[Author] KLAANGG!!! Bunyi sebilah pisau jatuh ke lantai keramik yang dingin, darah berceceran dimana-mana, dan sosok wanita dengan mata yang terbuka dan luka tusuk yang sangat banyak di bagian dadanya tengah terbujur kaku tak bernyawa. Hiks..Hiks.. Gadis yang menjatuhkan pisau itu mengeluarkan air matanya, menangis sejadi-jadinya, dengan kedua tangan yang gemetar dan berlumuran darah. Ia menyentuh wajahnya yang kini telah dipenuhi oleh darah wanita malang yang telah terbujur kaku itu. "A-Aku membunuhnya," gumamnya terbata.
Tubuhnya bergetar hebat, dia seakan tak percaya bahwa yang menusuk wanita malang itu sampai mati adalah dia.
"Hei berhentilah menangis, tenang lah!" ujar Yohan.
Gadis itu masih saja menangis dan ketakutan. Karena tubuhnya tak berhenti gemetar, Yohan pun mendekat dan mendekapnya.
"Tenang lah El, sudah tidak apa-apa."
Eleeya meringkuk di dekapan Yohan dengan terisak. Yohan pun mengusap lembut kepala gadis yang tengah ketakutan itu, dan tak berselang lama, gemetar nya pun mulai hilang, seperti nya Eleeya kini sudah agak tenang.
"Duduk lah disana!" ujar Yohan sambil mengandeng Eleeya agar duduk di salah satu sofa di sana. Tanpa berkata apapun, Eleeya menuruti perintah Yohan dan duduk di sofa.
"Nah minum lah ini!" Yohan memberikan Eleeya segelas air putih yang dengan cepat di teguk habis oleh Eleeya, lalu Yohan pun duduk disampingnya.
"Bagaimana perasaanmu?" tanya Yohan.
"..." Eleeya hanya diam menatapi wanita yang sudah tak bernyawa yang berada di bawahnya itu.
"Itu akan membusuk bila kita biarkan,"ujar Yohan lagi.
Eleeya menolehkan pandangan nya ke arah Yohan. 'Kau mau apa' mungkin begitulah arti dari tatapan Eleeya kepada Yohan. Pria tampan yang bertelanjang dada itu pun menghidupkan rokoknya, ia tersenyum. "Ayo kita antarkan dia kerumah barunya," ujar Yohan sambil menyeringai.
Tentu itu membuat Eleeya merinding, si gila ini mau aku berbuat apa lagi, begitulah isi pikiran Eleeya. Namun Eleeya tak bisa berbicara seperti itu, selain dia takut Yohan akan marah, kondisi mentalnya sekarang ini sangat memprihatinkan, dia baru saja menghabisi nyawa seseorang secara keji dengan tangannya sendiri. Tapi pria yang di sampingnya ini terlihat sangat santai sambil menghisap rokoknya. Dia satu-satunya orang yang membuat Eleeya terlibat hal semacam ini, namun wajahnya sama sekali tidak menunjukan rasa bersalah sedikit pun. Yohan mematikan rokoknya lalu berdiri, dia berjalan keluar ruangan sebentar lalu kembali dengan sebuah gergaji di tangannya. Eleeya mendelik melihatnya. Apa yang mau Yohan lakukan dengan alat itu, itu sebuah gergaji untuk memotong tulang dan daging hewan bukan? Lalu kenapa dia membawa-bawa alat itu kesini? Batin Eleeya.
Yohan memakai sebuah apron dan sarung tangan lalu memberikan nya juga kepada Eleeya. Dengan wajah yang bingung, Eleeya menerima apron dan sarung tangan itu sembari menatapnya.
"Pakai! Kenapa hanya kau lihat saja?" ujar Yohan.
Tanpa pikir panjang, Eleeya pun langsung memakai apron itu dan sarung tangan yang telah di berikan oleh Yohan. Terlihat Yohan tengah berjongkok menghadap mayat si wanita malang itu, tak lama ia menoleh ke arah Eleeya dan itu sempat membuat Eleeya tersentak kaget. "Kemarilah!" ajak Yohan. Dengan ragu-ragu Eleeya pun berjalan mendekat, ia pun ikut berjongkok di samping Yohan. Mereka seakan sedang sibuk menatapi si mayat wanita yang sangat mengenaskan itu.
"Nah potong pergelangan kakinya menggunakan ini," ujar Yohan sambil memberikan Eleeya gergaji yang tadi.
Apa? Eleeya membulatkan kedua matanya, seakan tak percaya atas apa yang di perintahkan Yohan, memotong kaki wanita ini? Itu maksudnya dia menyuruh Eleeya memutilasi wanita yang sudah mati ini kan? Eleeya terdiam sembari memikirkan hal-hal yang tak masuk akal itu, lebih banyak ia memikirkannya, maka rasa ingin memuntahkan seluruh isi perutnya pun semakin ia rasakan.
"Mau kuajarkan?" tawar Yohan sambil tersenyum.
Eleeya memejamkan matanya, ia sudah sangat tertekan ketika mengetahui bahwa dirinya telah membunuh seseorang, lalu sekarang ia harus melakukan hal seperti ini juga?
"Aku tidak bisa! Dan tidak ingin melakukannya!" ujar Eleeya memberanikan dirinya.
"..."
Tak ada jawaban apapun dari Yohan, pria itu hanya menatap Eleeya datar, lalu tak lama kemudian ia kembali tersenyum.
"Lalu, kau ingin langsung membawanya dengan kondisi yang begini?"
Eleeya memiringkan kepala dan mengerutkan dahinya, dia sungguh tak mengerti apa yang di bicarakan oleh Yohan. Namun sepertinya bila dia mengatakan ya, mungkin Yohan akan menghentikan aksi gilanya ini. Tanpa tau apapun, Eleeya mengangguk-anggukan kepalanya. Terlihat Yohan menggaruk-garuk kepalanya menggunakan jari telunjuknya.
"Baik... Baik, sebenarnya ini akan memakan tempat yang lebih besar, tapi karena kau yang meminta maka itu tak masalah," ujar Yohan.
"Nah, seluruh darahnya akan aku bersihkan. Jadi bisakah kau melapisi seluruh tubuhnya dengan lakban ini?" pinta Yohan sembari memberikan lakban bening pada Eleeya. Dengan penuh rasa bingung seakan menjadi orang idiot, Eleeya melakukan apa yang diminta Yohan. Seluruh tubuh wanita itu kini sudah dilapisi dengan lakban, Yohan pun beranjak dan menyeretnya.
"Ayo El!" ajaknya.
Eleeya yang sangat bingung dengan situasi saat ini hanya bisa ikut berdiri dan mengekori Yohan yang sedang membawa mayat itu, dan tak lama, Eleeya sadar kalo ini jalan menuju kebun milik Yohan.
"Huh, wanita ****** ini berat juga rupanya," ujar Yohan mengelap keringat yang berada di dahinya.
"K-kita mau a-apa disini?" tanya Eleeya ragu-ragu.
Yohan menoleh ke arah Eleeya dan menyunggingkan senyumnya yang menawan. "Menguburnya. Memangnya apalagi?"
Eleeya menelan salivanya kasar, kini keringatnya mengucur dengan derasnya, padahal udara hari itu terasa sangat dingin, Eleeya hanya diam saja ketika melihat Yohan tengah sibuk membuat satu lubang untuk mengubur wanita itu.
"Nah, segini sepertinya cukup."
Eleeya mendongakkan dagunya sebentar untuk mengintip sedikit lubang yang telah di gali oleh Yohan, lalu Yohan pun mengangkat tubuh si wanita itu dan meletakkannya kedalam lubang itu, setelah selesai ia menimbunnya kembali hingga semuanya tertutup.
"Akhirnya selesai," ujar Yohan melebarkan senyumnya sambil berkacak pinggang. Eleeya yang masih saja memilih diam itu melihat lagi sekeliling kebun itu, baginya kebun ini adalah kuburan massal, walaupun sebenarnya kebun ini sangat lah indah, tetapi Eleeya tau, di balik keindahannya ini tersimpan sesuatu yang sangat mengerikan dan menakutkan untuk di pikirkan.
"Rasa nya menyenangkan bukan?" ujar Yohan sambil tersenyum puas.
"..."
"Bagaimana kalau kita rayakan dengan meminum alkohol?" Ajak Yohan.
"Ah, aku tak bisa minum alkohol." Eleeya menggerak-gerakan tangannya.
"Huh, benarkah? Tapi aku sedang ingin minum. Ayolah, aku sedang senang sekarang jadi temani aku minum, oke?" ujar Yohan dengan sedikit penekanan.
"B-baiklah," jawab Eleeya pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
🌸💫Dhaniatree🔥🌻
menyambut anggota psiko yang baru nih
2021-12-04
0
IG: @rossy_dildara
lanjut, semangat ❤️
2021-11-21
0
Lita
tegang ceritanya seru,,,
2021-11-14
0