Rencana pernikahan

Meta telah bergerak cepat. Sesaat setelah mendapat lampu hijau yakni berupa pernyataan setuju meskipun dengan cara sedikit menjebak Rei, tapi sedikit pun Meta tak ingin kalah langkah.

Pembicaraan dengan Rei telah menemukan titik temu dan detik itu juga Meta telah menelpon bunda Fatma, memberitahukan rencana kedatangannya dan Rico ke Panti Asuhan Permata Hati, dengan tujuan melamar Nisa untuk Rei.

Saat itu Rei hanya terduduk pasrah, menyaksikan Meta yang dengan semangat empat lima mengatur semuanya dengan cekatan.

Dan hasilnya.. tanpa menunggu lebih lama, keesokan harinya lamaran itupun telah terjadi dengan tanggal pernikahan yang hanya berselang dua hari setelahnya.

"Mom.. apa ini tidak terlalu terburu-buru?" Rico menegur Meta yang baru saja selesai menelpon Arini, memberitahukan kabar gembira tentang rencana pernikahan Rei yang rencananya hanya akan dilakukan dengan sederhana pada sahabatnya itu.

"Apa lagi yang harus ditunggu? mereka berdua sama-sama tidak mau ada resepsi.. lalu untuk apa menunda lebih lama?" jawab Meta dengan senyum dikulum, sambil kembali sibuk memperhatikan catatan yang telah ia buat yakni berupa daftar beberapa orang kerabat dekat yang akan diundang pada acara akad nikah Rei dan Nisa yang akan dilaksanakan seadanya.

"Kamu yakin ini akan berhasil?" ujar Rico seraya menatap Meta.

"Aku yakin. Karena doaku akan menyertai mereka berdua, maka semuanya pasti akan berjalan dengan lancar.."

Kemudian Meta meletakkan kertas dan bolpen yang sejak tadi berada ditangannya, balas menatap Rico yang tengah menatapnya lekat.

"Daddy.. aku memang tidak melahirkan Rei dari rahimku, tapi kedua tanganku ini telah membesarkan Rei dengan segenap cinta dan kasih sayang yang aku punya.."

Rico beranjak semakin dekat ketika menyadari sepasang mata Meta yang telah berkaca-kaca saat berucap demikian.

"Sayang.. bicara apa..? kamu tidak ada bedanya dengan Lila, karena kamu menyayangi Rei sebesar kasih sayang Lila. Kamu adalah mommy yang hebat untuk Rei, sayangku.. jadi tidak boleh lagi mengatakan hal yang pesimis hanya karena kamu bukan wanita yang melahirkan Rei. Aku yakin, Lila bahkan akan marah kalau kamu mengatakan hal seperti itu lagi.." Rico mengusap pipi Meta yang terdapat parit kecil, detik berikutnya ia telah membawa tubuh Meta yang telah berguncang lembut itu kedalam pelukannya.

Sementara itu..

Dibalik pintu Rei tengah berdiri disana, terpaku menatap pemandangan yang sanggup membuat hatinya mencelos ngilu.

Rei seolah baru tersadar bahwa seumur hidupnya ia bahkan tidak pernah membuat mommy bersedih. Tapi akhir-akhir ini.. mommy bahkan nyaris menangis setiap hari karena dirinya.

Rei menyusut sudut matanya yang menghangat dengan punggung tangannya.

"Kak Rei.. kenapa?"

Rei terhenyak mendengar suara bening yang ada dibelakang punggungnya. Refleks ia kembali menghapus ujung matanya yang terasa hangat dan lembab sebelum akhirnya memutuskan untuk membalikkan tubuhnya kearah asal suara yang sangat dikenalinya itu.

Risya Afifah Wijaya, mereka semua memanggil gadis itu dengan panggilan Riri.

Adiknya itu adalah seorang gadis belia yang cantik, ceria dan manja. Tahun ini umurnya baru menginjak delapan belas tahun.

Riri nampak berdiri dihadapan Rei dengan wajah bingung. "Tuh kan.. kak Rei menangis.. uppss.."

"Sssssttt.."

Rei langsung membekap mulut Riri, sang adik, yang baru saja terhenyak melihat pemandangan wajah Rei yang agak sembab.

Tanpa mempedulikan pemberontakan kecil Riri, Rei bahkan telah menyeret tubuh mungil Riri, membawanya kembali kekamar dengan nuansa hello kitty miliknya.

"Kak Rei apa-apaan sih?" protes Riri begitu terbebas dari bekapan tangan lebar milik Rei.

"Siapa suruh kamu berisik sekali.."

"Memangnya ada apa? kenapa kak Rei menangis? mommy kenapa, kak..?"

Pertanyaan beruntun Riri dibalas Rei dengan kibasan tangan yang acuh. Rei malah menghempaskan tubuhnya keatas kursi belajar milik Riri dengan wajah ditekuk.

Riri yang melihat Rei yang terpekur sontak terdiam. Akhirnya ia memilih ikut menghempaskan tubuhnya, duduk dipinggiran ranjangnya yang empuk sambil menatap Rei yang wajahnya terlihat kusut masai.

Sejujurnya meskipun Riri tidak terlalu mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi tapi lebih kurangnya ia bisa memahami mengapa kakaknya terlihat gegana, alias gelisah, galau, merana.

Yang Riri tau selama ini Rei telah memiliki kekasih yang bernama Liliyana, tapi entah kenapa tiba-tiba kemarin daddy dan mommy malah pergi ke Panti Asuhan Permata Hati untuk melamar Nisa.

Belum lagi tadi siang Seiyna mengatakan kepadanya bahwa hubungan persahabatan Rei dengan kakaknya Sean telah memburuk. Membuat Riri semakin bingung ada apa sebenarnya?

Seiyna hanya mengatakan bahwa semua itu ada hubungannya dengan Liliyana.. tapi Seiyna juga bahkan tidak tau dengan pasti sebab musababnya.

Tentu saja, semua itu karena Seiyna sama seperti dirinya. Mereka berdua masih dianggap bocil oleh semua orang sehingga tidak pernah dilibatkan dalam pembicaraan orang dewasa, selain jika mereka berusaha mencuri dengar pembicaraan.

"Jadi benar besok kak Rei akan menikah dengan kak Nisa?" tanya Riri hati-hati.

Mendengar pertanyaan itu Rei membisu, tidak berniat meladeni rasa keingintahuan Riri.

"Tapi aku senang kalau kak Rei menikahi kak Nisa. Kak Nisa baik, ramah.. pintar masak dan bikin kue.." kemudian ia mengerling sejenak kearah Rei yang terlihat masih betah membisu, berkutat dengan lamunannya sendiri. "Daripada kak Liliyana.. bisanya hanya minta ini itu sama kakak.."

"Ssstt.. bocah, sudah diam, jangan berisik lagi. Aku pusing dengernya.." ujar Rei sambil memijit area belakang lehernya yang terasa pegal karena terlalu banyak fikiran.

Riri mencebik mendengar respon Rei seperti yang sudah-sudah, yang selalu saja menganggap dirinya bocah. Namun rasa penasarannya tidak bisa berhenti sampai disitu saja karena pada akhirnya Riri kembali menanyakan sesuatu.

"Kata Seiyna, kakak berantem dengan kak Sean karena kak Liliyana. Apa benar, kak?"

Lagi-lagi membisu.

"Ternyata sepertinya memang benar.. karena sekarang saja kak Rei enggan menjawab.."

"Riri.." tegur Rei kepada Riri yang nekad terus bicara meskipun tak sedikit pun Rei meladeninya.

XXXXX

"Sean, kenapa kamu keras kepala sih? kan sudah mommy bilang kalau hari ini kita semua harus pergi tanpa terkecuali.."

"Bukan keras kepala, momm.. tapi sudah jelas-jelas hubunganku dengan Rei sedang memburuk. Kalau aku nekad datang, aku takut akan membuat Rei kesal dan berpengaruh pada jalannya akad nikah nanti.."

Arini terdiam. Dalam hati ia juga akhirnya ikut membenarkan ucapan Sean. Putra sulungnya itu bahkan terlihat memendam kesedihan saat mengatakan semuanya karena bagaimana pun Sean dan Rei telah berteman bahkan disaat mereka masih sangat kecil.

"Biarkan saja, sayang. Mungkin ucapan Sean ada benarnya. Berikan dulu Rei waktu.." Tian akhirnya turun tangan untuk melerai perdebatan kecil ibu dan anak itu, yang dipicu karena penolakan Sean yang memilih tidak datang menghadiri akad nikah Rei dan Nisa di pagi ini.

"Hhhh.. baiklah kalau begitu.." ucap Arini lagi, dengan berat hati akhirnya ia memutuskan untuk mengalah dan beranjak keluar dari pintu kamar Sean.

Sejujurnya keadaan Rei dan Sean saat ini membuat Arini sangat sedih, mengingat sejak dulu Tian dan Rico bahkan tidak pernah berselisih paham seperti ini. Entah kenapa hubungan persahabatan Rei dan Sean malah begitu cepat retak, hanya karena wanita bernama Liliyana.

'Langkah Meta sudah sangat tepat dengan menjauhkan Liliyana dan menikahkan Rei dan Nisa secepatnya..'

Gumam Arini dalam hati.

"Mom, kita berangkat sekarang kan..?"

Seiyna Arianti Djenar, putri bungsunya yang telah lebih dulu menunggu di teras itu bersama Bima, terlihat cantik.

"Mommy.. kak Sean tidak ikut yah?" tanya Seiyna lagi begitu melihat Tian yang kemudian muncul seorang diri.

Arini menggeleng. "Tidak sayang.." jawab Arini singkat.

"Biarkan saja dulu. Sean juga butuh waktu untuk menghadapi semua ini.." ucap Tian seraya mengamit bahu dua wanita cantik itu sekaligus. "Ayo, Bim.. kita berangkat sekarang.."

"Baik, pak.." jawab Bima dengan takjim, yang kemudian berjalan lebih dahulu kearah mobil yang telah terparkir, siap mengantar sang majikan kerumah keluarga Wijaya.

.

.

.

Bersambung..

Support Rei yah.. 🤗

Thx and Lophyuu all.. 😘

Terpopuler

Comments

SyaMeera

SyaMeera

Nanti Rei bakal cinta sama Nisa

2021-08-21

2

Reni giany

Reni giany

Buat rei bucin ma Nisa ya thor..seperti daddy nya😄😄

2021-08-15

2

WiLLiAndaru's Mom

WiLLiAndaru's Mom

seruuuuuu Thorrrr..aku sukakkkkk😍😍😍

2021-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Ketahuan bermain api
2 Menantu idaman
3 Rencana licik
4 Kalimat yang sama
5 Perjanjian
6 Rencana pernikahan
7 Calon kakak ipar
8 Benda yang jatuh
9 Kesepakatan
10 Janji
11 Manekin cantik
12 Petualangan
13 Permintaan Maaf
14 Rencana bertemu Sean
15 The Reds
16 Sebuah rencana
17 Wellcome drink
18 Mulai bereaksi
19 Menggila
20 Riri tidak kembali
21 Berbohong
22 Mimpi buruk
23 Menghilangkan jejak
24 Penyesalan
25 Hari pertama di kota pertama
26 Tidak special
27 Episode yang tak lekang
28 Skandal
29 Keputusan besar
30 Menolak menikah
31 Perdebatan panjang
32 Mengalah
33 Setuju menikah
34 Menutupi kesalahan
35 Salah siapa
36 Bertemu lagi
37 Banting tangan
38 Pembicaraan absurd
39 Sah
40 Beautiful in white
41 Nothing's gonna change my love for you
42 Insiden kecil
43 Gundah
44 Mengikuti saran Mommy
45 Membuat terkesan
46 Pipi yang merona
47 Mengutarakan isi hati
48 Malam panjang tiga pria tampan
49 Pemenang
50 Terciduk terang-terangan
51 Modus
52 Waktu terus berjalan
53 Sensitive
54 Duri
55 Marah tak berdasar
56 Kebenaran yang tak berguna
57 Sok acuh
58 Sean.. bijaklah..
59 Berdebar
60 Pemberontakan
61 Rencana kejutan
62 Numpang tidur
63 Calon kehidupan
64 Berkata jujur
65 Terciduk
66 Apartemen Bima
67 Memohon ampun
68 Dengan segenap rasa
69 Kalau sudah sah
70 Hujan dan petir
71 Hilang fokus
72 Diantara badai
73 Kisah yang belum selesai
74 Semakin terikat
75 Sudah seharusnya bahagia
76 "Mampir yuk, di Novel terbaruku dan ramaikan yah ..."
77 Promo Novel terbaru: "HALLO, OM..!"
78 PROMO KARYA TERBARU
79 Hai ... Aku kembali
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Ketahuan bermain api
2
Menantu idaman
3
Rencana licik
4
Kalimat yang sama
5
Perjanjian
6
Rencana pernikahan
7
Calon kakak ipar
8
Benda yang jatuh
9
Kesepakatan
10
Janji
11
Manekin cantik
12
Petualangan
13
Permintaan Maaf
14
Rencana bertemu Sean
15
The Reds
16
Sebuah rencana
17
Wellcome drink
18
Mulai bereaksi
19
Menggila
20
Riri tidak kembali
21
Berbohong
22
Mimpi buruk
23
Menghilangkan jejak
24
Penyesalan
25
Hari pertama di kota pertama
26
Tidak special
27
Episode yang tak lekang
28
Skandal
29
Keputusan besar
30
Menolak menikah
31
Perdebatan panjang
32
Mengalah
33
Setuju menikah
34
Menutupi kesalahan
35
Salah siapa
36
Bertemu lagi
37
Banting tangan
38
Pembicaraan absurd
39
Sah
40
Beautiful in white
41
Nothing's gonna change my love for you
42
Insiden kecil
43
Gundah
44
Mengikuti saran Mommy
45
Membuat terkesan
46
Pipi yang merona
47
Mengutarakan isi hati
48
Malam panjang tiga pria tampan
49
Pemenang
50
Terciduk terang-terangan
51
Modus
52
Waktu terus berjalan
53
Sensitive
54
Duri
55
Marah tak berdasar
56
Kebenaran yang tak berguna
57
Sok acuh
58
Sean.. bijaklah..
59
Berdebar
60
Pemberontakan
61
Rencana kejutan
62
Numpang tidur
63
Calon kehidupan
64
Berkata jujur
65
Terciduk
66
Apartemen Bima
67
Memohon ampun
68
Dengan segenap rasa
69
Kalau sudah sah
70
Hujan dan petir
71
Hilang fokus
72
Diantara badai
73
Kisah yang belum selesai
74
Semakin terikat
75
Sudah seharusnya bahagia
76
"Mampir yuk, di Novel terbaruku dan ramaikan yah ..."
77
Promo Novel terbaru: "HALLO, OM..!"
78
PROMO KARYA TERBARU
79
Hai ... Aku kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!