Part 5

Kumandang adzan ashar sudah terdengar, ibu Tini berjalan mondar-mandir di depan pintu. Sesekali melongok rumah di depannya yang tertutup rapat tak terdengar aktivitas apapun.

"Kemana Niar?" tanyanya pada diri sendiri. Tini cemas menantikan kedatangan Niar, namun hari ini sepertinya gadis cilik itu tidak datang. Tini menyimpan berbagai pertanyaan, gerangan apa membuat Niar tidak datang ke rumahnya? Tidak seperti biasanya Niar selalu rajin datang walau terlambat.

•••••••

Di dalam kamar sempit dan engap, tak sedikitpun badan Niar beranjak dari kasur tipis. Kasur tipis dan usang itu tempatnya berbaring tanpa kenyamanan. Hanya kasur itu mampu menampung tubuhnya dari kerasnya lantai. Mengantarkan jiwanya untuk terlelap dalam damai. Meski setiap membuka mata ia akan di suguhi kerasnya hidup tapi bocah itu tak mengeluh. Tetap menjalani kehidupannya.

Tidur meringkuk menahan lapar dan haus, kondisi Niar semakin lemah tak bertenaga. Gadis itu hanya mampu merintih dan membayangkan hal indah. Tak ada yang bisa di lakukan selain menunggu sang ayah datang. Berharap hari ini bapak pulang cepat, maka ia segera keluar dari kamarnya dan bisa merasakan hangatnya nasi meski tanpa lauk, atau pun bisa minum air di penampungan air meski tak ada air putih yang telah di masak.

"Bu ... Niar lapar, Bu," rintihan Niar terdengar lemah.

Malang! Sebanyak apapun bibir pucat itu merintih, Sumiati tak bisa mendengar. Ibu kejam itu sedang asik menikmati sinetron kesukaannya di depan layar televisi. Tanpa sedikitpun teringat dengan putri bungsunya yang hampir sekarat.

••••••••••••

Kumandang adzan magrib sudah terdengar tapi tak ada yang berbeda, Niar tetap terkurung dalam kamarnya. Hingga Adzan isya' telah berlalu satu jam dan kini hampir jam sembilan malam suara motor pak Bejo baru terdengar.

Sumiati dengan malas-malasan akhirnya beranjak membukakan pintu untuk suaminya.

"Bu, Bapak pulang bawa nasi kotak," ucap pak Bejo dengan senyum mengembang setelah Sumiati membukakan pintu.

"Wih ... enak tuh, Pak," jawab Sumiati tak kalah mengembang senyum.

"Anak-anak mana Bu, mereka pasti seneng Bapak bawa makanan enak," tanya pak Bejo.

"Niar ada di kamar," jawab Sumiati berubah ketus.

"Nesva ... ! sini, Nak, Bapak pulang bawa nasi kotak. Kamu mau, enggak?" Sumiati beralih memanggil putri kesayangannya.

Pak Bejo masuk mencari keberadaan Niar, tapi tak ada di manapun. Tempat terakhir yang belum di datangi hanya kamar paling belakang, yaitu kamar Niar.

Di sana tak ada penerangan sama sekali, dahi pak Bejo mengernyit heran lalu segera membuka pintu yang tadi sudah lebih dulu di buka kuncinya oleh Sumiati.

"Niar ...," panggil pak Bejo di dalam ke gelapan kamar sempit itu.

"Pak ...," jawab Niar lirih nyaris tak terdengar.

Pak Bejo menghidupkan saklar lampu dan menemukan sosok mungil itu meringkuk di atas kasur usang. "Niar, kamu kenapa?" tanya pak Bejo terkejut melihat keadaan Niar seperti itu.

"Pak, Niar laper." Gadis kecil itu memandang pak Bejo dengan pandangan sayu dan lemah.

Seketika lutut pak Bejo menyentuh tanah, kedua airmatanya mengeluarkan airmata menangisi keadaan putrinya. "Kenapa kamu bisa kelaparan, Niar?"

"Ibu ... Bu ... !" teriak pak Bejo lantang memanggil istrinya.

"Ngapa sih, teriak-teriak!" sentak Sumiati segera menghampiri suaminya dan berdiri di tengah pintu.

"Kamu apakan Niar, sampai keadaanya lemah begini!" pak Bejo memarahi Sumiati.

"Bapak kalau gak tau jangan marah-marah dulu. Bapak gak tau 'kan hari ini anak kesayanganmu itu membuat ulah! dia mecahin kaca sekolah. Ibu wali kelas datang dan minta uang ganti rugi. Uang Ibu habis gara-gara bayar ganti rugi, makanya aku hukum dia seharian tanpa aku kasih makan. Ya ... itung-itung ngurangin jatah makanan, jadi beras sama lauk kita lebih hemat," jelas Sumiati tanpa rasa bersalah. Ia mengecapi lima jarinya yang tertinggal nasi dan sambal. Ibu dua anak itu sedang makan nasi kotak bersama Nesva.

Pak Bejo bernapas tersengal, menatap Sumiati dengan pandangan tajam. Tapi Sumiati tidak takut sama sekali.

"Hatimu terbuat dari apa, Bu? dia masih terlalu kecil merasakan ketidak adilan yang terus menerus kamu lakukan! Gak seharusnya kamu hukum dia sekejam itu, Bu! Niar tetaplah anak kecil yang masih polos dan wajar melakukan kesalahan. Jangan keterlaluan kamu!" sentak pak Bejo dengan marah.

"Keterlaluan? apanya yang keterlaluan, Pak? kamu yang bodoh, andai saja dari bayi kamu ijinin aku bunuh dia, hidup kita gak akan menanggung beban ngurusi dia. Cih ... aku gak aku suka dengan anak itu!" Sumiati tak kalah dingin menatap suaminya.

"Diam ... ! kamu benar-benar kelewatan, Bu!"

"Niar, tunggu sebentar, Bapak ambilkan minum dan makanan." Pak Bejo melewati Sumiati begitu saja. Ia memilih mengabaikan istrinya dan tidak melanjutkan perdebatan, saat ini kondisi Niar lebih penting, ia harus merawat anak bungsunya.

Sumiati melototkan mata ke arah Niar, lalu mengumpat marah. "Dasar anak sialan!" setelah itu beranjak pergi meninggalkan kamar Niar.

Saat pak Bejo kembali membawa makanan dan minuman tak lagi mendapati istrinya disana, ia tak perduli dan segera duduk di samping Niar. "Buka mulutmu, Bapak suapi," perintahnya.

Niar menurut, membuka mulut dan makan dengan lahab. Gadis cilik itu sangat kelaparan hingga tak butuh waktu lama makanan di piring telah habis. "Alhamdulillah, makasih ya, Pak. Niar sudah kenyang," ucapnya.

Mendengar itu kedua mata pak Bejo kembali berair, ia mendekap tubuh kecil Niar dan memeluknya erat. Tubuh gadis kecil itu kurus tak terawat, berbeda dengan putri sulungnya yang gemuk dan bersih. "Maafin Bapak, Nak, belum bisa menyuarakan keadilan untukmu. Kelak, jika kamu dewasa Bapak do'akan hidupmu penuh kebahagiaan," ucap pak Bejo mendo'akan putri bungsunya.

"Kalau Niar sudah besar, Niar mau kerja cari uang banyak untuk ibu dan bapak. Kata ibu, ngurusi Niar mengeluarkan banyak uang, mungkin ibu akan sayang sama Niar jika Niar gak ngabisin uang ibu sama bapak."

Pak Bejo menghembuskan napas panjang, begitu baik dan dewasanya pemikiran Niar, tapi kenapa Sumiati masih tak bisa melihat kebaikan anak kecil itu.

"Bapak ikhlas ngurusi kamu, Nak. Kewajiban semua orang tua membesarkan anak-anaknya, hanya saja ibu kamu masih tertutup mata hatinya. Dia belum bisa menerima kehadiranmu. Tapi Bapak yakin, suatu saat ibu kamu akan menerima kehadiranmu."

Pak Bejo mengambil uang sepuluh ribu dari dalam kantong celananya dan di berikan pada Niar. "Ini uang jajan besok. Di simpan dan jangan sampai ibu tau. Bapak mau keluar dulu,"

Niar tersenyum dan menerima uang itu. "Makasih ya, Pak."

"Sekolah yang pintar ya, biar besar nanti nasibmu lebih baik." Tangan pak Bejo mengelus pucuk rambut Niar, setelah mengatakan itu beranjak keluar dari kamar Niar.

Begitulah pak Bejo, meski Sumiati terang-terangan memberi hukuman pada Niar tapi tak bisa berbuat banyak, ia akan kalah berdebat dengan sang istri. Lebih memilih diam dari pada melanjutkan perdebatan.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Aamiin

2023-08-02

0

Sweet Girl

Sweet Girl

usir aja pak...
carilahi istri Sholihah..

2023-08-02

0

Delfianti

Delfianti

aduuh ceritanya bikin air mata mengalir terus sedih banget ceritany

2023-04-09

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 3
3 Part 4
4 Part 5
5 Part 6
6 Part 7
7 Part 8
8 Part 9
9 Part 10
10 Part 11
11 Part 12
12 Part 13
13 Part 14
14 Part 15
15 Part 16
16 Part 17
17 Part 18
18 Part 19
19 Part 20
20 Part 21
21 Part 22
22 Part 23
23 Part 24
24 Part 25
25 Part 26
26 Part 27
27 Part 28
28 Part 29
29 Part 30
30 Part 31
31 Part 32
32 Part 33
33 Part 34
34 Part 35
35 Part 36
36 Part 37
37 Part 38
38 Part 39
39 Part 40
40 Part 41
41 Part 42
42 Part 43
43 Part 44
44 Part 45
45 Part 46
46 Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47 Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48 Part 49
49 Part 50 (Memutuskan)
50 Part 51
51 Part 52 (Melepas)
52 Part 53
53 Part 54
54 Part 55 (Tak terduga)
55 Part 56
56 Part 57
57 Part 58
58 Part 59
59 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60 Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62 Siap gak siap
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Part 66
68 Part 67
69 Part 68
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92 (Lima Purnama)
93 Part 93
94 Pengumuman
95 Part 94
96 Part 95
97 Part 96
98 Part 97
99 Part 98
100 Part 99
101 Part 100
102 Part 101
103 Part 102 (Ending Story)
104 Part 103 (extra part 1)
105 Part 104 (Extra Part 2)
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Part 1
2
Part 3
3
Part 4
4
Part 5
5
Part 6
6
Part 7
7
Part 8
8
Part 9
9
Part 10
10
Part 11
11
Part 12
12
Part 13
13
Part 14
14
Part 15
15
Part 16
16
Part 17
17
Part 18
18
Part 19
19
Part 20
20
Part 21
21
Part 22
22
Part 23
23
Part 24
24
Part 25
25
Part 26
26
Part 27
27
Part 28
28
Part 29
29
Part 30
30
Part 31
31
Part 32
32
Part 33
33
Part 34
34
Part 35
35
Part 36
36
Part 37
37
Part 38
38
Part 39
39
Part 40
40
Part 41
41
Part 42
42
Part 43
43
Part 44
44
Part 45
45
Part 46
46
Part 47 (Tuhan, ambil saja nyawaku, hingga aku takkan lagi berteman dengan lara)
47
Part 48 (Terlahir sebagai wanita tanpa keberuntungan)
48
Part 49
49
Part 50 (Memutuskan)
50
Part 51
51
Part 52 (Melepas)
52
Part 53
53
Part 54
54
Part 55 (Tak terduga)
55
Part 56
56
Part 57
57
Part 58
58
Part 59
59
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
60
Bukan Up!!! (Permintaan maaf)
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62 Siap gak siap
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Part 66
68
Part 67
69
Part 68
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92 (Lima Purnama)
93
Part 93
94
Pengumuman
95
Part 94
96
Part 95
97
Part 96
98
Part 97
99
Part 98
100
Part 99
101
Part 100
102
Part 101
103
Part 102 (Ending Story)
104
Part 103 (extra part 1)
105
Part 104 (Extra Part 2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!