Part 8

Pak Bejo, Sumiati dan Nesva telah pulang bersama Aris. Kini tinggal Niar sendiri berdiri di depan jalan rumah sakit menunggu ojek online pesanannya.

Perempuan itu memilih duduk di bangku kosong tak jauh dari tempatnya tadi berdiri. Menikmati langit sore dengan padatnya kendaraan berlalu lalang.

Brak

Mata Niar di kejutkan oleh pemandangan roda empat yang berhenti tepat di depannya. Tampak seorang perempuan sexy menutup pintu mobil dengan keras. Dari pintu sebelah lagi keluar seorang lelaki tampan dan mengejar si wanita. "Sayang, tunggu! bukan itu maksutku. Tolong dengarkan aku!" teriak si pria mengejar langkah wanita di depannya.

"Apalagi Yhusa? aku capek kamu kekang aku, kamu larang ini dan itu. Kamu tau dari dulu aku seorang modeling, karirku sedang di puncak. Jangan menyuruhku berhenti dari dunia entertainment. Karna aku tidak akan berhenti!"

"Sheli, ini tentang permintaan orang tuaku. Mereka menuntut kita segera melakukan program punya anak. Tolong mengerti lah," ucap pria itu mencekal tangan si wanita.

"Kamu lupa sebelum kita berkomitmen menikah, telah ada janji di antara kita?"

"Aku ingat, Shel," jawab pria itu seolah nampak berpikir.

"Kalau kamu ingat, harusnya kita tetap melanjutkan rencana kita sampai akhir. Sampai aku puas meraih kesuksesan dan kita akan bahagia memiliki anak."

"Tapi bukan hanya keinginan orang tuaku, saat ini aku pun menginginkannya Shel. Aku menginginkan seorang anak."

"Tapi aku tidak, Yhusa! Aku belum siap memiliki anak yang artinya harus meninggalkan dunia modeling ku!"

Pertengkaran dua orang itu masih berlanjut, Niar yang tak sengaja mendengar perdebatan mereka terlihat risih tapi tak bisa menghindar karna di sanalah ia membuat janji dengan ojek online. Jika ia pergi, maka ojek online tidak akan tahu keberadaanya.

"Kalau kamu keukeuh ingin punya anak sekarang, aku akan ijinkan kamu memiliki anak dari rahim wanita lain," ucap Sheli.

"Jangan gila kamu, Shel. Aku hanya ingin anak dari rahimmu, bukan wanita lain!" Yhusa menolak tegas.

"Astagfirullah hal'adzim ... " Niar beristigfar. Benar-benar risih mendengar perdebatan mereka. "Maaf, Mbak, Mas ... ini tempat umum, tolong pelankan suara kalian. Sepertinya tidak pantas membahas masalah pribadi di jalanan, akan ada orang lain berpikir hal negatif tentang kalian." ucap Niar pada dua orang yang sedang berdebat tadi.

Yhusa dan Sheli menoleh ke arah Niar. Sheli bersuara untuk menjawab. "Mbak gak usah ikut campur. Jika tidak suka mendengar perdebatan kami, silahkan pergi!" ucap Sheli dengan ketus.

Niar menatap Sheli sebentar, menghembuskan napas panjang untuk meredam rasa geram lalu memilih pergi dari tempatnya duduk. Niar sedikit menjauh dengan mengomel lirih di sepanjang langkahnya. "Dasar pasangan aneh! tengkar kok di tengah jalan. Di kira jalanan ini milik nenek moyangnya kali ya, jadi seenaknya sendiri." Niar menggelengkan kepala keheranan.

••••••••••

Ojek online yang di pesan telah berhenti di depan rumahnya. Niar turun dan memberikan beberapa lembar uang pada driver ojek online, setelah itu berjalan masuk ke rumah.

Ketika menuju ke dapur berpapasan dengan Nesva. "Kirain lupa jalan pulang. Gadis dungu sepertimu biasanya lemah daya ingatnya," cibir Nesva.

"Aku dungu, tapi aku berbakti," balas Niar mengabaikan Nesva dan lanjut mengambil air minum.

"Apa maksud kamu berbakti? Cuma ngandelin gaji laundry yang sebulan cuma 700ribu itu!" sentak Nesva.

"Walau cuma 700ribu, nyatanya belanja uang dapur pakek gajiku. Gaji kakak gak tau kemana?" Niar menatap Nesva dengan kesal.

Nesva tak mau kalah, gadis itu berganti menatap nyalang. "Eh, kebutuhanku banyak. Aku perlu perawatan ke salon, perlu beli baju baru untuk ke kantor! Sedangkan kamu! ngaca! muka udah kayak mayat hidup, mengerikan! Pekerjaanku bertemu orang-orang penting jadi penampilanku harus perfect. Gak kayak kamu! kerja di laundry aja bangga!" Nesva berkata ketus.

"Eh–eh, ada apa ini? Sayang, kenapa?" tanya Sumiati pada putri kesayangannya.

"Niar ngatain aku gak berbakti, Bu. Dia bilang aku gak ngasih uang gajiku pada Ibu ... Ibu tau sendiri 'kan pekerjaanku membutuhkan penampilan sempurna. Aku harus pandai menjaga penampilan. Dan Ibu tau kemana uang gaji Nesva keluar, karna setiap bulan aku harus ke salon, beli baju baru biar bos ku betah menatapku dan aku bisa naik jabatan," ucap Nesva pada Sumiati.

"Niar, benar begitu!" sentak Sumiati.

"Asal kamu tau! walau Nesva gak pernah kasih uang gaji buat Ibu, tapi Ibu bangga dengan pekerjaan Nesva, dia bekerja di kantoran. Sedangkan kamu cuma kerja di tempat laundry kecil. Kamu tau, kalau Nesva bisa naik jabatan gaji satu tahun sudah bisa membeli rumah gedongan. Iya, gak, sayang?" setelah membentak Niar, diakhir kalimat Sumiati beralih menanyai Nesva dengan lembut.

"Iya Bu, benar sekali," balas Nesva tersenyum mengejek ke arah Niar.

Kedua sudut mata Niar telah tertutup airmata. Direndahkan seperti itu bukan pertama kalinya, tapi hampir setiap hari ibu dan kakaknya merundung tanpa belas kasih.

Sekali saja Bu membela Niar. Aku juga putrimu, tak pernahkan kamu bangga padaku.

Niar terdiam, menjawab mereka pun tak ada artinya. Hanya beristigfar di dalam hati berusaha meredam emosi.

"Ayo kita ke depan. Ibu geram banget ngomong sama adik kamu, bawaannya tangan Ibu gatel pengen mukul dia," ucap Sumiati melirik sinis.

"Iya Bu, dia itu dungu tapi belagu!" sahut Nesva.

Setelah ibu dan kakaknya pergi, Niar terduduk di kursi kayu. Airmata yang di tahan kini tumpah ruah membasahi kedua pipinya. "Ya Tuhan, sampai kapan seperti ini? Sampai saat ini pun mereka tetap tidak menerima kehadiranku. Beri aku jalan keluar untuk pergi dari rumah ini. Aku ingin menemukan kebahagiaanku, Tuhan."

"Niar ... !" Belum usai Niar berkeluh kesah pada Tuhan-Nya, suara Nesva terdengar memanggil. Gadis itu segera membersihkan sisa airmatanya dan segera menghampiri ke ruang depan.

Saat Niar datang dari pintu dapur, Nesva sudah memberinya perintah membuatkan minum untuk tamu yang datang. Ibu Tini dan Aris datang untuk menanyakan keadaan pak Bejo. Dengan cekatan Niar kembali ke dapur untuk membuatkan minum.

Bertatapan sebentar dengan Aris mampu membuat jantung Niar berdegub kencang. Ia sangat mengagumi Aris secara diam. Tapi gadis itu tidak memiliki banyak harapan, sangat sulit menggapai pria seperti Aris. Ruang lingkup terbatas membuat Niar tidak begitu mengenal pemuda lain. Ada beberapa pemuda dari kompleknya yang seumuran dengannya tapi tak ada yang mampu membuat Niar berpaling dari Aris.

Niar kembali membawa dua gelas teh yang di suguhkan di depan Aris dan ibunya. Niar menyapa ramah sebelum Sumiati menyuruh Niar memasak untuk makan malam. Gadis itu berpasrah dan kembali ke dapur.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

kapok luuuu

2023-08-02

0

khairi

khairi

eeeeh bubur sumsum kapan bibir mu tinggi sebelah 😔😔😔😔

2021-11-02

0

Sumi Sumi

Sumi Sumi

😠😠😠😠😠😠😠 anak sama ibu sama sama bikin gemes

2021-10-09

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!