Aku masuk ke kelasku, mata pelajaran ini sangat jauh dari minatku, tapi alasan aku mengikuti mapel ini adalah pria yang ada disana. Di pojok sebelah sana terlihat laki-laki tampan. Ah tidak, dia sangat tampan, rambut hitam yang pekat, tubuh yang bagus, dan senyum yang menawan. Dia adalah ketua BEM disini. Selain tampan, dia juga cerdas, dia ramah dan selalu dikelilingi oleh banyak orang, sangat berbanding terbalik dengan ku. Dia adalah satu-satu nya semangat ku di kampus ini, dengan hanya memikirkan nya saja aku sudah sangat senang.
Nama nya adalah Yohan, percaya atau tidak, setiap malam aku selalu memikirkan nya, tapi seperti nya dia ada banyak pacar, para perempuan disini selalu menempel pada nya bagai parasit. Ah, memikirkan nya saja sudah membuat ku ingin muntah. Andai aku cantik dan juga populer, Yohan sudah pasti menjadi milik ku. Aku selalu berkhayal berpacaran dengan Yohan, berjalan dengan nya, makan bersama dengan nya dan atau mungkin tidur bersama dengan nya. Ya, itu pasti akan menjadi hari yang indah dalam hidup ku yang suram ini.
Tanpa di sadari aku jadi terkikik setelah memikirkan semua hal itu. Aku jadi tak fokus ke pelajaran gara-gara Yohan, sejujur nya setiap memikirkan dia, itu selalu membuatku bergairah.
*
"Ha..."
"Akhir nya hari ini pun sama saja seperti hari-hari biasa nya," gumam ku sambil menghela nafas.
Terlihat di ujung sana lelaki berambut coklat ikal melambaikan tangan nya kepada ku. Aku pun kemudian membalas lambaian tangan nya dan berlari kecil ke arah nya.
"Kau mau langsung pulang? Atau kau ingin makan dulu?"
Sejujur nya tawaran kak Rui yang mengajak ku makan itu sangat menggiurkan, aku pun juga sedang enggan pulang kerumah sekarang.
"Apa boleh kalau kita makan dulu?" tanya ku dengan perasaan malu. Terlihat senyum di bibirnya mengembang yang membuat kedua mata nya menghilang, ia lalu mengusap kepala ku.
"Tentu saja boleh" jawab nya.
Tak lama kemudian kami telah tiba di salah satu tempat makan di kota ini.
"Pilih lah apa saja yang kau mau," ujarnya. Aku mengambil buku menu, dan agak malu sebenar nya, walaupun kak Rui memang orang yang seperti ini, tetap saja aku masih agak canggung ketika bersama nya.
"Aku yang ini saja," ujarku setelah memutuskan. Aku memilih macaroni dan keju setelah sedari tadi bingung memikirkan makanan apa yang harus aku santap hari ini.
"Hanya ini?" tanya nya dengan wajah yang kurang yakin.
"Memang nya aku boleh tambah lagi?" aku bertanya dengan polos nya.
Kali ini kak Rui melebarkan senyuman nya, seperti nya ia akan tertawa. "Pft,"
"..."
Wajah ku memanas, aku malu sekali. Tapi aku memang lapar, aku harus memanfaat kan kesempatan ini. Dan pada akhirnya, aku memesan banyak makanan hari ini. Aku melirik ke kak Rui, raut wajah nya seperti akan mengatakan sesuatu. Sebelum ia yang berbicara, sebaik nya aku duluan saja yang berbicara.
"Ah Kak Rui, apa ujian tes mu masuk akademi kepolisian berjalan lancar?" Sebisa mungkin aku mencari topik agar kak Rui tak bisa bertanya hal yang macam-macam. Terlihat ia menghela nafas nya.
"Tes nya akan dilaksanakan minggu depan, maukah kau mendoakan ku?"
Ya, kak Rui selalu begitu kalau ia akan melakukan suatu hal, dan biasa nya aku akan tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja," Dan itu lah yang ku lakukan sekarang.
"Sayang sekali, kita jadi tak bisa sering bertemu nantinya," ujarku.
"Aku akan sering mampir kesini."
"..."
"Eleeya, apa mereka menyiksamu lagi?"
Raut wajah ku kini berubah menjadi datar, akhirnya kak Rui menanyakan hal itu, aku tak ingin membahas nya, tapi dia pasti akan selalu bertanya, lalu ia pun pasti tak akan percaya kalau aku menjawab tidak.
"Eleeya, aku bertanya padamu!"
Pada akhir nya aku menganggukan kepala ku.
"Kau tak bisa berbohong dengan baik,"
"..."
"Bedak mu itu sudah habis,memarnya sangat lah jelas."
Aku terperanjat, aku melupakan hal yang cukup penting, pasti wajahku terlihat sangat menyedihkan sekarang. Aku melirik ke depan ku, terlihat kak Rui menghela nafas nya beberapa kali, ia memegang kepala nya sekarang, seakan dia sangat depresi gara-gara hal ini.
"Apa yang mereka lakukan pada mu?"
Aku ragu untuk menceritakan hal ini, dan pada akhirnya aku tak mengatakan nya.
"Kau tak mau cerita pada ku?"
Sekarang nada bicara kak Rui cukup menekan, seperti nya ia sedang menahan kekesalan nya. Sebenar nya untuk apa ia seperti itu, toh yang mengalami nya kan aku bukan nya dia.
"Dua hari yang lalu aku melakukan kesalahan dan paman menghajar ku, setelah nya aku demam tinggi maka dari itu aku jadi tak bisa masuk kuliah," jelasku.
"Astaga, orang tua gila itu benar-benar."
Tentu saja itu bukan cerita sebenar nya, aku tidak mungkin bilang bahwa aku habis diperkosa oleh anak nya pamanku bukan?
Flashback on*
Aku ingat betul, dulu hidup ku tidak seburuk ini. Ayah dan ibuku sangat menyayangi ku. Teman pertamaku adalah kak Rui, saat itu aku berumur 5 tahun, keluarga kami hidup bahagia. Tapi itu tidak berselang lama, karena ayah dan ibu ku meninggal akibat kecelakaan, lalu aku tinggal bersama dengan nenek ku. Nenek sudah terlalu tua untuk mengurusi anak kecil seperti ku, dan pada umurku yang ke 7 tahun, nenek ku pun meninggal.
Mau tidak mau, aku pun ikut bibi ku dan tinggal bersama nya, tapi aku yang berumur 7 tahun itu sudah harus merasakan melakukan pekerjaan orang dewasa. Pernah aku melakukan kesalahan dan mendapat hukuman tidak boleh makan seharian, alhasil aku sakit beberapa hari dan harus mengurus diriku sendiri.
Lalu, pada umurku yang ke 12 tahun, untuk pertama kali nya aku di leceh kan oleh paman ku. Dia memperkosa ku satu kali pada waktu itu, dan bibiku tak tau hal itu, aku tak bisa mengadukan hal itu ke bibiku karena aku terlalu takut, lalu sejak saat itu paman seperti menghindari ku dan tak memperdulikan ku, mungkin ia menyesal telah melakukan itu padaku, dan itu adalah pikiran terbodoh ku selama aku hidup. Aku selalu menjalani hari-hari yang berat di rumah itu, setiap hari nya aku selalu di marahi bibi dan paman, mereka juga tak segan-segan menghajar ku kalau aku membuat kesalahan.
Mereka mempunyai anak laki-laki yang lebih tua 5 tahun dariku, dia sering membantu mengobati memarku yang habis di pukuli orang tua nya itu. Kukira dia orang baik, tapi lagi-lagi aku berpikiran bodoh. Semua orang di keluarga ini sakit jiwa. Lalu, tepat pada umurku yang ke 17 tahun, aku di lecehkan kembali, kali ini bukan pamanku, namun anaknya lah yang melecehkan dan menyiksa ku. Mentalku begitu buruk saat itu, itulah mengapa aku menjadi seperti sekarang ini. Aku bisa kuliah karena uang dari mendiang orang tua ku, untung nya keluarga gila itu masih membiarkan ku kuliah.
Tepat dua hari yang lalu aku di hajar habis-habisan oleh anak dari pamanku itu, dan dia dengan bejat nya menggeliat di bawah ku untuk melampiaskan nafsu nya yang menjijikan itu. Aku sudah tak tahan lagi, hari itu ketika seluruh keluarga gila itu sedang tak ada dirumah, aku melarikan diri dengan berbekal uang tabunganku, aku menyewa apartemen biasa untuk aku tempati sekarang.
Terkadang aku ingin tertawa, menertawai diriku yang begitu bodoh , kenapa aku tak melarikan diri dari dulu. Ya, itu karena aku terlalu takut pada mereka. Maka dari itu aku bilang bahwa aku sangat mengerti perasaan teman ku dulu ketika dia mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dari ayah tiri nya, itu semata-mata bukan hanya untuk menghibur nya, tapi karena aku sudah melalui nya.
Flashback off*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
April
Tragis banget,.. Kisahnya.. Ih, ngeri klo ini kisah nyata.
2022-05-24
0
Lisa Z
ya ampun🥺
2022-02-27
0
Lisa Z
boleh lah,mumpung gratisan😅
2022-02-27
0