Chapter 14 : Permintaan maaf Yohan

Kami berdua terengah-engah dengan keringat yang membanjiri tubuh kami. Yohan sangat tidak tau kapan ia harus berhenti, rasanya aku hampir pingsan. Aku kembali melirik kesampingku, sekarang mayat itu tak lagi menakutkan seperti pertama kali aku melihatnya.

"Haha, itu sangat luar biasa!"

"..."

"Nah mari mandi bersama!" ajaknya.

Aku menganggukan kepalaku, lalu ia pun mengendongku ke kamar mandi. Kami berendam bersama dalam satu bathub dan saling berhadapan, itu membuatku malu sejujurnya.

"Apa yang membuatmu malu? Aku sudah melihat setiap inci dari tubuhmu."

Sejujurnya perkataan Yohan itu membuatku menjadi lebih malu. Dia menatapku sedari tadi dan tatapannya mulai menjadi aneh sekarang. Apa ada sesuatu yang salah? Apakah aku telah melakukan kesalahan? Aku mulai berpikir karena Yohan menatapku dengan tatapan datar dan dingin.

"Jadi, apa yang salah pada kehidupanmu?"

"Maaf?"

"Kau tampak sangat takut dan gelisah ketika bertemu dengan pria mati itu."

Hah? Pria mati, Cedric? Apa dia menyadarinya? Tapi, dia benar. Aku memang gelisah dan takut karena Cedric berteman dengan Leo. Dia sedikit banyak tau kalau aku sering di perlakukan tidak wajar oleh keluarga itu. "T-Tidak ada yang salah," jawabku ragu. Dapat kulihat, tatapan Yohan kini berubah menyeramkan, apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Apa aku terlihat seperti orang idiot?"

Aku tersentak. "Ah, tentu saja tidak, bukannya begitu, aku-"

"Bukankah orang akan berbohong pada orang yang idiot? Nah kau harus mengerti kalau aku ini bukanlah idiot,"

Aku takut sekarang, disamping itu tubuhku lelah dan kedinginan.

"Ceritakan semua nya padaku, El."

"..."

"Aku menunggu."

Aku sangat ragu untuk menceritakan semua yang ku alami pada orang lain, aku saja tidak pernah cerita semua nya pada kak Rui, tapi sekarang disini aku menceritakan semuanya pada Yohan. "Jadi begitu lah yang ku alami. Itu membuatku depresi, aku sungguh tak bisa melawannya, aku sangat takut."

"..."

Dia tak merespon? Apa dia merasa kasihan padaku sekarang?

"El, yang benar saja?"

"Huh?"

"Sedari tadi aku menunggu kau mengatakan kalau kau telah membunuh pamanmu dan keluarganya. Tapi ternyata tak ada cerita seperti itu."

"A-Apa?"

"Wah wah, jadi kau bermaksud menceritakan kalau kau melakukan hubungan intim itu atas dasar suka sama suka ya?"

Apa tersentak, apa-apaan dia? Itu sama sekali tidak benar. "Tidak! Itu tidak benar, aku-"

"Apa? Kau takut? Ayolah, kau selalu memakai alasan itu."

"T-Tapi aku-"

"..."

"Yohan dengarkan aku-"

Belum sempat aku berbicara, Yohan langsung menenggelamkan kepalaku kedalam air, aku tak bisa bernafas, aku meronta-ronta tapi dia seakan tak perduli. Apa dia akan membunuhku disini.

BLUB BLUB... "Haaaaah!" Akhir nya ia melepaskanku, nafasku sesak tapi Yohan hanya menatapku dengan tatapannya yang menyeramkan. Aku menarik nafasku dan mengaturnya. Lalu, aku meneteskan air mataku, aku merasa takut, aku merasa tidak baik-baik saja sekarang. "Jangan jijik padaku, kumohon maafkan aku." Aku berusaha memegang tangannya, aku takut kalau ia akan membuangku. "Pukul aku seperti biasanya, kalau dengan memukulku kau akan lebih baik maka pukul saja."

"Jangan menyentuhku!"

"Hah?" Aku sangat terkejut saat dia membentak ku, membuat aku menangis sejadi-jadinya. Kenapa?batinku. Pikiranku sangat kalut, aku tak ingin tersiksa sendirian lagi, sekarang dia sudah tak menginginkan aku, rasanya aku akan gila. Sembari menangis tak henti-henti, tanpa sadar aku membenturkan kepalaku sendiri di sudut bathub berkali-kali, hingga darah keluar sangat banyak, air mandi yang bening itu kini berubah jadi merah, hal itu membuat kami berendam dengan air darah karenanya.

"Hei apa yang kau lakukan?"

Aku masih membenturkan kepalaku sendiri, dengan menjerit dan menangis sejadi-jadinya.

"Itu berisik, hentikan lah!"

Aku tetap tak memperdulikannya, sampai pada akhirnya aku merasa pusing dan pandanganku gelap, aku sudah sampai batasanku, lalu aku tak sadarkan diri.

[Author] "Hei, apa kau sudah selesai? Kenapa kau diam?" tanya Yohan dengan santainya. Tak ada jawaban dari Eleeya, karena ia sudah tak sadarkan diri dengan darah yang tak berhenti keluar dari kepalanya.

"Kau tak mendengarku?" ujar Yohan dengan nada emosi. Karena tetap tak mendapat jawaban, akhirnya Yohan menggerak-gerakan tubuh Eleeya dan mendapati darah yang sangat banyak keluar dari kepalanya. Yohan terlihat panik melihat begitu banyaknya darah, ia baru menyadari hal yang di lakukan Eleeya. "Darah nya banyak sekali," ujar nya.

Segera ia bergegas mengambil handuk kecil dan menempelkannya di dahi Eleeya. Ia pun lalu mengendongnya menuju kamar. Diletakkannya tubuh gadis itu di atas kasur, dan terlihat darahnya masih saja keluar.

"Kenapa darah nya banyak sekali, kau akan mati bila terus seperti ini!" ucap Yohan dengan wajah panik dan ketakutan. Yohan berjalan menghampiri lemarinya dan ia pun mencari pakaian untuk ia kenakan. Dengan mata sayunya, ia melihat kearah loteng sebentar. Kemudian mengambil peralatan P3K, dengan hati-hati ia membersihkan darah di sekujur tubuh Eleeya, diberinya obat lalu membungkus luka di dahinya dengan kassa.

"Kau tidak akan mati bila begini kan?" ujarnya. Yohan pun mengambil beberapa pakaian dan memakaikannya kepada Eleeya, setelah selesai ia menyelimuti tubuh gadis itu dan menggosok kepalanya secara perlahan. Yohan menatapi gadis itu dan air matanya menitik, lalu lagi-lagi ia menatap loteng kamarnya dan memegang kepalanya. Dia terlihat sangat depresi. Ia melihat tangannya yang masih terdapat bekas-bekas darah. "Aku tidak ingin seperti dia, apa yang telah aku lakukan?" gumamnya.

"Ngh," Eleeya mengerang pelan. Yohan menatap gadis yang tengah berbaring itu.

"Ah, aku tak boleh berisik disini. Itu akan membangunkannya," ujarnya sambil berlalu dari kamar itu.

Yohan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang di penuhi oleh darah, sesekali ia menghela nafasnya, dan ia mulai membersihkannya. Setelah selesai membersihkan kamar mandinya, dia pun pergi ke ruang tamu. Dia menatap mayat Cedric sebentar, dan dengan tatapan yang kosong, ia menyeret Cedric menjauh dari sana.

*

Keesokan pagi nya, Eleeya terbangun dengan sakit yang di rasakan di seluruh tubuhnya, terutama bagian kepala dan di bawahnya.

Ia mengingat-ingat kejadian semalam lalu kembali menangis. Eleeya mengusap-usap matanya yang berlinangan air mata lalu merangkak keluar dari kamar. "Aku merasa lapar," gumamnya.

Eleeya berusaha berdiri dengan memegang dinding rumah itu, dan dia berhasil. Eleeya mulai berjalan menggerakan kakinya sedikit demi sedikit walau harus menempel pada dinding, tapi sepertinya hal itu lebih baik ketimbang dia harus merangkak selamanya. Ketika ia sampai di dapur, ia terkejut mendapati Yohan tengah duduk di meja makan sambil menikmati sarapannya. Mereka saling berhadapan sekarang. Eleeya nampak kaget karena teringat kejadian semalam yang membuatnya sulit untuk melihat wajah Yohan sekarang. Yohan yang melihat Eleeya pun langsung berdiri mendekat dan memapah Eleeya untuk duduk di kursi.

"Kau lapar ya?" tanya Yohan.

Eleeya hanya menganggukan kepalanya. Yohan tersenyum dan memberikannya semangkuk nasi goreng dan segelas susu.

"Makanlah! Kali ini aku yang memasaknya."

Eleeya tak menjawabnya namun ia mulai menyendokkan makanan itu kemulutnya. Setelah semua yang ia alami, ia merasa sangat lapar sekarang.

"Maafkan aku. Aku tak merasa kalau kau menjijikan," ujar Yohan tiba-tiba.

Mendengar perkataan Yohan, Eleeya hanya bisa tercengang dan menatap Yohan dengan mata berkaca-kaca. Lalu ia meneruskan sarapannya sambil meneteskan air mata.

"Kau benar, itu bukan salahmu. Kau hanya takut pada saat itu, aku mengerti. Kau hanyalah korban," ucap Yohan.

"Jadi kau masih menerimaku?" tanya Eleeya.

"Tentu saja, sudah kubilang kalau kita harus bersama selamanya." jawab Yohan tersenyum lebar.

Itu membuat Eleeya senang dan lega, ia pun menghabiskan sarapannya dengan lahap sekarang.

"Ini masih pagi. Kau istirahat saja, aku akan ke kampus sebentar. Siang nanti aku akan memperlihatkan padamu kebun belakang rumahku," ujar Yohan.

"Kau punya kebun?" tanya Eleeya heran.

"Iya, itu kebun kesayangan ibuku. Kau belum pernah melihatnya, kan?"

Eleeya menganggukan kepalanya, heran juga sudah dua bulan dia berada disini tapi dia tak mengetahui hal itu. Tapi wajar saja, Eleeya pun tak pernah kebelakang rumah semenjak tinggal disini, yang dia singgahi hanyalah kamarnya, dapur, ruang tamu dan gudang bawah tanah.

"Tunggu saja. Akan segera ku perlihatkan. Baiklah aku akan pergi, baik-baik dirumah," ujar Yohan sambil berlalu pergi meninggalkan Eleeya yang masih duduk di meja makan.

Terpopuler

Comments

🌸💫Dhaniatree🔥🌻

🌸💫Dhaniatree🔥🌻

😭😭😭😭kesian km eleeyaa

2021-12-04

0

karya rai

karya rai

Selalu deg degan baca bagian Yohan, soalnya semua yang ia lakuin itu kelewatan dan mengagetkannnn

2021-12-03

0

~🌹eveliniq🌹~

~🌹eveliniq🌹~

lanjut Thor

2021-11-14

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Gadis yang aneh
2 Chapter 2 : Cinta dan Masa lalu
3 Chapter 3 : Akhirnya bertemu
4 Chapter 4 : Sesuatu yang aneh
5 Chapter 5 : Diculik
6 Chapter 6 : Aku tidak mau mati
7 Chapter 7 : Karena aku mencintaimu
8 Chapter 8 : Rencana untuk kabur
9 Chapter 9 : Tempatmu adalah bersamaku
10 Chapter 10 : Petak umpet
11 Chapter 11 : Sisi nya yang lembut
12 Chapter 12 : Sisinya yang lembut(part 2)
13 Chapter 13 : Pengalaman luar biasa
14 Chapter 14 : Permintaan maaf Yohan
15 Chapter 15 : Pertemuan pertama Yohan & Rui
16 Chapter 16 : Kebun
17 Chapter 17 : Mimpi buruk Eleeya
18 Chapter 18 : Kuburan massal
19 Chapter 19 : Alkohol
20 Chapter 20 : Investigasi
21 Chapter 21 : Investigasi (Part 2)
22 Chapter 22 : Investigasi (part 3)
23 Chapter 23 : Cemburu
24 Chapter 24 : Dilema
25 Chapter 25 : Rasa curiga yang timbul
26 Chapter 26 :Bumerang
27 Chapter 27 : Rui vs Yohan
28 Chapter 28 : Isi hati Rui
29 Chapter 29 :Apakah dia berniat membunuhku?
30 Chapter 30 : Pertemuan yang tak disangka
31 Chapter 31 : Aku jatuh cinta
32 Chapter 32: Yohan Alcester Ronstar (part 1)
33 Chapter 33: Yohan Alcester Ronstar (part 2)
34 Chapter 34: Flashback (Part 1)
35 Chapter 35: Flashback (part 2)
36 Chapter 36: Kecelakaan
37 Chapter 37 : Terlibat perkelahian
38 Chapter 38: Dimulainya penyelidikan
39 Chapter 39 : Kebohongan
40 Chapter 40 : Failed!
41 Chapter 41 : Aku takut kau mengkhianatiku
42 Chapter 42 : Tanda Hati
43 Chapter 43 : Menjalin pertemanan
44 Episode 44 : Menduga-duga
45 Chapter 45 : Hadiah spesial
46 Chapter 46 : Hadiah spesial (Part 2)
47 Chapter 47 : Aku rindu padanya
48 Chapter 48: Jangan menangis
49 Chapter 49 : Perubahan besar
50 Chapter 50: Kesalahpahaman
51 Chapter 51: Kesalahpahaman (part 2)
52 Chapter 52 : Berita kematian
53 Chapter 53 : Tertekan
54 Chapter 54 : Terbukti (Part 1)
55 Chapter 55 : Terbukti (Part 2)
56 Chapter 56 : Perkelahian lagi
57 Chapter 57 : Bukti Kuat
58 Chapter 58 : Penangkapan Yohan
59 Chapter 59 : Kehilangan terbesar
60 Chapter 60 : Menerima kenyataan (END SEASON 1)
61 Extra Chapter (WARNING SPOILER )
62 EXTRA CHAPTER : WARNING SPOILER
63 Chapter 61 S2 : Prolog
64 Chapter 62 S2 : Pemikiran yang berbeda
65 Chapter 63 S2 : Pertemuan (Part 1)
66 Chapter 64 : Pertemuan (Part II)
67 Chapter 65 S2 : A Married Man
68 Chapter 66 S2 : Obsesi Elisa
69 Chapter 67 S2 : Kehamilan
70 Chapter 68 S2 : Aku tidaklah gila!
71 Chapter 69 S2 : Crazy Obsession (Part I)
72 Chapter 70 S2 : Crazy Obsession (Part II)
73 Chapter 71 S2 : Good Old fashion Loverboy
74 Chapter 72 S2 : WAHANA
75 Chapter 73 S2 : Ini menyesakkan
76 Chapter 74 S2 : Pertengkaran
77 Chapter 75 S2 : Interogasi
78 Chapter 76 S2 : Maaf?
79 Chapter 77 S2 : Jangan pancing monster dalam diriku
80 Chapter 78 S2 : Upaya kabur
81 Chapter 79 S2 : Jangan mati dulu
82 Chapter 80 S2 : Tak bisa diselamatkan
83 Chapter 81 S2 : Menemui Elisa
84 Chapter 82 S2 : Racun
85 Chapter 83 S2 : Alasan membenci (Part 1)
86 Chapter 84 S2 : Alasan membenci (Part 2)
87 Chapter 85 S2 : Nyaris mati
88 Chapter 86 S2 : Hal tak terduga
89 Chapter 87 S2 : William Abigail Tan (Part 1)
90 Chapter 88 S2 : William Abigail Tan (Part 2)
91 Chapter 89 S2 : Epilog
92 Chapter 90 S2 : SST...Ini Rahasia (TAMAT)
93 Side Story (part bonus)~
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1 : Gadis yang aneh
2
Chapter 2 : Cinta dan Masa lalu
3
Chapter 3 : Akhirnya bertemu
4
Chapter 4 : Sesuatu yang aneh
5
Chapter 5 : Diculik
6
Chapter 6 : Aku tidak mau mati
7
Chapter 7 : Karena aku mencintaimu
8
Chapter 8 : Rencana untuk kabur
9
Chapter 9 : Tempatmu adalah bersamaku
10
Chapter 10 : Petak umpet
11
Chapter 11 : Sisi nya yang lembut
12
Chapter 12 : Sisinya yang lembut(part 2)
13
Chapter 13 : Pengalaman luar biasa
14
Chapter 14 : Permintaan maaf Yohan
15
Chapter 15 : Pertemuan pertama Yohan & Rui
16
Chapter 16 : Kebun
17
Chapter 17 : Mimpi buruk Eleeya
18
Chapter 18 : Kuburan massal
19
Chapter 19 : Alkohol
20
Chapter 20 : Investigasi
21
Chapter 21 : Investigasi (Part 2)
22
Chapter 22 : Investigasi (part 3)
23
Chapter 23 : Cemburu
24
Chapter 24 : Dilema
25
Chapter 25 : Rasa curiga yang timbul
26
Chapter 26 :Bumerang
27
Chapter 27 : Rui vs Yohan
28
Chapter 28 : Isi hati Rui
29
Chapter 29 :Apakah dia berniat membunuhku?
30
Chapter 30 : Pertemuan yang tak disangka
31
Chapter 31 : Aku jatuh cinta
32
Chapter 32: Yohan Alcester Ronstar (part 1)
33
Chapter 33: Yohan Alcester Ronstar (part 2)
34
Chapter 34: Flashback (Part 1)
35
Chapter 35: Flashback (part 2)
36
Chapter 36: Kecelakaan
37
Chapter 37 : Terlibat perkelahian
38
Chapter 38: Dimulainya penyelidikan
39
Chapter 39 : Kebohongan
40
Chapter 40 : Failed!
41
Chapter 41 : Aku takut kau mengkhianatiku
42
Chapter 42 : Tanda Hati
43
Chapter 43 : Menjalin pertemanan
44
Episode 44 : Menduga-duga
45
Chapter 45 : Hadiah spesial
46
Chapter 46 : Hadiah spesial (Part 2)
47
Chapter 47 : Aku rindu padanya
48
Chapter 48: Jangan menangis
49
Chapter 49 : Perubahan besar
50
Chapter 50: Kesalahpahaman
51
Chapter 51: Kesalahpahaman (part 2)
52
Chapter 52 : Berita kematian
53
Chapter 53 : Tertekan
54
Chapter 54 : Terbukti (Part 1)
55
Chapter 55 : Terbukti (Part 2)
56
Chapter 56 : Perkelahian lagi
57
Chapter 57 : Bukti Kuat
58
Chapter 58 : Penangkapan Yohan
59
Chapter 59 : Kehilangan terbesar
60
Chapter 60 : Menerima kenyataan (END SEASON 1)
61
Extra Chapter (WARNING SPOILER )
62
EXTRA CHAPTER : WARNING SPOILER
63
Chapter 61 S2 : Prolog
64
Chapter 62 S2 : Pemikiran yang berbeda
65
Chapter 63 S2 : Pertemuan (Part 1)
66
Chapter 64 : Pertemuan (Part II)
67
Chapter 65 S2 : A Married Man
68
Chapter 66 S2 : Obsesi Elisa
69
Chapter 67 S2 : Kehamilan
70
Chapter 68 S2 : Aku tidaklah gila!
71
Chapter 69 S2 : Crazy Obsession (Part I)
72
Chapter 70 S2 : Crazy Obsession (Part II)
73
Chapter 71 S2 : Good Old fashion Loverboy
74
Chapter 72 S2 : WAHANA
75
Chapter 73 S2 : Ini menyesakkan
76
Chapter 74 S2 : Pertengkaran
77
Chapter 75 S2 : Interogasi
78
Chapter 76 S2 : Maaf?
79
Chapter 77 S2 : Jangan pancing monster dalam diriku
80
Chapter 78 S2 : Upaya kabur
81
Chapter 79 S2 : Jangan mati dulu
82
Chapter 80 S2 : Tak bisa diselamatkan
83
Chapter 81 S2 : Menemui Elisa
84
Chapter 82 S2 : Racun
85
Chapter 83 S2 : Alasan membenci (Part 1)
86
Chapter 84 S2 : Alasan membenci (Part 2)
87
Chapter 85 S2 : Nyaris mati
88
Chapter 86 S2 : Hal tak terduga
89
Chapter 87 S2 : William Abigail Tan (Part 1)
90
Chapter 88 S2 : William Abigail Tan (Part 2)
91
Chapter 89 S2 : Epilog
92
Chapter 90 S2 : SST...Ini Rahasia (TAMAT)
93
Side Story (part bonus)~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!