Chapter 9 : Tempatmu adalah bersamaku

Aku merasakan seseorang meneriaki namaku, seingatku aku sedang tertidur, apa ini mimpi?

"Eleeya.. Eleeya!"

Ah, suara yang sangat familiar, tapi siapa? Aku berusaha mengingat dengan mata yang masih tertutup.

"ELEEYA!"

Aku tersentak dan segera membuka mataku.

"Hah, akhirnya kau bangun juga, cepatlah mandi, aku punya tugas untukmu,"

Tugas apa yang ia maksud? Dengan terpaksa aku menggerakan tubuhku menuju kamar mandi. Sudah hampir satu bulan kakiku rasanya sudah bisa digerakan walau hanya sedikit. Sejujur nya Yohan merawat lukaku dengan baik walaupun pelaku utama penyebab lukaku adalah dia. Dengan pelan aku menggerakan tangan dan tubuhku untuk mencapai kamar mandi, sebenar nya aku masih mengantuk, rasanya kondisiku ini belum sadar sepenuhnya. Seperti nya melihatku yang bergerak dengan lamban ini membuat Yohan kesal. Dengan cepat, ia langsung menggendongku kasar dan meletakkan aku di bathtub. Dia menyiramku dengan air, lalu memberi shampo di rambutku.

"Nah kau bisa melakukan nya sendiri,"

Dia melenggang pergi setelah itu. Kupikir dia akan memandikan aku sampai selesai. Ah, apa yang aku pikirkan, rasa nya hanya aku disini yang berpikiran mesum. Sambil menggosok-gosok rambutku, aku tenggelam dalam pikiran ku sendiri.

"Hei, kau belum selesai?"

"Ah?"

Aku sedang melamun tadi, apa aku terlalu lama? Bahkan aku belum selesai keramas rambut. Yohan jalan mendekat lalu menyiram air di kepalaku, ia juga menyodorkan sikat gigi untuk ku dan aku melakukan apa yang disuruh nya tanpa berbicara apapun. Setelah selesai dia melemparkan handuk kepadaku beserta pakaian.

"Keringkan dirimu dan pakai itu!"

Aku hanya mengangguk dan menatap pakaian ini. Ini seperti sebuah daster? Biasa nya Yohan memberiku pakaian nya yang tak terpakai, jelas itu pakaian laki-laki berbeda dengan yang ini. Tanpa aku pikirkan lagi aku pun memakainya.

Aku terseok-seok keluar dari kamar mandi dan mendapati Yohan sudah menungguku.

"Woah, lihat ini!" ujar Yohan melipat kedua tangannya dan menatap penampilanku.

"..."

"Kau seperti ****** kampung,"

"****** kampung?"

"Sudah kuduga, kau cocok dengan pakaian itu. Kau terlihat persis seperti wanita itu, aku menyukainya,"

Siapa wanita yang dia maksud? Ibunya? Aku tidak tau, yang terlihat sekarang hanyalah Yohan yang sedang mengekspresikan wajah lega. Entah apa yang membuat nya begitu lega saat itu. Dengan tersenyum, Yohan memeluk pinggangku.

"Aku sungguh merindukanmu,"

"Eh?"

Apa dia menganggap aku sebagai ibunya? Aku membenci hal ini. Tapi, tingkah lakunya yang seperti ini membuat aku sedikit senang. Aku memberanikan diri untuk mengusap kepalanya, sambil bergelayut di pinggangku itu kurasa dia pun menikmati nya. Setelah beberapa saat, dia pun mengajak aku ke dapur. Apa yang harus aku lakukan disini pikirku.

"Nah, sekarang tugasmu adalah memasak untukku,"

Bagaimana caranya aku bisa memasak, aku bahkan belum bisa sepenuhnya berdiri dengan kakiku yang seperti ini. Aku menatapnya bingung, sementara dia mengalihkan pandangannya.

"Oh benar, aku baru ingat."

Yohan seperti teringat sesuatu hal lalu tiba-tiba ia pergi begitu saja. Aku masih terdiam di dapur dan berpikir apa yang harus di lakukan. Tak lama Yohan pun tiba dengan sesuatu yang di sembunyikan di belakang tubuhmya.

"Aku punya sesuatu untukmu El, tara..."

Dengan bersemangat Yohan mengeluarkan sesuatu yang tadi dia sembunyikan. Dan ternyata itu adalah sebuah tongkat jalan untuk ku. Yohan selama ini ternyata juga memikirkan soalku. Dia membantuku berdiri dan memakai tongkat itu, lalu kembali ia menatapku seolah ingin menilai penampilanku saat ini.

"Mm tidak buruk,"

"..."

"Sekarang kau telah siap memasak makan siang untuk kita,"

Aku hanya menganggukan kepalaku, selagi aku memasak, Yohan menunggu dimeja makan dan memperhatikanku sambil tersenyum, tapi senyum itu menakutkan bagiku. Dengan gemetar aku melanjutkan pekerjaanku, hingga akhirnya sebuah masakan pun telah selesai. Aku menghidangkan masakan itu ke meja makan tempat Yohan menunggu.

"Woah, ini terlihat enak. Ayo kau juga harus makan bersamaku,"

Awal nya aku ragu apakah aku memang diperbolehkan untuk makan satu meja dengan nya, tapi karena dia sudah berkata seperti itu, mau tak mau aku pun duduk dan menikmati makan siang bersamanya. Suasananya sangat canggung, kami berdua diam saja sampai akhir makan siang.

"Ah, aku kenyang. Masakanmu sangat enak, kau sangat cocok menjadi istriku,"

Ucapan Yohan itu membuat wajah ku panas, aku pun menjadi malu karena pernyataan itu.

"Wajahmu memerah lagi, apa hanya itu yang bisa kau lakukan?"

Ah, selalu saja begini. Kenapa wajahku jadi memerah ketika aku merasa malu, aku jadi merasa menyedihkan.

"Baiklah, aku akan ke kampus. Seperti biasa, jaga rumah ini,"

Aku menganggukan kepalaku tanpa menjawab nya, sepertinya aku mulai terbiasa tinggal disini, itulah yang aku pikirkan sekarang ini. Rutinitasku selama tinggal disini adalah membersihkan setiap ruangan disini kecuali kamarnya, dan sekarang pekerjaanku bertambah yaitu memasak. Mulai sekarang aku bisa berjalan pelan dibantu dengan tongkat pemberian Yohan ini, tanpa aku harus terseok-seok di lantai lagi. Setiap hari ketika aku sendirian, aku selalu berpikir untuk kabur dari sini, tapi keadaanku sangat tidak memungkinkan. Dan sekarang sudah berbeda, Yohan memberiku tongkat jalan ini, mungkin aku bisa kabur sungguhan sekarang. Aku duduk dengan jarak satu meter dari pintu, ini adalah jarak pembatas yang telah di tentukan oleh Yohan waktu itu, dan aku tak boleh melewati nya. Sudah sekitar satu jam aku duduk disini memikirkan hal itu, Yohan pun sudah dua jam yang lalu pergi ke kampus, dan dua jam lagi dia baru akan kembali kesini.

Aku menarik nafasku dalam-dalam dan mengeluarkan nya.

Ini adalah kesempatanku, bila aku lewatkan maka tidak tau kapan aku akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi. Dengan pelan aku mendekati pintu, dan membuka nya.

Mata ku berbinar melihat senja, matahari yang bersinar terang dan angin yang berhembus, sudah lama aku tak menghirup udara kebebasan seperti ini. Dengan bersemangat aku melangkah kan kakiku, terdengar suara kicauan burung dan juga bunyi siulan? Siulan siapa? Bunyi siul yang menyerupai nada lagu Queen. Lagu yang seringkali aku dengar ketika didalam rumah ini.

Perasaanku tidak enak, aku menoleh kesamping dan benar dugaanku. Yohan tengah duduk menikmati rokok nya sambil bersiul. Dia seakan tak memperdulikan aku, tapi aku tau ini sangat tidak bagus untukku bahkan bila aku bergerak sedikit saja. Terlihat Yohan menikmati hisapan terakhir di rokoknya lalu menginjaknya.

"Hah, pada akhirnya kau pun ingin meninggal kan aku,"

"Yo..han."

Aku mengucapkan namanya dengan terbata, rasanya aku akan pipis di celana saking takut nya dengan situasi ini.

"Jadi bagaimana kau akan mempertanggung jawabkan perkataanmu soal mencintaiku El?"

"..."

Aku berdiri dengan seluruh tubuh yang bergetar, apa aku harus kembali lagi kedalam rumah itu, tapi ini kesempatanku untuk kabur, aku sudah sampai sini, aku akan mati bila kembali ke dalam. Dengan langkah gontai aku pun pergi menjauh dari Yohan, terlihat Yohan hanya menatapku dengan bingung. Aku harus pergi, aku harus pergi. Sedikit lagi, dan akhir nya aku pun keluar dari halaman rumah itu. Kulihat Yohan mengikutiku, tapi aku sudah bekerja keras mengerahkan seluruh tenagaku untuk kabur sejauh mungkin dari Yohan, hingga akhirnya aku tersandung dan terjatuh. Aku menangis sejadi-jadi nya ketika Yohan berusaha mengendongku dan membawaku kembali.

"Tidak, lepaskan aku! Tolong, kumohon tolong aku, siapapun tolong aku!"

Aku berteriak sekuat tenaga, berharap seseorang mendengarku dan menolongku, tapi tak ada satupun orang disana, sepi, sunyi seperti tempat yang ditinggalkan. Aku meronta-ronta hingga akhirnya aku terjatuh dari gendongannya. Aku terseok-seok di tanah dengan perasaan ingin kabur yang menyeruak pikiranku.

"Hah, ayolah kau merepotkan sekali, kau sudah selesai belum?"

"TOLONG! KUMOHON, HIKS."

Aku masih berteriak minta tolong, walaupun aku tau itu akan sia-sia. Air mata membanjiri seluruh wajahku yang menyedihkan.

"KYAAAAA!!!" Yohan menjambak rambutku kasar. Tak cukup sampai disitu, ia pun menampar wajahku dengan sangat keras, hingga aku tersungkur dengan darah segar yang keluar dari hidungku. Akhir nya perjuanganku yang sia-sia telah selesai, tenagaku sudah habis sekarang.

"Nah, sudah selesai? Kalau begitu ayo kita pulang El, tempatmu adalah bersamaku," ujar Yohan sambil terkekeh mengendongku kembali ke rumahnya.

Aku yang sudah tak punya lagi tenaga hanya pasrah di dalam dekapan nya, hanya bisa mengucapkan selamat tinggal pada kebebasan yang baru saja ingin kutemui.

Terpopuler

Comments

Anggraini Sari

Anggraini Sari

Aku bacanya jadi ngeri ngeri sedap gitu sambil nahan napas.aku juga kasih boom like kak.

2022-04-08

1

NanLexa

NanLexa

ihhhh...... ngeri

2022-02-18

0

~ Neysha

~ Neysha

Ayo kak semangat terus🤗

2022-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Gadis yang aneh
2 Chapter 2 : Cinta dan Masa lalu
3 Chapter 3 : Akhirnya bertemu
4 Chapter 4 : Sesuatu yang aneh
5 Chapter 5 : Diculik
6 Chapter 6 : Aku tidak mau mati
7 Chapter 7 : Karena aku mencintaimu
8 Chapter 8 : Rencana untuk kabur
9 Chapter 9 : Tempatmu adalah bersamaku
10 Chapter 10 : Petak umpet
11 Chapter 11 : Sisi nya yang lembut
12 Chapter 12 : Sisinya yang lembut(part 2)
13 Chapter 13 : Pengalaman luar biasa
14 Chapter 14 : Permintaan maaf Yohan
15 Chapter 15 : Pertemuan pertama Yohan & Rui
16 Chapter 16 : Kebun
17 Chapter 17 : Mimpi buruk Eleeya
18 Chapter 18 : Kuburan massal
19 Chapter 19 : Alkohol
20 Chapter 20 : Investigasi
21 Chapter 21 : Investigasi (Part 2)
22 Chapter 22 : Investigasi (part 3)
23 Chapter 23 : Cemburu
24 Chapter 24 : Dilema
25 Chapter 25 : Rasa curiga yang timbul
26 Chapter 26 :Bumerang
27 Chapter 27 : Rui vs Yohan
28 Chapter 28 : Isi hati Rui
29 Chapter 29 :Apakah dia berniat membunuhku?
30 Chapter 30 : Pertemuan yang tak disangka
31 Chapter 31 : Aku jatuh cinta
32 Chapter 32: Yohan Alcester Ronstar (part 1)
33 Chapter 33: Yohan Alcester Ronstar (part 2)
34 Chapter 34: Flashback (Part 1)
35 Chapter 35: Flashback (part 2)
36 Chapter 36: Kecelakaan
37 Chapter 37 : Terlibat perkelahian
38 Chapter 38: Dimulainya penyelidikan
39 Chapter 39 : Kebohongan
40 Chapter 40 : Failed!
41 Chapter 41 : Aku takut kau mengkhianatiku
42 Chapter 42 : Tanda Hati
43 Chapter 43 : Menjalin pertemanan
44 Episode 44 : Menduga-duga
45 Chapter 45 : Hadiah spesial
46 Chapter 46 : Hadiah spesial (Part 2)
47 Chapter 47 : Aku rindu padanya
48 Chapter 48: Jangan menangis
49 Chapter 49 : Perubahan besar
50 Chapter 50: Kesalahpahaman
51 Chapter 51: Kesalahpahaman (part 2)
52 Chapter 52 : Berita kematian
53 Chapter 53 : Tertekan
54 Chapter 54 : Terbukti (Part 1)
55 Chapter 55 : Terbukti (Part 2)
56 Chapter 56 : Perkelahian lagi
57 Chapter 57 : Bukti Kuat
58 Chapter 58 : Penangkapan Yohan
59 Chapter 59 : Kehilangan terbesar
60 Chapter 60 : Menerima kenyataan (END SEASON 1)
61 Extra Chapter (WARNING SPOILER )
62 EXTRA CHAPTER : WARNING SPOILER
63 Chapter 61 S2 : Prolog
64 Chapter 62 S2 : Pemikiran yang berbeda
65 Chapter 63 S2 : Pertemuan (Part 1)
66 Chapter 64 : Pertemuan (Part II)
67 Chapter 65 S2 : A Married Man
68 Chapter 66 S2 : Obsesi Elisa
69 Chapter 67 S2 : Kehamilan
70 Chapter 68 S2 : Aku tidaklah gila!
71 Chapter 69 S2 : Crazy Obsession (Part I)
72 Chapter 70 S2 : Crazy Obsession (Part II)
73 Chapter 71 S2 : Good Old fashion Loverboy
74 Chapter 72 S2 : WAHANA
75 Chapter 73 S2 : Ini menyesakkan
76 Chapter 74 S2 : Pertengkaran
77 Chapter 75 S2 : Interogasi
78 Chapter 76 S2 : Maaf?
79 Chapter 77 S2 : Jangan pancing monster dalam diriku
80 Chapter 78 S2 : Upaya kabur
81 Chapter 79 S2 : Jangan mati dulu
82 Chapter 80 S2 : Tak bisa diselamatkan
83 Chapter 81 S2 : Menemui Elisa
84 Chapter 82 S2 : Racun
85 Chapter 83 S2 : Alasan membenci (Part 1)
86 Chapter 84 S2 : Alasan membenci (Part 2)
87 Chapter 85 S2 : Nyaris mati
88 Chapter 86 S2 : Hal tak terduga
89 Chapter 87 S2 : William Abigail Tan (Part 1)
90 Chapter 88 S2 : William Abigail Tan (Part 2)
91 Chapter 89 S2 : Epilog
92 Chapter 90 S2 : SST...Ini Rahasia (TAMAT)
93 Side Story (part bonus)~
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1 : Gadis yang aneh
2
Chapter 2 : Cinta dan Masa lalu
3
Chapter 3 : Akhirnya bertemu
4
Chapter 4 : Sesuatu yang aneh
5
Chapter 5 : Diculik
6
Chapter 6 : Aku tidak mau mati
7
Chapter 7 : Karena aku mencintaimu
8
Chapter 8 : Rencana untuk kabur
9
Chapter 9 : Tempatmu adalah bersamaku
10
Chapter 10 : Petak umpet
11
Chapter 11 : Sisi nya yang lembut
12
Chapter 12 : Sisinya yang lembut(part 2)
13
Chapter 13 : Pengalaman luar biasa
14
Chapter 14 : Permintaan maaf Yohan
15
Chapter 15 : Pertemuan pertama Yohan & Rui
16
Chapter 16 : Kebun
17
Chapter 17 : Mimpi buruk Eleeya
18
Chapter 18 : Kuburan massal
19
Chapter 19 : Alkohol
20
Chapter 20 : Investigasi
21
Chapter 21 : Investigasi (Part 2)
22
Chapter 22 : Investigasi (part 3)
23
Chapter 23 : Cemburu
24
Chapter 24 : Dilema
25
Chapter 25 : Rasa curiga yang timbul
26
Chapter 26 :Bumerang
27
Chapter 27 : Rui vs Yohan
28
Chapter 28 : Isi hati Rui
29
Chapter 29 :Apakah dia berniat membunuhku?
30
Chapter 30 : Pertemuan yang tak disangka
31
Chapter 31 : Aku jatuh cinta
32
Chapter 32: Yohan Alcester Ronstar (part 1)
33
Chapter 33: Yohan Alcester Ronstar (part 2)
34
Chapter 34: Flashback (Part 1)
35
Chapter 35: Flashback (part 2)
36
Chapter 36: Kecelakaan
37
Chapter 37 : Terlibat perkelahian
38
Chapter 38: Dimulainya penyelidikan
39
Chapter 39 : Kebohongan
40
Chapter 40 : Failed!
41
Chapter 41 : Aku takut kau mengkhianatiku
42
Chapter 42 : Tanda Hati
43
Chapter 43 : Menjalin pertemanan
44
Episode 44 : Menduga-duga
45
Chapter 45 : Hadiah spesial
46
Chapter 46 : Hadiah spesial (Part 2)
47
Chapter 47 : Aku rindu padanya
48
Chapter 48: Jangan menangis
49
Chapter 49 : Perubahan besar
50
Chapter 50: Kesalahpahaman
51
Chapter 51: Kesalahpahaman (part 2)
52
Chapter 52 : Berita kematian
53
Chapter 53 : Tertekan
54
Chapter 54 : Terbukti (Part 1)
55
Chapter 55 : Terbukti (Part 2)
56
Chapter 56 : Perkelahian lagi
57
Chapter 57 : Bukti Kuat
58
Chapter 58 : Penangkapan Yohan
59
Chapter 59 : Kehilangan terbesar
60
Chapter 60 : Menerima kenyataan (END SEASON 1)
61
Extra Chapter (WARNING SPOILER )
62
EXTRA CHAPTER : WARNING SPOILER
63
Chapter 61 S2 : Prolog
64
Chapter 62 S2 : Pemikiran yang berbeda
65
Chapter 63 S2 : Pertemuan (Part 1)
66
Chapter 64 : Pertemuan (Part II)
67
Chapter 65 S2 : A Married Man
68
Chapter 66 S2 : Obsesi Elisa
69
Chapter 67 S2 : Kehamilan
70
Chapter 68 S2 : Aku tidaklah gila!
71
Chapter 69 S2 : Crazy Obsession (Part I)
72
Chapter 70 S2 : Crazy Obsession (Part II)
73
Chapter 71 S2 : Good Old fashion Loverboy
74
Chapter 72 S2 : WAHANA
75
Chapter 73 S2 : Ini menyesakkan
76
Chapter 74 S2 : Pertengkaran
77
Chapter 75 S2 : Interogasi
78
Chapter 76 S2 : Maaf?
79
Chapter 77 S2 : Jangan pancing monster dalam diriku
80
Chapter 78 S2 : Upaya kabur
81
Chapter 79 S2 : Jangan mati dulu
82
Chapter 80 S2 : Tak bisa diselamatkan
83
Chapter 81 S2 : Menemui Elisa
84
Chapter 82 S2 : Racun
85
Chapter 83 S2 : Alasan membenci (Part 1)
86
Chapter 84 S2 : Alasan membenci (Part 2)
87
Chapter 85 S2 : Nyaris mati
88
Chapter 86 S2 : Hal tak terduga
89
Chapter 87 S2 : William Abigail Tan (Part 1)
90
Chapter 88 S2 : William Abigail Tan (Part 2)
91
Chapter 89 S2 : Epilog
92
Chapter 90 S2 : SST...Ini Rahasia (TAMAT)
93
Side Story (part bonus)~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!