Part 17

Setelah kembali bekerja di rumah Yusha, tak ada yang berbeda, hari-hari di jalani seperti biasanya. Niar semakin hapal dengan keadaan sekitar, ia pun mulai betah tinggal di rumah itu.

"Tuan, ini teh herbalnya." Niar menaruh gelas di hadapan Yusha. Pemuda itu telah bersiap dengan pakaian formal. Pagi ini Kelvin, sekretaris yang biasa datang menjemput Yusha masih belum terlihat. Jadi Niar hanya membuatkan satu gelas teh herbal untuk Yusha saja.

"Sheli tidak berbicara lagi denganmu?" tanya Yusha tanpa beralih dari koran bisnis yang dibacanya.

Niar yang masih berdiri di hadapan Yusha menggelengkan kepala. "Tidak Tuan. Tapi boleh saya jujur, saya sangat keberatan dengan pernikahan itu."

"Tadinya saya juga keberatan, tapi akan saya kasih imbalan apapun kalau kamu mau menyetujui. Seperti yang di katakan Sheli, kamu hanya mengandung anakku dan melahirkannya, setelah itu kamu bebas."

"Saya tidak menginginkan imbalan apapun. Saya takut setelah anak itu lahir, tidak rela untuk berpisah. Naluri seorang ibu tidak ada yang mau berpisah dengan anaknya," Niar menunduk dengan meremas jemari tangan. Itu ia lakukan saat merasa canggung atau gugup.

Yusha menghembuskan napas panjang, "Walau setelah anak itu lahir dan hak asuh ada padaku, kamu bisa mengunjunginya kapanpun."

"Dan selama kamu menjadi istri saya, saya usahakan untuk bersikap adil, memenuhi kebutuhanmu dan memperlakukanmu seperti seorang istri," imbuh Yusha.

"Saya belum bisa memberi jawaban, Tuan. Nona Sheli tidak membahas hal itu lagi, mudah-mudahan masih bisa berubah pikiran. Bukankah lebih baik nona Sheli sendiri yang mengandung anak anda."

"Hem ... tapi, jika pernikahan itu akhirnya terjadi, saya punya larangan untuk kamu, jangan sampai kamu jatuh cinta kepada saya. Karna itu akan melukai hatimu sendiri. Kamu tidak boleh terlibat perasaan apapun, karna sampai kapanpun wanita yang saya cintai hanya Sheli." Yusha berkata dengan serius dan memandang Niar yang juga sedang memandangnya dengan sorot mata sendu.

Bahkan sebelum di mulai tapi perkataan Yusha telah menyakiti hatinya. Niar semakin ragu untuk menerima tawaran itu. Ia telah membayangkan luka dan kesakitan yang akan di alami setelah menjadi istri kedua. Istri yang di sembunyikan dari mata dunia. Lalu keadilan apa yang akan di terima?

'Anda tenang saja, Tuan, orang yang saya cintai hanya kak Aris. Saya tidak akan jatuh cinta kepada anda! Tidak akan pernah.' Niar hanya berani membatin.

Drrt ...

Getaran ponsel mengejutkan Niar, ia segera mengambil ponsel dan melihat siapa yang menghubungi. 'Bapak'

"Assalamu'alaikum, Pak," jawab Niar.

"Niar, kamu bisa ijin pulang hari ini?"

"Memang ada apa, Pak?" Niar sudah was-was mendengar suara pak Bejo yang gemetar.

"Di rumah sedang ada masalah, rumah kita akan di sita debt collector!"

"Apa? Memang apa yang terjadi, Pak?" Niar yang terkejut sampai tidak sadar telah meninggikan suaranya.

Saat itu Yusha jelas melihat perubahan raut wajah Niar, membuatnya penasaran tapi tidak ingin ikut campur karna bukan urusannya.

"Baik Pak, Niar coba untuk minta ijin." Setelah panggilan itu di akhiri. Niar segera melihat ke arah Yusha.

"Tuan, bolehkah hari ini saya ijin pulang."

"Berapa hari lalu kamu baru pulang," jawab Yusha tanpa beralih dari roti bakarnya.

"Saya mohon untuk hari ini saja. Di rumah sedang ada masalah, saya harus pulang sekarang juga. Anggap saja saya ambil jatah libur akhir bulan," ucap Niar dengan wajah sedih, cemas bercampur tegang. Kedua sudut matanya telah menggenang airmata.

"Baiklah, kamu boleh ijin. Tapi akhir bulan tidak ada hari libur lagi." Akhirnya Yusha memberi ijin, tidak tega melihat wanita itu hampir menangis.

"Terimakasih, Tuan. Permisi." Niar segera mengambil langkah cepat untuk pergi ke kamarnya.

Saat asik menikmati sarapan, Kelvin tiba-tiba muncul. "Selamat pagi, Tuan. Maaf, saya sedikit terlambat," ucap Kelvin dengan membungkuk sebentar di hadapan Yusha.

"Tidak ada kata sedikit, Vin! Yang namanya terlambat tetap terlambat. Dan kamu tau aku tidak suka orang tidak displin!" Yusha melirik tajam pada sekretarisnya.

"Sekali lagi maafkan saya, Tuan. Saya tidak akan mengulanginya lagi," balas Kelvin dengan menunduk takut.

"Hem ...." Yusha hanya berdehem dan kembali menyantap roti bakar dengan segelas teh herbal.

Di dalam kamar Niar menangis. Ia memasukan beberapa barang ke dalam tas kecil. "Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa rumah bapak hampir di sita? Semoga bapak, ibu dan kak Nesva gak kenapa-kenapa." Niar berkata sendiri dengan diliputi rasa khawatir. Ia membersihkan airmatanya dan keluar kamar.

Ketika Niar menunduk dan akan melewati meja makan, Yusha melihat ke arahnya. Lelaki itu bisa melihat bekas airmata di pipi Niar. 'Apa masalah keluarganya sangat serius?' batin Yusha.

"Tunggu, Niar!" Yusha menghentikan langkah Niar.

"Iya, Tuan?"

"Kalau kepulanganmu terlalu mendesak, kamu bisa minta bantuan Dedi untuk mengantarmu."

"Ti–tidak perlu, Tuan. Saya bisa naik bis dan angkutan umum." Niar sendiri memberi jawaban tidak yakin. Ingin menerima tawaran dari Yusha tapi tak enak hati jika merepotkan.

Sebenarnya ia takut jika terlambat pulang dan dept collector bisa menyakiti keluarganya. Ia tahu seperti apa dept collector penagih hutang, tidak segan menyakiti nasabah yang telat membayar hutang. Sebelumnya Niar sering melihat Sumiati di tagih dept collector, namun tidak sampai menyita rumah. Tapi kali ini hutang ibunya pasti jauh lebih banyak, karna barang jaminannya pun sertifikat tanah beserta rumah.

"Vin, suruh Dedi mengantar gadis itu untuk pulang kampung. Dan pastikan sore hari mereka sudah kembali," perintah Yusha pada Kelvin.

"Baik Tuan," jawab Kelvin dan segera bangkit dari duduknya.

"Ikutlah dengan Kelvin. Kamu akan di antar Dedi," ucap Yusha memberitahu.

"Baiklah. Terimakasih banyak, Tuan. Saya permisi." Setelah berpamitan, Niar menyusul langkah Kelvin yang hampir keluar rumah.

Yusha tidak menjawab, lelaki itu terdiam dan di buat penasaran dengan masalah yang terjadi di keluarga Niar. Namun itu bukan urusannya.

Setelah menyelesaikan sarapannya, lelaki itu mulai meninggalkan meja makan dan berangkat ke kantor.

••••••••

Di perjalanan pulang, meski mobil yang di tumpangi memiliki fasilitas lengkap dengan AC nonstop di nyalakan, tapi kening dan telapak tangan Niar basah dengan keringat dingin. Ia tak henti berdo'a dalam hati dengan jemari tangan yang saling menaut.

Gadis itu terlalu cemas memikirkan keadaan rumah. Ia takut uang simpanannya tidak cukup untuk melunasi hutang keluarganya lalu rumah satu-satunya yang dimiliki harus tersita. Mereka semua akan tinggal dimana?

Niar berharap kali ini Nesva bisa membantu, gaji Nesva jauh lebih besar dari gaji nya, harusnya sang kakak bisa membayar setengahnya.

"Pak, tolong lebih cepat sedikit!" perintah Niar.

Harapan Niar menabung untuk masa depan harus kandas. Gadis itu harus merelakan uang tabungan yang di miliki untuk membayar hutang keluarganya. Itu juga penyebab Niar menangis, kenapa harus ia yang terus menerus berkorban. Terkadang ia ingin menyerah dengan takdir, terlalu lelah menjadi seonggok daging yang tidak memiliki keadilan, selalu di pandang rendah dan di manfaatkan. Kapan ia akan menemui takdir indah?

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

pasti ulahnya Sheli

2023-08-02

0

Sweet Girl

Sweet Girl

ndak kebalik tuuu nanti...

2023-08-02

0

Arya Al-Qomari@AJK

Arya Al-Qomari@AJK

klo q jadi Niar,,, rasa benci q thd Sumiati n nesva udah merasuk sampai ke tulang

2022-09-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!