Di sebuah cafe, terdapat seorang pria berpakaian rapih disertai kacamata hitam yang menempel di matanya sedang duduk santai sambil meminum secangkir kopi.
Pria tersebut sepertinya ada janji dengan rekannya untuk bertemu di cafe itu.. Karena tak lama kemudian, seorang pria datang menghampiri nya.
"Wih Devano..!!" sapa seorang pria yang baru datang tadi.
Ya pria yang sedang duduk santai itu ialah Devano Alexander, orang-orang disana mengenalnya sebagai seorang CEO termuda di kota..
"Akhirnya dateng juga lu," ucap Devano.
"Iya sorry bro gua telat, macet banget tadi.." ujar pria yang sepertinya adalah sahabat Devano.
"Gimana, lu masih berminat gabung di perusahaan gua?" tanya Devano.
"Masih lah bro, lu kan tau gua udah ngelamar kesana-kemari tapi belum keterima juga.." jawabnya.
"Yaudah, gua bisa kasih lu kerjaan.. Tapi, lu gaboleh ngecewain gua!" ucap Devano.
"Santai bro, kita kan temenan udah dari kecil.. Pasti gua gak bakal ngecewain lu..!!" ujarnya.
"Ok, gua pegang omongan lu! Kalo sampe kerja lu gak bener, gua sendiri yang bakal mecat lu..!!" ujar Devano.
"Iya bro, thanks lu dah percaya sama gua!" ucapnya.
"Yaudah gua pergi dulu," ucap Devano.
"Iya bro, hati-hati lu...!!!" ujarnya.
Devano pun pergi dari cafe tersebut, sedangkan temannya masih disana.
...•••...
Shella datang ke lokasi yang sudah diberikan oleh Adrian lewat sms.. Shella langsung terkejut begitu mengetahui perusahaan Adrian adalah perusahaan yang besar.
Ia pun merasa pesimis untuk dapat bekerja disana, karena ia tak memiliki pengalaman bekerja di sebuah perusahaan apalagi perusahaan itu adalah yang terbaik di kota.
Shella mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam, ia berputar balik dan berniat pulang.. Namun, seseorang menarik tangannya dari belakang.
"Tunggu!"
Orang itu adalah Adrian yang sedari tadi menunggu kehadirannya..
"Kamu kok malah balik lagi sih? Ayo masuk katanya mau kerja!" ujar Adrian.
"Maaf, kayaknya aku gak pantes deh kerja disini.." ucap Shella.
"Loh kata siapa kamu gak pantes? Aku tau kok kamu itu orang yang pinter, jadi menurut aku kamu cocok kerja disini.." ujar Adrian.
"Emangnya posisi apa yang mau kamu kasih ke aku?" tanya Shella.
"Terserah bebas, kamu maunya apa?" jawab Adrian.
"Kok terserah sih, ini kan perusahaan kamu.." ujar Shella.
"Ya karena kamu udah puasin aku tadi, jadi kamu pantes memilih posisi apa yang kamu mau.." ucap Adrian.
"Kalo gitu aku jadi office girl aja," ucap Shella.
"Loh masa gitu sih, jangan lah! Mending kamu jadi manager keuangan aja.. Kebetulan posisi itu juga lagi dibutuhkan disini," ujar Adrian.
"Eh jangan, aku gabisa.." ucap Shella.
"Udah gapapa, ya kamu mau ya.." ujar Adrian.
Satria melihat Adrian yang sedang bersama Shella, ia pun segera menghampiri mereka.
"Drian!"
Sontak Adrian menoleh lalu kaget ketika melihat ada ayahnya disana..
"Papah, kok papah disini?" tanya Adrian.
"Harusnya papah yang nanya sama kamu, kenapa kamu malah disini berduaan sama cewek? Siapa lagi dia?" ujar Satria.
"Kenalin pah, ini pacar aku.. Kebetulan dia lagi cari kerja, makanya aku tawarin dia buat kerja disini pah.." jawab Adrian.
Shella kaget mendengar perkataan Adrian, ia coba menyangkalnya namun ditahan Adrian.
"Pacarmu, kok kamu gapernah cerita kalo udah punya pacar?" tanya Satria.
"Iya pah, soalnya aku nunggu waktu yang tepat buat kenalin dia ke papah.." jawab Adrian.
"Yasudah, sekarang lebih baik kamu temui calon klien kita..!! Marissa sudah atur pertemuan kalian di Mathilda Cafe," ucap Satria.
"Iya pah, kalo gitu aku ajak Shella ya.." ujar Adrian.
"Terserah kamu aja, semoga kamu berhasil menggaet dia jadi klien kita! Karena dia bisa membuat perusahaan kita jadi lebih maju," ucap Satria.
"Iya pah, papah tenang aja aku pasti bakalan bisa!" ujar Adrian.
Kemudian, Marissa datang membawa berkas-berkas yang dibutuhkan untuk meeting tersebut..
"Maaf pak, ini semua keperluannya sudah saya siapkan.." ucap Marissa.
"Terimakasih Marissa, kalau begitu kalian cepat sana pergi! Jangan sampai dia merasa tidak dihargai jika harus menunggu lama," ujar Satria.
Akhirnya, Adrian beserta Shella & Marissa pergi menemui calon klien tersebut..
...•••...
Mereka pun sampai di Mathilda Cafe, terlihat sudah ada yang menunggu mereka disana ada seorang pria dan seorang wanita..
"Sore, maaf kami terlambat datang.." ucap Adrian.
"Tidak apa-apa, silahkan duduk!" ucap pria itu.
Mereka pun duduk, Shella merasa tidak asing saat melihat wajah dari calon klien itu..
"Gua kayak pernah liat itu cowo deh, tapi dimana yaa..??" gumam Shella.
Lalu, Marissa memulai meeting tersebut setelah Adrian memerintahkan nya.
Disaat meeting sedang berlangsung, Shella masih terus memperhatikan wajah pria tersebut.. Ia terus berusaha mengingat-ingat. Lalu, akhirnya ia berhasil mengingatnya.
"Oh iya, cowok itu kan yang semalam mau nolongin gue.. Tapi, dia malah ninggalin gua di jalan," batin Shella.
"Gue harus tanya ke dia kenapa dia ninggalin gua di jalan, tapi kayaknya gabisa sekarang deh takut ganggu proses meeting mereka.. Nanti aja deh pas udah selesai baru gua tanya ke dia," batin Shella.
Sementara itu, ternyata pria tersebut juga mengetahui bahwa Shella adalah wanita yang ia temui semalam.
Dan ya pria itu adalah Devano Alexander yang telah melakukan perbuatan keji pada Shella..
"Aduh, itu kan cewe yang semalem.. Kenapa dia bisa sama pak Adrian ya? Apa dia bekerja di perusahaan nya?" gumam Devano.
Saat sedang melamun, Devano kaget ketika Marissa bertanya padanya..
"Jadi bagaimana ya pak?" tanya Marissa.
"Eh iya iya saya setuju, saya tertarik dengan yang anda katakan tadi.. Saya memutuskan untuk bekerjasama dengan perusahaan anda," jawab Devano.
"Keputusan yang tepat pak," ucap Adrian.
"Gua harus cepet-cepet pergi dari sini, sebelum cewek itu ngenalin gua.." batin Devano.
Devano pun berjabat tangan dengan Adrian sebagai tanda mereka bekerjasama.. Setelah itu, Devano pamit untuk pergi dengan alasan ia masih ada jadwal lain.
Shella akhirnya tidak sempat bertanya pada Devano, karena Devano langsung pergi setelah berpamitan.. Bahkan, ia meninggalkan asistennya disana.
"Yahhh dia pergi lagi, gue gabisa nanya ke dia dong.. Tapi, kok dia kayak panik gitu ya??" batin Shella.
"Eh Shella, abis ini kita ke kantor lagi ya.. Aku mau kenalin kamu ke semua karyawan aku," ucap Adrian.
"Iya," ucap Shella.
"Yasudah, Marissa terimakasih sudah membantu saya untuk meyakinkan pak Adrian tadi.." ucap Adrian.
"Sama-sama pak, itu sudah tugas saya sebagai asisten bapak.." jawab Marissa.
Akhirnya mereka pun juga pergi dari cafe tersebut.
...•••...
Sementara itu di tempat parkir, Devano masih merasa panik.. Ia teringat kembali apa yang dia lakukan semalam pada Shella.
"Aduh gawat ini gawat!! Harusnya gua gak lakuin itu semalam, bodoh banget gua!" batin Devano.
Lalu, asistennya yang bernama Novi datang menghampiri nya..
"Pak, bapak kenapa?" tanya Novi.
"Gak kok saya gapapa, udah ayo saya antar kamu pulang.." jawab Devano.
"Eh tidak usah pak, saya bisa pulang sendiri kok.." ucap Novi.
"Oh yaudah kalo gitu saya duluan ya," ucap Devano.
"Iya, hati-hati di jalan ya pak..!!" ucap Novi.
Devano pun masuk ke mobilnya lalu segera tancap gas dan pergi dari sana.
"Pak Devano kok keliatan kebingungan gitu ya..??" gumam Novi.
...~Bersambung~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 391 Episodes
Comments
Bhebz
aku baru mampir lagi Thor
2022-08-12
1
Junaidah Ramdhani
duh jd males baca sella enggk bener
2022-06-11
1
Qorie Izraini
oh..ternyata Devano manusia bejad itu
2022-06-04
1