Part 16

"Oh si dungu pulang juga. Kukira kamu lupa rumah. Rumah ini terlalu nyaman tanpa kamu," ucap Sumiati menyambut ke datangan Niar di depan pintu. Alih-alih menjawab salam, ibu paruh itu bersedekap dada dan mencibir anak keduanya.

Niar mengusungkan tangan di depan Sumiati, berniat menyalimi tangan ibunya. Tapi segera di tampik seolah merasa jijik.

"Bu, aku pergi selama satu bulan, tidakkah Ibu merindukan anakmu ini?" ucap Niar mencoba sabar dengan sikap ibunya.

"Mau satu bulan, satu tahun, bahkan seumur hidup, Ibu gak perduli. Bahkan tanpa kamu rumah ini tetap nyaman. Hanya saja gak ada pembantu gratis." ucap Sumiati ketus.

"Astagfirullah hal'adzim, Bu ... Bisakah Ibu sedikit baik dengan Niar. Niar sangat merindukan Ibu. Jangan sambut kepulanganku dengan makian Ibu." kedua sudut mata Niar mulai menggenang airmata. Bagai menelan kepahitan, rindu yang ditahan selama satu bulan tak membuatnya mendapat perlakukan baik. Bahkan kaki itu belum memasuki rumah, tapi telah dihadang makian pedas dari sang ibu.

"Gak ada yang ngarepin kepulangan kamu! Raib dari dunia gak ada yang nangisin kamu, selain bapak kamu!"

"Bu, Niar bawain oleh-oleh buat Ibu, bapak sama Kak Nesva," Niar mengabaikan makian pedas dari Sumiati. Terlalu sering mendengar ungkapan kebencian dari ibunya membuat Niar menganggap itu sebagai rasa sayangnya Sumiati untuk dirinya. Mengharapkan lebih pun hanya ada dalam do'a dan mimpi, nyatanya selama 18tahun ia tumbuh tanpa sekalipun merasakan kasih sayang dari Sumiati. Entah benang merah apa yang membuat sang ibu sangat membencinya. Sempat terbesit memikirkan bahwa ia bukanlah anak kandung, karna perlakukan Sumiati tidak mencerminkan seorang ibu kandung. Namun pertanyaan itu di sanggah kuat oleh pak Bejo yang mengatakan seratus persen ia adalah anak kandungnya. Lalu alasan apa Sumiati membenci kehadirannya masih belum terkuak. Sampai saat ini gadis berumur 18tahun itu belum menemukan sebabnya.

Sumiati menyahut paper bag yang ada ditangan Niar, lalu berbalik ingin masuk. Tapi sedetik kemudian ia berbalik lagi. "Kamu bekerja sudah satu bulan, pasti sudah di gaji. Mana ... " Sumiati menyodorkan tangan di depan Niar.

Niar membuka tas slempang kecil, lalu mengambil dompet, belum sempat membuka dompet tapi sudah direbut oleh ibunya. "Bu, jangan di ambil semua, sisain buat bayar ongkos kembali ke kota," pinta Niar.

"Iya-iya Ibu sisain seratus ribu buat ongkos," jawab Sumiati sambil menahan senyum. Jumlah gaji Niar kali ini lumayan banyak, dengan uang itu ia bisa membeli barang yang sudah di incarnya dari beberapa hari lalu.

Niar hanya mampu menghembuskan napas panjang, beruntung ia telah memisahkan uang yang di simpan. Jika tidak, semua akan ludes di ambil ibunya.

"Mentang-mentang pulang jangan enak-enakan terus lupa kerjaan rumah. Ibu tadi belum sempet nyuci baju sama masak. Kamu masak buat makan malam, sama kerjain semuanya. Ibu mau ke rumah bude Nur dulu," ujarnya dengan ketus. Setelah itu berlalu masuk ke dalam kamar untuk bersiap.

Niar melepas sendal dan menaruhnya di rak. Setelah itu masuk dan pergi ke kamarnya sebentar, gadis itu rindu dengan kamarnya yang satu bulan tidak ia tempati. Meski kamar itu sempit dan usang, namun di sanalah ia bisa bermimpi dengan indah.

Tabungan dari botol bekas masih rajin ia sisipkan. Jika sewaktu-waktu ada kebutuhan mendadak, seperti sakit atau kebutuhan mendesak lainnya ia bisa menggunakan uang tabungan itu.

Sore hari Niar membersihkan halaman rumah, tepat saat itu ibu Tini dan Aris baru pulang bepergian. Ibu Tini mengetahui kepulangan Niar segera menghampiri gadis itu. "Niar ... ya ampun, Ibu kangen banget sama kamu," ucapnya.

"Bu Tini, Niar juga kangen sama Ibu." Keduanya berpelukan sebentar untuk melepas rindu. Sumiati yang notabene ibu kandung tidak pernah memeluknya, sedangkan ibu Tini yang hanya sebagai tetangga begitu peduli dan menyayanginya. Andai saja ia bisa dekat dengan Aris, mungkin hubungan mereka bisa lebih dekat. Ia bisa merasakan pelukan dan kebaikan ibu Tini sebagai pengganti ibu kandungnya.

"Kapan kamu pulang? Gak ada kamu, Ibu kesepian Nak."

"Tadi pagi, Bu. Niar hanya di kasih ijin sehari semalam, besok pagi harus berangkat lagi," jawab Niar.

"Kalau kamu kerja di tempat laundry kita masih sering bertemu," ujar bu Tini dengan sedih.

"Iya Bu, tapi Niar pengen cari kerja dengan gaji yang lumayan biar bisa bantu lunasi hutang bapak. Oh ya Bu, Niar mau nyicil hutang. Masih ada sedikit gak apa ya, Bu. Bulan depan kalau Niar terima gaji lagi, insya Allah, Niar lunasi semuanya."

"Niar, kalau memang belum ada gak apa. Ibu masih ada pegangan kok."

"Uangnya memang sudah aku siapin kok, Bu." Niar mengambil uang yang di simpan di saku, lalu memberikan uang itu pada bu Tini.

"Makasih ya, Bu. Maaf kalau keluarga Niar sering ngerepotin Ibu," ucap Niar.

"Sama-sama Nak, lagian sebentar lagi hubungan kita semakin dekat. 2bulan lagi rencananya Aris mau ngelamar Nesva," kata bu Tini memberitahu.

"Aira .... " Aris muncul di belakang ibu Tini, setelah tadi memarkirkan mobil ke carport samping rumah.

"Kak Aris." Sejenak Niar menatap pemuda itu. Pemuda yang sangat ia rindukan dalam diam, senang sekaligus sedih bisa bertemu dengan Aris. Ia menyembunyikan luka saat bu Tini memberitahukan hubungan Aris dengan Nesva akan berlanjut ke jenjang lebih serius. Terluka namun tak berdarah, mendengar pemuda itu akan melamar kakaknya. Yang artinya ia tak memiliki harapan lagi. Semakin nyata jarak hubungan mereka hanya sebatas ipar.

"Satu bulan gak liat kamu, kamu berubah ya. Aku sampek pangling, hampir gak ngenalin kamu," ucap Aris.

"Aku sama aja, Kak," balas Niar.

"Wajahmu lebih fress. Kamu juga gemukan dikit,"

"Masak sih, Kak? Aku ngerasanya masih kayak biasanya. Tapi di tempat kerja yang baru lumayan legang sih, gak begitu ke porsir tenagaku. Agak santai, lah."

"Baguslah kalau kamu kerasan di tempat kerjamu. Walau kamu kerjanya enak, tapi harus tetep hati-hati. Kamu kerja di kota, pasti suasananya beda sama di kampung. Jangan pergi jauh, atau pergi ke tempat yang gak kamu tau. Di kota gak semua orang peduli dengan keadaan sekitar, kamu harus bisa menjaga dirimu dengan baik," pesan Aris.

"Iya Kak, aku bakal inget ucapan Kakak. Makasih sudah peduli dengan ngasih nasehat," balas Niar dengan tersenyum.

"Aku peduli ingetin kamu karna sebentar lagi kamu bakal jadi adik iparku."

Deg ...

Perkataan Aris mematahkan senyum mengembang dari bibir ranum itu. Kini perlahan senyum Niar memudar, sama halnya kebahagiaan yang dirasakan beberapa detik lalu harus di buangnya jauh. Ia di paksa kembali pada kenyataan bahwa Aris adalah calon kakak iparnya. Kenyataan yang lebih menyakitkan daripada makian dari ibu dan kakaknya tempo lalu.

Terpopuler

Comments

Sumi Sumi

Sumi Sumi

nusuk bangt tuh ,, niar sabar ya kebahagian menyambut mu

2021-10-09

0

Nuranita

Nuranita

sakitx pasti perih bnget yaaa niar😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-08-30

0

Ati Cantik

Ati Cantik

memang sakit jiks kita mencintai tapi tidak di cintai aku juga perna merasakannya 😭

2021-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!