"Menikah? dengan Nisa?"
Rei menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan tegas.
"Mommy.. tidak.. aku tidak bisa.."
Sepasang mata Meta sontak membesar mendengarnya. "Kenapa tidak bisa?"
"Karena aku tidak mencintai Nisa, momm.. bagaimana mungkin menikah dengan orang yang tidak aku cintai?"
"Memangnya siapa yang kamu cintai? si Liliyana itu?" intonasi suara Meta mulai meninggi.
Rei membisu.
"Tidak Rei, mommy tidak setuju.."
"Tapi kenapa momm?"
"Kenapa? mana bisa kamu menyukai gadis yang disaat yang sama menggoda temanmu sendiri?"
"Momm.. Sean yang menggoda Liliyana lebih dahulu.."
"Meskipun Sean yang menggoda, tapi bukan berarti Liliyana bebas menyalahkan Sean. Dia sendiri yang ingin jalan dengan Sean. Kalau tidak mau.. mana mungkin Sean akan memaksa?"
Rei membisu. Tapi didalam hatinya ia tetap tidak bisa menerima jika Liliyana yang disalahkan. Siapa sih yang tidak mengenal Sean? mana mungkin ada wanita yang bisa menolak pesona Sean Argano Putra Djenar? pewaris utama kerajaan bisnis Indotama Group milik keluarga Djenar itu?
Rei selalu meyakini bahwa Liliyana adalah pilihan hatinya. Rei bisa memaafkan Liliyana, tapi tidak dengan Sean. Sahabat macam apa itu? tega-teganya menggoda pacar sahabatnya sendiri..
"Apakah sekarang mommy tidak berarti lagi? apakah sekarang kalimat mommy.. keinginan mommy.. semuanya sudah tidak berarti lagi..?" suara Meta mulai serak, sepasang mata Meta pun mulai berkaca. Sungguh hatinya kini benar-benar merasa sakit karena untuk yang pertama kalinya, Rei begitu gigih mendebatnya.
"Rei.." kali ini suara Rico terdengar, memecah keheningan yang ada. Sejak tadi Rico hanya diam, seolah menjadi penonton setia kegaduhan antara ibu dan anak yang awalnya selalu harmonis itu.
Rico tau mengapa saat ini istrinya terlihat sangat terpukul, dan Rico memahaminya.
Meskipun Rei bukanlah anak kandung Meta, dan sebaliknya Meta bukanlah ibu kandung Rei, tapi sejak kecil Rei tidak pernah sekalipun menentang Meta. Putranya itu bahkan sangat menyayangi dan selalu tunduk pada apapun keinginan dan permintaan Meta. Namun sejak kehadiran Liliyana yang diperkenalkan Rei sebagai kekasih yang tidak disukai Meta, sejak saat itulah keduanya menjadi sering berselisih paham.
Yah.. ibaratnya bisa dikatakan, kehadiran Liliyana mampu membuat Rei menjadi pendebat ulung Meta dalam sekejap.
"Dadd.. tolong mengertilah, aku hanya ingin mommy bersikap adil. Mengapa mommy hanya menyalahkan Liliyana, kenapa mommy membela Sean.. padahal mommy tau sendiri, selama ini bagaimana reputasi Sean.."
"Rei.." pungkas Rico lagi, memutus segudang kalimat pembelaan Rei pada kekasihnya yang sangat ia cintai. "Dengarkan mommymu.." ucap Rico dingin, kali ini Rico telah memutuskan untuk beranjak dari tempat duduknya, menghampiri Meta yang terlihat nyaris kehilangan pengendalian dirinya. Terlihat dari bagaimana Meta yang telah menggigit kuat-kuat bibirnya yang gemetar.
Rei terpaku menatap Meta yang terdiam dengan wajah yang pias. Ia bukannya tidak iba dengan perasaan Meta, sebaliknya.. Rei malah tengah mati-matian menguatkan hati, agar bisa terus memegang janji yang telanjur dia ucapkan untuk Liliyana, meskipun hatinya teramat sangat sakit saat menyadari telah melukai hati Meta untuk yang pertama kali seumur hidupnya.
"Mommy.. tolong, mengertilah.. aku hanya menginginkan Liliyana yang menjadi istriku.. bukan wanita lain, tidak terkecuali Nisa.." ucap Rei sendu, rasanya ingin menyerah. Sungguh tidak sanggup menentang Meta semakin lama, karena Rei merasa jalan nafasnya seperti tercekat.
"Baiklah kalau itu benar-benar keputusanmu.. mommy bisa apa.." ucap Meta menguatkan hatinya, sambil menatap Rei lekat.
"Mommy.."
"Apa kamu benar-benar mencintai Liliyana?"
Rei mengangguk cepat. "Iya, momm. Tentu saja."
"Kamu ingin menikahinya kan?"
Kembali Rei menganggukkan kepalanya. Karena itu memang keinginan Liliyana sejak awal.
"Baiklah, mommy setuju, tapi dengan satu syarat.."
Mendengar itu Rico terhenyak. "Mom..?"
Meta menatap Rico sejenak, sebelum akhirnya menatap Rei yang tengah menatap Meta dengan tatapan senang campur was-was. Senang karena akhirnya Meta mau menerima Liliyana untuk menikah dengannya.. was-was karena dirinya tidak tau, syarat seperti apa yang akan diajukan Meta untuknya.
"Berikan mommy 100 hari, lalu kamu boleh menikahi Liliyana.." ucap Meta tegas penuh rasa percaya diri yang terpancar lewat tubuhnya yang kini berdiri tegak menatap penuh kearah Rei yang terlihat masih bingung dengan maksud yang terkandung didalam ucapannya. "Bagaimana Rei, apakah kamu bersedia? memberikan mommy 100 hari?" tanya Meta lagi semakin menegaskan.
Rei mengangguk kecil, meskipun ragu-ragu.
"Kamu telah bersedia, itu artinya kamu setuju.."
Rei terlihat semakin dibuat tak mengerti dengan keinginan Meta. Namun manakala mengingat setelah 100 hari yang diminta Meta ia akhirnya bisa mendapatkan kebebasannya, memegang tiket restu mommy untuknya dan Liliyana, maka Rico tidak berpikir dua kali untuk melakukannya demi masa depan dirinya dan Liliyana.
"Memangnya apa yang akan mommy lakukan dengan 100 hari milikku, momm..?"
"Menikahimu dengan Nisa.."
"Egh?.. a-appa..?" Rei tergeragap.
"Jadikan Nisa istrimu dalam 100 hari, perlakukan dia dengan baik. Setelah 100 hari.. kamu boleh mengembalikan Nisa kepada mommy.. dan melakukan apapun yang kamu mau. Mommy berjanji, setelah semua itu selesai, mommy tidak akan menghalangi apapun keinginan dirimu lagi.."
Rei terhenyak ditempat duduknya, tidak bisa membayangkan bahwa ia telah menerima begitu saja perjanjian gila yang diajukan Meta, yang seolah dengan lihainya telah berhasil menipu dan memanipulasi dirinya, yang begitu gelap mata karena sanggup melakukan berbagai cara agar bisa bersama Liliyana.
Dan Meta..?
Meta telah begitu cerdik sehingga dengan mudah memanfaatkan kelengahan Rei, untuk memaksa Rei memenuhi keinginannya.. yakni menikahkan Rei dengan Nisa.
XXXXX
"Rei.. apa mungkin mommymu akan menepati janji?" tanya Liliyana terdengar was-was saat Rei menelponnya, guna menjelaskan keseluruhan hasil pembicaraannya yang alot dengan Meta.
"Aku yakin, kali ini mommyku bersungguh-sungguh, Lili.."
"Tapi.. mengapa harus menikah dulu sih? apakah itu tidak aneh? jangan-jangan.."
"Jangan-jangan apa, Lili..?"
"Maaf Rei, tapi entah kenapa aku merasa mommymu memiliki rencana tersembunyi agar bisa membuatmu lengah dan menjebakmu, agar kamu benar-benar kepincut dengan wanita bernama Nisa yang akan menjadi istri sementaramu itu.."
Mendengar kekhawatiran Liliyana itu Rei malah tergelak keras, "Liliyana, bagaimana mungkin kamu bisa cemburu pada wanita seperti Nisa? dia bahkan tidak ada apa-apanya dibanding dirimu.." ujar Rei disela-sela tawanya yang mulai reda.
Mendengar itu Liliyana sedikit bisa bernafas lega, kandatipun demikian ia telah kembali berucap.. "Tolong berjanjilah Rei, jangan pernah menyentuhnya, meskipun nanti dia akan menjadi istrimu.."
"Tidak akan." pungkas Rei dengan intonasi yang begitu yakin. Tentu saja Rei telah bertekad demikian meskipun Liliyana tidak memintanya.
Rei merasa tidak mungkin bisa menyentuh Nisa nantinya jika pada kenyataannya setelah 100 hari dirinya akan menceraikan Nisa pada akhirnya.
"Aku percaya padamu, Rei.." lirih Liliyana lagi.
"Liliyana, tolong bersabar yah, sayang.. percayalah, 100 hari bukanlah waktu yang lama.."
"Tapi kita masih bisa bertemu kan, sayang?" rajuk Liliyana dengan kemanjaan yang khas.
"Tentu saja bisa. Tidak ada yang bisa menghalangi kita. Hanya menunggu 100 hari.. dan kemudian kamu akan langsung menjadi istri Reindra Affan Wijaya seorang.."
Mendengar kalimat Rei itu hati Liliyana sontak berbunga-bunga.
'Baiklah, Liliyana.. bersabarlah dalam 100 hari, karena setelah itu kamu benar-benar akan menjadi nyonya pewaris utama dari seluruh kekayaan keluarga Wijaya..'
.
.
.
Bersambung..
Support yah gais.. 🤗
Thx and Lophhyuu all.. 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
ellydoko
padahal Rey kena jebakan mommy nya😅😅😅
2021-11-18
1
Farida Wahyuni
dasar ular, cuma mau morotin orang aja, pantas aja ga ada ibu nya rei dan sean ga suka, perempuan licik ternyta.
2021-11-03
1
Farida Adlyn
dasar lilyana gadis mata duwitan
2021-09-15
1