Aku mengedip-ngedip kan mataku. Pandangan ku kabur, pundak belakang ku masih terasa sakit, akibat nya kepalaku jadi pusing sekali. Kenapa ini? pikirku. Aku tak bisa bergerak dan mengeluarkan suaraku.
Aku tersentak. Apa-apaan ini? Aku tersadar bahwa mulutku kini ditutup dengan kain, tanganku di borgol dan kaki ku-
"ARGH, sakit!" Aku mengerang kesakitan, air mata ku jatuh berlinang, pergelangan kakiku dua-duanya patah dan bengkak, rasanya sangat sakit. Siapa yang tega berbuat seperti ini? Leo? Mungkin kah dia? Apa pada saat itu dia melihat dan berhasil menemukan ku? Dan ini dimana, pikirku. Aku melihat ke sekeliling ruangan itu, tempat ini sungguh asing bagiku, ini bukan rumah paman.
Ruangan ini gelap dan lembap, seperti sebuah gudang. Ada banyak peralatan disini dan juga ada.. SEORANG WANITA? Aku sungguh kaget ketika di sampingku tergeletak seorang wanita muda dengan kondisi tanpa busana dan di penuhi dengan memar di sekujur tubuh nya.
"Apa dia sudah mati?" gumamku.
Wanita itu sama sekali tak bergerak, dan ah, kakinya.. Kaki nya terlihat mengenaskan, hampir sama sepertiku.
Tunggu dulu, apa Leo juga yang melakukan hal keji terhadap wanita ini? Jangan-jangan aku juga akan berakhir sama seperti wanita ini. Aku pun meronta-ronta berharap borgol sialan ini terlepas. Namun, andai aku bisa terbebas dari borgol ini, apa yang bisa aku lakukan dengan kedua kakiku yang hancur ini.
"Hiks.. Hiks.."
Aku kembali menangis, kenapa aku selalu saja mengalami kejadian mengerikan dan kenapa hidup ku jadi seperti ini.
*
Aku menangis untuk waktu yang cukup lama. Setelah puas menangis, akhirnya aku jadi sedikit sadar bahwa hanya dengan menangis tidak membuat ku terbebas dari sini. Aku harus memikirkan cara agar bisa keluar dari tempat ini. Pandangan ku teralih ke wanita itu lagi, dia masih saja tak bergerak sedikit pun. Itu menanda kan bahwa dia sudah tak bernyawa, bukan? Tapi, setelah aku perhatikan lagi, wanita ini seperti nya tidak asing.
"Seperti nya aku pernah lihat, tapi aku lupa dimana,"
Aku menatap dalam wajah wanita itu, barangkali memang aku mengenali nya. "Hah, sial sial. Aku yakin pernah melihat wanita ini di suatu tempat,"
Setelah beberapa saat aku berkutat dengan pikiran ku, akhirnya aku teringat sesuatu. Tapi, ingatan ku ini sungguh membuatku merinding. Aku terdiam melototi wanita itu dengan air mata yang terjatuh dengan sendiri nya.
"A-aku ingat wanita ini," gumam ku terbata.
"Di-dia, wanita yang waktu itu berkencan dengan Yohan,"
Jantung ku berdegup kencang, rasa nya akan keluar dari dadaku, perasaan merinding menyelimuti diriku. "Aku yakin dia wanita yang waktu itu aku lihat, tapi mengapa dia jadi seperti ini? Apa yang terjadi padanya?"
Pikiran ku jadi kalut, aku berteriak dengan mulut yang tertutup kain, mencoba memanggil wanita itu, dan aku kembali meronta-ronta karena nya. Ada banyak yang aku pikirkan tentang apa yang ku lihat ini.
"Tidak mungkin ini perbuatan nya kan?Jangan-jangan wanita ini memang wanita murahan, aku memang sudah menduga nya. Pantas saja dia berakhir begitu, tapi aku? Kenapa aku juga ikut di culik seperti ini? Apa salah ku?"
Kepalaku jadi sangat pusing mencerna berbagai hal yang kulihat hari ini, bisa-bisa aku gila dan mati sebelum waktu nya. Aku harus segera pergi dari sini,kumohon seseorang, siapa pun itu, tolong selamat kan aku. Seperti itu lah kira-kira pikiran ku sekarang, walaupun aku tau bahwa tak ada orang yang akan menolong ku saat ini.
"Ah iya, ponsel ku," tiba-tiba aku teringat akan ponsel ku. Kuraba-raba saku celana belakangku menggunakan tangan yang terborgol ke belakang. Tidak ada? Mengapa tidak ada? Kemana ponsel ku?
Samar-samar aku mendengar alunan lagu, makin lama makin terdengar jelas. "Ini lagu dari Queen," gumamku.
Uhh.. Love... uhh.. Loverboy
What're you doin' tonight, hey boy 🎵
Lagu ini sangat bagus, sebelum aku mendengar nya dalam keadaan begini. Lagu tentang cinta kini berubah menjadi sangat horor.
"Tunggu, kalau ini lagu dari queen. Artinya..."
Aku mendengar seseorang membuka kunci pintu gudang ini, perlahan pintu itu pun terbuka dengan suaranya yang membuat telingaku cukup berdengung.
"Ah, kau sudah sadar rupa nya."
Tidak mungkin, batinku.
Yohan muncul tiba-tiba dengan senyuman yang menyeramkan menghiasi wajah nya. Aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Ini cukup membuat ku shock, pikiranku tiba-tiba menjadi buntu. Ini terlalu nyata untuk kusebut sebagai mimpi. Yohan yang aku tahu tidak mungkin seperti ini. Mengapa Yohan ku seperti orang yang berbeda. Aku pun meronta-ronta dengan harapan ia akan melepaskan ku.
Aku berupaya memohon agar dia melepaskan aku, walau pada akhirnya suara yang kukeluarkan bahkan tidak lebih bagus dari suara tikus yang berdecit. Kulihat ia berjalan mendekat kearahku, kulirik wajah nya sangat datar dan tanpa ekspresi. Dan, PLAAKKK.. Aku terdiam seketika. Dia menamparku?
PLAAAKKK...
Sekali lagi? Dia menamparku sekali lagi.
Rasa yang aneh saat rasa karat itu memenuhi mulutku. Bibirku berdarah akibat tamparan Yohan.
"Akhir nya kau diam juga,"
Kini aku tak lagi meronta-ronta akibat dua tamparan yang ia layangkan ke wajah ku. Bersamaan dengan itu, tatapan Yohan sungguh menusuk ku, itu membuat tubuhku tak berhenti bergetar. Sial, aku bahkan tak bisa berhenti bergetar, dia mengerikan. Kulihat Yohan sedang mengamati wanita disampingku itu. Dia sudah mati atau belum ya? Mungkin begitu lah yang mau Yohan katakan bila di lihat dari ekspresi nya.
"Kau tahu?"
Apa maksudnya? Tahu apa? Pertanyaan Yohan itu membuat ku terkejut, kembali aku dibuat merinding oleh nya.
"Wanita ini sama berisik nya seperti mu tadi. Oh tidak, bahkan dia lebih berisik. Jadi aku terpaksa memukul kepala nya dengan palu,"
Memukul kepala nya dengan palu? Ia mengatakan itu seakan itu bukan apa-apa bagi nya. Oh tuhan,apa yang sedang aku dengar ini? Rasa nya aku bagai di hempaskan kedasar jurang saking tak karuan nya perasaanku. Gila, dia sudah gila. Itulah yang kupikirkan.
"Aku paling tidak suka orang yang berisik,apalagi sombong seperti nya,"
Yohan berkata seperti itu sambil mengangkat wajah wanita itu dan di perlihatkan nya kepada ku. Aku harus tenang, aku harus tenang, batinku. Karena, bila aku tak bisa tenang, nasib kepalaku mungkin akan sama seperti wanita itu.
"Lihat dia, sekarang ia bahkan tidak malu memamerkan tubuh nya yang telanjang kepada kita," ujar Yohan sambil menyeringai.
Aku hanya bisa diam, sebisa mungkin agar orang ini tak marah padaku. Yohan mengeluarkan sebuah pisau dari kantung nya.
"Kau lihat ini? Cantik bukan? Dia baru kuasah tadi malam," Tanpa rasa bersalah dan lagi dengan seringaian diwajah tampannya, dia menggorok leher wanita itu dengan sebilah pisau dapur. Aku hanya bisa menelan air liurku menyaksikan apa yang di lakukan Yohan saat ini. Kejadian yang sangat tak terduga olehku, kejadian yang biasa nya hanya kulihat di film dan sekarang ini nyata. Perutku rasa nya penuh, aku ingin muntah.
"Oh astaga,darah nya mengenai kaosku," ujar nya.
"Sial, aku harus membuang nya, padahal ini baru,"
Keringat dan air mataku terus saja bercucuran, aku seperti sedang berada di ruang tunggu, yang menunggu giliran untuk dihabisi oleh Yohan. Kini ia tengah melihat ku,dan berjalan ke arah ku. Apa aku akan mati disini? Oh tuhan, malang sekali nasib ku. Hanya begini saja kah kehidupan yang kau berikan kepadaku? Tak ada kebahagiaan di dalam nya, dan aku malah akan mati di tangan orang yang aku sukai.
Dia membuka kain di mulutku. Dengan wajah yang datar, ia mengacungkan pisau yang telah berlumuran darah itu di pipi ku.
"Seharusnya kau tak usah ikut campur dalam urusan ku!"
Apa maksud nya ikut campur? Memang nya apa yang sudah aku lakukan?
"Mengapa kau menguntitku?" tanya nya dengan aura membunuh yang menakutkan.
Aku pun tersentak, ternyata dia tahu bahwa selama ini aku sering mengikuti nya. Bagaimana ini? Dia sudah salah paham.
"A-aku," sial, aku tak bisa berhenti gemetar. Raut wajah nya dan pisau yang kapan saja bisa menusukku ini membuat ku sangat ketakutan. Yohan tersenyum. Sesungguh nya itu tak menenangkan ku, malah membuat ku semakin takut sekarang.
"Karena kau tak berisik, jadi aku akan membuat nya menjadi lebih mudah,"
Apa katanya?
Dia sungguh akan membunuh ku sekarang?
"Aku akan membunuhmu hanya dengan satu tusukan, bagaimana?"
Tidak, aku tidak mau mati, setidak nya tidak sekarang. Yohan sudah mengangkat pisau nya, bersiap menikamku. Wajah nya seperti mengisyaratkan bahwa hal ini menyenangkan untuk nya. Aku menutup mataku, dan tanpa sadar aku berteriak. "JANGAN BUNUH AKU!"
*Fyi*
Queen-Good old fashioned lover boy 🎵( Salah satu lagu Queen yang di favoritkan Yohan, ada di chp ini penggalan lirik nya )
Paramore- Still into you 🎵( Penggalan lirik lagu yang didengarkan Yohan di chp sebelum nya* )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Lisa Z
psycho ini namanya 🥺
2022-02-28
0
Lisa Z
ya ampun Yohan Mau ngapain kamu
2022-02-28
0
NanLexa
serem amettt sih thorrrr.....
2022-02-18
0