Aku bangun di pagi hari dengan kepala yang pusing dan mata yang bengkak.
"Ah, aku tak bisa tidur tadi malam,"
Aku memegangi kepala ku yang terasa berat. "Tch," Bagaimana aku bisa tidur dengan nyenyak atas semua hal yang ku alami kemarin. Rasa nya aku akan gila.
Aku terpaksa bangkit dari tempat tidurku dengan badan sempoyongan, mencuci wajahku dan menyikat gigiku. Setelah nya aku menyadari bahwa sedari tadi perutku berbunyi. "Aku lapar," gumamku sambil mengusap-usap perutku yang keroncongan. Aku bergerak menuju dapur dan menemukan satu kaleng bubur tuna, buru-buru ku panas kan karena sepertinya semenjak pulang dari komplek itu aku belum makan sama sekali. Beruntung nya hari ini aku tak ada kelas,jadi seperti nya aku bisa istirahat.
Waktu berlalu sangat cepat, sedari tadi aku hanya berbaring dengan malas nya di atas kasur, badan ku jadi terasa sakit saat tak melakukan apapun. "Hah, aku bosan!"
Aku melirik ke arah dapur. "Apa aku harus belanja saja? Seperti nya bahan makanan ku juga hampir habis,"
Aku bergegas mandi dan ganti baju.
"Ah kaca mataku, hampir saja aku melupakannya," ujarku mengambil kacamata ku dan memakai nya. Aku pergi ke toko serba ada dekat sini, sebenar nya aku sangat was-was, kalau-kalau nanti aku bertemu atau berpapasan dengan Leo atau pun paman. Dan bila saat itu terjadi, aku harus segera lari sejauh mungkin. Yang benar saja, aku tak ingin kembali lagi kerumah itu, aku sudah tak tahan dengan perilaku menjijikan mereka.
"Err, memikirkan nya saja sudah buat aku kesal sendiri," gumamku.
*
"Susu, makanan kaleng, daging, kecap, hmm apalagi ya?"
DUKK..
Aduh, seperti nya aku menabrak seseorang. Ini pasti gara-gara aku tak melihat kedepan.
TAKK..
Sesuatu terjatuh ke lantai, kemungkinan itu dari saku orang yang kutabrak. Ah, sebuah handphone, dengan earphone yang terlepas.
But when our fingers interlock, can't deny...can't deny 🎵.
Wah, lagu nya jadi terdengar karena earphone nya terlepas, aku harus segera meminta maaf. Aish, ada-ada saja. Buru-buru aku membungkuk kan tubuhku. "Maaf kan saya, saya tak sengaja menabrak anda," ujar ku sambil membungkuk, aku bahkan tak tau orang seperti apa yang kutabrak ini, masa bodoh yang terpenting harus minta maaf terlebih dulu.
"Ah, itu tidak apa-apa,"
Eh? Suara inikan? Aku sangat mengenal nya, suara yang berat dan dalam ini. Tanpa pikir panjang aku langsung mendongakan wajah ku agar bisa melihat orang di depan ku ini. Mataku berbinar melihat penampakan yang ada di depan ku sekarang. Woah benar sekali dugaan ku, sangat tak di sangka,Yohan ada di depan ku sekarang. Aku memungut handphone yang terjatuh itu dan memberikan kepada nya. Tangan nya yang besar itu di ulurkan nya untuk menyambut handphone yang kuberikan.
"Saya sungguh minta maaf, handphone anda jadi terjatuh gara-gara saya," Aduh, aku jadi tegang sendiri, serasa mendapatkan lotre dengan nilai yang besar, mendebarkan.
"Tidak apa-apa, ini juga salah ku yang tak memperhatikan jalan, dan tolong bicara yang santai saja, seperti nya umur kita tak terlalu jauh," ujarnya.
Dengan jarak sedekat ini dia sungguh tampan, pantas saja seluruh wanita di kampus sangat menyukai nya.
"Ah, b-benar kah boleh seperti itu?"
"Tentu saja,"
Dia berkata seperti sambil tersenyum, dan itu senyum yang di keluarkan nya untuk ku. Wah, lagi-lagi aku menjadi idiot, dan kali ini aku berubah menjadi idiot yang berdebar hanya karena sebuah senyuman.
"Kau tak apa? Wajahmu memerah!"
"Apa?" Aku langsung memegang kedua pipi ku, apa yang kulakukan? Ini sungguh memalukan.
"T-tidak apa-apa, ini sering kali terjadi," jawabku kikuk saking malunya aku.
"..."
"Mm, apa kau menyukai lagu itu?" Akhir nya aku menanyakan pertanyaan yang klise.
"Oh, lagu yang tadi? Ya, itu salah satu lagu favorit ku,"
"Salah satu? berarti masih ada lagi yang kau favoritkan, ya?"
"Iya, aku sangat menyukai salah satu lagu dari Queen,"
"Benarkah? Aku juga menyukai lagu dari Queen," ujarku dengan senyuman yang mengembang dan penuh semangat.
"Pft, haha."
Aku tertegun karena dia tertawa. Apa nya yang lucu? Tapi masa bodoh, wajah nya sungguh berkali-kali lipat lebih tampan ketika ia sedang tertawa seperti itu. Ah, aku begitu terpesona pada laki-laki ini.
"Maaf-maaf, hanya saja kau terlihat begitu lucu,"
Kali ini aku benar-benar terkejut, lucu kata nya Aku? Itu membuat wajah ku semakin panas. Apa-apan dia! Mengapa dia dengan mudah nya membuat ku seperti ini.
"Hei muka mu memerah lagi, kau benar tidak apa-apa?"
Kulihat wajah nya sedikit bingung atas respon ku ini.
"Kau sedang sakit? Sebaik nya kau pulang dan beristirahat," kata nya.
Kau pikir, semua ini gara-gara siapa, hah?batinku.
"Apa Kau ingin mengatakan sesuatu?"
"Ah tidak-tidak, aku tak ingin mengatakan apa pun," ujarku.
"Baiklah, kau sedang berbelanja ya?"
"Iya,"
"Sendirian?"
Aku spontan menganggukan kepalaku.
"Baiklah, selamat berbelanja, aku pergi duluan,"
Aku hanya diam seperti orang dungu ketika Yohan pergi, entah mengapa rasa nya aku sungguh kecewa. Aku bahkan tak sempat memperkenal kan namaku. Ya, walaupun dia tidak bertanya sih.
Benar, apa yang kuharapkan? Jangan kan Yohan, seluruh anak kampus yang biasa-biasa saja pun rasa nya enggan untuk dekat dengan ku, kecuali kak Rui. Oh benar juga, semenjak kejadian kemarin aku tak membalas pesan dan juga tak mengangkat panggilan dari kak Rui. Kemarin aku sangat jengkel pada nya, walaupun itu bukan salah kak Rui sepenuh nya. Mungkin aku akan membalas pesan nya nanti setelah aku pulang.
Hah, aku menghela nafasku. Namun aku tersenyum setelah nya, ternyata hari-hari ku tak selama nya selalu buruk. Aku mengecek saldo di tabunganku, uangku sudah semakin menipis, mungkin aku harus segera mencari pekerjaan sekarang. Hari ini mood ku lumayan membaik karena pertemuan ku dengan Yohan, ini mungkin menjadi hal yang terbaik sepanjang sejarah hidup ku.
*
Entah sudah berapa lama aku berdiri disini. Kenapa taxi tidak lewat-lewat pikirku, hari juga semakin gelap, mungkin karena akan turun hujan. Ketika aku tengah sibuk mencari taxi, aku melihat orang yang paling tidak ingin aku temui. Itu Leo, dia ada disana, diseberang sana.
Aku harus segera lari, akan sangat gawat kalau dia sampai melihat wajahku disini. Tanpa pikir panjang aku melangkahkan kaki ku dengan cepat. Hujan pun mulai turun, aku masih berlari entah kemana,hingga akhirnya aku berhenti di sebuah gang kecil dan sempit.
Hosh, hosh.
Aku terengah-engah karena berlari sejauh mungkin dari Leo, sangking panik nya, aku meninggalkaman belanjaanku di tempat tadi. "Tch, sial!" umpat ku.
Hujan pun semakin deras, dan tak ada siapa-siapa disini. "Seperti nya aku berlari sudah sangat jauh, dia tidak akan mungkin menemukan aku disini, kan?"
Di tengah suara deras nya air hujan berjatuhan, aku yakin mendengar suara langkah kaki seseorang.
Lalu,
BRAAKKK,
Seseorang memukulku dari belakang dengan sangat keras.
"KYAAAAA..." Aku menjerit kesakitan, "Siapa yang memukulku?" pikirku.
Aku kehilangan keseimbangan badan ku. Tidak-tidak, aku harus pergi dari sini. Namun sial nya pandangan ku mulai gelap. Aku hanya melihat sesosok orang di hadapanku.
"Si-sia...pa?" Perlahan aku pun mulai tak sadarkan diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Anggraini Sari
Seru,jadi penasaran aku sama ceritanya.jadi baca maraton nih..
2022-04-08
0
Lisa Z
hai kak aku lanjut baca lagi yaaa 🥰
2022-02-28
0
Your name
Duh pertemuan sama Yohan membekas yaa.
Kalau nggak salah judul lagunya, Still into you.
2021-12-28
2