up yang flawless natural.

Jemari Rei yang terlihat agak tremor bahkan sudah tidak terkendali untuk menyentuh punggung yang selembut sutera itu tiba-tiba terhenti..

"Sudah..?" suara lembut Nisa cukup ampuh menyadarkan Rei.

"Egh.. s-sudah.." Rei berucap seraya beranjak cepat kearah jendela, mencoba mengalihkan pikirannya yang hendak berselancar tak terkendali.

Nisa terlihat menatap sikap Rei yang agak salting dengan wajah bingung, namun ia lebih memilih beranjak kedalam kamar mandi tanpa kata, meninggalkan Rei yang masih setia melemparkan pandangan keluar jendela kamarnya, yang berhadapan langsung dengan hamparan bermacam jenis tanaman hias aglonema milik mommy yang terawat dengan indah dibawah sana.

.

.

.

Sebelum lanjut, LIKE dan SUPPORT jangan lupa yah, kesayangan.. 🥰

Terpopuler

Comments

Lili

Lili

nisa yg di lèpasin resletingnya , aku yg salting 🤣🤣🤣

2022-06-22

1

ellydoko

ellydoko

yaaaa Uda mulai tergiurkan reyyy

2021-11-18

1

Elly Handayani

Elly Handayani

aku yakin,,, Rei akan bucin dengan Nisa hhhmmmmm🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤭🤭🤭

tetap semangat kakak author 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻

2021-11-13

3

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan bermain api
2 Menantu idaman
3 Rencana licik
4 Kalimat yang sama
5 Perjanjian
6 Rencana pernikahan
7 Calon kakak ipar
8 Benda yang jatuh
9 Kesepakatan
10 Janji
11 Manekin cantik
12 Petualangan
13 Permintaan Maaf
14 Rencana bertemu Sean
15 The Reds
16 Sebuah rencana
17 Wellcome drink
18 Mulai bereaksi
19 Menggila
20 Riri tidak kembali
21 Berbohong
22 Mimpi buruk
23 Menghilangkan jejak
24 Penyesalan
25 Hari pertama di kota pertama
26 Tidak special
27 Episode yang tak lekang
28 Skandal
29 Keputusan besar
30 Menolak menikah
31 Perdebatan panjang
32 Mengalah
33 Setuju menikah
34 Menutupi kesalahan
35 Salah siapa
36 Bertemu lagi
37 Banting tangan
38 Pembicaraan absurd
39 Sah
40 Beautiful in white
41 Nothing's gonna change my love for you
42 Insiden kecil
43 Gundah
44 Mengikuti saran Mommy
45 Membuat terkesan
46 Pipi yang merona
47 Mengutarakan isi hati
48 Malam panjang tiga pria tampan
49 Pemenang
50 Terciduk terang-terangan
51 Modus
52 Waktu terus berjalan
53 Sensitive
54 Duri
55 Marah tak berdasar
56 Kebenaran yang tak berguna
57 Sok acuh
58 Sean.. bijaklah..
59 Berdebar
60 Pemberontakan
61 Rencana kejutan
62 Numpang tidur
63 Calon kehidupan
64 Berkata jujur
65 Terciduk
66 Apartemen Bima
67 Memohon ampun
68 Dengan segenap rasa
69 Kalau sudah sah
70 Hujan dan petir
71 Hilang fokus
72 Diantara badai
73 Kisah yang belum selesai
74 Semakin terikat
75 Sudah seharusnya bahagia
76 "Mampir yuk, di Novel terbaruku dan ramaikan yah ..."
77 Promo Novel terbaru: "HALLO, OM..!"
78 PROMO KARYA TERBARU
79 Hai ... Aku kembali
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Ketahuan bermain api
2
Menantu idaman
3
Rencana licik
4
Kalimat yang sama
5
Perjanjian
6
Rencana pernikahan
7
Calon kakak ipar
8
Benda yang jatuh
9
Kesepakatan
10
Janji
11
Manekin cantik
12
Petualangan
13
Permintaan Maaf
14
Rencana bertemu Sean
15
The Reds
16
Sebuah rencana
17
Wellcome drink
18
Mulai bereaksi
19
Menggila
20
Riri tidak kembali
21
Berbohong
22
Mimpi buruk
23
Menghilangkan jejak
24
Penyesalan
25
Hari pertama di kota pertama
26
Tidak special
27
Episode yang tak lekang
28
Skandal
29
Keputusan besar
30
Menolak menikah
31
Perdebatan panjang
32
Mengalah
33
Setuju menikah
34
Menutupi kesalahan
35
Salah siapa
36
Bertemu lagi
37
Banting tangan
38
Pembicaraan absurd
39
Sah
40
Beautiful in white
41
Nothing's gonna change my love for you
42
Insiden kecil
43
Gundah
44
Mengikuti saran Mommy
45
Membuat terkesan
46
Pipi yang merona
47
Mengutarakan isi hati
48
Malam panjang tiga pria tampan
49
Pemenang
50
Terciduk terang-terangan
51
Modus
52
Waktu terus berjalan
53
Sensitive
54
Duri
55
Marah tak berdasar
56
Kebenaran yang tak berguna
57
Sok acuh
58
Sean.. bijaklah..
59
Berdebar
60
Pemberontakan
61
Rencana kejutan
62
Numpang tidur
63
Calon kehidupan
64
Berkata jujur
65
Terciduk
66
Apartemen Bima
67
Memohon ampun
68
Dengan segenap rasa
69
Kalau sudah sah
70
Hujan dan petir
71
Hilang fokus
72
Diantara badai
73
Kisah yang belum selesai
74
Semakin terikat
75
Sudah seharusnya bahagia
76
"Mampir yuk, di Novel terbaruku dan ramaikan yah ..."
77
Promo Novel terbaru: "HALLO, OM..!"
78
PROMO KARYA TERBARU
79
Hai ... Aku kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!